Kami terus berjalan sambil menunduk membelah ladang jagung di depan kami. Tampaknya ini tidak jauh lagi dari pinggiran sungai.
"Didepan sudah pinggiran ladang, kita harus hati-hati mengawasi keadaan baru kemudian bergerak." seorang penyihir penyerang bernama Theo mengingatkan kami.
"Aku perlu waktu mobilisasi. Kami sedang menghubungi tim petarung, bertahanlah semampu kalian..." suara senior Drake. Kami harus terus berusaha bersembunyi dari kejaran mereka.
"Arah jam sembilan, ada yang mendekat, menghindar ke kanan sekarang!" suara seorang legiun penyerang.
Tapi bergerak ke kanan akan menimbulkan riak lebih besar , karena kami harus membelah rimbunan sela sela tanaman jagung. Tapi jika tidak kami akan segera ditemukan.
Dengan cepat mereka mendengar suara kami. Sebuah peluru berdesing ke arah kami. Mereka sudah dekat, sementara kami sama sekali tidak bisa menggunakan energi pelindung kami karena tekanan mantra itu.
"Tim pendahulu akan membantu kalian, Alexander akan memimpin tim." sebuah suara Drake membuatku lega. Tapi sekarang kami harus menghindar dengan cepat.
Suara teriakan dalam bahasa Spanyol bersahut-sahutan. Tampaknya mereka berusaha mengepung kami diantara rimbunnya tanaman jagung.
Beberapa peluru berdesing mengenai daun- daun jagung disampingku. Maju ke depan, ke arah sungai. Itu satu-satunya jalan kami.
"Lurus keluar!" aku harus mengambil keputusan karena tampaknya mereka telah mengepung tiga sisi.
Kami berlari secepatnya dalam 2 barisan, menembus lorong lorong tanaman jagung. Tinggal 15 meter lagi kami keluar dari rimbunan ketika rentetan peluru terdengar di belakang kami, dan seketika aku merasakan sengatan hebat rasa sakit dibahu kiriku. Aku berteriak dan otomatis menjatuhkan diri ke tanah, sementara desingan peluru terus berdatangan dari belakang kami.
"Alexa, kau tertembak!" seorang teman satu tim melihat ke arahku yang menahan rasa sakit.
"Terus merangkak kedepan, aku tak apa!" Aku tidak memperdulikan rasa sakit yang menderaku. Terengah-engah aku merangkak kedepan. Bagian belakangku sudah basah karena darah yang merembes dari lukaku. Dan kerena aku tertembak di bahu, setiap aku bergerak rasa sakitnya menyengat berkali lipat.
"Tinggal 10 meter lagi ... Ayo Alexa!" kami terus berjuang untuk keluar dari kepungan. Mataku sudah kabur, dan kepalaku sakit akibat menahan rasa sakit tak terkira di bahuku. Tapi aku harus tetap maju, jika tak mau jadi sasaran tembak.
Tiba-tiba desingan tembakan berhenti, berbarengan dengan suara teriakan kaget di belakangku. Mungkin itu tim Alexander sudah sampai. Aku lega, penyelamatku sudah datang. Suara pertarungan dibagian belakang masih terdengar.
Aku merebahkan diri ditanah setelah keluar dari rimbunan tanaman jagung. Peluru itu menembus bahu bagian belalangku. Penyihir Mae dengan cepat menarikku yang sudah kehilangan tenaga.
"Kau mungkin terkena tembakan di arteri, darah yang keluar banyak sekali. Berbaring diam." Aku mendengar kata-katanya, tapi memang aku sudah tak punya tenaga untuk bergerak, tanpa diperintahpun aku akan berbaring diam.
"Alexa!" suara Alexander.
"Dia tertembak dibelakang, mungkin terkena arteri, harus secepatnya dikirim kembali ke Mansion." penyihir Mae menjelaskan keadaanku.
" Aku akan membawanya , naikkan dia dibelakang punggungku, ikat dia." Dua orang segera membantuku berdiri. Aku mengalungkan tanganku yang tidak sakit ke lehernya.
"Alexa, berpeganglah sekuatmu, aku akan berlari cepat." Alex sudah mengendongku.
"Dua orang jaga dibelakang dan samping. Kembali ke titik pertemuan pertama. Olev ambil alih komando, target kalian rusak semua menara suara." aku mendengarnya memerintah.
"Oke, kita siap! pegangan, pejamkan matamu!" Selanjutnya aku memejamkan mata merasakan angin kencang menerpa wajahku , dalam kurang dari 30 detik kemudian aku sudah sampai di titik pertemuan pertama.
"Buka vortex ke mansion Aegis" akhirnya aku pulang kembali. Dan aku sudah aman bersama Alexander. Aku tidak bisa mengingat apa- apa lagi setelah suara itu, kesadaranku sudah hilang sepenuhnya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Aku terbangun menatap ke langit-langit. Dimana aku? Ini dikamar perawatan di mansion Aegis? Ada infus tertancap dilenganku.
Bajuku sudah berganti ke baju pasien. Dan pundakku dibalut, satu tanganku masih terasa aneh kesemutan. Dan diberi penopang lengan. Mungkin karena cederanya melukai pembuluh darahku.
Aku menoleh ke samping. Alexander sedang membenamkan diri di sofa dengan sebuah majalah yang sedang dibacanya. Kenapa dia yang menjagaku.
"Alex... "
"Kau sudah bangun? Ada yang sakit?" dia terperanjat, dan segera menghampiriku dan menerangkan lampu dim belakangku.
"Jam berapa ini ..."
"Jam 1 malam." jadi aku tertidur lebih dari 12 jam. Sementara aku masih setengah mengantuk. Dan ingin tidur lagi. Mungkin karena pengaruh obat bius.
"Aku ingin minum..." Alexander bergerak mengambilkan minuman untukku. Dia menyentuh tombol untuk membuat bed perawatan itu menjadi lebih tegak. Dan dengan membantuku minum.
"Apa pertarungannya sudah selesai?"aku ingin tau hasil penyerbuan tempat terakhir.
"Sudah, ada sekitar seribu orang dibebaskan dari mantra, sisanya melarikan diri."
"Bagaimana dengan tempat yang belum ditemukan." aku melanjutkan pertanyaanku.
"Sudah diurus oleh Jonathan. Kau tidak diperbolehkan bergerak sebelum tiga hari, arterimu terluka. Jangan pikirkan pekerjaan, ada yang akan mengantikanmu."
"Terima kasih sudah menolongku... " aku teringat belum mengucapkan terimakasih.
"Itu sudah tugasku." Dia tidak melihatku saat mengucapkan itu, dia menyibukkan diri menurunkan kembali bedku. Tentu saja, dia hanya melihatku sebagai kewajiban. Tak lebih karena hubungan kami nantinya juga karena sebuah kewajiban perjanjian antar klan. Iya hanya sebuah tugas dan kewajiban.
"Aku mengantuk, aku ingin tidur lagi."
"Tidurlah ... aku akan menjagamu. "
"Kau tidak punya kewajiban melakukannya Alex. Ada perawat yang akan menjagaku. Pergilah..." aku memejamkan mataku.
"Aku akan mengelapkan lampunya, tidurlah." Dia menjangkau putaran lampu dibelakangku. Wangi parfum musknya tercium saat tubuhnya mendekat. Entah kenapa aku menyukai parfum yang dipakainya, wanginya membuatku rileks, dan membawaku lebih cepat ke dunia mimpi yang tenang.
Aku merasakan jarinya merapikan rambutku yang berantakan disisi wajahku dan tangannya mengelus rambutku. Selanjutnya aku tenggelam dengan nyaman dalam tidurku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
💜Ilalang Senja💜
Alexander.....Akuuuhhh padamuuu ../Joyful//Angry//Angry//Joyful/
2025-03-03
1
Dede Dahlia
Alex..manis juga sikap kamu 😘
2023-03-23
1
❤ $he ¥ ❤
Mak Othorrr........buatin....Alexander satuu lagii buat emakk yaa....yaaa...😍😍😍😍
2021-09-30
1