"Evan! Bagaimana hasil penyeranganmu?" Aku berlari jam empat pagi keruangan kontrol penyerangan menemui Evan.
Evan duduk di kursi didepan layar besar, bersama tim tactical, ia memijat keningnya , raut wajahnya mengatakan ia frustrasi.
"Seperti yang kuduga, dengan cepat mereka menarik semua kekuatannya, penyerangan ini sia-sia. Apa yang kau temukan " Evan melihatku membawa foto area.
Aku terduduk lemas di kursi disampingnya. Aku memberikan foto area itu padanya.
"Lokasi yang kita cari, ada empat tempat baru ditemukan, tapi hampir dikatakan kami tidak melihat ada aktivitas didalamnya. Sudah dikosongkan!"
"Mereka akan memasang taruhan di satu tempat! Itu sudah jelas. Ketua Aegis, Ketua Watapio juga sudah tahu hasil penyerangan kita. Empat tempat itu cuma ada penjaga kebersihan lima orang. Aku merasa sangat bodoh!"
" Dimana Alexander?" aku tidak melihat pimpinan legiun vampire disini.
"Mereka meneliti tempat yang kami serang untuk melihat apa ada yang bisa kami jadikan petunjuk."
"Kau dan timmu teruskan mencari, begitu kita mendapatkan lokasi potensial yang masih ada penghuninya, kita akan segera menyerang. Aku akan menarik setengah kekuatan di London untuk membantu divisi pencarian besok pagi. Kita akan teruskan ini. Sekarang aku perlu tidur sebentar. " Evan beranjak dari ruangan utama ke ruangan istirahat di ujung ruangan.
" Baiklah ..." aku bergerak kembali ke ruanganku.
Di perjalanan aku bertemu Alexander. Ia dan timnya sudah kembali.
"Alexa, kau masih bekerja?" kali ini dia berbaik hati menyapa duluan.
"Aku baik... terimakasih. Evan sedang istirahat, dia frustrasi dengan hasil penyerangan. Dan aku membawa foto pengintaian lokasi yang baru kami temukan. Hasilnya sama buruknya. Tidak ada aktivitas. Kau menemukan sesuatu? "
"Tidak, tampaknya semua petunjuk sengaja dihilangkan. Dalam kondisi ini kita harus tetap berusaha. Kami semua mengandalkan timmu untuk menemukan lokasi mereka. Jangan lupa menjaga kondisimu." Dia menatapku. Sejenak kami berpandangan tanpa bicara. Aku selalu mudah gugup didekatnya.
"Aku pergi dulu. Kembali ke ruanganku."
"Ayahku akan datang besok siang kesini." dia tiba-tiba bicara, membuat langkahku otomatis terhenti. Ayahnya datang? Kami akan dikenalkan dengan resmi segera. Akhirnya aku tak bisa menghindar lagi. Aku menghela napas.
"Oke ..." aku menjawab singkat sambil menoleh padanya. Dan melanjutkan langkahku.
"Alexa ... "
"Ya?" sekarang dia berjalan beberapa langkah mendekatiku.
"Jangan menjadikan ini tekanan. Bagaimanapun kita harus menjalani ini sebagai tanggung jawab kita sebagai pewaris utama." Dia berbicara didepanku. Aku menatapnya dalam diam, jadi dia sudah menyimpulkan aku adalah calon istrinya.
"Akan kucoba." aku tersenyum kecil padanya. Dia menyebutkan kalimat klise soal tekanan. Mungkin baginya yang sudah menempuh puluhan tahun atau bahkan mungkin ratusan, hal ini hanya sebatas pengaturan status. Tapi bagiku ini berarti mengubah seluruh duniaku dan mungkin mengorbankan hatiku. Tapi bagaimanapun dia kelihatan cukup baik dan perhatian walaupun jelas dia bukan tipe romantis dan hangat seperti Ahiga.
Mungkin aku tak pernah menemukan cinta dalam hidupku. Atau mungkin sejalan waktu aku akan belajar jatuh cinta kepadanya. Ibu selalu bilang begitu. Cinta itu karena saling mengenal dan saling bersama. Aku tak tau ... entahlah. Aku bahkan takut memikirkan masa depanku sekarang, terlalu banyak yang tak pasti.
Aku berlalu dari hadapannya. Tak ada yang bisa kami bicarakan sekarang, lebih baik fokus pada tugas pencarian didepanku.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Tambahan kekuatan dari divisi penyerangan datang setelah jam istirahat siang. Aku dan Jonathan kembali sibuk. Sementara senior Drake beristirahat. Evan menugaskan lebih banyak orang di ruangan kami untuk mengawasi 24 tim yang sedang bertugas.
Tambahan lima tempat sudah ditemukan , total kami sudah menyelesaikan 16 lokasi, hampir setengahnya dalam 36 jam kerja. Pencarian dengan bantuan warewolf memang cepat. Dan Evan dengan cepat menangani data pengawasan tempat yang sudah ditemukan.
Walaupun hasilnya masih sangat-sangat mengecewakan, kami harus tetap mencoba menyisir dari data yang kami punya.
Menjelang sore aku sudah kelelahan. Senior Drake dan timnya sudah kembali membantu Jonathan. Kali ini sudah giliranku untuk beristirahat. Aku sudah menguap dan membayangkan tempat tidurku yang nyaman ketika seseorang memanggilku.
"Alexa, panggilan untukmu ke ruang perpustakaan dari kakekmu." Sekarang apalagi yang terjadi? Perkenalan itu? Aku mengantuk sekali, kenapa harus sekarang! Baiklah, Ayo kita hadapi ini. Kuputuskan tidak berdandan, aku masih memakai pakaian operasional hitam legiun. Jaket operasi hitam dan celana hitam dengan sepatu boot ala militer.
Aku sampai kedepan ruang perpustakaan. Aku menghela napas panjang sebelum masuk. Ayo Alexa, ini tak akan membunuhmu. Kau akan baik-baik saja, aku menyemangati diriku sendiri.
Aku membuka pintu ruang perpustakaan pribadi itu. Kulihat kakek, ayah dan Ibu duduk bersama dengan seorang pria dan wanita, Alexander juga ada disana. Keluarga utama klan Ostrander!
Ibu berdiri menyambutku.
"Ini putri kami, Alexa Aegis." ia menarikku berdiri disampingnya. Dan kedua orang itu juga berdiri menyalamiku.
"Hallo dear, aku Joanne Ostrander. Ibu Alexander, senang bertemu denganmu. Kau cantik." wanita berambut pirang itu tampaknya berumur hampir 40 tahun, dia masih terlihat muda, walaupun umurnya bisa dipastikan sudah diatas 100. Aku menyalami tangannya yang dingin.
"Ini suamiku ... Valerie Ostrander." Pria berambut hitam gagah itu menyalamiku. Ketampanan masa mudanya masih terjaga dan kharismanya yang terpancar alami akan membuatmu menyeganinya.
Di klan vampire, jika disebut sebagai anak bukan berarti harus anak kandung, tetapi mungkin anak angkat keluarga. Keluarga utama mengangkat salah satu anggotanya untuk menjadi keluarga inti. Dalam hal ini jelas Alexander adalah anak angkat mereka.
"Senang akhirnya bisa bertemu denganmu, Alexa." Dia menyalamiku dengan hangat sambil tersenyum. " Duduklah bersamaku disini." Wanita cantik ini bersuara lembut dan ramah.
"Aku terhormat bisa bertemu denganmu Tuan dan Nyonya Ostrander," aku sedikit membungkuk untuk menghormati mereka.
"Tak usah terlalu formal dear, anggap saja kami ini keluargamu. Karena sebentar lagi kita akan Aegis dan Ostrander akan menjadi keluarga. Kau pasti sudah mengenal Alexander putraku sebelumnya." Julia tersenyum pada putranya. Aku bersyukur calon ibu mertuaku ini punya personalitas yang hangat menyenangkan. Setidaknya nanti aku tidak merasa sendirian jika berada ditempat mereka.
"Sudah Nyonya, kami bekerjasama di legiun penyerangan." aku menoleh pada Alexander yang tersenyum kecil.
"Alexa adalah kepala divisi pencarian. Kami sedang mencari markas utama mereka sekarang. Tapi tampaknya mereka memilih meninggalkan markas mereka, setelah mengetahui kita bergabung dalam penyerangan. Karena mereka tahu dengan bergabungnya kekuatan baru mereka tak mungkin bisa menang dalam pertarungan biasa. Mereka pasti akan mengumpulkan kekuatan dan menyerang saat puncak Blood Moon." Alexander menjelaskan.
"Ketua Aegis, kau memikirkan cara lain untuk menangani ini" Ketua Alexei berbicara dengan kakek.
"Tidak ada cara lain Ketua Alexei, kami akan terus mengejar mereka sampai ke ujung dunia jika perlu. Kami bisa melepaskan ikatan mantra mereka, satu satunya cara menekan kekuatan mereka adalah membebaskan sebanyak mungkin manusia yang terkena mantra."
Ketua Alexei menganggukkan kepala mengerti.
Mereka berbicara tentang kondisi perang saat ini. Kadang Alexander dan aku yang menimpali karena kami adalah tim yang bertugas dilapangan.
Aku mengantuk sekarang. Kutahan diriku untuk tidak menguap karena takut dianggap tidak sopan. Alexander melihatku. Tampaknya dia tahu aku sedang berusaha keras menahan kantukku.
"Ayah, Ibu kalian telah bertemu Alexa. Jika kalian izinkan aku akan mengantarnya beristirahat, dia berada di ruang kontrol dari semalam tanpa istirahat . Kurasa saatnya dia beristirahat saat ini , aku akan membantu di ruang kontrol setelah itu. " Aku terpana melihatnya. Ternyata dia memperhatikan jam istirahatku. Manis sekali pikirku.
"Tentu dear, Alexa kau beristirahatlah. Kalian berdua telah bekerja keras. Kalian pasti sangat bangga pada putri kalian ini. Dia sangat serius menjalankan tugasnya. " Julia Ostrander memujiku, Ayah dan ibu tersenyum menanggapi pujiannya.
"Alexander antarlah Alexa " Kakekku memberikan izin.
"Terima kasih nyonya Julia, kami beruntung calon menantu kami Alexander adalah pria yang sangat perhatian kepada putri kami. Semoga mereka berdua bisa selalu saling memperhatikan dan mendukung di masa depan." Ibuku membalas sanjungan nyonya Julia. Dan aku merasa mukaku panas mendengar mereka berbicara.
Alexander berdiri. "Kalau begitu kami berdua mohon diri." Ia mengulurkan tangannya padaku untuk berdiri. Aku menyambutnya. Kami sudah bertingkah seperti pasangan yang sebenarnya sekarang.
"Aku pergi kakek, ayah, ibu, Tuan Alexei, Nyonya Julia." Aku meminta diri dengan sopan. Alexander mengandeng tanganku, membuka pintu untukku. Tata krama yang sempurna.
"Terimakasih, aku sudah mengantuk sekali tadi, untung kau menyelamatkanku."
"Bantuanku tidak datang dengan gratis." sekarang dia sedikit tersenyum dan mendekat.
"Apa maksudmu?" aku memandangnya tak mengerti. Kedekatannya yang tiba-tiba membuatku mundur secara reflek. Tanda bahaya langsung menyala diotakku. Tak gratis? Apa yang akan dia minta? Dia mau Sebuah ciuman, itu yang terpikir olehku karena tubuhnya mendekat padaku.
"Makan malamlah berdua denganku jika pencarian ini sudah selesai." Kali ini dia mendekatkan wajahnya, membuatku gugup karena jarak kami begitu dekat. Parfum musknya tercium olehku. Aku tergagap mendengar permintaannya, dan kemudian tertawa.
"Kenapa kau tertawa?" Alexander mengerutkan dahinya.
"Tidak, tidak ada. Aku berpikir kau akan mengatakan sesuatu yang berbeda."
"Apa yang kau pikir akan aku katakan Alexa?" Sekarang dia penasaran. Dan blush kurasa wajahku memerah sekarang. Aku membayangkan ciuman dengan pria ini. Aku sudah gila pastinya.
"Kenapa wajahmu cepat sekali merona, sebenarnya apa yang kau pikirkan sampai membuatmu merona?" Ya ampun, kenapa pria ini penasaran sekali.
"Tidak ada, baiklah aku akan pergi, baik aku berhutang makan malam " aku harus pergi dari sini. Jantungku rasanya berdebar kencang sekali.
" Tunggu dulu, tidak secepat itu Alexa." Dia menghalangi jalanku dengan cepat. "Aku masih penasaran apa yang kau pikirkan, katakan padaku apa yang kau pikirkan." dia mendesakku dengan serius.
"Tak ada! Ayolah biarkan aku pergi... " aku memelas untuk lolos.
"Apa kau berpikir aku akan minta ciuman darimu...?"
"Tidak ...tidak..." Aku mengatakan tidak, tapi hawa panas itu tetap naik ke wajahku. Aku pasti sudah semerah tomat sekarang.
"Ahhh... aku mengerti..." Sekarang dia bergerak mendekatiku lebih dekat. Matanya menatap mataku. Aku tersihir tak bisa bergerak.
"Apa yang kau mengerti ... "
"Kau mau aku menciummu sekarang, hanya kita berdua disini... anggap saja ini latihan." intonasi suaranya berubah menjadi dalam dan rendah sementara dia mendekat. Pria ini mempermainkan perasaaanku. Aku panik. Dan segera mencari celah untuk lolos.
" Tidak .... " aku berlari pergi, kali ini Alexander membiarkanku lolos, jantungku menggila. Aku sama sekali tidak menoleh lagi saat pergi.
Aku bisa mendengarnya tertawa dibelakangku sekarang. Dia memakai pengalamannya untuk menilaiku. Pria berkuasa seperti dia pasti sering mendapatkan wanita yang dengan senang hati melemparkan diri kepadanya. Tapi aku bukan mereka, aku tak bisa menyerahkan diriku begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
💖 sweet love 🌺
bukannya vampir bisa baca pikiran orang ya..
dan sampai sini aq masih belum paham alur nya
2024-12-11
0
Sintapriyanti Andini
alex bsa bca pikiran.. kmpuan spesialya klo ga slh.
2024-01-18
0
Dede Dahlia
Alex..dasar jail kamu 😂😂😂
2023-03-23
0