Selamat membaca,,, 😘
...****************...
'Ada apa dengan jantungku, apa aku punya riwayat penyakit jantung, aku harus segera memeriksa jantungku,' batin Sean.
'Apa dia malaikat maut, kenapa sangat menakutkan sekali.' Batin Rere.
“Apa kau akan terus menatapku seperti itu?” tanya Sean.
“Em, maafkan saya tuan, saya tidak bermaksud demikian, saya ketiduran,” jawab Rere sambil menunduk.
“Apa begitu caramu melayani suami?” tanya Sean memicingkan matanya.
“Em, tidak tuan, tolong ampuni saya,” jawab Rere ketakutan.
“Aku ingin mandi,” ucap Sean.
'Lalu aku harus apa tuan,' tanya Rere dalam hati.
“Hei, apa kau tidak mendengarku?, cepat siapkan airnya,” bentak Sean.
“Eh, baik tuan,” ucap Rere sambil menunduk lalu segera pergi menyiapkan air.
“Dasar, tidak berguna,” ucap Sean kala memandang gadis yang kini menjadi istrinya itu pergi.
“Tuan, airnya sudah saya siapkan, saya akan menyiapkan pakaian ganti anda,” ucap Rere kala sudah selesai dengan urusannya.
“Hmm,” sambil berlalu menuju kamar mandi.
“Apa aku akan bertahan dengannya selama setahun ini, tapi aku akan mencoba untuk tetap bertahan selayaknya seorang gadis penebus hutang, dan tidak akan memberikan hatiku ini,” gumam Rere.
Hhoooaammm
“Aku sangat mengantuk, apa dia masih lama,” tanya Rere pada dirinya sendiri.
Ceklekk
Pintu terbuka.
Glekk
Rere menelan salivanya kasar, ketika melihat pemandangan yang sangat indah, tubuh kekar dan gagah, ditambah roti sobek yang menggoda, sungguh pemandangan yang baru pertama kali Rere saksikan, hanya berbalut handuk yang melilit dipinggangnya, membuat Rere semakin risih, rasa kantuk yang melanda kini berubah menjadi segar.
“Apa kau mulai mengagumiku?” tanya Sean dengan senyum smirknya.
“Eh, maafkan saya tuan,” jawab Rere sambil menunduk, menyembunyikan rona merah di pipinya.
“Mana pakaianku?” tanya Sean dengan datar.
'Apa dia tidak melihatnya, itu disampingmu tuan,' gerutu Rere dalam hati yang tidak habis pikir pada suaminya itu.
“Apa kau mau aku masuk angin dengan bertelanjang seperti ini, cepat pakaikan bajuku,” titah Sean.
“Baik tuan,” sambil menghampiri Sean dan memakaikan baju suaminya itu, sampai pipinya terasa panas dan memerah karena menahan malu.
Sean yang melihat pipi istrinya itu memerah, semakin ingin menggodanya, tanpa ia sadari sebuah senyuman terukir dibibirnya.
“Kenapa pipimu merah, apa kau menahan sesuatu?” tanya Sean yang menggoda istrinya.
“Eh, tidak tuan, mungkin saya hanya sedikit tidak enak badan saja,” jawab Rere yang semakin memerah.
“Benarkah?” tanya Sean penuh selidik.
“Sudah selesai tuan,” ucap Rere mengalihkan pembicaraan dan segera melangkah pergi dari hadapan Sean.
Namun sayang, langkahnya terhenti ketika Sean meraih tangan mungil milik Rere, dan menariknya dalam dekapannya.
Degg
Degg
Degg
'Ada apa dengan jantungku, pria ini membuatku seakan jantungan,' gumam Rere dalam hati.
“Kau belum menjawab pertanyaanku,” ucap Sean dengan suara beratnya dan mendekatkan wajahnya, sehingga deru napas aroma mint begitu pekat di indra penciuman Rere.
“Pertanyaan yang mana tuan,” tanya Rere memalingkan wajahnya yang memerah.
“Sudahlah aku ingin istirahat, cepat matikan lampunya,” sambil melepaskan dekapannya.
“Baik tuan,” ucap Rere sambil berlalu mematikan lampu dan bergegas merebahkan tubuhnya di atas sofa.
......................
Di pagi yang cerah, tampak sepasang suami istri yang masih terelap dalam tidurnya, seakan tidak mau pergi dari alam mimpinya, sinar mentari yang mencoba menelusup masuk ke kamar tersebut seolah tak mengusik penghuninya, hingga suara yang berasal dari luar berhasil membangunkan dua insan tersebut.
Tokk tokk tokk
Hhooaaammm
Rere menggeliat dan mengerjapkan matanya berulang.
“Tuan muda, nona muda, sarapan sudah saya siapkan di bawah,” ucap seseorang di balik pintu, yang tak lain adalah pak Sam.
“Astaga, aku kesiangan, sampai aku tidak membangunkan tuan Sean,” ucap Rere yang tersentak kaget dan lansung mendudukan tubuhnya.
“Baik pak Sam, sekarang kau boleh pergi,” ucap Rere berteriak.
“Apa kau pikir kamarku ini hutan, apa begitu caramu membangunkan suamimu?” tanya Sean dengan suara seraknya khas bangun tidur, yang terdengar seksi di telinga Rere.
Glekk
Rere menelan salivanya kasar.
'Kenapa terdengar sangat seksi, tapi lihatlah, wajahnya sudah sangat menyeramkan,' batin Rere kesal.
“Kenapa kau malah menatapku seperti itu, apa kau berusaha menggodaku?” tanya Sean penuh selidik.
“Eh, tidak tuan, maafkan saya, tadi pak Sam memanggil untuk segera turun dan sarapan,” ucap Rere sambil berkilah.
Cih ! Sean berdecak.
“Alasan,” Sean tersenyum sinis.
“Tidak tuan, kalau begitu saya siapkan air untuk mandi,” sambil berlalu meninggalkan Sean, sebelum pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan padanya.
'Ck, aku rasa mainanku tidak akan membosankan, aku akan sering melihat
wajahnya yang memerah karena menahan malu,' gumam Sean tersenyum sambil membayangkan wajah Rere.
“Tuan, airnya sudah siap,” ucap Rere sambil menunduk, karena tidak berani melihat langsung wajah pria tampan yang ada di hadapannya tersebut.
“Hmm,” sambil beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.
......................
Di meja makan, tampak seorang pria yang abru datang untuk menjemput tuannya.
“Pak Sam, apa tuan muda, dan nona muda belum turun?” tanya sekertaris Roy pada pak Sam.
“Belum sekertaris Roy, sebaiknya anda menunggu di meja makan saja,” saran pak Sam pada sekertaris Roy.
“Baiklah,” pergi menuju meja makan.
“Selamat pagi tuan muda, nona muda,” sapa sekertaris Roy dan pak Sam, ketika melihat sepasang pengantin yang baru turun dari kamarnya.
“Hmm” jawab Sean.
“Selamat pagi pak Sam, selamat pagi sekertaris Roy,” sapa Rere dengan tersenyum ramah.
Sepasang suami istri itupun menikmati sarapan mereka dalam keheningan, sekertaris Roy yang setia menunggu tuannya tersebut menikmati sarapan, tanpa ikut dengan sepasang suami istri itu, namun, di tengah keheningan, terjadi keributan di luar.
“Maaf tuan muda, nona Liona memaksa masuk, dan membuat keributan di luar sana,” lapor pak Sam, menghampiri tuannya tersebut.
“Hmm, biarkan dia masuk,” ucap Sean tanpa melirik.
“Baik tuan muda,” ucap pak Sam menunduk hormat dan berlalu meninggalkan meja makan.
“Hai kakak ipar, upss, apa aku mengganggu,” ucap Liona yang sudah ada di meja makan, dan melirik Rere tidak suka.
'Siapa gadis cantik ini, apa hubungannya dengan tuan Sean, sepertinya dia tidak suka padaku, cukup sudah aku diam selama ini, jika dia menggangguku, aku tidak akan diam saja dan tidak akan terlihat lemah,' batin Rere yang menebak nebak gadis yang ada dihadapannya.
“Ada apa?” tanya Sean tanpa basa basi.
“Aku hanya merindukanmu kak, apa itu salah?” tanya Liona santai dan melirik ke arah Rere dengan tatapan tidak suka.
“Jaga sikap anda nona, saya bisa mengeluarkan anda sekarang juga,” ucap sekertaris dengan tatapan tajamnya.
“Hai sekertaris Roy, sayangnya aku tidak ada urusan denganmu, apa kau lupa siapa aku?” tanya Liona dengan senyuman mengejek.
Hhaahh
Sekertaris Roy mendengus kesal.
Sedangkan Rere hanya diam saja dan menikmati makanannya sambil mencerna kejadian yang ada di hadapannya ini.
“Jangan membuang waktuku, aku tidak punya banyak waktu,” ucap Sean dengan datar tanpa menoleh.
“Aku hanya ingin memberikan selamat atas pernikahan kakak iparku, dan memastikan asal usul istri kakak ipar bagaimana kualitasnya, apakah sebaik kakak ku?” ucap Liona yang sedari tadi memperhatikan Rere yang sangat berbeda dengan tipe suaminya itu.
“Cukup nona Liona, anda sudah keterlaluan, sebaiknya anda keluar,” ucap Roy geram dengan kelakuan Liona.
“Tidak sekertaris Roy, yang di katakan nona ini memang benar, aku hanya seorang gadis miskin yang sedang bermimpi menjadi cinderella, jadi aku cukup sadar diri,” ucap Rere menengahi, dia cukup mengerti apa yang
sebenarnya terjadi.
Sean yang mendengar istrinya merendah seperti itu sangat marah, bahkan wajahnya memerah menahan amarah, bahkan jika wanita yang ada di hadapannya ini bukan adik dari wanita yang di cintainya itu, ia akan menyeretnya keluar tanpa ampun, tapi mengingat wanita yang ia cintai, Sean akhirnya menahan amarah tersebut.
“Cukup, kau istri Sean Agipratama, istri dari pengusaha yang berpengaruh di kota bahkan negara ini, tidak pantas merendah seperti itu,” ucap Sean tegas.
Rere hanya diam menanggapi apa yang di ucapkan oleh Sean.
“Apa kau dengar,” tanya Sean penuh penekanan.
“Aku dengar suamiku,” ucap Rere dengan lantang.
'Apa aku sedang menjilat ludahku sendiri?' tanya Rere dalam hati.
“Yang dikatakan kakak ipar memang benar,oh ya, kenalkan aku Liona,” ucap Liona sambil mengulurkan tangannya.
“Hai Liona, aku Rere,” ucap Rere yang menerima uluran tangan Liona sambil tersenyum ramah.
“Roy, ayo kita berangkat,” sambil berdiri lalu pergi meninggalkan meja makan.
Rere yang melihat suaminya pergi pun ikut beranjak dari kursinya untuk mengejar suaminya dan mengantarkan sampai depan pintu.
......................
Di sisi lain pria paruh baya yang selama ini mengintai gerak gerik Sean tengah menjalankan misinya.
...****************...
Follow IG Author @aran_diah
Hatur nuhun sadayana
Luv u all my readers 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Lienda nasution
mirip dengan cerita "terpaksa menikahi tuan muda"
2023-04-26
0
Ray
Penasaran kelanjutan ceritanya Outhor, sampe Sean jadi bucin sama Rere🙏😘
Crazy up💪👍🙏😘
2022-05-16
1
Silma Silma
makin seru😂
2022-05-09
1