selamat membaca 😘
...****************...
Roy, pria dewasa berusia 30 tahun dan masih lajang itu selalu setia apapun perintah dari tuan mudanya, dengan ketampanan yang ia miliki, tak kalah dengan Sean yang di kagumi para wanita, mempunyai sifat dingin, sehingga mendapat julukan es batu, karena sifatnya yang dingin dan keras tak terbantah terkecuali dengan Sean.
......................
Rere yang dari kemarin tidak masuk kerja karena merasa tidak enak badan, akibat hujan-hujanan saat mengejar orang yang mencopet uangnya yang akan di gunakan untuk membayar hutangnya pada Perusahaan di mana ia bekerja.
Di sebuah kontrakan kecil tetapi nyaman untuk dihuni 1 sampai 2 orang itu, seorang Gadis tengah meringkuk karena demam di atas kasur yang keras dan lusuh.
“Ya ampun, aku lupa membeli obat, aku harus segera sembuh agar bisa bekerja dan membayar hutangku,” monolognya
Hacciih hacciih hacciih
“Apa aku telpon Mega aja ya,” tanyanya pada dirinya sendiri untuk meminta pertolongan pada sahabatnya itu.
“Akhh, tidak! Aku tidak mau merepotkan sahabatku,” jawabnya sendiri.
“Tapi aku gak kuat, apa aku minta tolong sama Bryan saja ya?” tanyanya sendiri pada dirinya sendiri lagi.
“Tidak tidak, Bryan sudah banyak membantuku, aku tidak mau merepotkan dirinya lagi,” jawabnya sendiri lagi.
“Lebih baik aku istirahat saja dulu, semoga saja pusing di kepalaku cepat reda,” monolognya Tak perlu waktu banyak, Rere pun sudah menyelami alam mimpi, karena begitu lelah.
......................
Pukul 17:00 sore
Di sebuah ruangan yang luas, tampak dua orang pemuda yang sudah bersiap-siap untuk menemui mangsanya, karena tak seperti biasanya pulang sore hari.
Biasanya Sean dan Sekertaris Roy lebih memilih pulang larut malam bahkan menginap di kantornya, mengingat dirumahnya yang sepi hanya dihuni Maid dan bodyguardnya saja.
“Roy, cepat bersiaplah,” titahnya pada Sekertaris Roy.
“Baik tuan,” jawab Sekertaris Roy
Butuh waktu 20 menit untuk sampai pada perumahan yang sederhana itu, karena harus mencari tempat tinggal gadis yang berada di paling ujung perumahan, pandangan sean terus mengedari perumahan tersebut, satu kata yang keluar dari mulut Sean. Jelek
“Sudah sampai tuan,” ucap Sekertaris Roy
“Kau yakin gadis itu berada di tempat yang jelek ini Roy,” tanya Sean meyakinkan
“Menurut informasi yang saya dapatkan, gadis itu memang di sini tuan,” jawab Sekertaris Roy meyakinkan.
Sekertaris Roy pun turun dan membukakan pintu untuk tuannya, dan langsung berjalan menuju pintu kontrakan kecil itu, bahkan Sean menganggap itu sebuah gubuk.
Tokk tokk tokk. Tak ada jawaban
“Apa kau yakin Roy, gubuk ini berpenghuni?” tanya Sean pada Sekertaris Roy.
“Saya yakin tuan,” jawab Sekertaris Roy.
“Coba kau ulangi lagi, jika tak ada jawaban, dobrak saja pintunya,” titahnya pada Sekertaris Roy.
“Baik tuan,” jawab Sekertaris Roy.
Tokk tokk tokk. Tak ada jawaban.
Tokk tokk tokk. Tak ada jawaban
Di dalam ruangan, Rere mengucek matanya karena merasa terganggu dengan suara berisik dari luar kontrakannya.
Hoaamm, Rere menggeliat
“Jam berapa sekarang, dan siapa yang bertamu ke rumahku, apa Mega?” tanyanya pada dirinya sendiri.
“Ya ampun ini sudah hampir gelap, kenapa ada orang yang bertamu tidak tau waktu seperti itu,” gumamnya, sambil beranjak dari tempat tidur.
Ceklek,pintu terbuka.
Deg
Rere mematung, wajahnya semakin memucat, pria tampan dihadapannya yang ia ketahui sebagai CEO di perusahaannya, berada di rumahnya.
Hening
“Ehm,” Sean memecah keheningan
“Apa kau berusaha kabur dan melarikan diri setelah meminjam uang pada Perusahaan?” tanya Sean to the poin penuh selidik.
“Maafkan saya tuan,” hanya itu yang bisa Rere ucapkan.
“Aku kesini bukan untuk mendengar kata maaf darimu, bodoh,” kata Sean penuh penegasan.
“Saya akan membayar hutang saya tuan, tolong beri saya waktu lagi tuan,” pinta Rere sambil gemetar ketakutan, bahkan dia tidak merasa lemas karena sakitnya, tapi karena keberadaan orang yang ada didepannya.
Cih! Sean berdecak.
“Aku tidak mau tau, karena kau sudah setuju dan menandatangani surat perjanjian sebelumnya,” bantah Sean.
“Apa kau pikir, aku akan luluh dengan air mata busukmu itu, cih tidak akan pernah,” decak Sean tanpa belas kasihan
“Tuan, saya mohon, berikan saya waktu, saya akan melakukan apapun untuk itu,” pintanya terisak dan sudah berlutut di kaki Sean.
Sean menyeringai, rencananya berjalan dengan mulus. Sedangkan Sekertaris Roy hanya memperhatikan tuannya yang menjalankan rencananya, tanpa berniat untuk mencampuri urusan tuannya itu.
“Benarkah, apakah kata-katamu bisa ku pegang, setelah kau mengingkari surat perjanjian sebelumnya,” tanya Sean meragukan.
“Saya berjanji tuan,” jawab Rere dengan yakin yang masih ketakutan dan semakin pucat.
“Baiklah, karena jika tidak, keluargamu yang akan menanggung akibatnya,” ucap Sean sambil menunjukan senyum smirknya.
“Baik tuan, asalkan tuan tidak mengusik keluarga saya, tuan,”
“Menikah denganku,” penegasan tanpa bantahan.
Deg. Rere mematung.
Mendengar ancaman yang di keluarkan oleh Sean, Rere semakin tidak bisa berkutik, tidak mungkin Rere membahayakan keluarganya.
“Keputusan ada di tanganmu, aku tidak punya banyak waktu untuk gadis sepertimu,” ucapnya sambil berlalu meninggalkan tempat itu dan Sekertaris Roy.
“Roy, urus semuanya, aku tidak mau tau, semuanya harus berjalan semestinya,” titahnya pada Sekertaris Roy.
Sekertaris Roy yang dari tadi hanya diam, kini membungkuk hormat pada tuannya.
“Baik tuan,” jawab Sekertaris Roy.
Sekertaris Roy yang sudah tau sifat dan rencana tuannya itu segera mengeluarkan selembar kertas dari map yang sudah di bawanya.
“Silahkan nona tanda tangani surat perjanjian ini nona,” titah Sekertaris Roy pada Rere, sambil memberikan surat perjanjian tersebut.
“Surat perjanjian,” beonya.
“Benar nona, anda akan menikah dengan tuan muda minggu depan,” ucap Sekertaris Roy.
Duaarr
Rere mematung dan tubuhnya semakin lemas, sampai ia tidak kuat menopang tubuh dengan kedua kakinya, Rere duduk sambil tertunduk lemas.
“Saya tidak punya banyak waktu Nona, tanda tangani atau keluarga Nona yang akan menanggung akibatnya,” ancam Sekertaris Roy, Pria itu seolah tak punya hati melihat gadis yang ketakutan sambil menangis.
Deg
Rere mendongak.
Masih tak bergeming.
Melihat orang di hadapannya yang tak bergeming, Roy pun mulai kesal, tapi masih dengan mode datarnya, akibat menyia-nyiakan waktunya yang berharga hanya untuk gadis kecil.
“Waktu anda hanya lima detik dari sekarang.” Sekertaris Roy, pria es batu itu memberi waktu.
Tanpa berpikir panjang, Rere segera mengambil kertas itu dan segera menanda tanganinya, tanpa membaca surat perjanjian itu terlebih dahulu.
“Terima kasih atas kerja samanya Nona,” pergi berlalu dari kontrakan Rere.
Flashback on,,,
“Siapkan semuanya, kita akan memberi pelajaran pada gadis itu setelah pulang dari kantor,” titahnya pada Sekertaris Roy.
“Baik tuan,” jawab Sekertaris Roy.
Setelah itu Sekertaris Roy mengundurkan diri keluar dari ruangan tuannya, sedangkan Sean, tidak bisa fokus karena tiba-tiba memikirkan kekasihnya yang hilang bak di telan bumi.
Aaarrrggghhhhh.Teriak Sean.
“Kenapa orang-orang yang aku sayangi malah pergi meninggalkan aku seorang diri?” lirihnya.
Sekertaris Roy yang mendengar teriakan tuannya pun masuk kedalam ruangan Sean, Ia tau betul apa yang membuat tuannya seperti itu, tanpa mengetuk pintu, Sekertaris Roy pun masuk kedalam ruangan Sean.
Ceklek. pintu terbuka
Sean mendongak, ia tau siapa yang datang.
“Apa anda baik-baik saja tuan?” tanyanya Meyakinkan.
“Apa dia masih bersikeras tidak mau pulang?” tanya Sean pada Sekertaris Roy.
Roy sudah tau siapa orang tuannya maksud langsung mengerti.
...****************...
Follow Ig Author @aran_dia**h**
hatur nuhun
luv yu all😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
pelangi
cuma didunia halu seorang CEO ngurusin utang sampe kerumahnya😂😂
2022-09-28
2
ika
emang pinjem brp?
ceo koq ngurusin utang karyawan nya, kyk debt collector aja
kurang kerjaan aja
2022-07-18
1
Pecinta Halu
lanjutt
2022-05-28
1