...****************...
selamat membaca,,,
“Halo Re,” suara seorang pria di sebrang sana.
Rere melirik sekilas ke arah Sean, dan benar saja, wajahnya berubah seperti memerah akibat menahan amarah.
“Emm, iya halo,” jawab Rere gugup, karena Sean terus memperhatikannya tanpa berkedip, bahkan seperti seekor predator yang sudah siap memangsa.
“Kamu dimana, aku akan ke kantormu,” tanya Bryan sahabat Rere.
“Mau apa?”
“Aku akan menjemputmu, apa kau tidak merindukan sahabatmu ini?” tanya Bryan sambil terkekeh.
“Eh, bukan begitu, aku sudah menuju perjalanan pulang, kau tidak perlu khawatir,”
“Hmm, baiklah, tapi lain kali kau harus mau menyempatkan waktumu untukku,”
“Baiklah,”
Ttuut, telpon dimatikan.
“Siapa?” tanya Sean menyelidik.
Rere tersentak kaget dan menoleh ke arah sumber pertanyaan.
“Sahabatku Tuan ,” jawab Rere dengan gugup.
“Sepertinya dia menyukaimu, sampai harus menanyakan keberadaan mu,”
“Itu tidak mungkin Tuan,” jawab Rere sambil menunduk.
Setelah percakapan itu pun suasana terasa hening, Rere yang terus menatap jendela mobil sambil melamun, tanpa sadar sudah sampai di
depan rumah kontrakannya.
“Turun,” titah Sean tiba di depan kontrakan Rere.
“Eh” Rere tersentak Kaget.
“Apa kau sudah tidak sabar untuk menjadi istriku, hingga kau mau mengikuti ku terus?” tanya Sean menyelidik.
“Emm, tidak tuan, terima kasih atas tumpangannya,” ucap Rere sambil membuka pintu, tapi Sean segera menahan pergelangan tangan Rere.
“Ada apa Tuan,” sambil menatap Sean heran.
“Ingat ini tidak gratis,”
“hhahh,” Rere tercengang.
‘Hey siapa yang meminta tumpangan padamu wahai Tuan kikir, aku tadi tidak memesan taxi karena tidak punya cukup uang, dan sekarang dia malah meminta bayaran, lebih baik tadi aku memesan taxi saja, dari pada harus sama Tuan muda kikir ini,' gerutu Rere dalam hati.
“Hey apa yang kau tunggu?” ucap Sean sarkas.
“Memangnya apa yang saya punya tuan, bahkan hutang saya sebelumnya masih banyak,”
“Sudah, lupakan saja,”
“Baiklah Tuan, kalau begitu saya permisi Tuan,” ucap Rere, kemudian pergi meninggalkan dua orang pria es tersebut.
Setelah kepergian Rere, Sekertaris Roy pun melajukan mobilnya menuju mansion milik Sean, tak butuh waktu lama, tibalah Sean di mansion miliknya, tak lupa dengan sekertarisnya yang selalu setia menemaninya.
“Silahkan Tuan muda,” ucap Sekertaris Roy sambil membukakan pintu mobilnya, tak lupa juga para maid yang menyambutnya bagaikan Raja.
“Persiapkan semuanya dengan sempurna, dan pastikan, wanita itu harus mendengar kabar pernikahanku,” titah Sean pada Sekertaris Roy.
“Baik Tuan muda, akan saya persiapkan tanpa kekurangan apa pun,”
“Sekarang kau boleh pulang,”
“Kalau begitu saya permisi Tuan muda, jika anda butuh sesuatu, segera hubungi saya,”
“Hmm,”
......................
Di suatu tempat, tampak seorang pria yang tengah tersenyum senang mengingat gadis yang di cintai nya kini baik-baik saja.
‘Aku akan segera menyatakan cintaku, dan melamar mu sayang,' batin Bryan.
Bryan, Pria tampan berusia 25 tahun, seorang pengusaha muda yang mapan, tapi tak sebanding dengan kekayaan yang Sean miliki, Bryan sudah menyukai Rere saat pertama bertemu dengannya pada awal Rere merantau ke kota, Bryan adalah orang pertama yang menolongnya saat ada beberapa preman yang menghadang Rere, dari pertemuan itulah mereka bisa berteman, tanpa Rere sadari, bahwa Bryan mulai mencintainya.
Saat ini Bryan baru datang ke tanah kelahirannya, setelah tiga tahun pergi ke luar negeri untuk menyelesaikan studinya, saat berada di luar negeri, Bryan hanya berkomunikasi lewat ponsel saja, dan sekarang sudah tidak ada alasan lagi untuk menunggu Rere, meskipun ia tau, umur mereka lumayan jauh (gimana kalau sama Sean ya, pasti di kira anak tuh wkwk).
Di sebuah kontrakan kumuh, tampak seorang gadis yang tengah meringkuk sambil terisak, mengingat pernikahan tanpa cinta ini akan
sangat menyiksa.
Hikss hikss hikss
'Tuhan, kuatkan aku, ini semua demi keluarga ku, aku tidak mau kalau sampai mereka merasakan akibatnya jika aku menolak pernikahan ini' lirih Rere.
'Lusa adalah hari pernikahanku, dan aku harus merahasiakan semua ini, pernikahan macam apa ini, sebaiknya aku cepat tidur, agar besok bangun lebih segar,' gumam Rere.
Tak butuh waktu lama, Rere pun sudah menyelami alam mimpi, berbeda dengan Sean yang masih berkutat dengan laptop di ruang kerjanya, akan tetapi, hati dan pikirannya pada sosok wanita yang menemaninya selama
tiga tahun terakhir, ya Liora, sosok wanita yang di rindukan Sean.
‘Aku harap kau akan cepat kembali sayang, tidak kah kau lihat perjuanganku selama ini, aku akan tetap menunggumu sayang,' lirih Sean
sambil mengelus sebuah bingkai foto seorang wanita yang cantik dan seksi.
Triiiiing triiiiiing triiiiing.
Suara telepon membangunkan seorang gadis, hingga gadis itu terperanjat kaget.
''Astaga, siapa sih yang mengganggu waktu tidurku?'' gumam Rere dengan mata yang masih terpejam.
“Apa kau tidak mau bangun dan menyia- nyiakan waktu ku yang berharga,” suara bariton seorang pria di sebrang sana, membuat Rere terperanjat kaget, hingga matanya membulat sempurna.
“Tidak Tuan, mana saya berani tuan,” jawab Rere dengan Gugup.
“20 menit lagi kita akan berangkat, dan kau harus ingat, kau tidak boleh membuat ku menunggu, atau kau akan tau akibatnya,” ancam Sean.
“Baik Tuan,” jawab Rere dengan tergagap.
Tutt
Telpon mati secara sepihak, dan itu berhasil membuat Rere menjadi sangat kesal, umpatan demi umpatan ia lontarkan kepada calon suaminya itu, eh, sejak kapan Rere menganggap Sean sebagai calon suaminya,
mendengar dan mengucapkan kata ''suami'' membuat Rere merasa geli.
''Dasar pria gila, pria arrogant, pria dingin, jadi beruang kutub aja sekalian sana, gak ada lembut lembutnya sama sekali, hanya bisa mengancam saja, cih, aku gak sudi memberikan hatiku ini,” gerutu Rere terus
menerus.
“Lebih baik aku cepat bersiap, sebelum beruang kutub itu datang, udah dingin, galak lagi, cocok sekali,” gumam Rere sambil tersenyum geli saat ia membayangkan Sean menjadi beruang kutub.
......................
Di sebuah mension besar milik Sean, tampak seorang pria yang sedang menjalankan pekerjaannya, ia tampak membungkuk tatkala tuannya datang.
“Selamat pagi Tuan,”
“Hmm,”
'Hanya itu? Ck' batin Sekertaris Roy.
“Kau tidak di bayar untuk mengumpatiku Roy,”
Roy hanya terperangah kaget, ketika tuannya mampu membaca pikirannya.
“Baik tuan,”
“Aku ingin kau ke kantor lebih dulu, tapi antarkan aku akan ke tempat gadis ingusan
itu dulu,”
“Baik tuan,”
...****************...
Follow IG Author @aran_diah
Hatur nuhun sadayana
luv yu all my readers 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Oi Min
ah Bryan..... kmu terlambat
2024-06-10
0
Kerimpak Kaca Luya
Kerana lelaki yang selalu menggunakan wang dan kekuasaan hanya layak dipanggil pengecut.....kerana tanpa wang dan kuasa dia bukan siapa²...dia hanya bisa menindas org miskin yang berada dibawahnya.....lelaki seperti sean tidak layak dibuat suami kerana tiada hati nurani🤮🤮
2022-10-28
1
Kerimpak Kaca Luya
Kalau ya pun kamu mau membuat kekasih kamu itu kembali kepangkuanmu....tidak seharusnya dengan cara begitu juga....kamu seharusnya bicara baik² dan juga jujur dengan rere...dan tentu saja dengan persetujuannya kan lebih baik begitu....darpada memaksa terus kahwin dengan kamu.....kamu ingat kahwin hanya sekali bagi kaum wanita.....bukan kahwin cerai seperti menjadi permainanmu....aku tidak suka cara sean memperlakukan perempuan seperti itu.....harap nanti rere memberinya pelajaran yg cukup berguna utk lelaki egois serta sonbong itu,😔😔😔
2022-10-28
1