Dimana aku... ?
Hawa dingin aneh melingkupiku, sekeliling ku gelap temaram, cuma tampak cahaya bulan samar-samar di sela sela dahan pepohonan ?
Aku berjalan perlahan di jalan setapak yang tertutup banyak daun daun kering. Suara gemerisik daun terdengar disekitarku. Ada seseorang mengawasiku? Ketakutanku memaksaku mempercepat langkah ke depan. Jalan gelap samar-samar didepanku kelihatan tak berujung. Sementara suara langkah gemerisik terus mengikutiku.
Ada pondok dengan cahaya lampu temaram di depan. Aku segera mengetuk pintunya. Aku melihat ke sekelilingku, hanya kegelapan yang bisa terlihat. Ketakutan menyergapku, dengan gemetar aku mengetuk pintu lebih keras.
Syukurlah, aku mendengar seseorang melangkah membuka pintu.Rasanya perlu waktu sangat lama menunggunya membuka pintu. Aku terus melihat ke sekelilingku.
"Siapa kau?" Aku menoleh ke arah suara itu.
Seorang pria pucat berambut hitam panjang berwajah dingin menyeringai kepadaku sambil memamerkan gigi taringnya yang meneteskan darah.
Aku berteriak. Dan bangun dengan napas tersengal dan berkeringat.
Ini mimpi, cuma mimpi. Untunglah...
Ini baru malam pertama aku menjalani hidup sebagai calon istri vampire. Aku baru bisa tertidur jam dua pagi. Dan sekarang bermimpi buruk. Berapa lama aku bisa bertahan dengan perasaan ketakutan seperti ini .
Kulihat jam di meja, jam tujuh pagi, aku perlu segelas besar kafein untuk bertahan hari ini. Moodku sudah jatuh ke dasar, itu sudah pasti. Dan kabar buruk lainnya, calon suamiku juga akan datang hari ini. Aku merasa seperti menyonsong saat-saat terakhirku didunia ini. Kupaksakan diriku bangun dan bersiap untuk bekerja.
Aku bergerak ke ruang komando utama di Mansion Aegis. Kesibukan luar biasa terjadi disini dalam beberapa bulan belakangan. Di mansion besar klasik seluas 8 acre di Grove Park London ini terdapat 66 gerbang sihir solid yang menghubungkan ke masing-masing markas 66 pemimpin klan di seluruh dunia.
"Aku ingin melihat foto pergerakan pagi ini di Austria. Evan sudah memberikan padamu Jonathan?" Aku memaksa otak dan mataku untuk meneliti beberapa foto pengintaian yang dikirimkan oleh mata-mata legiun.
Kami terlibat perang dengan kekuatan Iblis. Manusia yang bernama Ashleen membangun kekuatan besar diseluruh dunia untuk melawan kami. Dan ini memaksa seluruh 66 klan legiun penyihir cahaya diseluruh dunia bekerja keras.
Selama berbulan-bulan kami menyisir setiap kota didunia untuk mencari dan memusnahkan kekuatan mereka. Mencoba memperkecil kekuatan mereka hingga puncak Blood Moon berlalu.
Dan terakhir kami berhasil menangkap istri Ashleen dan beberapa komandan Ashleen di Stonehedge. Ourinko penyihir jiwa kami berhasil masuk ke pikirannya dan menarik sejumlah besar informasi berharga mengenai markas mereka seminggu yang lalu. Dan disinilah aku memimpin legiun mata-mata untuk mencari posisi markas mereka.
Sialnya, empat hari lalu empat orang mata-mata kami tertangkap di Austria. Sejak itu aku memerintahkan pengintaian "find and go" dengan vortex, GPS dan drone.
"find and go" : temukan tempatnya tinggalkan GPS transmitter dan pergi. Pengintaian akan menggunakan drone.
"Belum , kami baru menerima foto lima tempat lain yang sudah ditemukan." seorang laki-laki anggota team infiltrasi menunjukkan foto-foto udara lokasi di layar besar.
Butuh konsentrasi penuh sementara kepalaku tidak bisa diajak kompromi untuk memperhatikan foto-foto dilayar monitor besar itu dengan seksama.
"Evan berkata mereka akan memulai mengatur rencana penyerangan, dia minta kita bergabung di ruangan utama segera." Jonathan memeriksa pesan di ponselnya.
Sebuah pesan masuk ke ponselku, dari Ayah.
*Alexander Ostrander sudah disini, dia bergabung dengan Evan di ruang kontrol operasi utama *
Jadi sekarang saatnya aku melihat calon suamiku itu. Aku menghela napas panjang, aku perlu menenangkan diri untuk menghadapi ini. Jonathan melihatku dengan heran.
"Alexa, kau baik-baik saja? Jonathan memperhatikanku menghela napas panjang sekali lagi.
"Aku baik, ... berikan aku waktu sebentar." Aku duduk menenangkan diri. Aku akan baik baik saja. Kataku berulang ulang didalam pikiranku berusaha mensugesti diriku sendiri.
"Oke ayo kita ke ruang kontrol utama."
Sepanjang jalan aku berdoa. Semoga rambutnya tidak hitam panjang seperti mimpiku. Jika iya, itu sama saja hidup dalam mimpi burukku sendiri.
Masuk ke ruangan operasi. Seseorang sedang berbicara dengan Evan Pollux dari klan Pollux Rusia, pria jenius muda yang hanya berbeda tiga tahun dariku dari Klan Pollux Rusia pemimpin divisi penyerangan.
Pria itu berpakaian hitam, jaket ala tentara dan syal. Aku melihatnya dari belakang, itukah Alexander? Syukurlah rambutnya cepak kepirangan. Posturnya cukup tinggi dan kokoh dari belakang. Jantungku sekarang berdebar-debar. Itukah calon suamiku?
Kudengar ia berbicara dengan Evan.
"Kami bisa membantu menangani distraction di depan, kecepatan dan kekuatan legiun kami tidak usah diragukan lagi," sambil menunjuk area yang ia maksud di meja layar operasi.
"Aku yakin mereka mempunyai persenjataan berat, kau yakin bisa menanganinya, mereka sudah pasti bersiap karena kami sudah mengetahui tempat mereka, dengan medan ini persenjataan yang kita bisa bawa paling berat adalah peluncur roket?" Evan melanjutkan penjelasannya.
"Tentu saja, dengan kecepatan kami , kami bisa menghindari serangan mereka. Bahkan jika mereka punya senapan mesin sekalipun. Beberapa dari kami bisa menghindarinya." Apa dia membual? Dia yakin bisa menghindari serangan senapan mesin? Sehebat itukah kecepatan legiun vampire.
"Mampu menghindari senapan mesin , kalian memang benar-benar legiun super." Aku ingin mengetes bagaimana calon suamiku ini menghadapi sarkasmeku.
"Alexander, kenalkan ini Alexa, dia pimpinan regu tim pengintai. Kami sedang berusaha mencari 40 lokasi markas mereka yang kami dapatkan dari interogasi , dalam 7 hari ini baru 5 yang sudah kami pastikan lokasinya , dan ada satu tim pertama yang ditangkap." Evan memperkenalkan kami.
Jadi benar dia adalah Alexander. Wajahnya tampan sepertinya dia berumur 30an tahun, kau tak bisa percaya wajahnya tentu saja, ia bisa jadi sudah berumur lebih dari seratus tahun dan posturnya mengisyaratkan dia orang yang terlatih.
Wajahnya tidak terlihat kaku, walaupun mungkin ia terlihat angkuh, tapi jika kau adalah makluk yg hampir bisa dibilang abadi dengan kekuatan begitu besar, keangkuhan itu mungkin bisa dimaklumi.
"Nona Alexa, saya Alexander Ostrander jangan terlalu memuji, tidak semua nona , ada beberapa dari kami yang mempunyai kelebihan dalam hal kecepatan, lainnya mempunyai kelebihan di kekuatan, para penyihir lebih mengagumkan , beberapa dari kalian bahkan mempunyai kekuatan mengendalikan alam." Alexander sedikit membungkuk sambil menyalamiku.
Aku menerima uluran tangannya.Jantungku memompa darah lebih kencang saat tangan dingin Alexander menyentuh kulitku. Sesaat kami bertatapan. Mata abu-abu angkuhnya menyihir pandanganku.
"Senang bertemu denganmu Alexander," aku menjawap formal. Syukurlah aku masih bisa mengendalikan diriku untuk bersikap normal.
"Kalau begitu kita punya kesempatan menyerang dari utara Evan, kita bisa masuk dari udara lalu mencoba infiltrasi ke dalam, legiun kita juga bisa melindungi Ourinko dan Ourora disini. "
"Kau benar Alexa, aku juga memikirkan hal yang sama." Evan menyetujuiku.
"Aku menduga mereka sudah mempersiapkan banyak perangkap didepan barisan pepohonan dan sepanjang garis pertahanan mereka, benteng ini mempunyai keuntungan , jalan masuknya terpusat di satu area, daerah sebelah kanan dan kiri terlalu curam untuk kita masuki . Sejujurnya aku takut perangkap bom tekanan atau jebakan khusus militer " Evan menunjukkan poin resiko rencana penyerangan kami.
"Pasukan khusus klan kami bisa menghadapi jebakan seperti itu, mereka akan membuka jalan yang aman untuk dilalui." Alexander meyakinkan Evan.
"Manusia-manusia yang terkena pengaruh gelap itu, apakah kami diminta mencederai nya?" Alexander bertanya ke Evan.
"Kalian boleh membuatnya tidak sadar, tapi jangan sampai membunuhnya, kami akan melepas mantranya, mereka masih bisa diselamatkan."
"Kita harus melakukan ini secepatnyanya Evan, sudah 4 hari dari kejadian penyanderaan, Aurora sudah pulih, dia sudah bisa membantu kita." Aku mendesaknya, jika penyerangan ini segera dilakukan, mungkin aku kasih bisa menyelamatkan anggota timku.
"Aku akan menyiapkan laporan rencana operasi ke Ketua Aegis, Alexander bisakah kau menyiapkan tim untuk membantu besok malam, kita akan mulai operasi jam 11 malam besok, kita akan membicarakan rencana ini lebih detail jika kau siap, pemantauan kami, kami memperkirakan ada sekitar 300-400 orang yang ada didalam bangunan ini."
"Tentu saja, aku akan menarik 100 orang legiun besok untuk membantu kalian , mereka akan tiba di London hari ini." Alexander dengan cepat menyetujui.
"Baik, aku akan segera melaporkan ini dan mengatur siapa komandan legiun penyerangan." Evan melihat peta-peta udara itu sekali lagi.
"Ohh...Alexa aku bisa minta tolong kau mencarikan kamar untuk Alexander di Mansion?" Mata Evan masih dilayar. Aku terkejut mendengar permintaannya. Dia akan tinggal dimansion Aegis? Kenapa harus begitu. Aku akan setiap hari bertemu dengannya! Ini terlalu intens!
"Alexaa .... ?" Evan yang tidak tau apa yang berkeliaran dalam pikiranku, mengulangi pertanyaannya.
"Hahhh ... oke oke, aku akan menanganinya." Aku menghela napas, baiklah aku akan bertemu dengan pria ini tiap hari. Kenapa aku merasa seperti tercekik sekarang.
"Alexa... kau baik baik saja?" Mata abu-abu itu memandangku menyelidik, helaan napasku rupanya menarik perhatiannya.
"Iya ... aku tidak apa apa." Aku terperanjat sebentar karena suara Alexander. Bodoh! Aku mengutuk diriku yang terlalu reaktif sekarang. Ini pasti gara-gara segelas besar cafein itu. Lain kali aku akan mengantinya dengan teh.
"Apa aku terlihat menakutkan bagimu?" Alexander memandangku ramah sambil tersenyum.
"Aku tidak berbahaya bagi teman-temanku. Aku hanya berbahaya bagi musuh , dan.... aku jinak...tidak mengigit sembarangan." tiba tiba pria itu menambahkan dengan senyum lebar diwajahnya. Aku melihat gigi taringnya tersembul diantara senyum lebar itu. Kenapa leherku terasa gatal sekarang.
"Hahaha ... baiklah, aku percaya padamu." Syukurlah dia masih bisa menertawakan dirinya sendiri. Setidaknya dia masih mengenal humor setelah hidup ratusan tahun?! Aku hanya berharap perjodohan ini tidak membunuhku. Cinta? Entahlah, jika aku beruntung mungkin? Aku harus katakan hidupku menyedihkan sekarang!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Retno Wati
membaca untuk kesekian kalinya tapi gak bosen
2024-09-25
2
insos
baiklah aku senang membacanya ulang 😭😭🥰
2024-05-18
0
Lila Azizah
s56s6a
2023-06-20
0