Tiga Belas - Kamu Habis Nangis?

"La... sorry banget, ya. Aku tahu aku salah. Tapi aku harap kita bisa jadi teman baik. Tolong jangan benci aku, ya," Junot berkata lirih. Aku segera mengusap mataku yang basah. Aku ingin segera pergi dari hadapan Junot.

Tanpa berkata apa-apa, aku turun dari mobil Junot. Aku langsung lari menghambur ke kamarku. Aku seperti sedang berada di mimpi buruk. Tuhan, tolong bangunkan aku. Ini hanya mimpi, kan? Ini nggak benar-benar terjadi, kan?

Aku tadi memang melambung tinggi dan sekarang jatuh . Rasanya... sakiiiit banget!!

Drtt.... drrrtt... Aku melirik ponselku. Trian! Dengan air mata yang masih menggenang, aku membaca pesan Trian.

"Malam Lala, novelnya udah jalan?"

Aku tersenyum pedih. Kenapa sih orang ini senangnya muncul, terus tiba-tiba menghilang. Muncul-hilang muncul-hilang, kayak lumba-lumba aja.

"Blom. Aku lagi sedih. :("

Setelah mendapat pesanku, Trian lalu mengajakku chatting. Sebenarnya aku masih malas. Tetapi apa salahnya ngobrol dengan Trian untuk sejenak menghilangkan rasa sedihku. Mungkin sekarang Trian satu-satunya orang yang sekarang ada di dekatku. Ya, meskipun hanya lewat dumay. 

Aku menumpahkan semua kesedihanku pada Trian. Tentang kebodohanku. Tentang sandiwara Junot yang sukses membuatku menjadi pecundang sejati.

"Tan, aku kan malu banget. Kamu tahu sendiri aku orangnya gimana. Dengan kejadian ini aku semakin ngrasa jadi nggak berguna."

"Hei... jangan ngomong gitu donk. Ngapain cuma gara-gara cowok satu kamu jadi kelihatan nggak berguna. Lupakan semua itu dulu. Kalau kamu malu dengan orang-orang di sekitarmu karena masalah ini, kamu masih punya cara untuk buktiin sama mereka kalau kamu hebat dan berguna."

"Tapi aku malu banget, Tan. Aku ngerasa Tuhan nggak sayang sama aku. Emang kemarin kayak ada jalan yang akan dibukain buat aku. Tapi sekarang kamu lihat hasilnya..."

"Kok jadi mikir gitu? Mungkin sekarang belum waktunya, La. Semua butuh proses, nggak tiba-tiba berhasil gitu aja. Tuhan nggak mungkin nggak sayang sama kamu."

"Tapi aku capek, Tan. Capek jadi cewek aneh terus. Capek dipermalukan. Capek ditekan Mama. Pokoknya capek!!"

"La, kamu sepertinya nggak percaya Tuhan, deh. Jangan pernah merasa capek untuk terus berharap. Jangan ngeluh gitu dong. Masalahnya sebenarnya ini karena cowok, kan? Karena Junot, kan? Ya udah lupain aja dulu. Sekarang yang perlu kamu pikirin kembangin bakat kamu."

Trian belum selesai dengan kata-katanya. "Mengenai lomba novel itu aku dukung kamu seratus persen. Dan tiap hari aku akan nge-chatt kamu untuk terus nanyain perkembangannya. Mulai malam ini, La. Lo harus nulis."

Benar apa kata Trian. Tapi, apakah aku mampu? Maksudnya bagaimana nanti aku harus menghadapi Junot, Yola, dan teman-teman di sekolah? Pasti perlu sebuah kesabaran dan ketabahan. Ampun Tuhan...

Tapi Trian membuat aku yakin Tuhan pasti punya kehendak buat aku. Aku nggak boleh capek menunggu. Seharusnya aku bersyukur masih punya sahabat seperti Trian, Gigi dan A'am yang terus mendukung aku.

Tanpa mengganti baju, aku mulai asyik di depan laptop, mengeluarkan apa yang ada di dalam pikiranku. Aku berusaha berkonsentrasi dengan kata-kata Trian. Aku harus bisa!

***

Aku terbangun gara-gara bunyi ponsel yang meraung raung dekat kuping.

"Halo..."

"Lala... ini gue. Aduh... kabar buruk nih. Gue nggak bisa main  ke Semarang minggu depan. Bonyok ngajak gue pulang kampung karena ada acara keluarga."

"Hah? Kampung? Maksud lo ke Medan?"

Aku sangat kecewa mendengar berita ini. Padahal aku sudah bayangkan kalau liburan long weekend besok akan menjadi liburan yang menyenangkan bareng Gigi.

Aku melirik jam wekerku, sudah jam setengan enam pagi. Aku segera beranjak ke kamar mandi. Setelah salat subuh, memakai seragam, sarapan, seperti biasanaya, aku di antar Pak Ali ke sekolah.

Saat memasuki halaman sekolah, perasaanku tak menentu. Aku berusaha tak melihat kemana-mana. Aku malu jika harus ketemu Junot. Tapi memang aku tidak bisa menghidar dari sosok cowok itu karena saat hendak masuk kelas sebuah tangan menarik tanganku.

"Aku pengen ngomong bentar," cowok itu membawaku ke arah taman belakang sekolah. Dan seperti biasa, beberapa pasang mata mengikuti kami.

"La... sekali lagi maafin aku, ya. Aku.. hanya nggak tahu harus berbuat apa. Aku memang jahat. Saat melihat kamu, pikiranku mengatakan kalau kamu satu-satunya yang bisa bantu aku untuk ngebuktiin kalau Yola juga punya perasaa sama kayak aku ke dia. Maafin aku ya, La. Sekali lagi maafin aku."

Aku menggigit bibirku perlahan. Betapa malangnya aku. Aku hanya dijadikan alat buat Junot. Tak dapat kubendung, air mata mulai menggenang. Aku sedih sekali karena perasaan cemburu itu semakin kuat kurasakan sekarang. Arrg... sepertinya aku benar-benar jatuh cinta sama Junot. Ya Tuhan, ini sangat menyedihkan.

"La, ngomong sesuatu donk. Pliss."

Aku masih menunduk, tidak berani menatap wajah itu.

"Udah... nggak papa kok. Aku pergi dulu." Cuma itu yang keluar dari mulutku. Kemudian aku berlari ke kelas.

Aku menarik napas lega, kelas masih sepi dan yang terpenting Yola belum datang. Aku meletakkan tasku, kemudian mencari-cari tisu untuk mengeringkan mata dan hidungku yang basah.

"Lala..."

Aku hampir terloncat dari bangkuku mendengar suara yang tiba-tiba menyambar.

"A'am, ya ampun... Kamu ngagetin aja," seruku tanpa mengangkat wajahku. Aku tidak mau A'am melihat wajahku yang berantakan ini.

"Kamu kenapa?"

"Kenapa? Nggak kenapa-napa, kok," jawabku sambil terus merundum dan kembali mengambil tisu di dalam tas.

"Gimana semalam kencannya?"

Degg!

Jantungku seperti ditohok dengan palu besar. Sakit banget. Kencan? Tadi malam itu bencana! Aku mengutuk Junot tapi tetal saja nggak bisa membencinya.

"Kencan? Siapa yang kencan?"

"Tapi kata anak-anak mesra tuh... Ngomong-ngomong udah jadian, ya?"

Akhirnya aku berani menatap A'am. Saat menatap wajahku, A'am langsung terdiam.

"La, kamu kenapa? Kamu habis nangis?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!