"Kau tak bisa menciumku begitu saja, apa kau selalu senang memaksa begini ... " aku mendorongnya menjauh, dia sedikit mundur untuk memberiku ruang bernapas.
"Bukannya kau juga menikmatinya, kau tadi membalas ciumanku dengan baik." sekarang dia tersenyum menang.
"Aku ..... " aku tak bisa meneruskan kalimatku, hawa panas naik lagi kewajahku.
"Kita akan menjadi suami istri, ciuman itu hanya latihan awal, kau akan terbiasa nanti..." dia memandang wajahku yang aku yakin sudah memerah "Apa kau selalu merona merah kalau kau malu..." senyum lebar menghiasi wajahnya, tampaknya ia sangat menyukai ekspresi salah tingkahku.
"Kenapa saat di Mansion Aegis kau bersikap dingin padaku?" Alexander masih memeluk pinggangku sementara, tanganku pegal menahan dadanya. Aku tak tau harus bagaimana menangapi kedekatannya yang tiba-tiba ini.
"Aku bukan tipe orang yang memamerkan kemesraan di depan umum. Apalagi di sela tugas di depan bawahanku. Kurasa kau tentu tahu konsekuensi posisi Pewaris, dunia kami lebih keras dari duniamu. Kelemahanmu akan dicari, tapi sikap tegas dan dinginmu akan disegani. Aku pernah memarahimu soal Ahiga, itu karena aku tak mau kau melakukan kesalahan yang mempengaruhi status kita berdua. Kau masih belum menerima perkataanku kemarin, sehingga kau terus berusaha menghindariku?"
"Aku tahu aku salah. Maaf menghindarimu selama ini, aku hanya tak nyaman dengan sikap kakumu. Dan aku merasa seperti menghadapi ayahku, karena kupikir kau orang yang sudah berpengalaman jauh dari kami semua..." tampaknya sentuhannya membuatku lancar berbicara.
"Hahaha .... maksudmu aku sudah tua... " sekarang dia tergelak. Alexander duduk santai di sofa besar itu. Dia melepaskanku tapi kami tetap duduk berdekatan. Kenapa sekarang aku merasa kehilangan sentuhannya, Ya Tuhan ... pria ini membuatku gila dalam sekejab.
"Tidak, bukan tua, kau masih terlihat muda ...hanya kalian tampaknya punya aura menakutkan karena punya pengalaman, kekuatan besar dan abadi." aku mengeluarkan pikiranku tentangnya. Dia cuma memandangku sambil tersenyum.
"Kalau aku tak membawamu, kita tak akan punya kesempatan berbicara seperti ini... mulai sekarang berbicaralah apa saja padaku, tapi aku tak mau kau terlihat manja didepan umum." dia berhenti dan mendekat "Manjalah padaku kalau kita sedang berdua saja atau berada di lingkungan keluarga utama kita." matanya berkilat nakal. "Calon istriku harus punya sikap yang sama denganku cerdas, berwibawa, dingin dan kuat. Aku tahu kau bisa. Aku sudah melihatmu memimpin legiunmu dengan baik." dia berbicara serius, intonasi rendah suaranya membuatku tegang.
"Aku akan berusaha..." suaranya membuatku gugup. Dia mengharapkan sesuatu dariku. Pertunangan yang belum resmi ini lebih berat dari yang kukira.
"Anak baik..." dia mengelus rambutku seakan aku anak muridnya yang patuh.
"Aku bukan anak-anak " aku memprotes perkataanya.
"Aku tahu ..." tangannya yang kuat memeluk pinggangku, dia menarikku mendekat. Kali ini aku menyerah saat ciumannya menyerangku lagi. Kenapa aku menyerah semudah ini?!
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Penerbangan intim satu jam dari London ke Paris lebih itu berakhir. Aku masih merasa melayang dengan ciumannya. Kami segera menuju ke Mansion Alexander yang terletak di 7 arrondissement disingkat 7ème atau dikenal juga dengan nama Palais Bourbon , sering juga disebut de Faubourg, district paling prestigious di Paris sejak abad ke 17. Tempat menara Eifel, Hotel de Invalides - hotel tempat peristirahatan Napoleon di Paris, beberapa museum, kedutaan dan beberapa hotel mewah berada.
Saat turun pesawat, Alexander menjadi dirinya yang biasa tegas dan dingin lagi. Ia memberikan beberapa peraturan yang segera harus aku ingat jika berada disampingnya. Tidak bersikap seperti wanita manja adalah yang paling harus kuingat. Aku harus terbiasa dengan perubahan sifatnya.
Mobil limousin membawa kami ke sebuah Mansion modern yang tidak terlalu besar, dengan desain minimalis modernnya. Aku langsung menyukai desainnya yang hommy dan minimalis modern . Kupikir mansionnya akan berdesai klasik, dengan banyak ornamen Victorian, tapi ternyata desainnya minimalis modern , dengan garis rapi gaya Mediterania yang terang benderang. Taman depan ditata dengam cantik dan rapi.
Pintu mobil dibuka oleh staff pelayan berpakaian resmi. Nampaknya mereka dipersiapkan menyambutku. Seorang pria tua kepala pelayan berpakaian rapi menyambutku. Untungnya aku berpakaian semi formal, jadi aku bisa menjaga martabat calon suamiku didepan para staffnya. Aku berjalan bersisian dengan Alexander memasuki mansion cantik itu. Dan ruangan depannya sangat cantik, aku terpesona dengan pemilihan desainnya yang menawan.
"Kau menyukainya..." Alexander tersenyum melihatku berbinar mengagumi rumahnya.
"Ini sangat modern, aku biasanya tinggal dirumah tua Victorian. Kupikir kau pun begitu. Aku sangat menyukai pilihan desain interiormu."
"Syukurlah kau menyukai rumahmu sendiri... " dia tersenyum kecil, aku memandangnya dan seketika tersanjung saat memahami bahwa aku yang akan menjadi nyonya rumahnya.
"Ini Tuan Martin Bouchard, kepala pelayan disini. Kau bisa meminta bantuan apapun padanya."
"Bienvenue à la maison mademoiselle"* Alexa." pria itu membungkuk sedikit menyalamiku dalam bahasa Perancis.
*selamat datang di rumah nona Alexa
" Je t'en prie Monsieur Martin"** aku hanya sedikit mengerti bagaimana membalas salamnya. Nampaknya sekarang aku harus belajar bahasa Perancis lebih banyak.
**Terima kasih Tuan Martin
Selanjutnya aku menyalami para pelayan yang berjumlah belasan dari koki, staff kebersihan, sampai tukang kebun , sopir dan keamanan. Ingatanku akan wajah cukup baik, aku mengingat mereka semua dengan cepat.
Alexander mengantar ku lantai ketiga. Ia menunjukkan kamarku, kamar Alexander juga berada di lantai yang sama, mau tak mau aku berpikiran tentang Alexander dan berdebar-debar memikirkan jarak kamar kami yang berdekatan. Ahh... kepalaku tak bisa bertahan untuk tak memikirkan hal-hal romantis sejak tadi dia menciumku. Benar katanya, mungkin aku yang menyerangnya terlebih dahulu. Aku sudah jatuh dalam pesonanya saat pertama dia bersikap mesra padaku. Setelahnya Alexander meninggalkanku untuk berbenah dan berjanji akan menemuiku lagi nanti.
Aku menyukai kamarku. Kamar luas dengan desain modern yang terasa seperti rumah. Berwarna coklat hangat dipadu dengan warna biru beresain minimalis tapi tetap elegan, karpet bulu besar yang lembut yang terletak dibawah tempat tidurnya. Dan kamar ini sexy, dibelakangnya adalah kaca besar yang menambah kesan modern. Dengan puncak menara Eifel terlihat berkelap kelip romantis di kejauhan. Ditambah bunga cantik segar menghiasi meja riasku. Tampaknya sudah dipersiapkan untuk kedatanganku.
Seorang pelayan wanita mengikutiku untuk membantuku membereskan bawaanku. Pelayan muda itu banyak tersenyum dan untungnya dia bisa berbahasa Inggris dengan baik. Aku harus segera meminta Alexander menemukanku seorang guru bahasa Perancis disini.
Dalam sejam aku menyesaikan berbenah dan berganti pakaian dengan baju tidur yang nyaman. Aku menemukan beberapa baju tidur indah di lemariku, nampaknya Alexander yang menyiapkan. Aku belum memakainya, tapi sekarang aku merasa lapar, aku ingat aku baru makan sedikit tadi sore.
Tepat saat seseorang mengetuk pintu. Aku bergegas membuka pintu. Seorang pelayan membawa nampan makanan, Alexander berdiri dibelakangnya.
" Aku akan membawa ini." dia membawa nampan makanan dari tangan pelayan.
" Alexa, ayo kita makan .... Olivia kau boleh pergi." dia menaruh nampan itu di meja dikamarku. Dia sudah berganti dengan baju dan celana panjang yang nyaman berwana putih abu-abu.Walaupun dia hanya memakai kaos rumahan, pria didepanku ini semangkin menggoda, kaos tipis itu menampakkan siluet tubuh dan lengannya yang kekar, gambaran sosoknya yang sedang berganti pakaian kembali lewat dikepalaku.
Fokus ..fokus Alexa, dia bukan makananmu. Aku mengerjapkan mata untuk mengusir pikiran mesum tentang abs-nya yang melintas di kepalaku. Tampaknya aku tak akan perawan lagi begitu keluar dari sini. Sial ... apa yang sebenarnya kupikirkan.
"Alexa ... "
"Yah... "aku kaget mendengar suaranya.
"Ayo makan. Aku memesan burger. Apa yang kau pikirkan, kau melamun sampai kaget mendengar suaraku." Dia membuka tutup nampan. Dua buah burger besar dan kentang goreng kelihatan menggoda. Aku kelaparan begitu melihatnya.
"Terima kasih, aku memang kelaparan." Aku mengambil salah satunya dan makan dengan lahap. Alexander tersenyum dan ikut makan bersamaku. Sambil makan ia bercerita tentang restoran restoran terkenal di Paris. Dan berjanji akan membawaku kesana.
"Aku juga ingin memberimu ini." setelah makan dia mengeluarkan sebuah kartu kredit berwarna hitam " Pakailah untuk berbelanja bersama Ibu besok. "
"Tapi... aku mem.." aku ingin berkata aku membawa kartuku sendiri. Dia langsung mengangkat tangannya.
"Tidak...kau tanggung jawabku selama disini. Kau tak boleh menolaknya."
Aku menerima dengan segan, tapi aku senang " Terima kasih" aku tersenyum manis.
"Cium aku... "
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Catatan Penulis :
Jalan jalan ke Paris yukkk
Mansion diatas memang terletak di 7th Arrondissement ( Parisian( Org Paris) menyebutnya 7eme . District paling prestigious di Paris. Harga Mansion itu diatas 10juta EURO disitus penjualan mansion mewah ( diatas 150M)
Ada 20 distrik di kota Paris. Dimulai dari 1ème Biasa disebut 1eme, 2eme dst . Distrik pertama dimulai dari Istana Louvre. PARIS . Ini Louvre sering kan lihat di film-film
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
💜Ilalang Senja💜
ikut Mak Othor...di jamin senang...
2025-03-03
0
Mommy Raqila
Addooy .... 150 M. 150 jete aja belum pernah ngeliat Mak. /Chuckle/
2024-02-16
0
Dyah Oktina
hahaha....dah ngak tahan ya alexa.. dah ke pingin d kekepin bang alex 🤭😁😁
2024-02-12
0