“Selamat tuan, atas pernikahannya,” ucap Bryan yang tatapan matanya tertuju pada gadis pujaanya.
'Hah, Bryan, dia datang, semoga Bryan tidak mengatakan apapun tentang hubungan kami sebelumya,' batin Rere sambil melihat Bryan yang di sertai gelengan.
“Oh, senang bertemu denganmu tuan Bryan, terima kasih telah memenuhi undangan ku.” Ucap Sean sambil melirik sinis.
“Tentu tuan, dengan senang hati aku memenuhi undangan mu,” sambil melirik Rere.
'Apa mereka sudah saling mengenal, sepertinya ada yang mereka tutupi dari ku,' batin Sean.
“Hai Re, aku tidak menyangka, sekarang kau sudah menjadi nyonya Sean, semoga kau bahagia,” ucap Bryan beralih pada Rere sambil tersenyum manis.
“Aku baik tuan, terima kasih sudah datang di acara pernikahan ku,” ucap Rere sambil tersenyum ramah.
“Tentu saja, kau kan sahabatku,” ucap Bryan santai.
'Hah, sahabat, aku rasa ini cukup menarik, mana ada sahabat yang melihat sahabatnya dengan tatapan penuh cinta, aku jadi ingin
mempermainkannya,' batin Sean yang melihat tatapan aneh dari Bryan pada gadis yang kini menjadi istrinya tersebut.
Rere yang mendengar penuturan dari Bryan tersenyum manis dan merasa lega, karena suaminya tidak memberikan respon apapun.
“Sayang, apa kau lelah, sebaiknya kita segera ke kamar dan beristirahat,” ucap Sean santai dan senyum penuh arti.
Rere yang mendengar kata 'sayang' membulatkan matanya dan merasa ada yang aneh di dalam dirinya.
'Sialan,' umpat Bryan dalam hati, yang merasa hatinya terbakar api cemburu.
“Baiklah, aku akan segera pulang, karena masih ada urusan yang harus aku kerjakan,” ucap Bryan sambil berlalu dari hadapan sepasang
pengantin itu.
“Apa yang tuan katakan,” tanya Rere penuh selidik.
“Jangan berharap lebih dari pernikahan ini, dan jangan pernah berani mencintaiku,” ucap Sean kembali tegas.
“Saya cukup tau diri tuan, saya disini hanya untuk membayar hutang saya pada tuan,” ucap Rere sambil menunduk menahan sesak di dadanya.
“Baguslah, jika kau masih tau diri, jadi aku tidak perlu repot-repot untuk hal ini,” ucap Sean dengan santai.
......................
“Rere, aku sangat merindukanmu,” ucap seorang gadis yang sangat antusias sambil memeluk Rere tanpa mempedulikan pria yang ada di sampingnya.
“Ehem,” bukan Rere yang menjawab, tetapi Sean lah yang menyadarkan kedua gadis yang tidak mempedulikannya.
“Eh, maafkan saya tuan, sungguh saya sudah melakukan kecerobohan,” ucap Mega yang merasa tidak enak hati pada bosnya itu.
“Hmm,” menjawab dengan deheman.
“Mega, aku senang sekali kau hadir di acara pernikahanku, apa kau datang sendiri,” tanya Rere senang.
“Tentu saja aku akan hadir untuk sahabatku ini, apa kau lupa kalau aku seorang jomblo,” tanya Mega sambil terkekeh.
“Tentu saja,” balas Rere dengan terkekeh.
......................
Kini pesta pun sudah usai, para tamu undangan pun sudah mulai berkurang, setelah acara selesai, Sean pergi menemui beberapa rekan bisnisnya dan meninggalkan Rere seorang diri, yang tampak bosan dan kebingungan harus berbuat apa.
“Roy, kau antarkan gadis itu ke mansion,” titah Sean pada sekertaris Roy.
“Baik tuan muda,” ucap sekertaris Roy sambil menunduk hormat dan segera berlalu dari hadapan Sean.
“Nona, mari saya antar pulang ke mansion tuan muda,” ucap Roy yang kini sudah menghampiri Rere.
“Eh, baiklah,” Rere tersentak kaget karena melihat Roy di hadapannya dengan tiba-tiba.
......................
Tak ada percakapan di dalam mobil, sampai tidak terasa kini mobil yang ia tumpangi sudah terparkir di sebuah mansion besar bak istana, Rere yang melihat itu menatap takjub bangunan yang ada di hadapannya.
'Apakah ini rumah? Ah,bahkan ini lebih mirip istana, sungguh beruntung seorang wanita yang menikah dengan beruang kutub itu, kecuali diriku yang malang ini,‟ batin Rere tersenyum miris.
“Selamat datang, nona muda,” ucap seorang pria paruh baya dengan beberapa maid yang menyambutnya.
“Selamat malam, tuan,” ucap Rere ramah.
“Nona, dia ada pak Sam, kepala pelayan di rumah ini,” ucap Roy menjelaskan.
“Jika nona muda membutuhkan sesuatu, nona bisa memanggil saya,” ucap pak Sam.
“Baiklah,”
“Mari nona, saya antar ke kamar tuan muda,” ucap pak Sam sambil berlalu dan di ikuti oleh Rere, sedangkan sekertaris Roy, pergi meninggalkan mansion untuk menyusul tuan mudanya yang kini berada di sebuah club.
......................
“Tuan muda, mengapa anda berada di sini?” tanya salaj satu rekan bisnisnya.
“Apa kau berganti profesi tuan David,” tanya Sean dengan sinis.
Glek, Tuan David menelan salivanya kasar.
“Tentu saja tidak tuan,” jawab tuan David dengan gugup.
“Ini tuan muda minumannya,” ucap wanita yang melayani Sean.
Sean pun menerima minuman itu, meski begitu Sean tidak pernah mau di sentuh oleh wanita manapun.
“Roy, apa gadis itu sudah pulang dengan selamat,” tanya Sean pada sekertaris Roy, saat pria itu baru datang.
“Sesuai perintah anda, tuan,”
......................
Di sebuah mansion besar, tapi tidak sebesar mansion Sean, tampak pria paruh baya yang tampan dan gagah di usianya yang tidak muda lagi sedang merencanakan sesuatu.
“Jack, apa kau sudah mengirim mata-mata kita ke perusahaannya?” tanya pria paruh baya tersebut.
“Sudah tuan, akan lebih mudah bagi kita untuk menghancurkan mereka,” ucap jack.
“Tentu saja, aku akan bermain-main terlebih dahulu, berikan dia waktu dengan istrinya,” ucap pria paruh baya itu sambil menyeringai.
“Saya rasa, pria itu hanya mempermainkan wanita yang kini menjadi istrinya, tuan,” ucap jack yang sudah mengetahui hal tersebut.
“Sudah ku duga,” sambil menampilkan senyum smirknya.
......................
Sebuah mobil terparkir di depan mansion yang sangat besar dan mewah pada pukul 02:00 dini hari, tampak seorang pria tampan bersama
sekertarisnya yang kaku memasuki mansion tersebut, tak lupa juga pak Sam datang menyambut tuannya tersebut, ya pria itu adalah si beruang kutub Sean dan pria es batu sekertaris Roy.
“Selamat datang tuan muda,” ucap pak Sam membungkuk hormat.
“Apa dia sudah tidur,” tanya Sean tanpa basa-basi.
“Sepertinya nona muda sudah tidur tuan,” ucap pak Sam.
“Apa tuan akan mandi sekarang, biar saya menyiapkan airnya,”
“Tidak perlu, kau pergilah,”
“Baik tuan muda,” sambil membungkuk hormat lalu pergi dari hadapan Sean.
“Kau juga pulanglah Roy,”
“Kalau begitu saya undur diri tuan, jika membutuhkan sesuatu, hubungi saya, tuan,”
“hmm”
Ceklekk. Pintu terbuka.
Di sebuah sofa panjang, tampak seorang gadis kecil yang meringkuk menyelami alam mimpinya, bahkan tidak merasa terusik sedikit pun saat kedatangan seorang pria yang kini telah menjadi suaminya.
“Apa dia sudah mati, hingga tidak menyadari kedatanganku sedikit pun,” gumam Sean.
“Hei, bangun,” ucap Sean sedikit berteriak.
Brugh
“Aaww,” Rere meringis saat terjatuh karena kaget.
“Apa kau merasa jadi nyonya di mansion ku ini,” tanya Sean dengan datar.
Rere mendongak.
Degg
Kedua pasang mata mereka saling bertemu dan mengunci.
'Ada apa dengan jantungku, apa aku punya riwayat penyakit jantung, aku harus segera memeriksa jantungku,' batin Sean.
'Apa dia malaikat maut, kenapa sangat menakutkan sekali.' Batin Rere.
...****************...
Follow IG Author @aran_diah
Hatur nuhun sadayana
Luv u all my readers😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Horizon99
jahat dan kasar
2023-05-16
0
Pecinta Halu
Wkwkwkwkwkw bertolak belakang banged sih thor
2022-05-29
1
Ray
Sean mulai ada rasa coklat nya tapi gengsi mengakuinya 🙏Crazy up Thor👍😘🙏
2022-05-16
1