Aku berjalan ke ruangan aula untuk sarapan pagi dengan mengandeng tangan Ahiga. Perasaanku sedang baik karena kemajuan pencarian yang cepat, tinggal belasan tempat lagi yang belum ditemukan.
Ahita memang punya banyak energi dan kesenangan disekelilingnya. Aku sangat menyukai semangatnya. Kami bercanda seperti remaja belasan tahun. Aku mengelayut di lengannya sambil menertawakan lelucon yang dibuatnya.
"Alexa, kita harus bicara ... " Alexander tiba-tiba muncul dari ruang aula dan menarikku.
"Haah, ..." aku kaget dia tiba-tiba muncul didepanku. " Ada apa?" sisa tawaku masih menggantung, sementara aku masih memegang lengan Ahiga.
"Ikut aku ... " dia menarik tanganku, sehingga aku melepaskan Ahiga.
"Heiii..... tunggu dulu!" aku protes karena ditarik tiba-tiba.
"Ahiga aku akan menyusulmu sebentar lagi." Ahiga cuma mengangguk, sementara aku terpaksa mengikuti Alexander karena dia menarikku.
"Alex... jangan menarikku terus, kau mau bicara apa, lepaskan aku, peganganmu sakit!" Aku memprotes, tapi dia tidak perduli dan terus menarikku mengikutinya sampai kesuatu sudut mansion yang sepi.
"Apa-apaaan kau! Kenapa kau harus menarikku seperti itu!" aku marah karena merasa dia tak mengindahkan permintaanku dan memaksaku dengan tenaganya. Aku mengelus pegelangan tanganku yang sakit.
"Jangan memamerkan kemesraanmu dengan warewolf itu di depan umum, jika orang tuaku melihat kau akan dapat masalah! Mereka masih ada disini."
"Mesra? Kau gila? Ahita itu teman kita!" suaraku melengking tinggi.
"Menyenderkan tubuhmu ke tubuh laki-laki lain sambil tertawa tawa dan mengandeng tangannya? Semua orang akan bilang itu mesra!" dia tidak mau kalah.
"Itu hanya ada dalam pikiranmu, kenapa kau cemburu atau ketakutan aku bermesraan dengan Ahiga !"
"Kau yang tidak mengerti. Kau sudah melewati batasanmu!" Ia memegang tanganku kencang.
"Lepaskan aku." Aku mencoba berontak tapi aku tak bisa menandingi tenaganya. Ia menarikku ke sudut yang lebih terlindung.
"Ayah dan Ibuku disini, bagaimana jika mereka melihatmu bermesraan dengan laki-laki lain. Kau bisa merusak kerjasama antarklan! Apa kau mau membuat keributan disini? Kau mengerti tindakanmu? Jaga sikapmu!" Suaranya rendah tapi menekan.
"Aku dan Ahiga cuma berteman, kau juga tahu itu!" Aku tak terima dimarahi. Siapa dia berani menentukan bagaimana aku bersikap dengan temanku. Diktator sekali.
"Teman tak saling merangkul mesra seperti itu, bersikaplah sewajarnya. Ini bukan soal aku melarangmu, tapi kau harus mempertimbangkan apa yang orang lain lihat!"
"Jadi kau sekarang harus mengatur sikapku ke temanku bagaimana? Sempit sekali duniamu."
"Kau benar-benar keras kepala! Silakan lanjutkan sesuai keinginanmu. Jika seseorang menegurmu nanti, dan itu sudah dari ibuku kepada kakekmu, dan ada pertemuan keluarga, jangan salahkan aku tidak mengingatkanmu!" Alexander langsung pergi setelah mengucapkan itu.
"Pengatur sekali! Baru satu hari kita dikenalkan resmi kau sudah mengatur hidupku sampai ke sikapku ke temanku! Sebenarnya apa maumu, ingin menjadikanku tawananmu?!" Aku melanjutkan dengan pedas, aku tidak terima ditarik seenaknya, kemarahan masih mengelegak didadaku.
Alexander terhenti, dia mematung dan kemudian berbalik mendatangiku. Kilatan kemarahan sekarang berpendar dimatanya. Tangan kanannya memukul dinding dibelakangku karena geram. Membuatku tubuhku merapat kedinding. Aku tercekat, aku telah mengusiknya, tapi aku tak akan menyerah, aku menolak kalah oleh intimidasinya dan tetap menentang matanya.
"Jaga perkataanmu Alexa, kau tak tau apa yang dimaksud dengan tawanan. Jika aku mau melakukannya, aku akan membuatmu menyerah dalam sekejab. Aku hanya menyelamatkanmu dari kecerobohanmu sendiri. Jangan berlagak kau adalah anak raja yang bisa melakukan apapun. Jikapun benar kau anak raja disini, harusnya kau menjaga sikapmu dengan patut." Dia diam sebentar. "Kau harus lihat perkataanku sebagai saran bukan larangan padamu!" mata kami saling menatap beberapa saat dari jarak sebelum aku membuang pandanganku ke samping. Aku membenci perjodohan ini. Mataku panas, tapi aku tak akan menangis dan membuatnya merasa menang.
Kami terdiam cukup lama setelah saling bertengkar. Aku melihat ke arah lain dan tak ingin melihatnya sama sekali. Ia tampaknya mereda dengan kediamanku.
"Dengarkan ucapanku , karena yang kau pikul bukan dirimu sendiri tapi juga nasib klanmu. Jika Ibuku atau ayahku tersinggung dengan sikapmu, Ibuku tampaknya ramah, tapi jika dia sudah tersinggung dia akan membuat masalah. Mereka bisa saja membatalkan rencana perjodohan ini. Kau harus memikirkan rentetan kejadiannya. Karena bukan kau atau keluargamu saja yang akan terpengaruh tapi seluruh klan bahkan seluruh manusia." suaranya berubah pelan.
Alexander menghela napas frustasi.
"Maaf jika aku menarikmu tadi, aku tak bermaksud menyakitimu." aku tetap diam masih tak mau memandangnya, menundukkan kepalaku dan tidak mau melihatnya. Tidak semudah itu berdamai dengannya.
"Ayo kembali, ... kita ke aula utama. Ayah dan Ibuku tadi juga ada disana bersama keluargamu dan ketua Watapio, makanya tadi aku langsung menarikmu." Sekarang aku menatapnya.
Aku berjalan kembali ke Aula dalam diam. Alexander mengikutiku di samping. Sesampai diaula aku melihat satu meja besar telah diisi oleh keluarga inti Aegis dan para penasihat , para petinggi klan Ostrander dan rombongan warewolf termasuk Ahita. Rupanya mereka makan bersama untuk memberi semangat para legiun yang sedang bertugas.
"Ayo kita bergabung, bersikaplah biasa." Alexander berjalan disampingku. Kami bergabung ke kerumunan, Ibu Alexander yang melihatku langsung melambaikan tangan. Dia sedang mengobrol dengan ibuku dengan akrab. Dia ternyata tidak berbohong saat bilang Ibu dan Ayahnya dan seluruh keluarga kami ada disini.
"Dear Alexa, ayo duduklah bersama kami. Alex tolong ambilkan Alexa kursi, ..." dengan cepat Alexander mengambilkan kursi untukku, aku bergabung dengan pembicaraan seperti tak ada apa-apa sebelumya. Sementara Alexander bergabung dengan Evan, Daniel dan Ahita dikursi yang lain.
Akhirnya acara makan pagi itu berlangsung dengan baik dan lancar tanpa insiden apapun. Walaupun sepanjang acara aku tak berbicara lagi dengan Alexander.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Aku masih menghindari bertemu Alexander dari sejak kejadian kemarin. Aku tahu peringatan yang dia berikan benar. Akan aneh jika aku muncul dengan mengandeng Ahita di ruang makan, dan keluarga kami melihatnya. Tapi aku belum bisa berbicara dengannya. Entahlah, rasanya aku masih malas berbicara dengannya. Jika aku melihatnya aku akan langsung mencari jalan lain untuk menghindarinya.
Lebih baik tidak ada kontak apapun sekarang. Dan lebih baik menghindari sikap praktisnya yang selalu tegas dan dingin.
Aku menyibukkan diri dengan tugasku dan mengurung diri di ruang pusat kontrol, ada sebuah tempat yang baru masuk. Dari pengamatan udara wilayah itu terletak di perbatasan antara Spanyol dan Portugal bernama Bandajoz. Dan kali ini tempat itu masih ada aktivitas. Aku melihat gambar yang dikirimkan oleh regu pengintai drone.
Sebuah bangunan besar serupa dengan benteng tua, dikelilingi area pertanian. Karakteristik bangunan ini agak berbeda, biasanya kami menemukan bangunan dengan lokasi terpencil. Namun kali ini bangunannya berbaur dalam satu desa.
"Lokasi ini aneh, sebuah desa." aku berbicara dengan Ahita yang duduk bersama ku mengawasi monitor utama.
"Tapi menurut pengawas kita tidak ada tanda keberadaan mantra gelap sama sekali. Tapi aktivitasnya justru meningkat." Ahiga menimpali perkataanku.
"Kau benar, tempat ini ramai sekali. "
"Tapi kenapa tidak terdeteksi kekuatan gelap, apa mungkin sekarang mereka menemukan cara untuk menyembunyikan kekuatan mereka sepenuhnya?" Aku berpikir keras. Ini perlu segera di cek.
"Ada penyihir utama Mae disana, bisa minta dia datang ke ruang kontrol divisi pencarian sekarang?" aku harus menanyakan ke penyihir senior apa yang mungkin terjadi. Aku melihat peta desa yang terdapat di data pengintaian drone. Walaupun ramai tapi desa ini seperti agak terisolir teritorialnya.
Hanya satu jalan masuk utama yang bisa diakses lewat darat. 3 sisi lainnya dibatasi oleh pegunungan dan ngarai, dan sungai yang melintas mengelilingi jalan masuknya. Jalan masuk desa adalah sebuah jembatan di sebuah sungai yang mengalir deras. Yang juga menjadi tempat pertanian jagung luas memanjang disepanjang sisi sungai itu.
"Alexa, ada apa ... " penyihir Mae Osweli, salah satu penyihir utama dari 33 penyihir utama berkemampuan khusus. Dia mempunyai kemampuan sihir pikiran melalui suara, pengendalian alam dan hewan.
"Kami menemukan sebuah tempat yang aneh dari 40 tempat yang kami cari. Sebuah desa pertanian terisolir, perkiraan ada sekitar 3.000 orang di dalamnya. Tapi disini sama sekali tidak terdeteksi aura gelap. Aku curiga mereka menemukan mantra untuk menyembunyikan diri dari kita." aku bercerita ke penyihir Mae.
"Aku harus memegang orang terkena mantra itu untuk mengetahuinya Alexa. Tidak bisa tanpa sentuhan."
"Begitukah ..." aku berpikir bahwa jika mereka mempunyai kemampuan untuk menyembunyikan diri seperti ini, bisa jadi ini akan menjadi penghambat kami untuk melakukan pencarian diseluruh dunia. Cepat atau lambat ini harus dipastikan agar kami tidak mencari dengan sia-sia dan menghabiskan uang untuk operasi pencarian yang tak berguna.
"Aku akan menelepon Evan... " Evan ternyata sedang istirahat, operasi diawasi oleh staff nya.
"Guru Mae, kurasa kita harus memastikan ini, kalau tidak klan akan sia-sia mengerahkan upaya mereka untuk operasi pencarian di seluruh dunia. Kita hanya perlu menangkap satu orang kan? "
"Iya, mungkin beberapa orang agar kita benar-benar bisa memastikan"
"Kita menyusup dengan mantra penghilang... aku akan membawa beberapa penyihir penyerang untuk melindungi kita"
"Baik, ayo lakukan." penyihir Mae menyetujui.
Aku menyerahkan komando pengawasan ke senior Drake, dan membawa empat orang penyihir penyerang bersama kami.
Tak lama kemudian kami tiba di pinggir desa itu dengan vortex yang dibuka pimpinan regu pencari.
Dengan mantra penghilang kami terbang dan sampai ke dalam desa, dan berdiri di atap sebuah rumah besar disana. Aku dan penyihir Mae mencoba memastikan sekali lagi dengan merasakan aura disekitar kami, dan benar saja kami tak merasakan aura gelap apapun disekitar kami.
Benteng tua besar itu terletak tidak jauh dari rumah itu, banyak orang yang keluar masuk ke benteng itu. Seseorang pria yang baru keluar dari benteng itu , sedang berjalan sendirian di sudut sepi sebuah jalan yang terlindung.
"Orang itu ...kita bisa memeriksanya tanpa membuat keributan, dia tadi keluar dari bangunan benteng." Penyihir Mae dan legiun penyerang melihat arah yang kutunjuk.
"Baik, ayo lakukan, kita tarik dia ke sudut bangunan itu." seorang penyihir penyerang menunjuk ke sebuah semak semak yang terlindung di samping sebuah dinding rumah tua yang tampaknya tak berpenghuni.
Kami berunding untuk tindakan pengamanan. Aku dan penyihir Mae akan membuatnya pingsan. Dan empat orang lainnya akan berjaga-jaga. Kami bergerak cepat, target kami pingsan dalam sekejap terkena lemparan energi. Aku dengan cepat menangkap tubuhnya dan menyeretnya ke sebuah semak tinggi.
"Aku perlu lima menit untuk meditasi pemindaian." Mae memulai bersila mengambar rune dikening wanita yang kami rebahkan di tanah.
"Baik."
Kami semua mengawasi keliling. Sementara empat penyihir penyerang lainnya mengawasi keadaan dari atas. Tampaknya semuanya tenang, tak ada suara atau gerakan mencurigakan disekitar kami.
Beberapa menit kemudian, rune dikening wanita itu bercahaya merah. Penyihir Mae nampaknya menemukan sesuatu. Dia mengambar rune baru, diatas rune yang lama. Saat dia menyentuh kening wanita itu dengan rune yang dibuatnya, sebuah teriakan keras dilepaskan oleh wanita itu. Teriakan itu mengema ke wilayah sekitarnya.
Gawat! Aku langsung melihat ke daerah sekitarku. Para penyerang diatas menjadi siaga.
"25 meter sebelah kiri kalian, seseorang akan datang."
"Penyihir Mae, kita harus pergi!"
"Baik ayo pergi."
Kami meninggalkan wanita itu disemak-semak yang terlindung. Dan terbang ke tempat kami sebelumnya. Orang yang datang mencari itu menelepon seseorang.
Tak lama sebuah lonceng berdentang dengan keras di kejauhan. Tanda bahaya dibunyikan.
"Mereka semua dipengaruhi aura gelap. Ada mantra kuat yang menyembunyikan kekuatan mereka "
"Senior Drake, kau dengar itu." aku terhubung dengan pusat komando.
"Aku dengar, keluar dari sana secepatnya. Kalian tidak punya backup disana. " Senior Drake memperingatkan kami.
"Kita bergerak ke tempat tim pertama sekarang." Kami semua menuju ke arah utara ke arah ladang ladang jagung luas untuk menyeberangi sungai dan bertemu dengan tim pertama.
Tapi sebelum kami bergerak, lonceng gereja itu menjadi diam. Di seluruh desa dan di menara menara yang terdapat pengeras suara terdengar sebuah mantra dengan bahasa aneh dirapal. Dan bergema sampai keluar desa dimana tim pertama ikut merasakan energi mantra ini. Entah bagaimana merasakan energi mantra itu membuat kami melemah.
Mantra itu diteriakkan oleh semua penduduk desa secara bersamaan. Kekuatan kami melemah secara tiba-tiba bahkan kami tidak bisa mempertahankan ketinggian terbang kami. Tabir mantra penghilang kami memudar dan menampakkan sosok kami.
"Ini mantra pelemah aura. Kita harus bersembunyi." penyihir Mae mengingatkan kami.
"Kita bersembunyi di ladang itu. Menunggu bantuan sambil mencari titik terdekat untuk keluar." Kami turun dan masuk diantara lebatnya ladang jagung yang terhampar luas.
"Tunggu sebentar aku akan meminta backup untuk kalian" diseberang senior Drake meminta kami untuk menunggu.
Kami bergerak dalam kesunyian pelan ke arah utara, berusaha tak menimbulkan gerakan diantara rumpun rumpun jagung. Suara-suara mantra yang diteriakkan oleh penduduk terasa mangkin mendekat di belakang. Mereka tahu lokasi kami, walau tak pasti. Beberapa suara tembakan ke udara semangkin membuat kami berdebar tegang.
Energi ribuan kata mantra yang diucapkan secara bersamaan itu menekan energi aura kami sedemikian rupa sehingga yang bisa kami lakukan hanya berusaha menjauhinya. Kali ini apa kami berhasil lolos tanpa kekuatan kami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Triesta Milanita
authornya seru niih cerita yg dibuat ga ngebosenin 😍
2023-06-14
0
◤✧ 𝕯𝖊𝖜𝖎𝖖 𝕹𝖔𝖚𝖗𝖆 ✧◥
ternyata typo ya ahuga sama ahiga
yg benar yg mana thor🤔
2022-04-30
1
Chiki
Ahita dgn Ahiga ini beda orang atau emang typho sih??? 😭
2022-01-08
1