Selamat membaca,,,😘
...****************...
Di sebuah restauran, tampak beberapa orang Pria yang sedang mengadakan pertemuan makan siang dengan khidmat, tampak para pria itu tengah serius setelah makan siang usai, entah apa yang mereka bicarakan, sampai membuat dua orang pria diantara mereka sesekali saling melemparkan tatapan tajam.
“Baiklah, kita akan memulai kerja sama ini dengan pembangunan di kota A terlebih dahulu, tapi aku mau perusahaan anda mengerjakannya selama tiga bulan, jika dalam waktu tiga bulan proyek itu belum selesai, maka aku tidak akan mengirimkan donasi untuk pembangunan itu lagi,” ucap Sean
dengan tegas.
“Baiklah tuan, saya akan berusaha semaksimal mungkin, tapi jika saya boleh tau, apa ada alasan tersendiri, sehingga tuan mempercepat proyek ini dari perkiraan kerja sama kita sebelumnya?” tanya Bryan karena jiwa keponya meronta-ronta.
“Tentu saja, setiap yang aku lakukan ada alasan tersendiri,” jawab Sean santai.
“Baiklah, saya mengerti tuan,” ucap Bryan dengan senyum ramah.
“Apa kau mengenal istriku?” tanya Sean penuh selidik.
“Tentu saja, kami sahabat baik, Tapi-“ jawab Bryan santai dan langsung terpotong oleh Sean yang tidak sabaran.
“Tapi apa?” tanya Sean dengan antusias untuk mendengar jawaban dari Bryan.
Ck !
Bryan berdecak.
'Kenapa anda tidak sabaran dan malah memotong ucapan saya', batin Bryan kesal.
Sedangkan, sekertaris Roy yang mendengar itu, memutar bola matanya malas, begitupun dengan sekertaris Jay, yang tidak habis pikir dengan CEO SA Group itu.
'Kenapa anda menjadi bodoh tuan, jika menyangkut tentang nona muda tuan, dan mengapa anda menunjukan sikap bodoh anda di hadapan mereka, entah apa yang sekarang mereka pikirkan tentang anda sekarang, tuan muda,‟ batin sekertaris Roy yang tak habis pikir pada tuannya itu.
"Banyak rumor yang beredar di negeri ini, bahwa CEO SA group anti wanita, karena hanya ada satu wanita yang ia cintai, dan itu bukan istrinya saat ini, tapi kenapa sekarang malah terang terangan menunjukan sikap yang menurutku sangat memalukan," batin sekertaris Jay yang sedang mencocokan rumor yang beredar dengan fakta yang ada.
Begitulah kira-kira pemikiran mereka masing-masing, sedangkan orang yang menjadi pusat pemikiran itu terlihat sangat santai saja, dan tidak mempedulikan orang-orang yang ada di hadapannya itu.
“Tapi itu dulu tuan, sebelum-„‟ lagi-lagi, sebelum ucapannya selesai, orang yang terlihat dewasa itu seperti remaja masa puber saja pikir Bryan, dan Bryan hanya memutar matanya malas menahan kesal.
“Sebelum apa, cepat katakan, dan jangan bertele-tele,” ucap Sean kesal dengan tatapan tajamnya.
Glekk
Bryan menelan salivanya kasar.
'Kenapa malah aku dia yang kesal, seharusnya aku yang kesal pada pria tua ini karena sudah memotong setiap ucapanku,' batin Bryan yang tak habis pikir, kenapa malah dirinya yang di sudutkan seperti ini pikir Bryan.
'Cukup tuan, jangan mempermalukan diri anda lagi,' batin Sekertaris Roy.
“Tuan, sebaiknya kita dengarkan dulu ucapan tuan Bryan, agar kita dapat mendengar penjelasannya dengan mudah,” ucap sekertaris Roy yang berusaha menghentikan tingkah dari tuannya itu, sementara Bryan dan sekertaris Jay hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju.
“Apa maksudmu aku sudah mempersulitnya Roy?” melirik sekertaris Roy dengan tajam.
Glekk
Sekertaris Roy menelan salivanya kasar.
'Saya hanya berusaha menahan tuan agar tidak mempermalukan diri sendiri, tuan,' batin sekertaris Roy merutuki tuannya itu.
“Cepat jawab, kenapa malah diam?” bentak Sean pada Bryan.
“Eh, baik Tuan,” jawab Bryan gugup.
Ck !
Sean berdecak kesal.
“Itu sebelum jatuh cinta kepadanya, saya juga berencana akan menikahinya setelah pulang dari luar negeri,” ucap Bryan dengan santai.
Sean yang mendengar hal itu mengepalkan tangannya dan bangkit, ia begitu marah mendengar wanita yang kini menjadi istrinya itu di cintai oleh pria lain, berani sekali kau mencintai istriku bocah kecil, pikir Sean.
Bughh
Bughh
Bughh
Sean memukul Bryan membabi buta, ia tidak terima dengan pengakuan cinta dari pria lain untuk istri kecilnya.
“Beraninya kau mengatakan bahwa kau mencintai istriku,” bentak Sean yang masih menarik kerah kemeja yang di kenakan oleh Bryan, sedangkan Bryan meringis menahan sakit dan tersenyum sinis, mendengar kata-kata Sean sambil mengusap darah yang mengalir dari sudut bibirnya itu dengan ibu jarinya.
Cih !
Bryan berdecak sambil tersenyum sinis.
Sedangkan sekertaris Roy dan sekertaris Jay yang berusaha menenangkan para tuannya itu hanya sia-sia.
“Apa tuan bercermin sebelum berkata seperti itu, bukankah anda sedang menanti kekasih anda?” tanya Bryan dengan senyum mengejek.
“Kau tidak perlu ikut campur, itu urusanku,” jawab Sean dengan tatapan tajamnya.
“Tentu saja itu akan menjadi urusan saya tuan, karena tuan sudah menyakiti wanita yang sangat saya cintai, dan saya akan pastikan akan merebutnya dari anda, tuan Sean yang terhormat, kita akhiri pertemuan ini cukup sampai disini tuan, permisi,” ucap Bryan dengan kembali menatap Sean dengan tak kalah tajamnya, lalu pergi meninggalkan tempat itu bersama dengan sekertaris Jay, sedangkan Sean, diam mematung sambil mencerna setiap ucapan yang Bryan lontarkan tadi.
'Berani sekali bocah itu mengancam ku dengan merebut wanita yang sudah menjadi milikku, tidak akan aku biarkan seorang pun untuk menyentuh istri kecilku,' batin Sean geram dengan ancaman yang Bryan lontarkan untuknya.
Meski ada kekhawatiran di hatinya bahwa wanita yang menjadi istrinya itu takut lebih memilih Bryan, karena Bryan tak kalah tampan dan kaya, yang membuatnya merasa tak percaya diri adalah, karena Bryan jauh lebih
muda darinya.
“Tuan, sebaiknya kita segera kembali ke kantor.” Ucap sekertaris Roy sambil menenangkan tuannya itu.
“Hmm” sambil menahan amarah hingga membuat wajahnya merah pada.
Saat dalam perjalanan, Sean hanya diam dan memejamkan matanya sesekali membuang napasnya kasar.
'Apakah tuan sudah mulai membuka hati dan mulai mencintai nona muda, hingga keadaanya berbeda dengan saat nona Liora meninggalkan anda, jika itu memang benar, maka saya tidak akan membiarkan nona muda pergi dari kehidupan anda, jika saat itu saya hanya diam saja, tapi tidak untuk sekarang, saya akan selalu memastikan kebahagiaan anda, tuan,‟
batin sekertaris Roy.
“Roy berikan ponselmu, dan hubungi gadis itu,” titah Sean yang ingin melakukan panggilan telepon di ponsel sekertaris Roy, karena dirinya belum sempat menyimpan nomor ponsel gadis yang menjadi istrinya itu karena tidak penting, pikirnya.
Tuutt tuutt tuutt
Ck !
Sean berdecak kesal, kenapa lama sekali dia mengangkat telpon pikir Sean.
“Halo, ada apa lagi sih, kau sangat mengganggu tidurku saja,” jawab seorang wanita di sebrang sana dengan suara seraknya khas bangun tidur, yang terdengar sangat kesal.
“Apa kau sudah mulai berani sekarang hah,” bentak Sean pada seorang wanita di sebrang sana.
“Eh, tidak tuan, bukan maksud saya seperti itu, sungguh tuan,” jawab seorang wanita yang tak lain adalah Rere, dengan suara gugup.
“Baiklah, kali ini aku akan memaafkan mu, aku makan malam di rumah,” ucap Sean dengan datar dan memutus sambungan telpon secara sepihak.
Tutt
“Roy,” panggil Sean pada sekertaris Roy.
“Baik tuan,” jawab sekertaris Roy, seakan tau apa yang tuannya itu ucapkan.
“Ini,” sambil menyodorkan ponsel yang tadi ia pakai dan sekertaris Roy langsung menerimanya.
...****************...
Tekan favorite agar dapat notifikasi jika sudah up,,, 😘
Jangan lupa sedekah dengan like, vote, hadiah dan komen tentang ceritanya,,, 🤗🤗🤗
Follow IG Author @aran_diah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Ray
Wah Sean SDH mulai betah di rumah neh🙏👍Crazy up Outhor💪🙏👍😘
2022-05-16
1
@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️
Sean cemburu
2022-05-07
1
novi 99
tuan Sean yang tua suka marah .
ntar stroke🤣
2022-04-29
2