Selamat membaca,,, 😘😘😘
...****************...
Ceklekk
Pintu terbuka.
“Apa kau mulai membantahku sekarang hah?” tanya seorang pria yang duduk di sofa kamar mereka, pria yang dari sore sudah menunggu istrinya itu.
Degg
'Matilah riwayat ku,' batin Rere.
“Maafkan saya tuan,” jawab Rere gugup.
“Kemari lah,” bagai kerbau yang di cucuk hidungnya, Rere pun menghampiri Sean sambil terus menundukkan kepalanya.
“Duduklah, dan ceritakan semuanya tanpa ada yang di tutupi, karena aku paling tidak suka kalau ada orang yang mengkhianatiku,” ucap Sean dengan tegas penuh penekanan di akhir kalimatnya.
“Tadi saya hanya makan bersama Mega dan mengajaknya berkeliling,” ucap Rere yang terus menunduk karena takut melihat wajah Sean dengan sorot mata yang tajam dan penuh selidik itu.
“Mulai sekarang kau tidak aku izinkan keluar,” ucap Sean tegas dan sorot matanya yang tajam membuat nyali Rere semakin menciut.
'Kenapa sikapnya aneh sekali, dalam kontrak itu hanya untuk satu tahun dan aku masih bebas menjalani hariku, kenapa dia malah seperti ini?' batin Rere yang tak habis pikir dengan pria yang ada di hadapannya itu, seenaknya saja, pikir Rere.
“Tapi-,” sebelum Rere melanjutkan ucapannya, Sean sudah terlebih dahulu menatapnya dengan tajam.
“Jangan membantah dan cepat turun untuk makan malam,” ucap Sean dan segera berlalu dari hadapan Rere dan turun ke meja makan.
'Apa dia menungguku untuk makan malam?'' tanya Rere dalam hati dan seketika wajahnya merah merona seperti tomat jika memikirkan pria itu.
“Haiss, itu tidak mungkin,” gumam Rere yang segera menepis pemikirannya itu, agar dia tidak merasa terluka saat Sean mencampakkannya, maka dari itu, Rere selalu menutup hatinya untuk pria manapun.
......................
Di meja makan, tampak sepasang suami istri yang sedang makan, semua tampak hening, hanya suara dentingan sendok saja yang terdengar, semua sangat terasa canggung apalagi untuk Rere, wanita itu makan dengan sesekali melirik ke arah pria yang berwajah datar itu, pria tampak biasa saja, hanya ekspresinya saja tidak dapat ditebak.
“Besok aku akan pergi keluar kota, untuk berkunjung ke salah satu anak cabang perusahaan di sana,” ucap Sean memecah keheningan.
“Hah,” ucap Rere tersentak dengan ucapan Sean dengan tiba-tiba.
“Kau tetap di rumah, jika kau butuh sesuatu, kau bisa bilang pada pak Sam,” ucap Sean pada Rere yang seperti memberi petuah.
“Apa saya boleh ke rumah orang tua saya tuan?” tanya Rere ragu.
“Hmm,” jawab Sean singkat.
'Hey jawaban apa itu? Dasar pria dingin dan datar,' umpat Rere dalam hati.
“Apa saya boleh menginap di sana?” tanya Rere lagi.
“Aku disana selama satu minggu, akan aku usaha untuk pulang lebih awal, agar kau tidak menahan rindu selama itu,” ucap Sean dengan percaya diri.
'Hey, siapa yang akan merindukanmu tuan muda? Kau bahkan tidak pantas disebut tuan muda lagi, lihatlah umurmu,' umpat Rere kesal, dari dulu Rere malah selalu mempermasalahkan sebutan 'tuan muda' di
umur kepala tiga itu.
“Kenapa kau malah melamun, kau tenang saja, kau pasti mencemaskan aku kan?” tanya Sean dengan tatapan yang sulit di artikan, 'Cepat katakan iya' seperti berkata itulah tatapan Sean, tangannya sambil mengelus rambut Rere.
“Iya tuan, maka cepatlah kembali, saya akan sangat merindukan tuan,” ucap Rere dengan senyum terpaksa.
'Puas' batin Rere kesal.
Setelah makan malam berakhir, mereka segera kembali ke kamar mereka, karena lelah setelah melakukan drama setiap hari, pikir Rere, tak butuh waktu lama, mereka pun segera menyelami alam mimpi mereka masing-masing.
......................
Tak terasa pernikahan yang mereka jalani sudah sepuluh bulan lamanya, Sean yang terus memaksa cinta di hati Rere dengan seolah Rere yang menginginkannya, dengan terus mengancamnya ia dengan leluasa dengan
kekuasaan yang di miliki, sedangkan Rere harus menjalani hari-harinya dengan drama yang Sean Buat, yang lebih menyebalkan adalah saat keinginan Sean seolah menjadi keinginan dirinya, sangat memalukan dan
menjengkelkan pikir Rere.
......................
Sedangkan Bryan, masih belum bergerak untuk merebut Rere dari Sean, selama Sean tidak menyakiti Rere, Bryan akan tetap diam, karena cinta tak harus memiliki begitu pikir Bryan.
......................
Dan setelah beberapa bulan itu, terjadi masalah di perusahaan pusat milik Sean, karena ada seorang penghianat yang membocorkan beberapa berkas penting.
“Aku mau kau menemukan penghianat itu hari ini juga Roy!” bentaknya pada sekertaris Roy.
“Baik Tuan,” ucap sekertaris Roy sambil menunduk dan bergegas mengerjakan tugas yang di berikan oleh Sean.
Aaarrrggghhh
“Brengsek, siapa yang sudah berani menantang ku, aku tidak akan melepaskan orang yang sudah berani bermain-main dengan ku,” ucap Sean geram.
Tokk tokk tokk
“Masuk,” ucap Sean berubah datar kembali.
“Permisi tuan, ini ada surat pengunduran diri dari marsha,” ucap sekertaris yang bernama lexa.
“Maksudmu? Marsha rekan kerjamu itu?” tanya Sean heran.
“Benar Tuan,” ucap sang sekertaris.
'Ini benar-benar aneh, di saat perusahaanku dalam masalah, dia malah menjadi orang yang patut aku curigai, apa ini hanya sebuah kebetulan saja? Tapi aku harus segera menyelidikinya terlebih dahulu,' batin Sean
yang mencerna kejadian demi kejadian.
“Apa alasannya?” tanya Sean yang semakin penasaran.
“Dia hanya bilang akan kembali ke kampung karena ingin mengurus ibunya yang sedang sakit, tuan,” jawab sekertaris lexa.
“Baiklah, sekarang kau boleh keluar,” ucap Sean yang yang segera di angguki oleh sekertaris leka.
“Kalau begitu saya permisi tuan,” ucap sekertaris leka sambil menundukkan
kepalanya dan segera bergegas pergi dari ruangan bosnya itu.
Triiiing triiing triiing
“Halo,” suara seseorang di sebrang telpon sana.
“Ada apa? Cepat katakan,” tanya Sean yang masih dengan mode datarnya.
“Tuan, saya sudah menemukan pelakunya,” Ucap seseorang tadi yang tak lain adalah sekertaris Roy.
“Cepatlah, aku sudah tidak sabar untuk menghabisi orang yang sudah berani menantang ku!” bentak Sean yang sudah merasa geram.
Tutt
Sean mematikan telpon secara sepihak.
'Hhhh, selalu saja begitu,' sekertaris Roy membuang napas kasar karena tingkah Sean yang tak pernah berubah.
......................
Setelah sampai di kantor, sekertaris langsung bergegas untuk menemui tuan mudanya itu, ia tau pasti saat ini, pasti tuan mudanya itu tengah gusar menunggunya.
Ceklekk
Pintu ruangan Sean terbuka.
“Tuan, saya sudah mendapatkan bukti sekaligus informasinya,” ucap sekertaris Roy yang melihat Sean masih berkutat di komputernya.
“Jangan bertele-tele Roy, kau tau tidak suka itu,” ucap Sean dengan datar dan masih berkutat di komputernya tanpa menoleh sedikit pun.
Sekertaris Roy pun menjelaskan tentang bukti dan informasi yang dia bawa untuk tuannya itu.
Dalang dibalik bocornya berkas penting perusahaannya itu adalah seorang wanita yang belum lama kerja beberapa bulan yang lalu, yang tak lain adalah marsha, karena bukti Cctv-nya yang menunjukan dirinyalah yang masuk ke ruangan Sean, saat waktu jam pulang kantor, dengan mengendap-endap terlihat jelas bahwa dia keluar dengan membawa sebuah map yang menyimpan berkas penting itu.
Dan sekarang wanita itu telah pergi ke luar kota, seperti seorang yang ahli dalam melarikan diri, Sean yakin, bahwa ada orang lain lagi dibalik wanita tersebut.
“Sial, kita harus segera menemukan wanita itu, aku yakin dia pasti tidak sendirian melakukan ini,” umpat Sean yang merasa geram dengan
kecerobohannya sendiri.
“Baik tuan, wanita itu pergi dari kemarin, tapi kita tidak bisa menemukan jalan akses kemana wanita itu, karena ada yang menyamarkan
identitasnya,” ucap sekertaris Roy.
“Panggil Leo,” titah Sean pada asistennya itu.
Leo adalah seorang pemuda berusia 25 tahun, Sean menemukan Leo di pinggir jalan sedang memunguti sisa makanan, yang saat itu umur Leo masih 16 tahun, Leo sendiri berasal dari panti asuhan, ia kabur dari panti pada saat itu karena mendapat perlakuan buruk dari teman-temannya, karena ibu panti tidak mengetahui hal itu, jadi tidak ada pelindung bagi dirinya, dan pada saat itu juga pergi dan bertemu dengan Sean.
Sean membiayai sekolah Leo sampai keluar negeri di negara W, kecerdasannya pun tidak di ragukan lagi, dia adalah seorang hacker yang
handal, ilmu IT yang dia dapat sangat berguna untuk membantunya untuk mengabdi pada Sea, di usianya yang masih mudah itu, ia sedang
melanjutkan S2 di negara W, hanya tinggal beberapa semester lagi, pria itu akan lulus kuliah.
......................
“Halo,” ucap seseorang yang tak lain adalah Leo.
“Tuan Leo, Cepatlah kembali, tuan Sean menunggu anda,” ucap sekertaris Roy pada Leo dan segera memutuskan panggilan secara sepihak.
“Haiss selalu saja membuatku jengkel, ya ya ya, selain Tuan Muda, pria yang satu harus aku hindari juga, entah kenapa aku selalu dekat dengan orang yang dingin dan datar itu,” gerutu Leo pada diri sendiri karena tak habis pikir dengan sikap dingin orang-orang di sekitarnya, karena Leo bersifat baik dan periang.
*To be continue*
Terima kasih,,,😘
...****************...
Tekan favorit agar dapat notifikasi jika sudah up,,, 😘
Jangan lupa sedekah dengan like, vote, hadiah dan komen tentang ceritanya,,,🤗
Follow IG Author @aran_diah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Ray
Semangat selalu Outhor, kutunggu🙏😘
2022-05-16
1
@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️
ha bkl jadi tmn rere
2022-05-07
1
Katherina Ajawaila
semoga Rere aman jgn smpai di tidurin Sean.
2022-04-20
1