Selamat membaca,,, 😘😘😘
...****************...
Di sisi lain, seorang pria yang sedang frustasi dengan kejadian yang menimpanya hari ini.
Aaarrgghhh
Prang prang prang
Semua benda yang ada di dekatnya semua hancur tak tersisa, akibat amarah seorang Bryan yang sedang patah hati, saat ini, ia pun tak lagi memikirkan nasib perusahaannya yang sedang terikat kontrak kerja sama, kalaupun nanti tuan Sean membatalkannya dan perusahaannya dan mengalami kerugian besar, ia tak masalah, pikir Bryan, yang terpenting
sekarang hanyalah bagaimana mendapatkan gadis yang selama ini ia cintai, karena ia tau, kalau gadis pujaannya itu tak mencintai pria tua itu yang lebih pantas untuk menjadi pamannya.
“Tuan, hentikan semua kegilaan tuan,” ucap sekertaris Jay berusaha menenangkan tuannya, tapi bukan mereda, bagai api yang di siram bensin, semakin menyala dan berkobar.
“Apa kau bilang, cari mati!” bentak Bryan pada sekertaris Jay.
“Tidak tuan, bukan maksud saya seperti itu,” ucap sekertaris Jay dengan gugup.
“Lalu, apa kau menginginkan aku seperti orang gila?” bentak Bryan lagi pada sekertaris Jay.
“Tentu saja tidak tuan,” jawab sekertaris Jay.
“Lalu aku harus apa,” tanya Bryan dengan tatapan tajam ke arah sekertaris Jay.
“Anda harus bersikap gentle tuan, menarik hati seorang wanita harus dengan cara yang lembut,” saran sekertaris Jay pada Bryan, padahal dirinya sendiri pun tidak tau apa itu cinta.
'Apa yang aku katakan itu benar, semoga saja, karna kalau salah, habislah riwayatku,' batin sekertaris Jay resah dengan pendapat yang ia ucapkan sendiri.
“Ku rasa ide mu memang benar Jay, bagaimana mungkin Rere mencintai pria tua itu, karna aku sudah menjadi sahabatnya, jadi aku tau dia wanita seperti apa, apa kau bisa menyimpulkannya Jay?” tanya Bryan berbinar
dengan pertanyaannya sendiri, semoga jawaban Jay membawa angin segar, pikirnya.
'Astaga, ada apa dengan tatapan mu tuan, seperti anak kecil saja, lagian, mana ku tau alasannya, aku bukan tuhan, aku hanya bawahan mu yang seperti mbah g**gle pribadimu saja,' batin Sekertaris Jay kesal yang melihat tatapan Bryan yang berbinar menanti jawaban darinya.
“Ku rasa, karena tuan Sean lebih kaya darimu tuan,” jawab sekertaris Jay asal.
“Tidak, dia tidak mungkin seperti itu, dia hanya gadis polos yang baik, dia tidak akan merendahkan harga dirinya, kali ini aku tidak setuju dengan pendapatmu Jay,” ucap Bryan bersungut-sungut merasa tidak terima dengan apa yang di katakan sekertaris Jay.
'Lalu aku harus apa tuan,?' tanya sekertaris Jay dalam hati geram dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh atasannya tersebut.
“Kemungkinan besar, tuan Sean memaksa dan mengancam nona Rere, tuan, dengan kekuasaan yang tuan Sean miliki, semuanya akan bertekuk lutut di hadapannya tuan,” ucap sekertaris Jay, menjelaskan panjang lebar.
“Hmm, kau benar Jay, pria tua itu memang licik, demi apa yang dia inginkan, dia bebas menggunakan kekuasaannya, bahkan merebut gadis pujaan ku,” ucap Bryan yang kali ini setuju dengan yang sekertaris Jay ucapkan, bahkan membenarkannya.
“Lalu apa selanjutnya yang akan lakukan untuk merebut gadis itu tuan?” tanya Sekertaris Jay.
“Kau terus pantai dia, dan laporkan padaku, buat seolah kami bertemu dengan ketidak sengajaan,” ucap Bryan yang membeberkan rencananya.
“Baik tuan, akan saya laksanakan,” ucap sekertaris Jay sambil menunduk hormat, setelah itu pun mereka kembali bekerja.
......................
Ceklekk
Pintu terbuka.
Tampak seorang wanita yang tengah duduk bersandar di sofa yang ukurannya besar, sambil membaca buku yang ada di pegangnya, wanita itu tidak menyadari seseorang yang tengah berdiri di hadapannya sambil memperhatikan gerak gerik wanita yang ada di hadapannya itu.
“Apa begini caramu menyambut suamimu?” dengan tatapan yang sulit di artikan.
Degg
Rere mendongak
“Maafkan saya tuan, saya tidak menyadari kehadiran tuan,” ucap Rere dengan gugup dan segera menunudukan kepalanya kembali.
Sean duduk di samping Rere, dengan cepat Rere pun turun dari tempat duduknya dan duduk dilantai.
“Kemari,” sambil menepuk-nepuk sofa, agar Rere duduk di sampingnya.
Rere hanya diam dan tak bergeming, karena takut melakukan kesalahan.
“Aku tidak suka mengulangi ucapanku, jadi menurutlah sebelum aku berubah pikiran,” ucap Sean dengan kesal.
Rere pun segera bangkit dan langsung duduk di samping Sean tanpa berkata apapun.
“Apa begitu caramu memperlakukan suamimu,” yang masih menatap Rere dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Hah.” Rere kaget dengan pertanyaan yang Sean lontarkan padanya.
“Maafkan saya tuan, tadi saya terlalu fokus membaca buku dan tidak mengetahui kedatangan tuan, sungguh tuan,” ucap Rere gugup, bahkan sampai gemetar ketakutan.
Tanpa Rere sadari, Sean tengah tersenyum sambil memperhatikannya yang sedang ketakutan, bahkan dirinya sampai menahan tawa agar tidak ketahuan Rere.
“Benarkah?” tanya Sean penuh selidik.
“Benar tuan, kalau tuan tidak percaya, ini buktinya,” jawab Rere sambil menunjukan buku yang ia baca tadi, yang membuat Rere tak habis pikir adalah, bukankah tadi dia melihat bahwa dirinya tengah membaca buku, pikir Rere dengan kesal.
“Baiklah, kali ini aku percaya, sekarang aku ingin mandi,” ucap Sean pada Rere.
“Baik tuan,” seakan mengerti apa yang telah Sean ucapkan, Rere pun bergegas menyiapkan air hangat untuk suaminya.
'Huufftt, sepertinya aku sudah ketularan gila, mana mungkin aku langsung mengerti apa yang dia ucapkan, dan yang membuatku jengkel adalah, aku langsung menurutinya saja tanpa bisa melawan sedikitpun,' batin Rere
kesal.
“Dasar pria gila, berlaku seenaknya saja, aku tau, aku miskin, tapi aku kan juga manusia, huuft sultan mah bebas,” gerutu Rere, tanpa Rere sadari, seorang pria yang membuatnya jengkel sudah ada di belakangnya tanpa
sehelai benangpun.
“Apa keberanian mu hanya di belakangku, apa kau belum puas menggerutui ku seperti tadi?”
Degg
'Astaga, apa dia mendengar semua ucapanku tadi, tamatlah riwayatku,' batin Rere, nyalinya seakan menciut, dan segera menoleh ke belakang.
“Aaaaarrrggh!” Rere berteriak kala melihat seorang pria yang bertelanjang bulat tanpa sehelai benang pun.
Dengan santainya Sean menghampiri Rere yang tengah menutupi matanya dengan telapak tangannya, dan masuk ke dalam bathtub yang
sudah di isi air oleh Rere.
“Apa kau akan terus seperti itu?” tanya Sean dengan senyum smirknya.
“Kalau begitu saya permisi tuan,” ucap Rere memalingkan wajahnya yang merona karena malu.
Namun, sebelum Rere beranjak pergi, Sean lebih dulu mencekal pergelangan tangan Rere dan menariknya sampai terduduk di ujung
bathtub di samping Sean.
Wajah mereka yang berdekatan, membuat deru napas masing-masing sangat terasa, membuat mereka hanya diam dan tak bergeming, dengan pikiran yang berkecamuk, jantung berdebar seolah ingin keluar dari tempatnya.
'Apa aku akan cepat melupakan kekasihku, kenapa saat bersamanya aku merasa sangat nyaman, dan apa ini, ada apa dengan perasaanku, aku belum pernah merasakan jantung berdegup dengan sangat kencang saat dengan kekasihku dulu,' batin Sean yang mulai berkecamuk, sungguh berat yang saat ini Sean rasakan, di sisi lain, ia ingin kekasihnya kembali, dan di sisi lain, ia sudah membuka hati untuk wanita yang kini menjadi istrinya.
'Ada apa dengan jantungku, sepertinya sekarang aku mempunyai riwayat jantung, karena berdekatan dengannya, karena ketakutan ku padanya, aku harus segera memeriksa jantungku,' batin Rere yang berbeda dengan suaminya itu, karena belum pernah merasakan jatuh cinta, ia tidak bisa membedakan antara jatuh cinta dan riwayat jantung, yang jelas, saat ini perasaan Rere sangat khawatir akan penyakit yang dideritanya,(ada-ada aja nih mba Rere, wkwk).
*To be continue*
Terima kasih,,,
...****************...
Tekan favorite agar dapat notifikasi jika sudah up,,,😘
Jangan lupa sedekah dengan like, vote, hadiah dan komen tentang ceritanya,,🤗
Follow IG Author @aran_diah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Ray
Saking polosnya Rere gak tahu kalo mulai ada benih2x cinta 🙏😘
Crazy up Outhor🙏😘
2022-05-16
1
@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️
mata Rere r ternodai
2022-05-07
1
Katherina Ajawaila
kapok sudah mulai ada hati kamu sm Rere. nyam2 sean
2022-04-20
1