pukul tiga dini hari, Ghani sudah siap menuju ke parkiran tangki gandeng yang akan dia bawa, ternyata Pur juga sudah datang bersama istrinya.
"wah ada apa ini? kok bawa istri segala Pur?" goda Ghani.
"gak kok cak, ini loh habis membersihkan minyak di dalam tangki," jawab Pur sambil tersenyum.
"ya sudah, ayo berangkat, kalau tidak nanti kesiangan nyampai sana," kata Ghani yang naik ke kepala truk.
Pur pun juga naik, tangki gandengan itu pun menuju Surabaya. Ghani mengemudi dengan kecepatan sedang.
Ghani pun masih betah sendiri meski di usianya yang sudah di bilang matang, bagaimana tidak.
saat semua teman seusianya sudah menikah dan memiliki keluarga, tapi Ghani masih setia sendiri.
dia bukan tidak ingin menikah, tapi dia belum menemukan gadis yang cocok dengannya.
sesampainya di pabrik minyak, Ghani pun antri untuk mengisi mobil tangki. saat giliran mereka.
pur yang akan naik ke atas untuk membuka tutup atas tangki, sedang Ghani tetap duduk di di kursi pengemudi.
saat selesai, mereka pun langsung menuju ke Jombang, Ghani memiliki stamina yang cukup baik.
asal rokok miliknya tak habis, maka dia bisa bertahan meski tak tidur sedikitpun.
setidaknya butuh tiga jam untuk sampai gudang pabrik mereka, Pur langsung turun untuk membuka gerbang.
Ghani langsung memarkirkan tangki gandeng pada tempat untuk bongkar minyak itu. Pur pun melapor pada tacik.
"Zola, panggil Sule untuk mengecek keadaan minyak dari atas," perintah tacik Anna.
"iya Tante," jawab Zola.
Zola pun mencari keberadaan Sule yang sedang menggoda anak-anak bagian gudang pengemasan minyak.
"Sule, tuh di suruh ngecek ketinggian minyak yang baru datang," kata Zola ketus.
"aduh cantik, jangan ketus gitu lah, nanti cantiknya hilang loh," goda Sule.
"cepet cek, nanti om dan tante marah," kata Zola mendorong Sule.
Sule pun mengambil kunci dan juga pemotong untuk memotong segel minyak, setelah memeriksa.
Sule pun memberikan laporan, dan para mandor dan anak gudang mulai melakukan penimbangan.
Sule pun duduk dekat Ghani yang menunggu Pur yang sedang membelikan dirinya makanan.
"rokok," tawar Ghani.
"iya terima kasih, oh ya cak, mau di kenalin cewek gak, tuh anak gudang maupun kemasan banyak yang cantik," kata Sule.
"gak minat, apalagi melihat mereka yang seperti itu, aku hanya ingin istri yang sederhana," jawab Ghani.
"sulit," jawab Sule tertawa.
tak lama tiga mobil tangki juga baru pulang, setelah selesai bongkar, Ghani pun memutuskan untuk pulang.
baru juga sampai rumah, terlihat Listiani di sana. Ghani pun langsung menuju ke dalam kamar dan menguncinya.
Ghani memilih tidur, Ghani bangun saat mendengar suara adzan magrib. saat dia selesai mandi.
ternyata dua temannya datang untuk mengembalikan ayam yang kemarin di pinjam.
"bos, mau mengembalikan ayam milik mu. wih... sekarang ayam mu begitu bringas kalau tanding," kata Japar.
"kan aku sudah bilang, ayam itu tak akan mengecewakan saat kamu tau cara merawatnya, menang banyak dong," kata Ghani tersenyum.
"ya, ini untukmu, oh ya lusa aku pinjam lagi ya, karena akan ada taruhan besar, dan kami rajanya ayam aduan," puji Japar.
"siap, terus kamu ngapain diem terus nden," tanya Ghani.
"aku juga mau kasih uang mu, ya sekalian bayar hutang, dan lagi lusa aku lamaran dan akan menikah," kata Ganden.
"wow bagus dong, dengan siapa?" tanya Ghani.
"dengan Aqila, maaf ya aku juga tak tau kalau orang tua ku melamar dia," kata Ganden.
"tak masalah kok, aku dan dia sudah selesai dari dulu, dan lagi aku yakin kamu pasti bisa membahagiakan dirinya," kata Ghani mencoba tersenyum.
Ganden merasa jika begitu baik, bahkan dia tak menunjukkan kesabarannya. mereka berdua pun pamit.
Ghani menyimpan uang yang di berikan oleh teman-temannya itu. kini Ghani berangkat menuju rumah Yani.
saat sampai, terlihat ada dua gadis sedang berbincang di teras rumah. Ghani pun turun dan bertanya.
"dek, Yani nya ada?" tanya Ghani sopan.
"cak, ada yang mencari dia cak Ghani!" teriak Yana.
Yani pun keluar dan langsung mempersilahkan Ghani masuk, tak lama teman Yana pun masuk sambil meletakkan hp itu di meja.
"ini Ghani yang ingin menjual hp nya, jadi mau kan kamu membelinya," kata Yani.
Ghani pun sedang memeriksa ponsel itu,dan Ghani terkejut melihat foto di dalam ponsel itu. pasalnya ada foto dirinya yang sedang merokok.
tapi sepertinya itu di ambil tanpa sengaja, "mau di jual berapa?" tanya Ghani.
"tiga ratus saja cak, itu cukup untuk membayar uang buku dan ujian," jawab Nia.
Ghani pun mengeluarkan uang lima ratus ribu, dan memberikan hp an uang itu pada Nia. Nia pun binggung di buatnya.
"ini kenapa di kembalikan cak, hp nya sudah aku jual," kata Nia.
"kamu pakai saja, lagi pula aku tak butuh hp baru, oh ya jika kamu butuh uang untuk sekolah, kamu tinggal hubungin saya saja, insyaallah jika punya pasti saya bantu," kata Ghani.
"terima kasih cak," kata Nia bahagia.
Nia memang sudah jelas tiga SMK, itulah yang menjadikan dia harus bisa mencari uang untuk membantu kedua orang tuanya.
Nia pun terlihat begitu senang, bahkan Nia mulai menunjukkan tanda-tanda mendekati Ghani.
mulai dari sering bertanya kabar, sudah makan apa belum. Nia bertindak cepat.
sedang Ganden mengalami masalah, karena Aqila ingin Ganden meminta izin pada Ghani untuk menikahinya.
karena Aqila masih mencintai Ghani, dan Aqila ingin saat dia menikah, dia sudah mendengar sendiri Ghani melepaskan dirinya.
sudah seminggu Ghani dan Nia makin dekat, sore itu Ghani meminta Nia untuk menemaninya bertemu dengan Ganden dan Aqila.
setidaknya Aqila akan percaya jika Ghani sudah move on, dengan bukti bisa membawa gadis bersama.
Nia sudah berdandan maksimal, Nia memakai celana jeans, dengan atasan kaos ketat dan mengerai rambutnya.
Ghani pun tak mempermasalahkan penampilan Nia. toh ini juga cuma pura-pura. mereka pun menuju ke warung yang sudah di sepakati.
saat sampai,Ghani bisa melihat Aqila dan Ganden sudah datang. Ghani pun langsung mengandeng tangan Nia.
Nia yang mengerti juga langsung bersikap manja pada Ghani, mereka pun duduk saling berhadapan.
Aqila pun terlihat sedih saat Ghani menggandeng wanita lain saat ini.
"tolong bicara cepat ya, karena kami masih banyak urusan," kata Ghani tegas.
"aku ingin meminta izin untuk menikahi Aqila beberapa hari lagi, dan aku ingin Aqila mendengar dari kamu sendiri, jika kamu benar-benar sudah bisa melepaskan dan merestui pernikahan ini," kata Ganden.
"aku sudah ikhlas, lagi pula aku dan Aqila bukan jodoh, benarkan dek?" kata Ghani pada Nia.
"iya mas, lagi pula kami juga mau bertunangan beberapa lagi, benarkan mas?" tanya Nia.
"itu benar," jawab Ghani.
"kalau begitu, aku tunggu undangan dari mas Ghani, dan jangan lupa datang ke pernikahan kami," kata Aqila sambil meremas pakaiannya.
"baiklah,kami pasti datang," jawab Nia yang bersandar di tubuh Ghani.
mereka pun makan dalam suasana cukup canggung, setelah selesai mereka pun berpisah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝
mampir 🤗🤗🤗🤗❤️💖💞
2021-08-24
1
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
semangat thor👍😊
2021-08-23
1
Topik Hidayat
lanjut thor
2021-05-31
1