Aķu tidur dengan gelisah, setelah lelah menangis. Terbangun pagi-pagi dengan perasaan kacau. Aku harus pergi! Saat ini aku sama sekali tak ingin menemui atau bicara dengan Alexander. Aku butuh waktu untuk menenangkan diri.
Aku menelepon Pusat Operasi di London dan menemukan banyak pengajar dibutuhkan di Pusat Pelatihan Pyreness. Akhirnya punya alasan untuk menghilang dari Paris.
Aku sudah rapi jam enam pagi dan keluar dengan diam-diam dari kamar, Tuan Martin sudah terlihat, dan langsung meninggalkan pesan untuk Alex bahwa aku akan ke pelatihan di Pyreness. Dia bertanya apa aku perlu transportasi, tapi dengan berbisik aku memberitahunya bahwa aku menggunakan gerbang sihir untuk berpindah tempat dari kamarku. Dia hanya mengangguk maklum dan agak bingung.
Kesibukanku bisa mengalihkan sepenuhnya pikiranku. Karena aku butuh waktu untuk pelan pelan berpikir apa yang kujalani sekarang, sekaligus meredam emosiku yang masih bergejolak.
Aku melewatkan telepon Alexander dua kali saat latihan. Aku hanya membalas dengan mengirimkan pesan bahwa aku akan kembali ke kamarku saat malam saat pelatihan selesai.
Aku kembali jam melalui vortex kekamarku lewat jam sepuluh malam. Dan tak ingin menemui siapapun.
Keesokan harinya aku berencana akan pergi jam 6 lagi atau tanpa sarapan. Aku memang berencana menghindari Alexander untuk beberapa hari bahkan dirumahnya sendiri. Aku selalu pulang larut malam dan pergi pagi-pagi sekali, aku melakukan itu berturut turut selama empat hari. Hanya Tuan Martin yang tiap pagi yang menemaniku sarapan, dia adalah teman bicara yang baik bagiku.
Tapi di hari ke lima Alexander menungguku di ruang sarapan tepat jam enam. Pakaiannya sudah rapi, tampaknya dia berencana pergi. Kemeja warna biru gelap itu tampak selalu pas ditubuhnya, andai tidak ada kejadian kemarin, mungkin aku akan memandanginya sebagai sepiring sarapan lezat, tapi sekarang aku membencinya sehingga melihatnya saja aku tak ingin apalagi mengajaknya berbicara.
"Alexa, selamat pagi, duduklah ... " dia sedang membaca sesuatu di tablet di tangannya.
Aku sudah memakai pakaian latihan hitam legiun , aku duduk didepannya. Aku meminta secangkir kopi kepada pelayan dan sandwichku.
"Aku akan ke Brussel untuk beberapa hari. Kau mau ikut? " kenapa dia menawariku, bukankan lebih bebas jika aku tak ikut. Aku mencibir dalam hati.
"Tidak, aku harus membantu pelatihan di Pyreness. Banyak sekali murid yang butuh bantuan disana. Kami harus mempersiapkan perang ini. Aku akan baik-baik saja dan kembali ke sini setiap malam, aku tak akan kembali ke London. Lagipula ada Martin dan Joanne bisa menemaniku disini." aku bicara tanpa menatapnya.
Aku tahu dia memandangku, entah kenapa aku bahkan tak ingin melihatnya sekarang. Sejak kejadian itu, aku berpikir dan beranggapan, ada atau tidak diriku tidak akan menjadi masalah buatnya. Aku akan membebaskan Alexander, jika dia ingin bebas, aku juga tak akan memaksakan apa-apa diantara kami.
Jika pernikahan politik ini harus berjalan, mungkin kami akan menjalaninya layaknya orang asing, saling bersikap sopan namun tinggal diatap yang sama. Dan berakting mesra jika kami sedang dihadapan umum. Aku tak punya masalah dengan itu. Asal aku tak mengalami sakit hati seperti kemarin. Dilambungkan dan berbunga -bunga dengan sikap romantisnya tapi kemudian dia melemparku ke dasar jurang dengan pengkhianatannya tepat di acara pengumuman pertunangan kami, saat aku bahkan ada disana. Rasanya sangat sakit ,kecewa , marah dan dipermalukan sekaligus.
Aku dengan cepat menghabiskan sarapanku dalam diam dan ingin segera pergi dari sini.
"Aku pergi dulu, semoga penerbanganmu menyenangkan." aku melangkah pergi kekamar. Alexander mengikutiku ke kamar, tapi lagi-lagi aku tak perduli.
Aku masuk ke kamarku. Dia mengikuti dan menutup pintunya. Aku berbalik memandangnya, menunggunya bicara.
"Aku minta maaf. Aku tau aku bersalah padamu. Dan itu kesalahan yang besar." dia memulai berbicara dan berdiri didepanku sekarang.
"Tidak Alex, kau tak punya tanggung jawab apapun padaku. Kita tidak punya ikatan apapun. Kau bebas melakukan apapun yang kau suka. Tak usah memikirkan aku. Jalani saja hidup kita seperti sebelumnya. Pernikahan ini akan tetap berjalan. Kau tak usah kuatir aku membuat kekacauan. Aku sudah cukup dewasa untuk memisahkan politik dan perasaan. Kita bisa berjalan tanpa perlu melibatkan emosi apapun disini. Kita akan berbicara pangaturan tugas kita nanti." aku menjawab apa yang ada di pikiranku beberapa hari ini dengan tenang, bahkan aku terkejut bahwa sekarang mengatakannya dengan tersenyum.
"Alexa,... " tampaknya Alexander cukup terkejut dengan perkataanku. Pandangan kami bertemu. Mataku mulai memanas. Tadinya aku berdebar-debar mengharapkannya, tapi sekarang aku akan belajar hidup tak mempedulikannya. Tidak aku tidak akan menangis didepannya. Dia tidak pantas mendapatkan itu.
Aku berbalik, kurasa sudah cukup bicaranya. Aku membaca mantra dan membuka vortexku pergi dari kamarku menuju ke Pyreness. Menutup pintu vorteMeninggalkannya sendiri dengan apapun yang dipikirkannya.
Sudah tiga hari aku sendirian dimansion. Aku senang tak ada yang menggangguku. Alex akan kembali besok dan ini hari Minggu, tak ada latihan hari ini, aku bisa bangun lebih siang dan beristirahat. Mungkin aku bisa mengunjungi teman yang ada di Paris hari ini.
Aku turun ke ruang makan jam 10 siang. Martin sedang menelepon dengan telepon satelit, tampaknya sesuatu yang penting. Aku duduk disana dan sedikit mendengarkan.
" Kalian harus keluar secepatnya, ...berusahalah. Aku akan coba menghubungi Tuan untuk meminta bantuan untuk kalian." Martin diam, gurat kerutan diwajahnya tampak mangkin dalam saat dia berbicara.
Martin terlihat bingung saat menutup telepon. Dia bolak-balik keliling ruangan dan tidak menyadari bahwa aku melihatnya.
"Tuan Martin, ada apa, siapa yang harus keluar ?"
" Nona Alexa, maaf saya tidak menyadari Anda disini. Anda mendengar pembicaraan saya, Anda perlu sesuatu ? " Aku menggeleng, dia terlihat ragu bercerita.
"Ceritakan padaku Tuan Martin, siapa yang harus keluar , ... " aku mendesaknya.
" Nona... baiklah.... " Martin bercerita tentang sebuah misi penyelamatan pengungsi anak-anak di sebuah kota bernama Nubl di Syria. Alexander memiliki sebuah organisasi amal khusus yang bergerak pada penyelamatan pengungsi, terutama wanita dan anak-anak dari daerah konflik. Well, ternyata selain sisi kejam dan dinginnya, ia masih memiliki sisi humanis.
Anak Tuan Martin, Oscar telah beberapa bulan terakhir terjun langsung ke daerah konflik perang Syria. Mereka telah beberapa kali menyelamatkan ratusan anak-anak dan wanita ke lokasi kamp aman mereka di Latakia. Namun kali ini sepertinya mereka terlambat bergerak, Nubl telah dikelilingi pasukan pemberontak yang tidak akan memberi ampun pada pengungsi, termasuk para 15 orang relawan yang lain akan dijadikan sandera. Mereka tidak memiliki logistik yang cukup untuk menempuh perjalanan ke Tartus. Dan alat transportasi mereka rusak karena terkena artileri yang salah sasaran.
Aku tahu Syria, Klan Penyihir Cahaya juga mempunyai misi kemanusiaan disana bekerjasama dengan beberapa kamp bantuan UNHCR . Syria telah menjadi tempat terjadinya perang saudara paling berdarah saat ini. Diperkirakan enam juta orang telah menjadi pengungsi dari kota-kota yang diperebutkan di utara Syria terutama disekitar Alleppo. Tapi basis kami lebih jauh ke selatan di kota Tartus.
" Aku akan membantu Tuan Martin, berikan padaku nomor telepon satelit mereka agar aku bisa melacaknya. Akan kubawa bantuan kesana. " aku segera mengambil keputusan.
"Tidak Nona, Tuan Alexander akan marah jika aku membahayakan Nona." Tuan Martin menggelengkan kepalanya dengan takut.
"Tuan Martin, aku ini orang militer dan misi penyelamatan seperti ini bukan hal baru bagi kami. Kami punya camp operasi di Tartus, di sebelah selatan Latakia, legiunku disana tahu medan yang mereka hadapi. Dan legiunku bukan orang biasa Tuan Martin. Kau bisa percaya padaku. Aku bahkan bisa ke Syria dalam hitungan detik dengan gerbang sihir." Tuan Martin terpaku mendengar penjelasanku.
"Tapi Nona, .... "
"Tuan semangkin kita membuang waktu disini, akan semangkin sulit menjangkau mereka! Pasukan pemberontak akan semangkin dekat! Berikan nomornya dan biarkan aku yang mengurusnya! " aku perlu sedikit menekan untuk menghilangkan keraguannya.
"Nona.... tapi Tuan Alexander,.... " Martin tetap kukuh pada pendiriannya.
"Aku akan mengurus Alexander, suruh dia bicara denganku ! Tuan Martin, nomornya sekarang!"
"Ini nona ..." akhirnya dia menuliskan nomornya.
"Beritahu mereka bantuan akan segera datang, Tuan Martin. Jaga telepon satelit mereka tetap hidup karena aku akan melacak lokasi mereka dari Tartus. Aku akan kembali ke London. Dan Alexander, bilang dia untuk menelepon Daniel Aegis jika dia mencariku. Tak usah beritahu dia sebelum dia kembali ke Paris."
Aku langsung perlu bicara dengan seseorang di Pusat Operasi London. Dan aku harus kesana terlebih dahulu. Aku segera membuka vortex ke Gedung Aegis International di London, sebuah kantor bawah tanah sepuluh lantai tempat semua kontrol utama aktivitas klan berada. Harusnya sekarang Daniel adikku yang bertugas disana.
"Alexa! Apa yang kau lakukan disini" Daniel terkejut melihatku tiba-tiba muncul di kantornya.
"Aku perlu bertemu penanggung jawab misi kemanusiaan di Syria."
"Syria?! Itu diatur Ali bin Jamshed. Dia ada di kantornya di lantai 5. Kenapa kau bertanya?"
"Aku perlu mengatur operasi penyelamatan pengungsi di Kota Nubl dekat Allepo."
"Allepo?! Itu lokasi berbahaya Alexa. Operasi penyelamatan pengungsi? Kau tidak bisa menembus kota Allepo sendirian, perlu tim pendukung militer berpengalaman kesana! Kau benar ingin kesana? Ayah tak akan memberikan izin!"
" Iya! Jangan beritahu Ayah, kau yang mengatur disini.."
"Kau gila ! Mana bisa aku melepasmu sendiri kesana! Ayah akan membunuhku , ia tak akan izinkan kau pergi. " Daniel berkeras.
" Aku akan kesana Daniel, berikan saja tim militer utama padaku. Aku prajurit elit militer berpengalaman di medan tempur, kau tau kemampuanku, lagipula Nubl dan Tartus itu cuma sekitar 6 jam perjalanan !"
"Kalian harus melewati blokade militer , kau pikir itu mudah!? Kau akan membuatku dalam masalah...!"
" Kami akan menggunakan jalan alternatif, mantra penghilang, mantra penidur dan melakukan penyerangan jika sangat mendesak , atau sekalian mengangkat bisnya dalam vortex. Aku akan mencari akal untuk tidak terlihat. Sekali kami sampai disana ,kami akan menggunakan vortex untuk kembali. Tak akan ada masalah selama kau menutup rapat operasi ini. " aku tak akan melepas tekananku ke Daniel.
" Dengar, Dengan atau tanpa dukunganmu aku akan pergi, kau pilih membantuku atau tidak! " Dia tak akan menang melawanku.
"Kau memang keras kepala!" Daniel berkacak pinggang, dia sudah menyerah melawanku. " Kau punya koordinat tempatnya, jangan bilang kau sama sekali tak tau, karena aku tak akan mau membantumu sama sekali! Sama saja bunuh diri jika kau tak tau koordinatnya. "
"Aku punya nomor telepon satelit mereka !" aku memberikan kertas catatan nomor telepon itu.
"Menyusahkan! Ini misi siapa, kenapa kita yang harus menyelamatkan mereka" dia masih mengomel panjang lebar.
"Ini organisasi Alexander, dia tidak tau aku kesini, dia sedang berada di Brussel. Bukan dia yang memintaku, tapi anak orang kepercayaannya yang terjebak di Allepo, mereka tidak punya back up. Dan waktunya mendesak, karena pasukan pemberontak akan segera masuk kesana. Kita membicarakan jumlah 200 orang wanita dan anak anak, dan puluhan relawan yang akan dibunuh kalau kita tidak bergerak sekarang. Mereka bertahan semampu mereka disana."
"Kau harus kembali secepatnya! "
" Iya aku mengerti, terima kasih Daniel. Aku akan berhati-hati." Aku tersenyum lebar.
Sementara dia mengangkat telepon intercomnya dengan kesal karena tak punya pilihan lain dan mulai memerintahkan persiapan operasi .
"Andrew, mulai sistem Operasi Militer tingkat dua, panggil tim utama Lambert ke sini. Siapkan crew operasi militer khusus sekarang di ruang 3. Minta Ali bin Jamshed dan tim pemantau operasi di Syria kesana, kita ada misi penyelamatan pengungsi di Alleppo. Beritahu camp Tartus untuk bersiap." Aku akan menyelamatkan anak-anak itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
❤ $he ¥ ❤
emakkk sukaaa gaya kamuu Alexa...👍👍👍👍
2021-09-30
2
Nacita
salut sm alexa, kereeenn👍
2021-09-13
0
Wiwin Handayani
bagus cewe hrs tegas dan mandiri.
lelaki cap sikat wc wajib dijauhi byk kumannya
2021-08-26
0