Sembilan Belas - This Time To Figth!

Pagi-pagi, aku menangkap bayangan Yola dan Junot di depan pintu kelas. Aku menahan debar jantungku. Yola sepertinya berlebihan menunjukkan kemesraannya dengan Junot di depan semua orang. Aku juga dengar gosip dari Heina katanya Fadly kecewa berat karena tidak bisa mendapatkan Yola dan dia ingin kembali pada Bunga.

Yola masuk kelas dengan senyum sumringah. Aku melihatnya sedikit nelangsa, sih. Tanpa diduga-dua A'am memanggil Junot masuk kelas. Aku melotot pada sahabatku itu. Tapi A'am berpura-pura tidak tahu. Aku tidak tahu bagaimana sikap A'am pada Junot selama ini. 

Junot sepertinya sedikit salah tingkah saat berada di dekatku, aku tidak tahu kenapa. Padahal seharusnya aku yang bersikap seperti itu. Aku berpura-pura sibuk menulis saja dan mereka pun mulai berbicara tentang pertandingan basket. Dan dengan manja, Yola pun ikut dalam obrolan cowok-cowok itu.

"Lala!"

Pensil yang sedang kugigit ujungnya hampir saja kutelan saat mendengar sebuah sapaan dari sosok yang melambai dari arah pintu. Bukan hanya aku saja yang kaget. Seluruh kelas!

A'am memandangku dengan wajah heran. Yola apalagi. Hanya Junot yang seperti biasa, tanpa ekspresi.

Fadly berjalan ke arahku dengan penuh percaya diri. Semua mata terpanah karena ini pemandangan yang sangat tidak biasa.

"Hi, La... Hi, guys..." sapa Fadly tanpa beban.

"Kamu dapat salam dari Mama. Katanya aku disuruh ngajak kamu ke rumah."

Kali ini Yola semakin terbelalak. Begitu pula A'am. Aku memang belum sempat cerita ke A'am tentang pertemuan tak disengaja dengan Fadly.

"Salam balik aja," kataku. Hmmm... aku tahu alur permainan Fadly. Aku ikuti saja. Aku tidak peduli Fadly tulus atau tidak. Apakah Fadly seperti Junot yang memanfaatkanku. Aku hanya peduli permainan yang ditawarkan Fadly sangat menarik dan pada timing yang sangat pas. Fadly benar-benar mengacuhkan Yola dan aku puas menunjukkan pada Junot jika aku juga bisa dekat cowok populer selain dia di sekolah ini.

This time to fight!

***

"La, kamu bisa kenal Fadly gimana ceritanya? Kamu bisa akrab gimana kisahnya? Sejak kapan? Kenapa nggak cerita sama aku? Kenapa?"

"Ya ampuun, Am. Kamu nanya apa introgasi? Kayak petugas KPK saja," aku tertawa ngikik melihat A'am yang heboh. 

"Habis pagi-pagi sudah bikin heboh," protes A'am lagi. Aku tersenyum melihat wajah sahabatku yang lagi ngambek ini. Aku juga heran sendiri kenapa aku bisa sedekat ini dengan A'am. Aku bahkan tidak punya sahabat cewek seperti Gigi di sini.

"Hoii... melamun lagi.. dijawab  dong, dek.."

"Hahaha..." aku ngakak.

"Malah ngguyu... panas kie bocah."

"Hahaha... ckckck.. jadi gini. Semalam aku diajak Papa sama Mama ke pesta Ultah pernikahan temennya. Dan ternyata yang punya party tuh ortunya Fadly," aku menjelaskan ke A'am sesingkat mungkin.

Dia ber "O......" panjang.

***

Aku menatap hasil tulisanku di layar notebook A'am. Lalu aku melihat jam tangan. Dan "Ya ampuuuuun" aku memukul jidadku berkali-kali. Kenapa aku sampai lupa menelpon Mama. Hari ini memang nggak ada les piano karena si Beethoven itu sedang ada acara. Pasti Mama lagi nyari-nyari aku sekarang.

Aku segera mengeluarkan ponselku dari dalam tas dan ternyata benar ada 10 kali misscall dan semuanya dari Mama. Mati aku! Ini gara-gara aku mengaktifkan mode silent. Aduhh, gimana donk? Aku melihat A'am masih sibuk latihan. Eh.. siapa itu? Bukannya itu...

Aku segera mematikan notebook tanpa lupa men-save hasil kerjaku. Sekarang tasku kutaruh di atas laptop yang sudah kuselimuti dengan seragam A'am. Aduhh... gimana ini? Apa yang harus aku bilang.

"Mama..." Aku bisa melihat raut wajah Mama yang tegang. Anak-anak cowok yang ada di lapangan seketika menghentikan aktivitas mereka. Ya Tuhan! Mau ada kejadian apa lagi ini. Dan bukan hanya mereka, ternyata di sana ada Yola dan teman-temannya.

"Lala! Kenapa kamu belum pulang? Kamu bikin Mama pusing tahu nggak!" Aku hanya bisa menelan ludahku berkali-kali.

"Mam... Lala minta maaf. Lala lupa nelpon kalau ... kalau.. ternyata siang ini ada... ada..." Aduh, apa, ya? Apa yang harus kubila? Somenone please help me.

"Sore Tante..."

Suara itu! Bukan... ini bukan suara A'am yang selama ini jadi penyelamatku. Ini suara...

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!