...****************...
selamat membaca,,, 😘
'Maafkan aku Mega, aku tidak bermaksud berbohong, tapi lain kali aku akan menceritakan semuanya,’ batin Rere.
“Re, ko kamu melamun?” tanya Mega yang melihat Rere tampak murung.
“Eh, enggak ko, mungkin aku belum sepenuhnya pulih,” elak Rere pada Mega.
“Kalau begitu ayo kita ke rumah sakit saja,” ajak Mega pada Rere.
“Aku tidak apa-apa ko, lebih baik kita cepat bekerja sebelum pak presdir datang,”
“Hemm, baiklah, come on,”
......................
Sementara itu, di sebuah ruangan tampak seorang pria yang fokus bekerja dengan matanya yang lurus menatap berkas yang menumpuk.
Ceklek, pintu tebuka.
“Tuan,” panggil Sekertaris Roy pada Sean.
Sean hanya melirik sekilas pria kaku itu.
“Semua rencana Tuan muda berjalan dengan lancar,” jelas Roy panjang lebar.
“Hmm,” jawab Sean.
‘Hei jawaban macam apa itu Tuan muda, sungguh jika orang lain yang menghadapi mu, maka saya yakin mereka tidak akan memahami mu Tuan muda Sean yang terhormat,’ batin Sekertaris Roy.
“Apa ada yang bisa saya bantu Tuan muda,” tanya Sekertaris Roy pada Sean.
“Panggilkan gadis itu sekarang,” jawab Sean yang masih fokus menatap berkas yang ada di hadapannya.
“Baik Tuan muda,” Sekertaris Roy segera mengundurkan diri dari ruangan Sean.
......................
Di suatu ruangan, tampak seorang gadis yang tengah serius dengan pekerjaan.
“Nona Rere Margaretha, anda di panggil pak presdir di ruangannya,” ucap wanita cantik sang sekertaris Sean yang lain - Lexa.
“Saya Nona,” tanya Rere meyakinkan.
“Benar Nona, sebaiknya anda cepat bergegas sebelum pak presdir marah,” ucap Lexa.
“Baik Nona,” jawab Rere ramah, kemudian sang sekertaris pun meninggalkan ruangan tersebut.
......................
Setelah sampai di lantai 30, tempat di mana sang CEO singgah dan lantai terakhir, Rere mulai merasakan sesak yang teramat, ketakutan mulai menjalar di tubuhnya, keringat dingin mulai bercucuran.
Hhaah, Rere menghela napas panjang.
'*K*amu pasti bisa menghadapi monster itu, kamu harus bisa Re,’ lirih Rere menyemangati dirinya sendiri.
Ttokk tokk tokk
“Masuk,” suara seorang pria yang ada di dalam ruangan tersebut.
Ceklekk, pintu terbuka.
Rere mengedari pandangannya ketika sudah berada di dalam ruangan yang sangat luas itu, pandangannya berhenti pada seorang pria yang
berdiri bagai pengawal pribadi, dan menjatuhkan pandangannya pada sosok pria yang sedang duduk tak bergeming dan masih fokus pada sesuatu yang ada di tangannya.
“Apakah kau akan tetap berdiri di situ sepanjang hari,” akhirnya Sean memecah keheningan.
“Eh,” Rere tersentak kaget dan langsung duduk di hadapan Sean.
“Aku ingin kita merahasiakan pernikahan kita dari siapa pun, kecuali keluargamu,” kata-kata tajam Sean yang keluar.
Deg
Rere merasakan sesak di dadanya, kata-kata Sean bagai hujaman seribu jarum, sakit, itu yang Rere rasakan.
“Jangan pernah berharap lebih pada pernikahan kita, karena dalam waktu satu tahun, aku akan menceraikan mu,”
Rere masih terdiam menundukkan kepalanya, tak berani menatap seseorang yang telah membuat air matanya siap meluncur.
'Apakah aku hanya pelampiasannya saja, ah aku lupa, aku di nikahi oleh monster ini untuk membayar hutang ku,' batin Rere, sambil tersenyum kecut.
“Kau jangan percaya diri aku akan menyentuh mu, bahkan kau sangat jauh dari tipe ku, dan buang jauh-jauh pemikiran mu itu, kau tak lebih hanya seorang pelayan pribadiku,” sambil menatap sinis.
Rere pun mendongak untuk melihat seorang pria yang merendahkannya, meskipun air matanya telah lolos meluncur.
“Tuan tidak perlu Khawatir, saya akan selalu mengingat semua yang Tuan katakan,” ucap Rere dengan tegas.
“Kau harus ingat, semua perintahku mutlak dan tidak bisa dibantah,”
“Baik Tuan, tapi apa saya masih boleh untuk bekerja?” tanya Rere ragu.
“Lakukan apa sesuka hatimu, asalkan tidak mengganggu kenyamanan ku,”
“Terima kasih Tuan, jika tidak ada yang dibicarakan lagi, saya permisi,” ucap Rere yang langsung bergegas pergi meninggalkan ruangan Sean.
Setelah kepergian Rere di ruangan Sean.
“Apa kau melihatnya Roy?” tanya Sean pada sang asisten.
“Saya melihatnya Tuan,” jawab Sekertaris Roy.
“Sepertinya aku memiliki mainan baru yang tidak membosankan Roy,”
“Apa anda menyukai Nona Rere Tuan?” tanya Sekertaris Roy pada Sean.
“Mana mungkin aku menyukai gadis ingusan sepertinya Roy, jauh sekali dengan kekasihku,” elak Sean.
“Saya harap anda tidak menyesalinya Tuan,”
“Sudahlah Roy, kembali ke tempatmu bekerja,”
“Baik Tuan,” ucap Sekertaris Roy sambil membungkuk hormat dan bergegas pergi meninggalkan Sean.
Hari pun sudah sore, semua karyawan bersiap untuk pulang, kecuali yang ditugaskan untuk lembur.
“Re, kamu pulang bareng aku aja ya?” pinta Mega.
“Enggak deh, aku naik bus aja, lagian juga ini masih sore,” tolak Rere.
“Hemm, baiklah, kalau begitu aku duluan ya,”
Rere hanya mengangguk tanda sebuah jawaban iya, setelah kepergian Mega, Rere pun melangkahkan kakinya menuju lobby, karena merasa terburu-buru, Rere menyusuri jalan menuju halte bus, tapi na'as, bus yang
ditunggu-tunggu tak kunjung datang, hingga ia memilih berjalan kaki untuk pulang, karena tak memungkinkan untuk memesan taxi.
Tiinnn tinnn tiinn
Rere tersentak kaget dan menoleh ke belakang, karena ada sebuah mobil mewah yang berhenti di belakangnya, entah siapa, Rere pun tidak tau dan tidak peduli.
'Jalan kan masih luas, kenapa harus berisik, memangnya ini jalan nenek moyangnya apa?' gerutu Rere sambil melangkah kan kakinya.
''Apa kau sudah mulai berani mengumpat ku di belakangku?”
Degg
Jantung Rere berdegup kencang seketika, Karena mendengar suara yang tidak asing baginya, Rere pun menoleh ke arah sumber suara tersebut.
“Emm, tidak Tuan, mana saya berani mengumpat Tuan di belakang tuan,” dengan suara yang gugup.
“Apa kau ingin tidur di jalan karena berjalan kaki?”
“Eh, tidak Tuan,” jawab Rere sambil menunduk.
“Cepat naik, aku tidak punya banyak waktu,”
“Baik Tuan,”
Di dalam mobil hanya ada keheningan, bahkan terasa mencekam, Rere yang merasa tidak nyaman duduk di samping bosnya, bahkan wajahnya terlihat gugup, tapi tidak dengan Sean, yang merasa gemas dengan tingkah gadis kecil yang berada di sampingnya.
“Ehm, besok kau akan cuti untuk mempersiapkan diri, karena lusa adalah hari pernikahan kita, dan aku tidak mau kau sakit dan merepotkan ku,”
‘Apa aku tidak salah dengar, kenapa sekarang Tuan muda jadi lebih banyak bicara, semoga ini awal yang baik untuk tuan muda,' batin Sekertaris Roy.
“Baik Tuan,”
Di tengah keheningan, suara ponsel berdering memecah keheningan.
“Halo Re,” suara seorang pria di sebrang sana.
...****************...
Follow IG Author @aran_diah
Hatur nuhun sadayana
Luv u all my readers😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Jocelyna Olivia
kayak pernah baca novel ini dengan kisah yg sama tapi beda judul,apa cm perasaan aja ya, tapi mirip banget😅😅
2022-08-24
1
Ray
AQ sumpahin biar si Sean jatuh cinta sama Rere😡 semangat crazy up Thor🙏
2022-05-16
1
@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️
siapa yg tlp tuh
2022-05-07
1