Sudah tiga hari aku beristirahat di Mansion Alex. Joanne menyempatkan diri melihat keadaanku. Dan Tuan Martin, jangan ditanya betapa dia menjadi sangat perhatian padaku. Seakan aku adalah anaknya yang sedang sakit. Dia memastikan pelayan pribadiku selalu menjagaku, menyuruh koki memasakkan makanan kesukaanku, menanyakan apakah aku mau membaca agar aku tidak bosan seharian harus beristiraha berbagai hal remeh lainnya yang membuatku merasa seperti dijaga sepasukan perawat di Mansion ini.
Sedangkan Alexander, dia bersikap manis. Membawakanku makanan dari luar tiap dia pulang bekerja, tidak pulang larut dan selalu menemaniku sarapan dan makan malam. Dalam tiga hari ini aku sepertinya aku merasa menaikkan berat tubuhku drastis, aku sampai tidak berani melihat timbangan.
Hari ke empat aku sudah memulai latihan pemulihan aura di camp pelatihan Pyreness. Alex mengingatkanku untuk pulang saat makan malam. Karena sekarang sedang aku sedang berdamai dengannya aku menuruti permintaannya. Hari ini dia akan mengajakku makan malam diluar dengannya.
Aku sudah siap dengan gaun simple A-Line resmi sopan yang nyaman untuk makan malam. Rambutku kubiarkan tergerai dan hanya ditata sedikit. Aku tak menyukai dandanan berlebihan, aku apa adanya. Sementara Alex menjemputku dirumah dengan memakai kemeja kerja gelapnya dan suit formal tanpa dasi yang selalu membuatnya tampak gagah.
Paris adalah salah satu kota dengan restoran berbintang Michelin terbanyak setelah Tokyo dan London. Kau tidak akan pernah kehabisan ide untuk restoran terbaik dikota romantis ini.
Kali ini kami menuju Epicure di rue du Faubourg Saint-Honoré. Restoran fine dining milik chef Eric Frechun yang merupakan National Treasures Perancis. Seorang 3-star Michelin Chef dan tentunya 3 Star Michelin Restaurant. Bagaimana seorang yang masih hidup dianggap National Treasure, he must be done great thing with his knife.
Suasana makan malam yang tenang dan menyenangkan ditemani makanan enak, dan sekarang dia lebih terbuka padaku, sejak kami berdamai, Alexander bersedia menceritakan masa lalunya. Rasanya seperti baru mengenal dia kembali dan kembali membangun kepercayaan. Apakah aku memaafkannya sepenuhnya. Rasanya belum, aku masih tidak bisa menerima sikapnya, namun aku masih mencoba melupakan apa yang dia lakukan sebelumnya.
"Kau pernah ke sini sebelumnya."
"Tidak, tapi aku pernah ke L'Ambrosie , kemarin Joanne juga mengajakku ke sana. " aku menyebutkan salah satu restoran fine dining Michelin restoran yang juga terkenal di seantero Paris dan dunia.
"Kau benar, makanan disana juga sangat baik ...." Alexander menyetujui sebelum sesuatu terjadi kemudian.
"Alexander... sayang senang bertemu denganmu disini" sebuah tangan berjari lentik melingkar dari bagian belakang dan bergeser disisi dipundak Alexander. Dan tiba-tiba wanita itu mencium pipinya.
Aku dengan cepat menoleh dan dengan segera mengenali siapa yang melingkarkan tangannya dengan tak sopan itu. Julia Delacroix. Si wajah model berpakaian emas yang kutemui di butik bersama Joanne. Emosiku langsung terpancing melihat selir Alexander yang begitu kurang ajar ini.
Kali ini rambutnya pirang indahnya diangkat tinggi dan disanggul keatas , dengan giwang mutiara putih klasik ditelinganya dan penampilannya seperti biasa high class dengan gaun putih berleher tinggi . Salah satu selir Alexandre , aku harus menghadapi masalah yang sama lagi. Wanita Jalang!
"Hei nona , aku mengenalmu , kita pernah bertemu saat kau bersama Madam Joanne." seperti biasa matanya memandangku dengan menilai. Dia menatapku dandanan casualku dengan meremehkan tentu saja. Gosh, aku sangat ingin menjambak sanggulnya yang indah itu.
"Nona Julia, senang bertemu dengammu lagi." Itu bahasa sarkasme level tinggi tentu saja. Hell no, I hate you! kau perusak malamku hari ini.
Alex menegang, dia tampaknya memandang ekspresiku dengan kuatir. Aku memang harus latihan kesabaran dengan persoalan ini. Tapi aku tidak bisa, darahku dengan cepat naik melihat selir-selir ini berkeliaran disampingnya.
" Siapa ini sayang, kau tak mau mengenalkan kami. " dia memprovokasiku dengan kata-katanya seakan dia adalah wanita pemilik Alexander.
"Julia Delacroix, dia tunanganku. Alexa Aegis. Pengumuman pertunangan kami akan dilaksanakan tak lama lagi. Kau sudah mengenal Julia Delacroix , Alexa ? " Julia menatapku setengah tak percaya. Mukanya langsung berubah. Rasakan itu jalang, sebentar lagi kau akan berada dibawahku!
"Nona Aegis, selamat buat kalian berdua. Mungkin kapan-kapan aku akan mengunjungimu , dimana kau tinggal selama di Paris Nona Aegis, di Penthouse Alex di Champ de Elyseès? Aku sering sekali kesana... Ohhh aku menghafal setiap lekukan tempat itu Nona Aegis." dia sengaja memprovokasiku dengan menyebutkan salah satu tempat tinggal Alexander. Tentu saja levelmu hanya menjadi misstress di Apartmentnya Nona Julia!
"Tidak Nona Julia, aku tinggal bersama Alexander di Mansionnya di 7emè, ... jika kau ingin tahu Nona Delacroix. Sihlakan datang ke rumah kami, Alexander dan aku akan memyambutmu sebagai tamu kami." aku tersenyum membalasnya dengan telak, makan itu jalang! Kau merasa menang dariku. Julia memandangku penuh perhitungan. Jawabanku dengan cepat membungkamnya. Aku menunjukkan kelasnya dengan cepat sebagai nyonya di kediaman Alexander.
"Dan Alexander aku tak menyangka mendengar berita ini darimu, aku akan selalu mengira kau akan betah untuk selalu jadi playboy paling diperebutkan selamanya" kali ini dia bergerak lebih jauh memegang rahang Alexander sambil tersenyum menggoda. Jalang ini memang tak punya urat malu.
Alexander menepis tangan Julia.
"Julia, aku sedang makan malam bersama tunanganku. Calon istriku. Tolong hormati kami jika kau tidak ada yang perlu dibicarakan , aku minta tolong kau bisa pergi dari sini." Alexander bersikap dingin, akhirnya dia sendiri yang mengusir jalang ini. Aku membentuk seringai tipis dibibirku kemenangan sambil bersilang kaki dan menaruh tanganku di sandaran kursi memandangnya sekarang. Aku sangat menikmati saat kemenanganku.
Mata Julia berkilat menatapku. Aku balas menatapnya. Kami bertatapan ingin merobek satu sama lain. Sementara Alexander tetap diam tidak bersuara. Julia melepas tatapannya padaku dan bergerak mundur kali ini. Tampaknya dia tidak berani membuat keributan disini.
"Oke, sampai nanti miss Aegis. Kita akan berkenalan lebih baik di pertemuan selanjutnya. Aku akan pastikan aku akan mengunjungimu. " dia berkata dengan senyum dingin, lebih tepatnya menyeringai. Dan dia beranjak pergi dari meja kami. Aku mengikuti kepergiannya.
Aku langsung kehilangan selera makanku. Aku menatap Alexander yang kelihatan tenang dan tidak terpengaruh atas kejadian itu.
"Jangan biarkan wanita itu mempengaruhimu Alexa. Dia hanya pengganggu. Tapi dia cukup berbahaya, Julia adalah salah satu petarung di klan. Dia dari klan Delacroix, klan yang cukup kuat. Aku akan menugaskan pengawalan dari klan untukmu dirumah. Jika dia datang mungkin ia akan coba mencari masalah denganmu. Jangan coba temui dia tanpa aku. Kau mengerti..? " Alexander mencoba melindungiku atau mencoba agar aku tidak mendengar sesuatu yang jelek tentangnya dan gerombolan selirnya?
"Kau tahu Alex, aku sudah cukup sabar menghadapi legiun pengemarmu. Sudah berapa kali Julia menginjakkan kakinya di 7emè, apa dia juga sudah familiar tinggal disana seperti di Penthouse mu di Champ de Elysèe?" aku marah dari tadi membayangkan sudah berapa banyak wanita yang mungkin berasa dirumah itu atau mungkin pernah tinggal disana.
"Tak ada satupun Alexa, rumah itu khusus milikmu. Aku tidak pernah membawa wanita ke kediaman pribadiku. Hanya kau yang akan tinggal disana dan kau pemiliknya. Aku melakukannya di apartmentku yang dia sebutkan tadi atau di hotel jika kau benar ingin tahu masa laluku. Kau bisa bertanya pada Martin jika aku pernah membawa satu wanita pun atau tidak kesana." Alexander berkata dengan suara tegas. Aku menatapnya, dia tidak memalingkan matanya dariku, tampaknya dia bersungguh sungguh dengan perkataannya barusan.
"Baiklah ... ayo makan. Jangan biarkan kejadian tadi mengganggu kita. Kau sudah bersikap benar, kau menunjukkan dengan jelas siapa dirimu dan tidak terpancing emosi menanggapinya ." Alexander memuji sikapku? Well, dia yang mengakhiri topik ini akhirnya.
Aku tidak mau membuat suasana muram. Walaupun jelas aku terganggu kejadian barusan. Wanita itu jelas-jelas meremehkanku dari sejak awal kami bertemu. Pandangannya mengatakannaku tidak lebih cantik darinya. Suatu saat aku akan menghajarnya dengan tanganku sendiri.
Ini sangat aneh, aku merasa sekarang bisa bertoleransi dengan masa lalu Alexander. Aku tak menyangka aku akan mencapai kesabaran setinggi ini, demi kerjasama antar klan, demi kemenangan klan dalam pertempuran beberapa bulan lagi? Seorang gadis perawan 29 tahun melawan rombongan selir vampire pembunuh berumur ratusan tahun. Aku harus memberi diriku sendiri penghargaan atas keberanian ini.
Kami berdiam diri selama perjalanan yang tidak begitu jauh ke rumah. Aku memikirkan sesuatu yang berbahaya di pikiranku. Mungkin sekarang aku harus mencobanya, memasuki wilayah pribadinya. Resikonya, mungkin dia tak akan melepasku. Tapi aku marah pada semua selirnya yang sudah menggangguku dari sejak awal kami bertemu. Seakan mereka mendapatkan Alexander lebih banyak daripada aku tunangannya sendiri.
Kami sampai didepan rumah, dan Alexander membuka pintu mobil untukku. Aku menunggunya untuk bersama-sama naik ke atas menuju kamar kami masing-masing.
"Alex... " suaraku tercekik.
"Hmm ..?" dia menoleh saat aku akan mencapai kamarku.
" Apa aku boleh melihat kamar pribadimu?" Dia terdiam sebentar sambil memandangku aneh dan sepertinya memastikan apa yang dia dengar sekali lagi.
"Aku hanya ingin melihatnya, kau jangan berpikir aneh dan terlalu jauh." aku tau apa yang ada dipikirannya saat ini. Dia langsung tersenyum lebar.
"Tentu saja boleh, kau bisa masuk kapan saja. Kau mau tidur disana bersamaku juga aku tak keberatan. " Sekarang dia langsung mengeluarkan senyum mesumnya lagi. Bagian berbahaya yang harus kuambil.
"Ayo.." dia menggandeng tanganku. Aku menuruti tarikannya. Sedikit takut, tapi aku yakin dia tidak memaksakan apapun disana, dia sudah berjanji tidak akan melakukan apapun sampai aku siap untuk itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Mommy Raqila
Kasian bgt ya Lexa /Facepalm/ Udah perang ama iblis eh ditambah para selirnya Alex. /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-02-16
0
Dede Dahlia
jujur aku tetep masih kesel sama Alex. soalnya aku paling ga suka sama laki²yg asal nyelup apa lagi,lagi bareng dengan pasangan itu sama aja mencuci mukanya sang pasangan dei kotoran.kalau lagi ga bareng si masih secuil di maklumi.
2023-03-23
0
Yani Cahyani
mungkin karna aku berkiblat pd adat timur ,rasanya aku tetap nyesek walau alex berbaik2 1000× lipat susah banget untuk mengembalikan lagi hatiku yg hancuuur ,sampai episod ini aku belum plooong sangat emosi sekali ingin jerit2
2021-11-16
1