Aku tiba di pintu kamar besar itu. Langkahku berhenti sebentar, tanganku dingin, ini mengelikan, aku hanya mencoba melihat kamarnya, tidak ada yang salah dengan itu Alexa. Walaupun aku tau konsekuensinya pasti lebih dari sekedar melihat bagi pria seperti dia, aku mengundang diriku sendiri ke wilayah pribadinya, tak mungkin dia tak melakukan sesuatu atas keberanianku memasuki area pribadinya.
Alexander membuka pintu, aku melangkah masuk, kamarnya bercahaya temaran gelap lampu utamanya belum dinyalakan.
Aku masuk sementara Alexander menyalakan lampu. Kamar itu terang benderang, aku melihat ke sekeliling. Kamar luas itu diisi warna hitam, putih dan coklat gelap. Manly definetely. Ranjang king size nya juga dicover dengan bed cover warna gelap. Sementara dinding diisi dengan warna campuran monokrom putih dan coklat . Terdapat sofa nyaman senada dengan warna ruangan diujung ruangan dan sofa duduk diujung tempat tidur. Langit-langitnya diisi oleh warna coklat gelap dan abu abu dengan chandelier kristal modern, tirai tirai berwarna coklat gelap. Wallpaper abstract corak kehitaman yang elegant. Warna kamar ini gelap, terasa dingin, tapi sekaligus juga tempat yang nyaman untuk beristirahat. Auranya sangat pribadi, membuatku merinding saat melihatnya. Ini adalah Alexander.
Alex menyampirkan jasnya ke kursi dan berjalan menghampiku.
"Kau sudah melihat kamarku. Aku suka warga warna gelap membuatku nyaman beristirahat. Kamar ini adalah tempat pribadiku. Hanya kau yang pernah memasukinya, tidak ada yang lain pernah kesini. Kau mengerti? Jangan berpikir aku pernah membawa wanita lain ke rumah ini. Mereka hanya pasangan sexku , status mereka hanya partner sex, tidak lebih dari itu selama ini, aku tidak pernah memberi hatiku atau perhatian lebih, walau kadang aku memberi hadiah untuk mereka. Aku adalah kedua yang tertinggi di klanku. Banyak dari mereka yang melemparkan diri mereka padaku. Mungkin Joanne juga sudah menjelaskan padamu. Tapi aku akan mengatakannya sendiri kepadamu, jika kau tidak yakin. Jangan merasa kalah atas mereka, karena mereka bukan siapa-siapa bagiku, bahkan Julia yang menurutmu cantik itu tidak berani merayuku jika aku bilang tidak." Alexander mengatakan hal itu seolah itu adalah sebuah kebenaran yang biasa dan harus kuterima.
Dia mengamit pinggangku menghadapkan aku didepannya. Mengajakku duduk dipangkuannya di sebuah sofa nyaman. Dia selalu suka posisi intim seperti ini. Membuat jantungku selalu berdetak kencang setiap berada didekatnya.
"Apa kau cemburu pada Julia, Alexa ?" dia mengatakan itu sambil menyusupkan tangannya ke belakang pinggangku dan menghadapkan aku dekat dengan wajahnya.
Itu pertanyaan bodoh. Tentu saja aku marah pada semua selir-nya yang berkelakuan seolah-olah mereka adalah pemilik Alexander. Mereka penggoda tunanganku. Kenapa aku tidak boleh marah!
"Tak ada seorang wanita yang suka diduakan Alex. Aku tak bisa menerima pikiran kau memiliki banyak pasangan yang bisa datang padamu kapan saja mereka mau. Aku tidak bisa berkompromi dengan keadaan semacam itu sampai kapanpun." aku mengeluarkan pikiranku.
Alexander tersenyum.
"Aku mengerti Alexa ...sekarang cium aku. Sudah beberapa hari aku tak mendapatkan ciumanmu." dan ini bagian berbahaya yang harus kuterima.
Jantungku berdetak kencang, sementara matanya mengunci mataku. Aku tak dapat menolak permintaannya, entah kenapa aku juga menginginkannya. Dia adalah godaan gelap terbesar yang pernah kuhadapi.
Aku memegang rahangnya, sementara bibirku bergerak menyentuh bibirnya. Kemudian mengerakkan bibirku membuka dan melumatnya. Alexander langsung menanggapinya. Ia membalas melumat bibirku, menggunakan lidahnya untuk mencapaiku. Aku bergerak menaikkan diriku menghadap ke arahnya, memberiku akses lebih untuk dapat menciumnya dengan dalam. Aku bermain api jelas. Tapi saat ini bahkan aku menginginkannya lebih, karena aku cemburu membayangkan dia menyentuh selir-selirnya yang cantik itu.
"Kau tahu, aku bisa gila karena sekarang tidak dapat menyentuhmu. Aku sangat ingin membuatmu menjadi milikku saat ini kekasih perawanku. " ia berkata sambil mencium leherku. Membuatku memejamkan mata merasakan bibirnya membuat api menjalar di sekujur tubuhku.
"Alex...." aku mendesahkan namanya saat tubuhku merespon cumbuannya di leher, kemudian berlanjut dengan gigitan dan sapuan lidahnya yang bermain di sepanjang tengkuk dan telingaku.
Dia mengangkatku duduk dan naik lebih tinggi. Mendekapku dekat tubuhnya. Sesuatu menganjal dibawah, aku membelalak saat merasakan dirinya yang telah mengeras mengenai bagian sensitifku dibawah, terbuka karena aku memakai rok A-Line lebar yang lembut. Dan dia membuat bagian sensitifku tertekan begitu rupa sehingga aku tersentak karena rasa nikmat yang ganjil. Dia tahu bagaimana membuatku terbakar saat menyentuhnya.
"Kau merasakannya Alexa.... ini untukmu" dia menekan pinggulku ke depan membuatku merasakan kebutuhannya.
Kami mendesah bersama, saat bagian dari dari kami saling bersentuhan dan masih dilapisi pakaian kami. Aku tersentak saat dia mendorong pinggulku maju dan mundur, sementara bagian bawahku tertekan nikmat, napasku langsung memburu dan desahan lolos dari bibirku, menerima perlakuan yang baru aku rasakan pertama kali. Aku memeluk lehernya, memyandarkan kepalaku dilehernya dan membiarkan tangannya mengendalikan pinggulku dan memimpin gerakannya dan ikut membiarkan diriku mendesah saat mengerakkan pinggulku untuk ikut menekan kebawah.
"Sayang kau menikmatinya? aku harus melepaskan tekanan ini, kau membuatku gila! Aku tak akan memasukimu malam ini. Percayalah padaku." dia menjangkau dan membuka gaunku dari belakang, aku pasrah. Sementara tanganku gemetar, membuka kancing kemejanya dan merasakan dadanya yang berotot dijariku. Mata kami berpandangan, dia mencuri ciumanku dan membuatku tak bisa bernapas, sementara tangannya bekerja melepaskan gaunku. Dia membuatku berdiri dan meloloskan pakaianku. Membuka kaitan penutup dadaku, memandang dengan memuja sebelum dengan gerakan cepat menggulum puncaknya dan menghisap kuat, membuatku mendesah hebat, kakiku langsung melemas dan aku tak bisa langsung tak bisa berdiri dengan benar.
Alex menahan pinggangku. Sementara mulutnya membuatku mendesah dan tangannya yang satu lagi membuat remasan di dadaku. Aku merasa sesuatu yang basah dibagian bawahku dan mengalir dengan cepat.
" Kemarilah Alexa" ia membopongku ke ranjangnya. Aku menunggu dengan berdebar apa yang akan dilakukannya. Dia menurunkan celana dan boxernya. Dia telah telanjang sepenuhnya. Aku mengagumi postur sempurnanya. Dan wajahku panas saat melihat bagian dari dirinya yang telah mengeras. Dia tersenyum memandangku yang terbelalak melihatnya. Dia meraih lingerie terakhirku. Celana dalamku terakhir itu basah dibagian tengahnya. Kami telah sepenuhnya terbuka polos.
" Kau basah sayang.... " dia merangkak naik ke atasku sambil melarikan ciumannya di perutku dan kemudian naik ke atas.
" Alex apa yang akan kau lakukan.... " jantungku berdebar keras saat dia menaruh mulutnya didadaku lagi membuat punggungku melengkung puas. Dia bermain lama disana. Dan jarinya menyisip ke arah bawah, mengoda bagian terlemahku. Aku tak bisa menahan suara desahanku yang mengila menyebut namanya dengan penuh permohonan.
Disaat yang sama dia memposisikan bagian bawahnya yang telah mengeras mengesek daerah sensitifku yang telah basah. Aku tak sadar mendesah kuat saat pertama merasakannya bagian pribadinya menekanku. Perasaaan nikmat mendera bagian bawahku dengan cepat. Sesuatu yang asing yang membuatku terengah-engah saat dia menekan dengan melenguh nikmat. Aku menyebutkan namanya, sementara Alexander menekan pahaku keatas melipat dan menambah tekanan gesekannya di bagian celah pribadiku.
" Sayang, kau sangat basah .... " aku merasa seluruh kesadaranku telah buyar, aku tak bisa memikirkan hal lain selain gerakannya membuatku melambung dan mendesah meremas lengannya dengan kuat saat dia mengurungku dibawah sana, kemudian sesuatu perasaan nikmat yang sangat intens serupa dengan mimpi basahku berkumpul untuk kemudian meledak dan mengirimkan gelombang kenikmatan dari bawah ke seluruh tubuhku, membuat tubuhku melengkung sekali lagi dan napasku tertahan.
"Alex.... aku....Ahhh....Ahhh ...." aku berkontraksi dibawah sana. Menyemburkan lebih banyak kelembapan. Sementara napas Alex memburu dan berkonsentrasi dengan gerakannya yang mangkin cepat dan tak beraturan dibawah sana .
"Ughhh... gadis perawanku ... " dia menindihku sementara miliknya terbenam menekanku lebih keras diantara celah kenikmatanku yang semangkin basah dan licin, tanpa memasukiku dan dia sesaat kemudian dia membuat erangan puas, sesuatu membengkak dan berdenyut dibawah sana dan sesuatu yang yang basah dibawah sana, diatas perutku. Gerakannya melemah dan terhenti.
Kami basah lengket dan berkeringat, napas kami saling memburu. Sementara Alex masih menindihku dengan intim.
"Kau membuatku gila Alexa... aku tak menyangka akan bisa melepaskannya secepatnya ini.
"Alex, ... kau... " dia tersenyum memandangku yang masih bernapas memburu.
" Yang pertamamu buatmu. Kau pernah mencapainya, apa kau pernah memuaskan dirimu sendiri... sepertinya kita berdua tak bisa menahan diri lagi satu sama lain?" Dia senang sekali menggoda seorang gadis perawan yang belum berpengalaman.
" Kau mau melanjutkannya? Membiarkanku memasukimu" dia masih tetap diatasku, dan kali ini menciumku dalam.
"Alex.... jangan sekarang kumohon, kau sudah melepasnya " aku merasakan wajahku panas. Aku menutup mukaku.
" Aku bisa melakukannya lagi.... " dia berbisik disamping telingaku.
" Alex, aku malu. Kita basah dan lengket dibawah sana .... " dia mengerakkan pinggulnya lagi menggodaku.
"Maksudmu ini" dia berbisik di telingaku
"Alex... ! Hentikan itu" dia tertawa lepas karena melihatku malu tak berani membuka tanganku dari wajahku. Dia sangat menyukainya tentu saja.
"Aku akan membersihkan diriku." Aku meloloskan diriku dan masuk ke kamar mandi. Aku memakai jubah mandi yang kutemukan di kamar itu, berusaha membuat diriku tidak terlihat mengundang atau aku akan merasakan akibatnya lagi.
Aku keluar dari kamar mandi, sementara ia duduk di sofa melihatku lewat.
"Aku akan kembali ke kamarku. " aku bahkan tak berani melihatnya.
"Alexa,... kumohon jangan pergi seperti itu. Kita tak akan melakukannya lagi malam ini. Duduklah disini, aku ingin bicara. " aku memandangnya.
"Apa Alex ... " aku akhirnya mundur dan mendudukkan diriku di sofa itu. Dia memelukku dari belakang, membawa diriku bersandar padanya.
" Terima kasih untuk mempercayaiku. " aku menatap matanya. Dia menciumku ciuman singkat yang lembut. Apa aku menyakitimu?
Aku hanya menggeleng kepalaku.
" Dan terimakasih untuk mencoba menerimaku dengan segala kekuranganku, kau wanita paling menakjubkan yang pernah kutemui." apakah ini pernyataan cintanya padaku. Bukan dia hanya menyatakan kekagumannya padaku, bukan cinta. Disertai dengan ciuman lembut yang melelehkan. Hubungan aneh ini, aku merasa diriku antara mimpi dan kenyataan.
"Iya, aku juga ingin mengatakan terimakasih untuk menjagaku beberapa hari ini. " aku tersenyum kaku.
"Baiklah, aku sangat suka caramu mengatakan terima kasih. Atau kau nekat melakukannya karena kau terbakar cemburu dengan Julia?"
"Mungkin... entahlah." aku tak bisa berbohong, tentu saja aku cemburu.
"Apa kau mulai menyukaiku... ?" Alexander menatap mataku.
"Apa selalu berdebar jika didekatmu seperti saat ini , atau merasa marah saat selir selirmu muncul didepanku berarti aku menyukaimu?" aku bertanya balik.
"Definetely... Aku senang tunanganku akhirnya menyukaiku. Karena aku juga menyukaimu. " wajahku panas.
"Apa ini pernyataan cinta ...? aku bertanya akhirnya.
"Jika kau ingin menganggapnya begitu. Yang jelas kau menarikku ke sisimu, aku tak pernah bertemu gadis perawan yang sangat berani dan bahkan berani melawan otoritasku, tapi disisi lain juga mempunyai hati yang sangat baik terhadap yang lemah, bahkan berani mengorbankan dirimu. Kau adalah malaikat bagiku, membuatku bahkan takut untuk menyentuhmu dan menyakitimu." dia berterus terang padaku.
"Kenapa kau selalu menyebutku gadis perawan, kau tau itu memalukan ...." wajahku memanas.
"Aku memujamu, karena aku adalah yang pertama bagimu. Aku sangat menyukai perasaan itu. Bahwa bagiku aku adalah yang pertama. Jangan menganggap itu sebagai ejekan. Karena aku tak pernah bermaksud seperti itu..." dia mengetatkan pelukannya dari belakang. Aku berbalik menatapnya.
"Benarkah.... "
"Aku bersumpah itu yang kurasakan." hatiku menghangat atas perkataannya. Kami saling bertatapan untuk beberapa saat.
" Hari Pertunangan resmi kita sudah ditetapkan, bulan depan di Mansion Lord Valerie di Paris, kita akan mengadakan perjamuan terbatas yang mengundang seluruh kepala klan masing masing dan mengumumkan pertunangan kita."
"Baiklah..." aku mengangguk pasrah, semuanya sudah ditetapkan oleh keluarga kami.
"Kau tau, aku ingin membantu klan. Setelah aku sembuh sepenuhnya, aku akan membantu klan mempersiapkan pertempuran di pusat pelatihan Pyreness. Apa kau keberatan dengan itu."
"Tidak, tentu saja tidak. Asal kau ingat harus pulang ke pelukanku. Setelah pertunangan, jika kau ingin kembali ke London sementara tak apa. Ingatlah untuk mengunjungiku dengan vortex. Kau punya cara cepat untuk bertemu denganku. Atau aku akan menculikmu dari London dan menerbangkanmu ke Paris." aku tertawa mendengar ancamannya.
"Kau tak akan bisa menculikku. "
"Kau bisa mencobanya jika kau mau... " Alex bermuka serius saat mengatakannya, sementara aku tertawa melihat ekspresinya yang menurutku lucu.
"Dan aku harus memberi pelajaran pada bitch yang berani mengamcamku. " Aku mengutarakan pikiranku. Alexander langsung mencengkram tanganku.
"Apa maksudmu ...! " Alexander memasang sikap siaga.
"Aku akan menggunakan mantra sihir pikiran untuk membalas mereka. Aku akan menghadapinya Julia sendiri jika dia kesini. "
"Tidak! Kau jangan nekat, vampire petarung bukan tandinganmu, kau akan mencelakai dirimu sendiri, pengawalmu akan melindungimu jika dia datang, jangan mencoba nekat. Wanita wanita itu bisa bertindak gila jika nekat. Akan ada pengawal dirumah ini mulai besok. Aku mungkin akan ke Berlin lusa dan harus meninggalkanmu sendiri disini bersama Martin." suara Alexander naik mendengar rencanaku.
"Alex, kau meremehkan kemampuan kami, seberapa cepatnya kau, kau tidak bisa menyentuhku jika aku memasang perisai energi. Dan dengan mantra pikiran, dia tidak akan berani macam-macam denganku lagi. " aku menolak kalah. Harusnya aku tak usah meminta persetujuan darinya dulu, pasti Alexander melarangku. Dia selalu menganggapku anak kecil yang harus dilindungi.
"Aku tak akan membiarkanmu melakukannya! Kau tak tau betapa berbahayanya pertarungan dengan klan vampire, kau sudah pernah melihat kecepatan kami. Bahkan kau tak akan melihat serangannya datang. Jangan macam-macam Alexa! Kau dengar aku! " Alexander mencengkram tanganku dan membalikkan aku menghadap ke arahnya.
"Berjanji padaku! Berita pertunangan kita sudah tersebar malam ini karena Julia, akan ada bahaya mengancammu, kau akan ditemani pengawal pribadi dari klan mulai besok! Aku akan bicara sendiri dengan Ayah dan Ibumu sekaligus Ketua Aegis mengenai pengawalmu! Ingat kau mortal Alexa, mereka tau kau lemah. Aku akan menanggung masalah ini." dia ternyata sudah berpikir terlalu jauh. Tapi aku tidak menerima aku dikatakan lemah. Aku harus memantapkan mantra sihir pikiranku. Ourinko Dluein, Mae Osweli mereka bisa menolongku mempelajari mantra mengontrol pikiran. Itu akan bekerja disemua level manusia, vampire juga adalah manusia.
" Baiklah, aku akan bekerjasama dengan pengawalku dan tidak akan menemuinya sendiri. Aku berjanji." aku mengalah, mungkin dia memang benar. Aku memang tak bisa menghadapinya sendiri. Tapi aku harus mengalahkannya sendiri, dan membereskan selir-selir kurang ajar itu. Aku akan bekerja sama dengan para pengawalku.
"Kau merencanakan sesuatu dalam pikiranmu! " Alexander dengan cepat membaca isi kepalaku.
"Alex, jangan menganggapku anak kecil. Aku bisa membereskan masalahku! " Aku mengacuhkan peringatannya.
"Kau membuatku gila dari awal dengan selalu membahayakan dirimu sendiri. Kejadian di Nubl terakhir karena kau bertindak sendiri tanpa menunggu persetujuanku, dan sebelumnya di Spanyol kau juga terluka dan nyawa terancam, jika aku tidak datang! Karena tidak mempunyai back-up, tindakanmu tidak bisa diterima! Kau terlalu ceroboh dalam merencanakan sesuatu!" sekarang dia benar-benar marah suaranya meninggi.
"Kau akan ikut denganku ke Berlin, jika kau tak mau mendengarkanku!"
"Aku perlu ke Pyreness !" aku jelas tidak mau ikut. Aku perlu ruang untuk bernapas.
"Kau bisa buka vortex dari Berlin! ." Dia mengacuhkan alasanku.
"Aku tidak akan menemuinya tanpa pengawal jika dia datang, kau puas, aku akan mematuhimu, tapi aku akan melakukan sesuatu padanya jika aku sudah siap! Aku bukan orang yang mau ditekan karena lemah!" tampaknya kami akan bertengkar semalaman karena ini.
"Kau memang gadis keras kepala dan tidak bisa diatur!" Alexander menggerutu.
"Aku mau kekamarku kembali." Aku capek dan mau istirahat. Dan menghindari debat dengannya. Aku beranjak bangkit dari sofa.
" Tidak bisa! Masalah kita belum selesai, kau selalu lari dari perdebatan? Aku tak bisa kau acuhkan seperti itu. " Alex menarikku duduk kembali. Kali ini suaranya tegas.
"Kau akan tinggal di tempat Joanne, ketika aku ada di Berlin! Kau tidak bisa dipercaya jika kau sendiri! Tak ada yang berani macam-macam di Mansion Valerie Ostrander! Kali ini aku tak mau dibantah Alexa! Ini untuk kebaikanmu sendiri! Kau pilih ikut ke Berlin atau tinggal di tempat Joanne ? " Aku menghela napas kalah. Baiklah, aku akan mengurus ini jika aku sudah siap dengan senjataku, saat ini aku menurut saja.
"Aku akan di Paris bersama Joanne..." aku memutuskan.
"Lusa aku akan mengantarmu sendiri, dan mulai besok kau akan punya dua orang pengawal pribadi yang akan ikut denganmu kemanapun kau pergi kecuali saat kau ke Pyreness. Setuju?" aku mengangguk, Alexander tampaknya puas dengan jawapanku.
"Kau tak mau tidur disini...aku tak akan mengganggumu... " sekarang wajahnya menjadi mesum lagi. Aku memandangnya dengan kesal.
"Tidak mau! Aku butuh privasi dan ketenanganku!" Alexander tergelak.
"Gadis perawan penakut, cepat atau lambat kau akan belajar tidur bersamaku. Kapan kau menyerah dengan idealisme pertahananmu itu. " Alexander menyeringai lucu.
"Sampai aku merasa siap melakukannya." Aku jujur. Entahlah kapan, kurasa aku akan tau saat itu tiba. Dia hanya diam mendengar jawabanku.
"Baiklah Aku akan menunggu saatnya dengan sabar. Aku akan mengantarmu ke kamarmu." Dia bangkit dan mengamit pinggangku. Dan membawaku berjalan ke kamarku yang tidak jauh dari kamarnya.
"Terimakasih untuk malam ini Alexa" aku membuka pintu kamarku.
"Malam Alex... " dia memajukan bibirnya mengecup keningku. Manis, aku menyukainya dan tersenyum lebar. Malam ini berlalu baik akhirnya. Sekarang aku perlu menenangkan diriku sendiri. Masih terbayang apa yang dilakukannya tadi padaku. Dan aku menutup pintu kamarku sambil menghela napas panjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Yana
hmmm... kok buat saya ya... rasanya Alexa terlalu mudah memaafkan Alex bahkan mau aja di ajak make love. dimana amarahmu Alexa? kamu lihat sendiri dengan mata kepalamu Alex ena ena lho kemarin setelah mengenalkanmu sebagai tunangannya dan cuma minta maaf begitu dengan alasan dia turn on tapi kamu gak kasih dia yg itu? langsung hatimu meleyot? gak merasa terhina dan terhianati kah dirimu? maaf kak penulis, saya kok merasa sakit hati ya... nyesek gitu😢🙏
2023-11-16
2
Dede Dahlia
awas aja kamu Alex saat di berlin nanti kalau kamu berani asal nyelup lagi aku potong ular kamu ampai habis.
2023-03-23
0
🔥 🅢🅤🅖🅐🅡 🅓🅐🅓🅓🅨 🔥
wkwkwk....capeeekk Broo.....😂😂😂 minta Alexa spongg aja 😁😁😁😁😁🤤
2022-06-14
0