Aku merindukannya...!
Aku tak percaya ini. Aku memikirkannya sepanjang hari ini. Siang ini aku bahkan tidak bisa berkonsentrasi pada mantra meditasi penyembuhan. Kepalaku penuh dengan bayangan pria itu. Ini hampir tengah malam dan aku sama sekali tak bisa memejamkan mataku. Aku bahkan merindukan sentuhannya.
Haruskah aku meneleponnya? Tidak! Apa yang harus kubicarakan. Dia pergi hanya untuk tiga hari. Besok malam dia akan kembali. Ini akan mengelikan. Apa yang dipikirkannya nanti. Dia akan bertanya-tanya kenapa aku tiba-tiba meneleponnya. Tapi kenapa dia tidak meneleponku, mungkin dia tidak ingat padaku sama sekali. Mengecewakan! Jadi hanya aku yang teringat padanya disini. Apa mungkin disana ada wanita yang siap menghiburnya?
Aku melihat layar ponsel mencari namanya. Mungkin tidak ada salahnya menelepon sebentar , apa yang sedang dia lakukan disana. Tanpa sadar aku menekan tanda call. Sedetik kemudian aku panik dan mematikan teleponnya.
"Drtttttt..... " ponselku bergetar. Alexander menelepon balik, panggilan tadi masuk! Aku panik, apa yang harus kukatakan. Apa tidak kuangkat saja. Dia pasti akan menelepon Tuan Martin menanyakanku. Sial! Aku terpaksa harus mengangkatnya.
"Halo...." suaraku pelan.
"Alexa, kau menelepon tadi...? Ada masalah? Kau baik-baik saja?" Alexander langsung memberikan sederet pertanyaaan penasaran.
"Tidak, aku baik...aku.. aku...ehh.. tadi itu kurasa aku tak sengaja menekan tombol call... Tidak ada apa-apa." Bodoh Alexa! Kenapa tidak ada alasan lain yang lebih masuk akal, aku tak bisa berpikir. Aku sudah mendengar suaranya, sebuah perasaan lega yang aneh menyisip di hatiku.
"Ohh.... " kurasa dia sedang mengerutkan alisnya disana.
"Besok kau kembali kan. Kita bisa bicara besok. Aku akan menutup teleponnya. Maaf menggangumu..." aku tak punya sesuatu untuk dibicarakan, dan aku sudah mendengar suaranya.
"Alexa, tunggu dulu..."
"Ya... ?"
"Aku tidak meneleponmu kemarin, banyak pekerjaan yang harus kubereskan, saat aku selesai sudah larut, aku tak mau mengganggumu. Sekarang aku baru saja sampai ke hotel. Terimakasih sudah menelepon.... ?" apa dia menyadari aku memikirkannya. Ini memalukan.
"Aku ... tidak ... tadi hanya ... aku tak sengaja menekan nomormu... " aku menjawab terbata-bata, suaraku terdengar aneh.
"Aku akan kembali besok malam ke Paris sekitar jam 9. Aku akan menjemputmu langsung... "
"Iya..." sekarang suaraku hampir tak terdengar.
"Sayang ... kemarilah." suara kecil samar -samar seorang wanita terdengar olehku! Dia disana bersama seorang wanita!.
"Siapa itu Alex... ?" aku langsung bertanya.
"Siapa maksudmu .... ?"
"Tadi ada yang memanggilmu sayang...Kau sedang bersama wanita?"
"Ohh.... Tidak, kau mendengar suara televisi... aku baru saja menghidupkan televisi?" aku mendengarkan sebuah suara percakapan lebih keras.
"Ohh, baiklah ..." Aku diam. Seakan sebuah pisau dingin ditancapkan kepunggungku . Dia berbohong! Apa Dia pikir aku anak kecil yang percaya tipuan murahan semacam itu.
"Baiklah, selamat malam. Sampai jumpa besok." Aku dengan cepat menutup telepon. Segera seperti orang bodoh, air mataku bergulir jatuh. Dia tidak bisa dipercaya, baru kemarin kami bicara begitu banyak, tapi sehari kemudian dia membawa wanita lain ke ranjangnya. Aku terlalu berharap banyak. Baru kemarin aku mengatakan aku tak bisa menerima wanita lain. Kupikir dia akan mendengarkan keinginanku. Bagaimana mungkin dia melepaskan hareemnya demi seorang perawan naif sepertiku.
Hahahaa... Kau bodoh dan terlalu naif Alexa! Apa kelebihanmu sehingga kau bisa mengikatnya. Aku menangis terisak. Aku tak bisa menerima sebuah hareem, itu penghinaan bagiku.
Pernikahan ini adalah demi klanku, demi kemenangan kami atas peperangan. Pernikahan ini hanya pembayaran atas bantuan mereka. Aku hanya sebuah alat pembayaran politik. Dan seperti Joanne bilang, bagi Alex, ...wanita hanya partner sex! Dia tidak pernah jatuh cinta lagi. Dan aku harus menerima itu, sebagai tambahan adalah partnernya dengan gelar istri. Mungkin itu sedikit lebih terhormat. Layaknya ratu dengan selir selir rajanya.
Kuputuskan untuk keluar Jumat sore ini bersama sahabatku Louise Le Goff. Kami berjalan-jalan menghabiskan waktu di sekitar Rue Saint Martin di 3ème . Bagian dari kota tua Paris yang diisi dengan banyak bangunan tua, diantaranya gereja Jean Baptise, beberapa galerry kontemporer , dan banyak restoran disepanjang sisi jalannya, dan tentu saja Saint Martin Canal sebuah kanal yang indah yang merupakan bagian dari Paris. Dan sekarang terdampar di sebuah restoran Yunani bernama Les Cyeledes.
Aku sedih dan tertekan! Sejak semalam aku tak bisa tidur memikirkan nasibku, seorang ratu dan hareem suaminya. Kata-kata itu sekarang seperti dipatok dikepalaku.
"Kau yakin dia bersama wanita lain Alexa?: Louise menggenggam tanganku.
"Hahaha ..... Dia bahkan meniduri wanita lain saat pengumuman pertunangan kami Louise, aku melihatnya sendiri dengan mataku! Kau tau rasanya dilambungkan lalu dilempar kedasar!? Baru kemarin kami berdamai saat dia meminta maaf dan kupikir dia akan menahan diri, tapi aku agaknya aku terlalu naif soal pria seperti dia .... "
" Alexa..." Louise memelukku.
"Kau tau ... aku mulai berpikir aku seperti ratu dan selir-selirnya di sebuah harem . Seorang ratu dengan gelar kehormatan. Dan sialnya aku menua, sementara selir-selirnya awet muda. Kau bisa bayangkan dua puluh tahun lagi, nasibku akan sangat tragis, lebih baik aku bunuh diri saat itu " aku menertawakan nasibku yang tragis dan meneguk tandas wineku sambil menghela napas panjang."
"Alexa... jangan berpikir seperti itu. Mungkin suatu saat dia akan jatuh cinta padamu."
"Louise kau bercanda... Dia adalah Casanova penakluk wanita. Dia tak pernah jatuh cinta." aku menuangkan sendiri wine tambahan ke gelasku.
"Alexa, sudahlah jangan minum terlalu banyak ... " Louise mengambil gelasku.
Aku menyerahkan gelasku dengan putus asa. Entah bagaimana aku menghadapi ini.
"Ayo kita pulang, ini sudah hampir jam sembilan, bukankah kau akan dijemput sebentar lagi."
"Louise aku tak ingin pulang... aku ingin kembali ke London saat ini, aku hanya ingin menangis sepuasnya ." kurasa moodku sudah berada di tingkat dasar. Aku benci kembali ke Mansion dan kepalaku sudah berat karena wine yang kuminum.
"Alexa... ayolah, kau yang bilang pernikahan ini demi kemenangan kita di peperangan. Mungkin kau akan bisa keluar dari perkawinan ini suatu saat jika peperangan ini sudah selesai." perkataan Louise membuatku berpikir seketika. Iya, mungkin itu benar. Mungkin bertahun-tahun setelah perang, aku bisa mengatur perceraian! Mungkin hidupku tak akan begitu menderita didepan. Aku hanya perlu bertahan beberapa saat dengan kebohongan ini. Dan membuat semuanya terlihat baik-baik saja.
"Benarkah...?"
"Tentu saja, kau tak perlu mengorbankan hidupmu untuk pria sepertinya. Jangan bodoh. Kita bisa mencari cara, tapi perkawinan ini adalah demi kemenangan kita di perang. Bersabarlah! Keluargamu tak akan membiarkan masalahmu. Jika ayahmu mendengarnya dia tak akan membiarkanmu terikat perkawinan lebih lama lagi. Aku tak akan biarkan kau bersedih seperti ini. Sekarang ayo kita pulang! Kau tak perlu menambah masalah bertengkar dengan tunanganmu malam ini. Ayoo bersemangatlah. Kau mempunyai aku di Paris. Jika dia macam-macam, apartments ku cukup luas untuk menampungmu. Kau bisa kabur kesana." Aku tersenyum dan sekaligus menghela napas panjang. Kami berjalan bergandengan menuju gedung parkir diseberang jalan.
Saat masuk lot parkir, sebuah suara nyaring serupa kaleng yang dilempar mengejutkan kami. Aku terdiam sambil berpandangan dengan Louise, mungkin hanya ada seseorang yang sedang berada dilot parkir ini. Tapi kenapa kami tidak terlihat ada siapapun.
Kami berjalan diam dan langsung bergerak menuju mobil kami. Saat itu instingku langsung mengatakan ada yang tidak beres, aku sama sekali tak melihat orang disekitar kami. Apa yang bisa membuat suara itu jika tak ada orang disini.
Tinggal lima meter ke mobil kami ketika aku merasakan sebuah gerakan yang sangat cepat dari kiri menuju ke arahku. Aku terkesiap memasang posisi pertahanan melindungi jantungku. Energi auraku belum sempurna terbentuk, sebuah tusukan berhasil menembus dada kananku dan menyebabkan aku berteriak memproyeksikan tenaga ke bagian tubuh yang sakit dan menyebabkan serangan itu terpental.
"Mortal jalang, makan itu" seseorang yang tak terlihat berkata-kata kepadaku. Penyerangku seorang vampire wanita!
"Alexa! " Louise berteriak melihat darah langsung merembes ke bajuku putih yang kupakai, tusukannya tadi memang terpental karena proyeksi energiku. Tapi jelas serangan cepat itu membuatku terluka dengan seketika aku menekan dada kanan atasku yang berdenyut sakit. Wanita ini berniat membunuhku dalam satu kali serangan!
Gerakan secepat ini pasti dari klan vampire. Apa yang harus kulakukan. Aku tidak bisa menghadapi serangan fisik tiba-tiba ini. Aku lengah, seharusnya tadi aku membuat barrier energi lebih awal. Dia menang satu langkah! Aku harus pergi dari tempat ini. Sial!
Louise langsung maju dan melindungiku dan membuat barrier energi.
"Alexa, kau harus membuka vortex. Kita harus pergi dari sini. " aku berpegangan ke kap sebuah mobil ketika rasa sakit membuat aku kehilangan keseimbangan.
Tiga lemparan pisau entah dari mana terpental ketika menyentuh barrier Louise. Serangan itu jelas ditujukan padaku.
"Sekarang Alexa!" Louise berteriak mengingatkan. Sementara aku berusaha konsentrasi mengumpulkan energiku untuk membuka vortex. Barrier energi Louise tak bisa bertahan selamanya. Dan Louise bukan penyihir penyerang, dia legiun pertahanan yang tidak dibekali aura level tinggi.
Aku berhasil membuka vortex.
"Louise, ayo masuk..." Louise melepas barriernya dan bergegas masuk. Tepat dengan itu tiga lemparan pisau kembali menyasarku. Aku segera menutup vortex, tapi satu serangan masuk dan pisau kecil sepanjang 10cm itu masuk menancap di lengan kananku menyebabkan aku berteriak. Sial! Aku harus berdoa pisau ini tidak beracun.
"Alexa .... !" aku ambruk ke lantai lebih karena kaget melihat pisau yang menancap di lenganku. Setengah bagian baju kiriku sudah basah oleh darah.
" Dimana kita....Kau harus menekan lukamu sementara aku mencari pertolongan!?" Louise langsung binggung dengan tempat aku membuka vortex.
"Ini kamarku di mansion Ostrander, cari Joanne dibawah, dia Ibu Alexander. Bawa dia kesini. Dia pemilik rumah ini."
Louise langsung membuka pintu dan berteriak meminta tolong. Membuat keributan diseluruh rumah. Sementara aku tak bisa bergerak. Rasa sakit membuatku tetap duduk diam dilantai kamarku sambil menekan lukaku.
Joanne datang dengan cepat bersama beberapa orang.
"Alexa! Apa yang terjadi, kenapa kau terluka begini! ". Dia langsung berteriak melihat lukaku. Dan memeriksa pisau yang masih menancap di lengan kananku.
"Ini tidak beracun. Cepat bawa Alexa kemobil! " Joanne langsung memerintahkan salah seorang pria pengawal mengendongku dengan cepat.
" Kami tadi diserang di Rue Saint Martin. Kami tidak tau siapa yang menyerang kami, gerakannya terlalu cepat. " Louise menjelaskan keadaan kami, Joanne berlari ke bawah dan menyusul pengawal yang telah berlari kencang terlebih dahulu.
Pria itu menurunkanku begitu mencapai mobil , sementara Joanne dengan cepat membuka pintu SUV itu. Aku naik sendiri dengan menahan sengatan rasa sakit dan pusing yang melanda kepalaku tiba tiba. Aku memejamkan mata.
"Ke Du Perrey Hospital cepat John, itu yang terdekat !" aku masih mendengar Joanne meneriakkan sebuah nama rumah sakitnya dan sesaat kemudian mobil melaju dengan cepat. Sementara perlahan-lahan kesadaranku hilang.
Aku terbangun menatap langit langit putih lagi, aku ingat ini untuk ke 3 kalinya dalam dua bulan terakhir! Dadaku dan lenganku dibalut, oksigen dan infus terpasang di tubuhku. Aku melihat ke samping, Louise sedang setengah tertidur disofa.
"Louise...?" aku memanggilnya. Dia terperanjat.
"Alexa...!" Ia menghampiriku dengan cepat.
"Syukurlah kau sudah bangun! Dokter bilang kau akan pulih dengan cepat, untunglah lukamu tak dalam, kau membuatku takut. Disini tadi ada dokter anggota klan. Dia tadi sudah memberi terapi Aura penyembuh langsung padamu. Kau hanya butuh istirahat yang cukup! Aku sudah ketakutan tadi." Louise menenangkanku
" Louise jangan bilang kepada orang tuaku! aku tak mau membuat keributan!" aku dengan cepat teringat Alexander.
"Aku belum mengatakan apa-apa kepada siapapun. Kau baru satu jam disini."
"Alexa!!!" pintu terbuka dengan kencang. Alexander tiba dengan wajah kuatir. Joanne menyusul dengan Valerie dibelakangnya.
"Alex... " aku lega dia sudah datang. Tapi kemudian aku getir lagi teringat apa yang sudah dia lakukan.
"Alexa... Bagaimana keadaanmu!... seharusnya aku segera menugaskan pengawal pribadi menjagamu!" ia sangat gusar jelas terlihat dari wajahnya.
"Aku tak apa, dokter bilang lukaku tak parah. Aku sempat membentengi diriku dengan aura pelindung. Serangannya terpental waktu mengenai dadaku."
"Siapa yang melakukan ini. Kalian melihatnya! " Lord Valerie juga baru tiba bersama Alexander.
"Tidak semuanya terjadi sangat cepat, kami tak melihat siapa penyerangnya. Tapi itu seorang wanita dia menyebut Alexa mortal jalang! " Louise menjelaskan serangan itu.
"Wanita itu berniat membunuhku dalam satu kali serangan, dia menyasar jantungku, jika aku tak melindungi dadaku saat itu, mungkin aku akan terluka parah." aku akan ingat suara penuh kebencian itu.
"Aku akan memastikan seseorang menyelidiki ini dan aku akan menemukan pelakunya." Alexander berkata dengan wajah dingin.
"Aku sudah bicara dengan dokter. Alexa akan baik-baik saja dan akan pulih dengan cepat. Tenangkan dirimu, kita akan tangani ini dengan cepat dan kepala dingin. Disini sudah ada penjaga. Selanjutnya kita tak bisa biarkan Alexa pergi tanpa penjagaan lagi. "
"Alexa aku harus minta maaf padamu sayang. Aku harusnya menugaskan pengawal menjagamu saat kau keluar. " ia menggenggam tanganku.
"Joanne, ini bukan salah siapapun... aku yang kurang berhati-hati," aku menggeleng.
"Tidak! Kami bersalah padamu. Kau terluka karena klan kami. Harusnya kami lebih ketat melindungimu. Aku dan Valerie akan minta maaf ke orang tuamu. Kami akan menanggung kesalahan ini." Joanne berkeras.
"Tidak Joanne! Aku tak mau membuat keributan, masalah ini jangan didengar ayah dan Ibu. Cukup! Aku akan pulih dengan cepat." aku tak mau membuat situasi ini bertambah rumit.
"Tapi..."
"Joanne aku tidak apa-apa! Aku tak ingin membuat penyerang itu membuat masalah lebih besar lagi. Masalah yang dibuatnya cukup sampai disini. Kita sedang dalam masa perang. Aku akan menghadapi bagianku. Cari dia! Akan kubuat dia ketakutan dan tidak bisa menyerangku lagi dengan mantra pikiran! "
"Aku akan menemukan penyerangmu. Dan dia harus membayar apa yang dilakukannya! " Joanne berbicara dengan penuh tekat.
"Alex... bisakah aku pulang. Aku benci suasana rumah sakit ini. Aku ingin istirahat dirumah saja." benar aku membenci rumah sakit karena belakangan ini aku berkali-kali ada disini.
"Aku akan mengurusnya dengan doktermu.Aku segera membawamu pulang." Alexander keluar dari kamarku dan mengurus semuanya. Dia membawa serta seorang perawat membantuku. Dokter yang datang membawa obat yang harus kuminum.
Luka ini bukan apa-apa bagiku. Aku tak akan membiarkan jalang sialan itu memasukkanku ke rumah sakit biarpun satu malam. Aku pastikan akan membuat perhitungan dengan penyerangku. Dia harus menunduk dan tidak punya keberanian bahkan untuk memandangku nanti!
Aku bersandar didada Alexander saat perjalanan pulang. Melegakan bisa melihatnya kembali. Aku harus mengakui bahwa kedekatan kami selama beberapa saat, telah membuatku merindukannya sekarang. Secepat itu aku terperangkap dalam perasaan menyakitkan ini. Walaupun aku membohongi diriku sendiri saat ini, hubungan ini tak akan pernah berhasil.
"Aku minta maaf tidak bisa melindungimu dengan baik. Aku tak akan membiarkanmu terluka lagi. " aku memejamkan mataku. Aku terlalu lelah untuk memikirkan apapun malam ini.
"Alex ini bukan apa-apa. Aku bukan wanita yang gampang dikalahkan hanya dengan luka seperti ini. " Dia mencium keningku sebagai jawabannya. Hatiku sedikit menghangat dengan tindakannya. Aku terluka karena salah satu wanitanya. Sekarang aku bertekad tak akan kubiarkan diriku kalah begitu saja. Seseorang harus membayar!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Yana
makin nyesek Kak, itu Alex habis senang2 sama wanita lain lho ih sebel saya😠
2023-11-16
0
Hani Hanifah
Alexa jangan lemah... bangkit dan balaslah...
2022-01-14
0
Yani Cahyani
tambsh donhkooool
2021-11-16
0