Selamat membaca,,, 😘😘😘
...****************...
Brakk
Suara pintu terbuka dengan kasar.
Setelah mendobrak pintunya, Sean menajamkan matanya, melihat pemandangan di depan matanya, apa yang terjadi pikir Sean.
“Tuan,” lirih Rere, ia yang baru saja bangun dari tidurnya,langsung kaget melihat suaminya yang sudah datang dan ada di hadapannya dengan
tatapan yang sulit di artikan.
Sean yang tengah menatap Rere dalam keadaan yang lemah kini melangkahkan kakinya untuk menghampiri istrinya itu, namun, sebelum Sean sampai, suara tembakan terdengar nyaring dari arah samping.
Dorr
Suara tembakan yang hampir mengenai kepala Sean, karena kaget Sean pun menoleh ke arah tembakan itu berasal.
Degg
Betapa terkejutnya Sean saat melihat orang yang dia kenal selama ini, ternyata ada setelah di nyatakan hilang selama bertahun-tahun.
“ Paman? “ ucap Sean yang masih tak percaya.
“ Cih! Ternyata kau sangat bodoh, “ maki seorang pria paruh baya tersebut.
“ Ck, apa kau tidak salah dengan ucapanmu paman? “ tanya Sean yang berusaha menyembunyikan keterkejutannya.
“ Apa wanita itu adalah istrimu ? tunjuk seorang pria yang tak lain adalah tuan Mark, dengan senyum menyeringai.
“ Breng**k, lepaskan istriku! “ bentak Sean yang geram melihat air mata wanita yang selama ini ia cintai kini tengah deras membasahi pipi
indahnya.
Hahahaha
Suara tawa tuan Mark menggema di ruangan itu, Rere yang melihat kedua pria yang tengah bertengkar itu hanya menggeleng saat Sean melihatnya, tanda bahwa jangan melakukan hal nekat padanya, namun Sean yang melihat itu hanya menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan Rere, tanda ia akan baik-baik saja.
“Cih! Apa kau sungguh mencintainya?” Tuan Mark tersenyum mengejek.
Degg
Rere yang mendengar itu seketika mendongak dan melihat ke arah Sean, apa yang akan Sean katakan, pikir Rere.
'Apa yang aku harapkan pada Tuan Sean Kenapa hatiku terasa sakit? Kenapa dadaku terasa sesak? Dia tidak mungkin mengatakan hal yang mustahil, jadi jangan mengharapkan apapun Re,' batin Rere yang merasa tiba-tiba sakit.
Tiba-tiba Tuan Mark berjalan mendekati Rere dan menjambak rambut Rere sampai Rere mendongak ke atas dan meringis kesakitan.
Aakhhhh
Air mata Rere mengalir sangat deras, ketika rasa sakit yang ia rasakan, Sean yang melihat itu seakan darahnya mendidih, wajahnya yang merah padam seakan tak mampu untuk menahan amarah yang ia rasakan saat ini.
“Lepaskan tangan kotormu itu bren***k!” bentak Sean, tangannya mengepal erat.
“Jangan harap, karna itu tidak akan pernah terjadi tapi-“ ucap Tuan Mark yang langsung terpotong oleh Sean.
“Tapi apa?” menatap Tuan Mark dengan tajam.
“Ck! Kau sungguh tidak sabar rupanya,” Tuan Mark tersenyum menyeringai.
“Cepat katakan! Kalau tidak, peluru ini akan menembus kepalamu!” bentak Sean yang sudah tidak tahan melihat wanita yang kini ia cintai begitu menderita.
“Sebelum kau menembak diriku, wanita ini yang akan mati terlebih dahulu,” ucap Tuan Mark dengan senyum penuh kemenangan, sambil
menyodorkan pistol yang ada di tangannya ke arah kepala Rere.
Hikss hikss hikss
Suara tangisan Rere yang terdengar begitu pilu, membuat Sean tak kuasa menahan amarahnya.
“Apa maumu?” tanya Sean pasrah, tapi tatapannya yang begitu tajam.
“Kau memang pintar, tidak seperti ayahmu itu, oh aku lupa, ternyata ayahmu itu adalah kakakku,” dengan raut wajah yang sulit di artikan.
“Apa maksudmu? Apa kau yang ada dibalik pembantaian keluargaku dua puluh tahun yang lalu?” Sean menatap tajam Tuan Mark.
“Aku rasa, aku tidak perlu merahasiakan ini lagi darimu, jika saja ayahmu tidak menerima warisan itu, maka aku tidak akan nekat untuk membayar orang-orang itu untuk menghabisi orang tuamu,” dengan senyum menyeringai.
“Baj****n, bren***k kau!” teriak Sean yang sudah mengangkat senjata apinya itu ke arah Tuan Mark.
Tuan Mark juga menarik pelatuk pistolnya ke arah Rere.
“Sebelum kau membunuhku, maka dia sudah lebih dulu aku lenyapkan,” dengan senyum menyeringai.
“Kenapa paman melakukan ini padaku?” tanya Sean dengan tatapan tajam.
“Kau sudah tau alasanku, dan sekarang adalah giliranmu,” Tuan Mark menatap tajam Sean.
Dorr
Satu tembakan menembus bahu kiri Sean.
Akhh
“Bren***k,” maki Sean yang kini tengah memegangi bahunya yang terkena tembakan, Sean seakan kehilangan keseimbangannya, dan akhirnya Sean pun terduduk lemas, darahnya yang mengalir deras.
Hahaha
Tawa Tuan Mark menggelegar di semua penjuru ruangan.
“Itu hanya permulaan, aku ingin kau menyaksikan kematian istrimu lebih dulu, sebelum kau pergi menyusulnya,” ucap Tuan Mark yang kini sudah mengarahkan senjatanya pada Rere.
“Jangan pernah bermimpi,” ucap Sean dengan tatapan tajam dan berusaha untuk bangkit.
Tapi Tuan Mark yang melihat hal itu hanya tersenyum menyeringai, menarik pelatuk pistolnya ke arah Rere, seketika terdengar suara tembakan.
Dorr
Bughh
Rere yang mendengar itu hanya memejamkan matanya.
'Apa aku sudah Mati?' gumam Rere.
Ternyata sekertaris Roy yang sudah menembak Tuan Mark dari arah belakang, Tuan Mark tersungkur dan meringis kesakitan.
Akhh
“Sialan kau!” ucap Tuan Mark yang terbata-bata, darah segar sudah keluar dari mulutnya.
“Maafkan saya tuan, saya hampir terlambat,” ucap seorang pria yang tak lain adalah sekertaris Roy, yang kini sudah menghampiri Sean dan membantu tuannya itu untuk bangun.
“Kau tidak terlambat,” ucap Sean yang kini sudah berdiri di bantu oleh Sekertaris Roy,
Sean pun akhirnya menghampiri Rere dan membuka ikatannya, dan membuka kain di mulutnya.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Sean panik yang kini sudah memeluk erat Rere.
'Apa Tuan Sean ada di alam yang berbeda juga denganku?' gumam Rere
yang masih saja menutup matanya.
Pletaakkk
“Awwhh,” Rere meringis kesakitan saat Sean menyentil keningnya.
“Buka matamu bodoh,” ucap Sean yang kini sudah melepaskan pelukannya.
“Tuan, apa anda baik-baik saja?” malah berbalik tanya pada Sean.
“Hmm, kenapa kau malah balik tanya padaku?” tanya Sean yang merasa cemas, wajahnya memucat akibat darah segar terus mengalir dari tubuhnya.
“Saya baik-baik saja Tuan, lihatlah, anda pucat sekali, sebaiknya kita pergi ke rumah sakit dan segera mengobati luka tembakan tuan,” ucap Rere yang panik melihat darah yang terus mengalir di bahu suaminya itu.
“Apa yang di ucapkan nona Rere benar, sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini,” ucap sekertaris Roy dan segera membantu Sean bangun, Rere pun ikut berjalan meskipun dirinya merasa lemas.
Setelah mereka keluar dari gedung tua itu, sekertaris Roy segera memerintahkan anak buahnya untuk meledakan gedung itu beserta isinya, termasuk tuan Mark yang sekarat dan asisten Jack yang sudah mati saat bertarung melawan sekertaris Roy, karena bagi sekertaris Roy membunuh itu adalah hal yang mudah, karna ia mantan anggota militer yang mengabdi pada Sean, karna Sean lah yang selama ini menyekolahkan dirinya.
Dalam sekejap gedung itu meledak tak tersisa, sedangkan Sekertaris Roy segera membawa tuan mudanya dan Rere ke rumah sakit terdekat, tak lupa juga dengan membawa anak buahnya yang terluka untuk segera diberikan penanganan.
*To be continue*
Terima kasih,,, 😘
...****************...
Tekan favorit agar dapat notifikasi jika sudah up,,, 😘
Jangan lupa sedekah dengan like, vote, hadiah dan komen tentang ceritanya,,🤗
Follow IG Author @aran_diah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Oi Min
wes ngunu tok?? musuhe mati?? end....???
2024-06-10
0
Astrid Oleth van Hayoto
semoga tidak ada org ketiga.. cox aku rasa tuan muda sean suda bocin sama Rere thor
2022-10-23
1
Delviaevh
krna uag mertua tega mmisahkan anak dan menantunyaa
2022-06-25
1