Alexander dan aku maju satu langkah. Aku harus menyampaikan salam perkenalan.
" Terima kasih Lord Valerie Ostrander dan Madam Joanne Ostrander yang telah menerimaku dengan sangat baik, dan Alexander yang telah menjadi partnerku yang telah banyak memberikan bantuan padaku dan klan kami, suatu kehormatan bisa bertemu disini, menjadi bagian dari keluarga dan merasa diterima disini. Aku sebagai perwakilan klan Aegis mengucapkan terima kasih untuk semua bantuan dan kerjasama kita. Semoga klan Ostrander dan Aegis selalu bisa menjadi keluarga dan saling mendukung mulai saat ini dan dimasa-masa yang akan datang. Untuk kejayaan klan Ostrander." aku mengakhiri perkataan ku dengan mengangkat gelas sampanyeku.
"Untuk kejayaan Klan Ostrander" semua hadirin menyambut tossku.
Alexander mengamit pinggangku. " Pidato yang sempurna." Ia berbisik ke telingaku dan membuatku merinding kegelian dan tersenyum mendengar pujiannya. Alexander membimbingku turun dan untuk pertama kami menemui para penasihat klan Ostrander, Alexander membawaku berkenalan dengan orang orang penting dalam klan Ostrander, dan beberapa komandan yang aku kenal saat Operasi Pencarian datang menyelamati aku dan Alexander atas pengumuman pertunangan kami.
Wanita kami mempunyai gaya berani. Aku teringat perkataan Joanne. Sekarang aku tahu jelas bagaimana para vampire ini memperlihatkan diri. Banyak wanita cantik dengan tubuh sexy menggoda berpakaian pendek berlomba memperlihatkan kulit dan tubuh indah mereka. Dan para prianya juga sangat memperhatikan penampilan mereka. Rasanya aku berada di klub model.
Para wanita dan pria itu menatapku penasaran ketika Alexander menggandengku. Mereka bergantian menyelamati kami, tapi ada beberapa wanita rupanya tetap mengambil kesempatan mengerling menggoda Alexander. Kurang ajar! Alexander mungkin adalah piala bergilir bagi mereka.
Seorang gadis pirang cantik berambut pirang lurus, berpakaian gaun ketat berwarna merah mencolok, datang menyalamiku.
" Nona Alexa, selamat datang di keluarga Ostrander. Saya Lola, suatu kehormatan bertemu Anda."
"Terima kasih nona Lola. " aku tersenyum sopan menerima perkenalannya.
"Tuan Alex, tunangan Anda sangat cantik."dia mengatakan itu sambil mengedipkan matanya kepada Alexander. Aku melihatnya, tapi mengacuhkannya. Suatu saat kau akan mendapat perhitungammu sendiri Lola, karena sudah berani menggoda tunanganku didepanku.
Joanne menghampiriku dan menarikku untuk bergabung dengannya. Aku diperkenalkan kepada beberapa orang wanita istri para komandan. Rupanya ini semacam group wanita yang telah mempunyai pasangan ikatan abadi. Kami mengobrol cukup lama.
Aku melihat Alexander yang sedang berbicara dengan para anggota klan yang memegang jabatan penting di bisnis perusahaan. Mereka tampak serius membicarakan bisnis dan aku meninggalkan mereka untuk bergabung kembali dengan Joanne.
Aku mencari Alexander beberapa saat kemudian, tapi dia tak kutemukan dimanapun. Mungkin dia dilantai dua, diruang pertemuan, diatas aula ini. Karena tadi aku melihatnya bersama rombongannya naik ke atas. Aku mencoba naik keatas dan mencarinya diantara ruang-ruang pertemuan.
" Balikkan badanmu... " suara itu, bukankah itu suara Alexander. Aku mendengar seseorang bicara dari sebuah kamar. Aku mendengar seseorang wanita. Napasku tercekat, benarkah itu Alexander.
Aku mengintip pintu yang tak tertutup sempurna itu. Dan pemandangan yang kulihat membuatku kulitku dingin. Alexander dan seorang gadis berbaju merah. Gadis itu adalah Lola, gadis jalang yang kelihatan olehku mengoda Alexander tadi.
" Alex..." gadis itu menyebutkan namanya. Aku mendidih melihatnya. Aku dengan cepat pergi. Aku masih bisa mengontrol diriku agar tak membuat keributan yang memalukan.
Tak bisakah dia menghormatiku saat pengumuman pertunangan kami, kenapa dia harus melakukannya saat ini. Aku segera pergi dan menuruni tangga dengan cepat, aku mau kekamarku menenangkan diri. Tidak! aku tidak akan mentolelir provokasi frontal seperti ini.
Joanne yang melihatku menyapaku.
"Sayang kau menemukan Alexander... "
"Dia.... dia.... " aku tak sanggup mengatakan apa apa lagi. Campuran kemarahan dan kegeraman membuatku mengertakkan gigiku, sekaligus membuat rasa panas naik kewajahku. Aku yakin mukaku sudah memerah.
" Alexa, kau kenapa...." sebutir air mata lolos karena emosiku sudah tak terkontrol, dengan segera kuhapus. Sial, aku tak perlu mempermalukan diriku begini. Joanne yang terkejut segera menarikku dan membawaku pergi ke sebuah ruangan tertutup di samping aula. Dia menutup pintunya.
"Alexa, kau kenapa !? " dia hampir berteriak! melihat reaksiku yang sedemikian rupa.
"Joanne! Haruskah dia melakukannya disini , saat pengumuman pertunangan kami. Mencoreng mukaku didepan gadis sialan itu!" Joanne terkejut dengan perkataanku.
"Maksudmu kau melihatnya sedang..." Joanne tak melanjutkan kata-katanya. Tangannya menutup bibirnya.
"Kurang ajar! Siapa wanita jalang yang begitu berani... Kau tunggu disini Alexa. " aku tak perduli lagi, Joanne menghilang dengan cepat. Aku sedang berusaha mengendalikan diri sendiri.
Aku muak berada sendiri disini. Tapi aku harus disini karena tanggung jawabku. Akan seperti apa pernikahan kami nanti, baru pengumuman pertunangan saja aku sudah harus sakit hati dan menerima penghinaan seperti ini. Aku tak bisa melakukan ini!
Tapi tidak! Aku mempermalukan diriku sendiri jika menampakkan kemarahanku di pesta ini dan membuka kejadian ini. Aku tidak menerima kalah oleh perempuan jalang itu, tapi juga aku tak akan memaafkan Alexander dengan mudah atas peristiwa ini. Dia harus membayar atas apa yang dilakukannya! Tenang Alexa , kau harus tenang Alexa! Aku menarik napas panjang berkali-kali untuk mengontrol emosiku.
Aku memutuskan untuk keluar dari ruangan dan bergabung kembali dalam pesta, berbicara seperti tidak ada apa-apa yang terjadi. Pembicaraan di kelompokku mengalir lancar karena aku memang sudah sering terlibat acara seperti ini, tugas membuat pembicaraan mengalir adalah tugas yang mudah buatku dan sudah dilatih sejak aku masih belia. Lebih banyak orang bergabung di kelompok kami dengan aku sebagai pusat perhatian.
Aku dengan cepat membaca mereka, walau mereka adalah manusia dengan banyak pengalaman, tapi dasarnya mereka adalah manusia yang sama seperti kami. Hal-hal baru, keramahan, senyuman manis , kecantikan,dan pengaruh kekuasaan akan membuat mereka berkerumun memujamu. Aku akan menjadikan mereka sekutuku.
Aku merasakan seseorang berdiri dibelakangku. Alexander, jika aku tidak salah menduga. Benar, dia berdiri dengan wajah datar dibelakangku.
"Alexander sayang, .... " aku mengamit lengannya, aku bersikap mesra padanya untuk menunjukkan pengaruhku terhadap orang kedua tertinggi di klan ini.
"Tuan dan nyonya , Alexander menyelamatkanku saat terakhir aku melakukan operasi bersama. Aku sangat berterima kasih dan memujanya karena itu. Aku juga sangat berterima kasih kepada kalian yang telah mendukung operasi kami" disambut anggukan antusias dan senyuman setiap orang.
"Nona Alexa, kami juga adalah manusia. Kami tak akan membiarkan kekuatan gelap menjajah kita. Dengan sekuat tenaga kami akan membantu Klan Penyihir." seorang lagi menyetujui.
"Benar Nona Alexa, kau bisa mengandalkan kami menjadi teman dan sekutumu. " Komandan Ivanov, salah seorang yang juga terlibat operasi kemudian juga menanggapiku dengan baik.
"Terima kasih Tuan dan Nyonya, aku tadinya merasa takut berada bersama-sama kalian yang memiliki kekuatan yang begitu besar. Sekarang aku merasa diterima sebagai keluarga disini. Aku merasa tak sendirian lagi." aku berakting terharu, aku memakai sedikit air mata untuk menyempurnakannya.
"Nona Alexa..." beberapa wanita memelukku. " Kami berada di Jerman, saudaraku ini di Italia jika kau kesepian di Paris, hubungi kami, kau selalu diterima di Mansion kami..." kau ingin melihat bagaimana aku bisa mempegaruhi orang, kau meremehkanku Alexander, dalam sekejab aku sudah punya sekutu disini. Aku tidak bergantung pada belas kasihanmu.
Pesta terus berlanjut. Aku kembali bergabung dengan yang lain. Berkenalan dan terlibat pembicaraan dengan lebih banyak orang baru. Joanne yang melihatku kembali ke posisi awalku. Mendatangiku dan berbisik " Aku sudah mengurus wanita itu, dia tak akan muncul didepanmu lagi." aku cuma tersenyum kecil. Alexander mungkin merasa bersalah, entahlah, aku tak tau. Tapi dari tadi dia tak mencoba bicara apapun tentang hal itu.
Pesta akhirnya berakhir yang berarti tugasku beramah tamah berakhir. Aku tak takut lagi menghadapi mereka. Aku sudah belajar banyak hari ini. Joanne mengkhawatirkanku. Tapi aku meyakinkan dia bahwa aku akan baik-baik saja. Dia memberikan lirikan tajam ke Alexander, sementara ia mengantarku keluar.
Aku berjalan masuk mobil dalam diam dengan Alexander disampingku. Aku membuka pintuku sendiri dengan cepat dan duduk diam sambil memasang seat belt. Aku marah, tapi aku bukan wanita yang akan melampiaskan emosiku dengan mengamuk, aku akan mendiamkan dan menghindari sumber masalahku. Menunggu sampai aku sendiri bisa bicara dengan otak dingin, daripada berkonfrontasi saat itu juga. Sepertinya itu lebih bermanfaat daripada harus menghabiskan tenaga.
"Alexa,..." Alex memulai.
"Bisa kita pulang saja. Aku lelah. Jangan bicara apapun malam ini." aku putuskan tidak ada pembicaraan apapun malam ini. Aku tidak ingin mendengar apapun alasannya.
Aku mengeluarkan earphoneku dari dalam tas. Mendengarkan lagu favoritku, membuang pandanganku menjauhi wajahnya, karena jika dia mengatakan satu kalimat saja, aku tak akan keberatan langsung turun dari mobilnya saat itu juga.
Aku memejamkan mataku. Aku begitu kecewa padanya. Mungkin satu kalimat permintaan maaf darinya akan menyebabkan aku menangis malam ini. Dan tidak, aku tidak akan menangis untuk hal bodoh semacam ini. Ini penghinaan yang harus dia bayar harganya.
Mobil berhenti setengah jam kemudian di muka mansion Alex. Aku menarik earphoneku dan langsung turun dari mobil, berjalan lurus ke kamarku. Aku sama sekali tak memperdulikan Alexander.
" Alexa, ... " Alexander menyusulku tepat di depan pintu kamarku dan mengamit tanganku.
"Jangan sentuh aku Alex! " kusentakkan tanganku dengan keras. Aku tak sudi lagi disentuh olehnya. Aku membencinya dan jika perlu aku tak akan keberatan memberikannya bogem mentah jika ia memaksaku sekarang.
"Aku sudah bilang tidak ada pembicaraan apapun malam ini!" sengit, kuhempaskan pintu kamar dengan sekuat tenaga didepan mukanya dan langsung mengunci pintuku. Rasanya sedikit lega bisa mengeluarkan emosiku yang dari tadi sudah memuncak.
Aku perlu istirahat, dan tak ingin memikirkan kejadian memalukan itu. Harga diriku terluka sangat dalam dengan hanya mengingat desahan perempuan jalang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Dede Dahlia
Alex aku tendang punyamu yg suka asal nyelup itu mending kalau ga lagi bareng alexa lah ini baru juga kalian di perkenalkan sebagai pasangan tunangan kamu malah main gila sumpah nyesek plus benci aku sama kamu Alex.
2023-03-23
0
Mei Yuan
klo itu gue, udah langsung masuk kamar buat nonton mereka. terus gue siram aer panas
2022-01-23
0
Nur Yanti
meni jadi ikutan gereget ih sama alex.. sabar ya alexa.. 😁
2021-12-03
0