Selamat membaca,,, 😘😘😘
...****************...
“Selamat datang tuan,” sapa seorang pria yang dari tadi menunggu tamu mereka.
“Hmm,” jawaban yang sangat menjengkelkan bagi siapa saja yang mendengarnya.
'Pria tua ini sangat menjengkelkan sekali, apa gadis pujaan ku itu tidak merasa jengkel saat bersamanya?' tanya Bryan dalam hati dengan kesal.
Ya yang dari tadi menunggu adalah Bryan dan Sekertaris Jay, sedangkan yang di tunggu malah menampilkan wajah yang tak berdosa, yaitu Sean dan sekertaris Roy, dan itu membuat hati Bryan dan sekertaris jay merasa kesal.
“Silahkan duduk tuan,” ucap sekertaris Jay sambil menunduk hormat.
“Sepertinya aku datang sedikit terlambat, atau kau terlalu bersemangat, aku tidak tau alasanmu bersemangat sekali,” ucap Sean dengan senyum penuh arti menatap Bryan.
“Apa maksud anda tuan?” tanya Bryan karena tidak mengerti apa yang Sean ucapkan, sedangkan dua orang sekertaris itu hanya diam berdiri di belakang para bosnya itu.
“Kau terlalu bersemangat untuk perusahaan mu, atau untuk merebut istri orang lain?” tanya Sean dengan senyum mengejek.
Cih!
Bryan berdecak dengan senyum mengejek.
“Apa anda pantas untuk wanita sebaik dia, bahkan semua orang tau, bahwa anda memiliki kekasih, tanpa ada klarifikasi tentang hubungan kalian,” ucap Bryan yang berhasil membuat Sean tersulut emosi.
“Kau tidak perlu ikut campur,” ucap Sean dengan tatapan tajamnya.
“Tentu saja aku akan ikut campur kalau itu akan menyakiti hati Rere, dan saya akan pastikan untuk merebut Rere dari anda,” ucap Bryan dengan tatapan tak kalah tajamnya.
“Jika kau berani melakukan itu, maka perusahaan mu yang akan menanggung akibatnya,” ancam Sean yang diyakininya akan berhasil jika menggunakan cara itu.
“Cih! Kau hanya bisa mengancam saja, jika tuan memang benar mencintainya, maka kita akan bersaing secara sehat,” ucap Bryan yang
membuat Sean tak berkutik, apakah aku mencintainya? Pikir Sean.
'Ternyata tuan Bryan tak kalah cerdas,' batin sekertaris Roy dan sekertaris Jay, memuji cara yang akan Bryan lakukan.
“Baiklah, kali ini kau cukup cerdas juga,” ucap Sean tersenyum sinis.
“Kerja sama kita lanjutkan,” ucap Bryan dengan santai.
“Baiklah, tapi jika kau berbuat di luar kendaliku, maka aku tidak akan segan menghancurkan mu,” ucap Sean dengan segudang ancamannya.
“Deal,” ucap Bryan sambil menyodorkan tangan untuk berjabat.
......................
Setelah melakukan pertemuan yang cukup menguras emosi, kini Sean dan sekertaris sudah ada di depan mansionnya, dengan alasan ingin istirahat, Sekertaris Roy akhirnya mengantarkan Sean pulang, bahkan dulu, dirinya tidak pernah mengeluh cape, apalagi kalau meminta pulang untuk istirahat, sungguh aneh pikir sekertaris Roy.
“Kau kembalilah ke kantor, urus semuanya,” titah Sean pada sekertaris Roy.
“Tapi tuan, hari ini ada pertemuan dengan beberapa klien,” ucap sekertaris Roy.
“Kau gantikan saja, jika pertemuan tidak bisa di gantikan, maka batalkan saja, hari ini aku tidak ingin di ganggu,” ucap Sean tegas tanpa bantahan dan segera masuk meninggalkan sekertaris Roy di depan.
'Hhh, Roy, hari ini kau akan mengalami kelelahan yang luar biasa, apalagi untuk menghadapi beberapa klien yang datang dari luar negeri,' batin sekertaris Roy, yang mengiba pada dirinya sendiri.
......................
Ceklekk
'Kemana dia?' tanya Sean dalam hati sambil mengedarkan pandangannya di dalam kamar tersebut.
Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, tampak sosok wanita yang dari Sean cari, dengan gaun panjang selutut dan tangan pendek bermotif bunga, sungguh menggemaskan di pandangan Sean, wajah imutnya yang sangat menarik hati Sean, dan tatapan Sean beralih pada bagian dada wanita tersebut, dengan rambut basah, menambah kesan keseksiannya dimata Sean.
Glekk
'Shitt! Aku harus berendam air dingin,' batin Sean yang merasakan sesuatu menggelenyar ditubuhnya.
“Apa kau berniat menggodaku?” tanya Sean dengan suara beratnya membuat Rere merinding, memeluk Rere dari belakang dan membuat Rere terkejut, karena Rere dari tadi tidak menyadari kehadiran Sean, dirinya
hanya sibuk dengan hairdryer ditangannya di depan cermin.
“Tuan, apa yang anda lakukan, kapan anda berada di sini?” tanya Rere bergetar ketakutan dan berusaha melepaskan tangan kekar Sean yang memeluknya dengan sangat erat.
“Apa kau tidak mau dipeluk oleh suamimu?” tanya Sean kesal dan melepaskan pelukannya, menatap Rere dengan sinis.
“Bukan begitu tuan,” jawab Rere dengan gugup dan menunduk.
“Sudahlah, kau membuat hariku sangat buruk,” ucap Sean sambil berlalu meninggalkan Rere menuju kamar mandi untuk menuntaskan urusannya.
'Justru dirinya yang membuat hidupku jadi sangat buruk,' batin Rere kesal karna disalahkan.
......................
Satu jam telah berlalu, Sean pun belum menunjukan batang hidungnya, dan itu membuat Rere jadi kesal, pasalnya ia akan pergi keluar untuk menemui sahabatnya Mega, dan Rere akan meminta izin terlebih dahulu.
Ceklekk
Akhirnya orang yang ditunggu pun baru muncul dari balik pintu, hanya dengan menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya, dengan tubuh sixpeknya ditambah rambut yang basah, membuat Rere melihat tak berkedip.
Glekk
'Astaga, apa yang dia lakukan di kamar mandi hingga selama itu, dan apa ini, kenapa dia sangat seksi, dan menodai mataku, sudah berapa kali dia menodai mataku yang suci ini,' batin Rere merutuki dirinya yang menikmati
pemandangan yang menurutnya sudah menodainya.
“Air liurmu hampir tumpah, jadi tutup mulutmu, aku tau kau terpesona olehku,” ucap Sean yang mengagetkan Rere, sedangkan Rere langsung
menutup mulutnya yang menganga dan memalingkan wajahnya yang merah merona menahan malu.
'Sial, dia memergoki diriku yang tengah memperhatikannya,' gerutu Rere yang dalam hati.
“Emm tidak tuan, mari saya bantu pakaikan pakaian anda,” ucap Rere yang mengalihkan topik pembicaraan.
“Wah, sepertinya dirimu sudah tidak sabar ingin menyentuhku, maka aku sangat berbaik hati padamu, jadi sentuhlah jika kau mau,” ucap Sean dengan santai, sedangkan wajah Rere kini tengah memerah seperti kepiting rebus.
“Tidak tuan, terima kasih atas kebaikan anda,” ucap Rere yang enggan untuk melihat wajah Sean karena menahan malu.
“Apa kau berani melawanku sekarang hah?” tanya Sean kesal dan hampir mode on.
'Aku tidak mau menyentuhnya, kenapa tuan malah membalikan keadaan, bilang saja kalau tuan ingin aku sentuh,' batin Rere yang tak habis pikir pada suaminya itu.
“Kenapa kau malah melamun, aku bilang, kau boleh menyentuhku sesukamu,” bukan sebuah tawaran, melainkan sebuah perintah, Rere
mengernyit bingung.
'Lalu aku harus bagaimana, dimana aku harus menyentuhmu tuan muda Sean yang terhormat?' batin Rere kesal dan masih tak bergeming.
“Cium aku di sini,” menunjukan dada bidangnya.
Rere masih diam tak bergeming, dan ragu-ragu.
“Aku tidak suka mengulangi ucapanku,” ucap Sean yang sudah siap mode on marah.
Ccuuup
Sean tersenyum senang dalam hati, bagaimana pun,ia akan membuat istrinya jatuh cinta padanya, meski harus dengan memaksanya, sedangkan wajah Rere sudah seperti kepiting rebus.
'Puas,' batin Rere yang sangat kesal.
“Wah sepertinya kau memang menyukainya, apa kau tidak mau berterima kasih padaku yang baik hati ini?” tanya Sean yang dari tersenyum senang.
“Terima kasih tuan, saya sungguh sangat menyukainya,” ucap Rere sambil menunduk.
'Siapa yang menginginkan ini semua, sepertinya diriku ini sudah pintar berakting sekarang, lihatlah sekarang diriku menjilat ucapanku sendiri,' batin Rere yang merutuki dirinya sendiri.
“Baiklah, karna kau menyukainya, kau aku izinkan melakukan itu setiap hari, kau sungguh beruntung, karna aku berbaik hati padamu,” ucap Sean tanpa merasa malu sedikitpun.
'Gila,' batin Rere yang merespon ucapan Sean.
......................
Setelah makan malam selesai, mereka pun kembali ke kamar mereka, dengan berbagai drama mereka lakukan, cinta yang yang Rere inginkan dalam hidupnya, malah membuat dirinya terjerat cinta sang tuan muda hingga mulai mencekiknya, perlahan tapi pasti, Rere mulai terbiasa dengan drama yang suaminya lakukan, kali ini Rere akan meminta izin dari
suaminya untuk keluar.
“Tuan, bolehkah saya pergi?” tanya Rere yang sedang memijat kaki suaminya, dengan alasan Rere lah yang ingin menyentuhnya.
Sean yang mendengar itu langsung mencekal pergelangan tangan Rere dan menariknya dalam dekapannya.
“Apa kau mulai berani sekarang hah, apa karena aku terlalu baik padamu?” tanya Sean dengan sorot mata yang tajam.
“Tidak tuan, mana mungkin saya berani melawan tuan, saya hanya ing-”
jawab Rere gugup.
Sebelum Rere melanjutkan ucapannya, Sean lebih dulu m*nci*m bibirnya dengan rakus, bahkan dengan posisi Rere sudah di balik, menjadi di bawah kungkungan Sean, menjadi lebih memudahkan Sean menjalankan
aksinya.
*To be continue*
Terima kasih,,,😘
...****************...
Tekan favorite agar dapat notifikasi jika sudah up,,, 😘
Jangan lupa sedekah dengan like, vote, hadiah dan komen tentang ceritanya,,😘
Follow IG Author @aran_diah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Jocelyna Olivia
ini kok mirip tuan saga sama daniah ya
2022-08-28
1
Ray
Akhirnya gak kuat juga ya Sean liat Rere🙏😘Crazy up Outhor🙏😘👍
2022-05-16
1
Dini Agustini
dialognya agak sama dgn .....
2022-05-12
0