"Maaf, kamu Vira bukan? aku Leon," ucap pria itu.
Vira hanya bengong dengan sedikit mulut yang menganga tak percaya.
Krik Krik
Hening
"Kamu Vira, kan? kenalkan aku Leon" pria itu mengulurkan tangannya.
Vira masih bengong ditempat. Tanpa ada niat untuk menyambut uluran tangan pria itu.
"Halooooo?" Leon melambaikan tangan di depan Vira.
"Eh ... iya, a-aku Vira, iya aku Vira," kata gadis itu gugup.
"Aku boleh duduk?" Leon memecahkan keheningan.
"Hah?"
"Ehmm ... aku boleh duduk?" Leon berdehem dan mengulang pertanyaannya. Sejujurnya Leon pun ngeri-ngeri sedap bertemu Vira yang cantik luar biasa.
"Oh ... eh ... iya bboleh boleh..." jawab Vira dengan terbata-bata.
Bener nggak sih ini orangnya?
Setelah Leon duduk dihadapannya, Vira diam-diam mengeluarkan ponsel dari tasnya dan segera mencocokkan foto profil pria itu di akun media sosialnya dengan pria yang ada di hadapannya. Dia melihat pria di hadapannya lalu melihat ke layar ponselnya bergantian. Beda cuy!
"Kenapa, Vir?" Tanya Amartha santai.
Vira memelototkan matanya pada Amartha yang sedari tadi senyam senyum nggak jelas. Sedangkan Vira hanya bisa memasang wajah yang sulit diartikan.
"Ehem ... i-itu ... hem ... ah ... itu, aku tahu kamu lagi ngecek akun media sosialku, ya? aku memang menggunakan foto orang lain, maaf Vira..." ucap Leon gugup. Dia menyadari ada gelagat aneh dari Vira.
"Kamu pasti kecewa, ya..." lanjut pria itu.
"Eh, bu-bukan begitu ... hemmm jangan salah paham..." ucap Vira sambil menatap wajah Leon.
"Ah, begini Leon, menurutku tampan atau tidaknya seseorang itu relatif, hanya saja aku paling nggak suka dibohongi," Vira menjawab sesopan mungkin. Iya, foto profil pria itu tidak sesuai dengan kenyataannya. Bahkan seratus delapan puluh derajat sangat berbeda. Diluar ekspektasi!
"Maaf, Vira..." Leon tampak menyesal.
"Cobalah untuk jujur Leon ... nggak semua orang menganggap tampang itu nomor satu, nagiku ketika aku nyaman berteman dengan seseorang entah itu ganteng atau nggak, asalkan dia baik dan jujur aku akan terima itu tapi jika dari awal sudah berbohong seperti ini, aku tidak nggak bisa melanjutkan ... kamu ngerti kan, Leon?" jelas Vira dengan hati-hati.
"Aku cuma nggak percaya diri, Vira..." ucap Leon lirih. Amartha hanya manggut- manggut mendengar dua spesies makhuk itu berbicara.
"Cobalah untuk menerima diri kamu sendiri apa adanya Leon, maaf Leon, aku pamit " Ucap Vira seraya menggandeng tangan Amartha agar beranjak dari duduknya dan kedua gadis itu meninggalkan Leon yang masih duduk disana.
"Maafin aku, Vira..." ucap Leon lirih. Sepertinya hanya kata maaf yang mampu ia katakan. Dia memang salah. Padahal mereka chatting di media sosial sudah 3 bulan, sebelum akhirnya memutuskan untuk bertemu di dunia nyata. Tidak bisa dipungkiri ada rasa kecewa di hati Vira. Harapan tak sesuai dengan kenyataan.
Kenan yang melihat Amartha dan temannya keluar dari restoran, dia langsung melambaikan tangan kepada seorang pelayan dan meninggalkan uang dua lembar seratus ribuan di meja itu.
Kenan sekarang tahu bahwa tidak ada hubungan antara Amartha dengan pria itu. Kenan bernafas lega.
Sekarang, Lelaki berkacata hitam dan bertopi itu mengikuti dua gadis yang kini menuju area food court.
"Kita disini dulu, Ta!" titah Vira yang kemudian mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang disediakan.
"Oke," Amartha pun ikut duduk sambil menatap wajah Vira yang dongkol. Ingin dia tertawa lepas tapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat.
"Muka kamu ngeselin,Ta?!" Vira tambah dongkol melihat wajah Amartha yang sedari tadi menahan tawanya.
"Hahahahahahahaha...."
Sejurus kemudian tawa itu pecah. Siapa lagi kalau bukan dari mulut Amartha. Dia sangat melihat wajah Vira yang bersungut kesal.
Kenan yang duduk beberapa meja dari Amartha, tersenyum kala melihat tawa lepas dari sang pujaan hati. Dia menikmati pemandangan langka itu.
"Puas?!" sarkas Vira.
"Ya elah Vira kayak gitu aja marah" ucap Amartha sambil menahan tawanya.
"Kapok aku kopdar lagi..." kata Vira.
"Iya kan aku udah bilang, foto itu bisa nipu! kamu aja yang ngeyel mulu! terbukti kan dia nyomot foto orang?" kata Amartha sembari menatap Vira dengan muka yang menyebalkan.
"Udahlah! aku mau pesen es teller..." gumam Vira lirih, namun masih terdengar oleh Amartha.
"Widihhhh enak kayaknya! ehemm, lumayan bisa ngademin hati ya, Vir?" Amartha menggoda sahabatnya.
"Terserahlah! kamu mau nggak es tellernya?!" Vira kini diambang batas kesabarannya menghadapi Amartha yang terus menggodanya.
"Hahaha ... iya iya mau," sahut Amartha.
"Udahan kenapa sih ketawanya, bikin tambah dongkol aja!" Vira memelototkan matanya.
"Ehemmm, iya iya! aku nggak ketawa lagi, Eh ... laper, Vir, pesenin kwetiaw seafood ya sekalian," ucap Amartha sembari memegangi perutnya.
"Oke, aku kesana dulu, ya?" ucap Vira seraya berdiri menuju counter makanan.
Sementara Kenan, hanya bisa memandang Amartha dari jauh Padahal di dalam hatinya tersimpan sejuta rindu. Tiba- tiba ada seorang lelaki yang menghampiri meja Amartha.
DEG.
Hati Kenan bergemuruh. Lelaki itu duduk di depan Amartha dan tersenyum manis dengan pujaan hatinya. Sedangkan Amartha memandang lelaki itu datar tanpa ekspresi. Siapa lelaki itu?
Dia tidak bisa mendengarkan pembicaraan mereka. Tapi satu hal yang jelas. Lelaki itu tertarik dengan gadisnya. Gadis yang sedang ia perjuangkan.
Tanpa pikir panjang Kenan melangkah berjalan menuju ke meja Amartha. Dia tidak bisa terus bersembunyi, sedangkan ada lelaki yang mencoba mendekati gadis yang dicintainya. Gadis yang selalu hadir dalam mimpinya.
"Jangan ganggu dia!" Kenan berdiri di samping gadis itu dengan tatapan tajam kepada lelaki yang ada di hadapannya.
Amartha dan lelaki itu sontak melihat ke arah lelaki yang memakai topi dan kacamata hitam.
Amartha mengerutkan keningnya. Namun suaranya terdengar familiar di telinganya.
Kenan membuka topi dan kacamatanya dan menggeser salah satu kursi yang ada di samping Amartha dan mendudukinya.
"Maas?" pekik Amartha tidak percaya. Kenan muncul sekarang dihadapannya? Kenan yang selama ini dia rindukan? Apakah ini mimpi? Ahh ya...ini pasti mimpi. Amartha langsung menampar wajahnya.
Plakkkk.
"Awww!" pekik gadis itu. Dia mengusap pipinya yang terasa panas dan meninggalkan bekas merah disana.
"Amartha kamu nggak apa- apa?" Ucap dua lelaki itu bersamaan.
Hah? Ini bukan mimpi? Ini nyata!
"Mas Kenan?" ucap Amartha tergagap.
"Amartha siapa dia?" Lelaki yang bernama Satya itu bertanya. Iya lelaki yang sedang duduk di hadapan Amartha adalah Satya Ganendra.
Amartha tidak bisa mengeluarkan kata apapun dari mulutnya. Ada rasa bahagia bisa melihat orang yang dicintainya. Namun disaat yang bersamaan, ada rasa perih yang dia rasakan. Ini terlalu mendadak. Matanya terasa panas dan tak butuh waktu lama bulir air mata itu jatuh. Amartha hanya menatap Kenan sengan sendu.
"Aku Kenan Pradipta, calon suami Amartha..." Kenan menjawab pertanyaan Satya dan menggenggam tangan Amartha. Namun, gadis yang digenggam tangannya hanya diam. Seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Kenan.
"Calon suami?" Satya dengan kening berkerut.
...----------------...
...Maap ya kalo kurang feelnya....
...Huuufttttt....
...lope lope dari othor....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 318 Episodes
Comments
Ufuk Timur
duhh, ,pen loncat tu jantung amartha🤣🤣
2021-12-28
0
🍾⃝ ɴͩuᷞʀͧɪᷠ»ͣChan🥝
mampir
2021-12-21
0
✰͜͡v᭄pit_hiats
hahaha beda cenah🤫🤫🤫
2021-12-15
0