Pesona Cinta Amartha
Amartha Dina seorang gadis SMA berparas ayu tinggal di kota B yang merupakan kota kecil di Pulau Jawa. Wajahnya perpaduan apik antara Jawa dan Sunda dengan kulit berwarna kuning langsat khas Indonesia, tergesa-gesa turun dari motor butut dan meraih tangan sang mama lalu menciumnya. Kemudian ia segera berlari mencapai gerbang sekolah yang hampir ditutup pak satpam.
"Jangan ditutup, Pak!" teriak Amartha kepada pak Kasim satpam yang bertugas saat itu.
"Ayo cepetan!" kata pak Kasim.
Amartha segera masuk dan tak lupa mengucapkan terima kasih. Namun, sayang sayang seribu sayang malang tak dapat ditolak. Ada sesosok bertubuh tegap menangkap basah dirinya.
"Amartha! mau kemana? ayo sini, gabung sama yang lain," kata pak Hardi wakil kepala sekolah mengarahkan Amartha agar bergabung dengan segerombol siswa dan siswi yang tengah tegap berdiri ditengah lapangan.
"Perasaan belum jam 7 lewat deh," gumam Amartha sembari berjalan lemas mengekori pak Hardi yang terkenal killer.
"Sekarang jam 7 lewat 10 menit, bapak denger Amartha kamu ngomong dibelakang bapak! jangan lelet, ayo cepet gabung sama temen kamu," titahnya
"Siap, Pak!" jawab Amarta singkat
"Anak- anak ayo baris yang rapi! " titah pak Bagas guru BK yang wajahnya mirip Teuku Wisnu versi KW Super yang masih betah melajang.
Siswa dan siswi yang terlambat pun segera berbaris menghadap sang Merah Putih, menunggu detik- detik hukuman diberikan. Dihadapan mereka kini berdiri pak Hardi yang sangarnya level maksimal dan pak Bagas yang gantengnya naudzubillah.
"Ehem ... kalian tahu kenapa kalian dikumpulkan disini? kalian di kumpulkan disini karena kalian semua datang terlambat ke sekolah. kalian sudah melanggar tata tertib sekolah ini dan kalian pasti mengerti apa konsekuensinya jika kalian melanggar, kan?" pak Hardi mulai tidak bersahabat.
"Mengerti, Pak!" jawab siswa dan siswi kompak.
"Kalian pasti sudah mengerti apa hukuman itu terutama kamu, Amartha! bapak heran tiap hari kamu selalu telat, sekarang beri tahu Bapak, kenapa hari ini kamu telat?" pak Hardi menatap tajam Amartha
"Eh ... anu, Pak ... itu..."
"Anu-anu apa! ngomong yang jelas jangan seperti orang kumur-kumur!" bentak pak Hardi.
"Motor butut saya mogok di jalan, Pak! maklum motor tua, kadang suka ngambek pas dinaikin berdua," ungkap Amartha mencoba menjelaskan, sedangkan siswa siswi yang lain menahan tawa.
"Kamu coba naik ojek atau angkot supaya besok tidak terlambat." pak Bagas memberi solusi.
"Iya ... Pak Bagas," jawab Amartha pasrah.
Kegiatan hormat kepada bendera merah putih pun dimulai. Pak Hardi sudah meninggalkan lapangan dan masuk ke dalam ruangannya. Sedangkan, pak Bagas dengan setia mengawasi siswa siswinya yang sedang menjalankan hukuman. Setelah 30 menit hukuman pun selesai dan mereka kembali ke kelasnya masing masing. Mengikuti kegiatan belajar mengajar kembali.
Pukul 13.00 WIB.
Bel pulang sekolah berbunyi.
"Sin, kamu mau langsung pulang atau mau main dulu?" tanya Amartha pada Sinta, sambil memasukkan buku dalam tas. Sinta terdiam sesaat.
"Hmmm ... aku langsung pulang, Ta ... pacarku bang Fendy nggak ngebolehin aku keluyuran habis pulang sekolah, jam 3 sore aku juga ada les privat, emangnya kamu mau main kemana? emangnya mama kamu nggak jemput?" Sinta malah balik bertanya.
"Ya ... aku bilang mau kerja kelompok gitu," sahut Amartha sekenanya.
"Bohong dosa tau, kena adzab baru tau rasa! hahaha," Sinta malah cekikikan kaya kuntilanak
"Itu mulut rese banget ya, ngomong nggak ada rem nya samsek, deh..." Amartha memanyunkan bibirnya.
"Samsek apaan tuh?" tanya Sinta.
"Sama sekali dudul! gitu aja nggak ngerti, udah ah, aku mau ke warnet dulu, aku tinggal ya? dadah..." kata Amartha seraya melambaikan tangannya pada Sinta.
Amartha pun lekas bangkit dan menuju warnet yang ada di depan sekolah. Ya Allah ya Gustiii ini jaman kapan masih ada warnet? Husst diem, ini jaman sebelum pada punya leptop. Iya dijaman ini memang sudah ada leptop namun masih merupakan barang yang mewah dan hanya horang kayah yang punya. Anak dari keluarga sederhana macam Amartha mana punya barang begituan hape aja masih merk N**ia . Dia tidak punya banyak teman. Hanya sinta teman berbagi cerita dan berbagi contekan. Selain uang yang pas pasan otaknya juga pas pas an. Lengkap sudah.
Kini langkah kaki gadis berkucir kuda itu berhenti di warnet depan sekolah.
"Mbak yang kosong bilik berapa?" tanya Amartha pada mbak penjaga warnet.
"Bentar aku cek dulu dek, hmm, bilik 10 ya, berapa jam?"
"Oke, 2 jam aja mbak," Amartha mengangkat jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya membentuk huruf V.
Amartha lalu segera menuju bilik 10 seperti yang mbak penjaga warnet tadi bilang. Amartha sering kesini tapi tidak pernah bertanya nama si mbak penjaga tadi. Dia ngomong kalau ada butuhnya saja. Berbanding terbalik dengan sinta yang cerewet, cenderung mudah bergaul dan banyak yang naksir.
Gadis itu masuk ke dalam bilik dan duduk menghadap PC yang ada disana. Log in dulu jangan lupa dan waktu pun mulai berjalan.
"Oh ya, aku lupa tadi belum sms mamaku buat nggak jemput aku ke sekolah, biar aku ngojek ajah," gumam Amartha.
Amartha adalah anak perempuan satu satunya jadi setiap hari dia antar jemput mamahnya pakai motor butut yang asapnya bikin sesek kendaraan yang dibelakangnya. Suaranya juga bikin heboh dan naasnya walaupun diantar ke sekolah naik motor tapi dia sering di setrap karena motor butut sering mogok dan otomatis dia datang ke sekolah saat gerbang sudah ditutup, dan hukuman pun tak terelakan lagi.
💌Mah, aku lagi ngerjain tugas di warnet pulangnya sore, nggak usah jemput, aku pulang naik ojek aja...
Tidak lama ada bunyi 'ting' menandakan ada sebuah pesan masuk.
💌 Sama siapa? ya udah hati-hati pulangnya, kelar tugas langsung pulang jangan mampir-mampir, udah kelas 3 SMA jangan kebanyakan main...
💌 Sendirian, iya siap bos!
Amartha memasukkan hape ke dalam tas ungu miliknya. Lalu ia mulai berselancar di dunia maya. Sembari mencari referensi materi untuk tugas sejarah, sesekali ia melihat akun medsos.Ternyata baru saja ada permintaan teman dan ia mengklik informasi pribadi orang itu.
Kenan?sepertinya aku pernah liat nih orang tapi dimana? ya udah lah terima aja
Kling bunyi chatting dari akun mendsosnya.
💬Kenan : Hai
💬Amartha : Hai juga.
💬Kenan : Makasih ya udah di Accept.
💬Amartha: iya.
💬Kenan: Aku Kenan salam kenal ya.
💬Amartha: Aku Amartha, salam kenal juga.
💬Kenan : Kayaknya kita satu SMA deh. Kamu sekolah di SMA Pelita Bangsa, kan?
💬Amartha: Kok tau?
💬Kenan: liat di profil kamu.
💬Amartha: oh.
💬Kenan : Irit amat jawabnya.
Kenan mengulas senyumnya dan terbersit rasa penasaran dengan sosok gadis cuek itu. Tanpa ragu Kenan membuka profil gadis itu dan melihat foto- foto yang diunggah disana. Cantik!
Merasa tidak ada yang menarik, Amartha lalu menutup kolom chat itu dan melanjutkan searching untuk tugas dari pak Jono sang guru sejarah.
setelah tugas selesai ia langsung membayar kepada penjaga warnet. Kemudian, ia keluar dari bangunan itu dan menaiki ojek untuk segera sampai di rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 318 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-07-03
0
Dyah Hermawaty
bagus ini novel sdh bc smpe tamat
2022-10-03
1
Nur Hafni
hmmm,,, awal yang serru!!
Moga Mak n ke dalem gk ngecewain
2022-02-20
2