Semenjak hari itu Amartha mulai melunak. Sikapnya tidak sedingin sebelumnya kepada Kenan. Sebenarnya sikap cuek dan dingin Amartha hanya untuk membentengi dirinya dari pesona cinta. Dia tidak siap untuk patah hati dan kecewa. Bukan tidak ingin merasakan hal yang wajar bagi remaja seusianya. Namun, hati belum siap untuk merasakan cinta sepihak.
Amartha merasakan bahwa Kenan menawarkan pertemanan yang tulus. Ia pun sedikit demi sedikit melonggarkan pertahanannya. Gunung es itu pun sudah mencair.
Sinta dibuat bingung dengan sikap Amartha yang sering senyum- senyum sendiri seperti sekarang ini. Sinta tengah bertandang ke rumah Amartha. Tapi sang pemilik rumah sepertinya sedang asyik dengan dunianya sendiri.
"Ta, Kamu kenapa sih akhir- akhir ini suka senyum-senyum nggak jelas!" tanya Sinta dengan tatapan menyelidik.
Amartha yang tiduran di tempat tidur tidak bergeming sedikit pun. Ia sedang membaca pesan dari Kenan. Amartha pun tidak menghiraukan sahabatnya yang sedang bertanya kepadanya. Merasa di cueki, Sinta pun dengan cepat merebut ponsel yang sedang di pegang Amartha.
Hap!
Ponsel itu berhasil berpindah ke tangan Sinta.
"Astaghfirllah! itu tangan biasa nyopet apa ya?! cepet amat ngambilnya! sini balikin!" sentak Amartha kesal.
"Nggak!" tolak Sinta, dia menyembunyikan ponsel itu dibalik badannya.
"Sini balikin," pinta Amartha berusaha meraih ponselnya di tangan Sinta.
"Liatin apa sih?! dari tadi diajak ngomong juga nggak ngerespon sama sekali," keluh Sinta sambil melihat apa yang dilihat Amartha di ponselnya. Sedangkan Amartha hanya duduk pasrah.
"Mas Kenan? kamu SMS-an sama mas Kenan?" lanjut Sinta memastikan.
"Iya, kenapa emang?" jawab Amartha salah tingkah.
"Ya nggak apa- apa sih, kalian udah jadian?" Sinta kembali bertanya.
"Nggak! cuma temen ajah," ucap Amartha yang kini tengah melepaskan ikat rambut dan menggerai rambutnya.
"Kayaknya akrab banget," Sinta menaik turunkan alis kirinya
"Mas Kenan baik ternyata orangnya, awalnya aku sempet ragu gitu, tapi nih orang nggak ada capek-capeknya ganggu aku terus, suka nelfon sama SMS, padahal aku tuh jutek banget sama dia,"
"Terus?" Sinta mulai penasaran.
"Terus ya ... udah lah gitu," Amartha asal menjawab pertanyaan Sinta.
"Gitu gimana?" Sinta minta penjelasan.
"Iya gitu, kamu inget nggak? waktu mereka ngadain acara promo kampus di sekolah kita?Ya udah pas di aula itu dia duduk disampingku, aku akhirnya mau nggak mau ngeladenin dia ngobrol, ternyata orangny asik juga, jadi ya udah nggak ada salahnya kita temenan,"
"Yakin cuma temen?" tanya sinta.
"Ih apaan sih kamu, Sin..." jawab Amartha malu- malu.
"Hahahhahahhahahha, jangan marah..." ucap Sinta sambil tertawa.
"Tapi kalau pun pacaran juga nggak apa apa, setahuku dia juga kan jomblo, kayaknya dia naksir tuh sama kamu, Ta" lanjut Sinta.
"Ngawur kamu..."Amartha mendaratkan capitan ke tubuh Sinta. Gelak tawa tak terelakan dari mereka berdua.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Satu bulan pun berlalu. Hubungan Kenan dan Amartha masih dalam lingkaran pertemanan yang nyaman. Menurut informasi yang didapat Kenan dari Sinta, Amartha belum pernah sekalipun dekat dengan pria. Membuat Kenan berhati- hati menjaga perasaan gadis remaja itu. Dia tidak mau gegabah. Sinta yang ceplas ceplos tidak menyadari bahwa dirinya sudah memberi infomasi kepada sahabat kakaknya itu.
Kenan yang kuliah di luar kota selalu menjaga komunikasi dengan Amartha . Tak lupa ia memberikan perhatian- perhatian kecil layaknya seorang teman.
Kebetulan Kenan bukan tipe pria yang suka menggombal. Dia payah dalam hal itu. Kenan memang sudah pernah menjalin cinta. Tapi semua kandas ditengah jalan. Pertemanan yang Kenan tawarkan kepada Amartha memang sebuah siksaan baginya. Tapi apa boleh buat? Dia ingin dekat dengan gadis itu walaupun dengan jalur kakak adek ketemu gede. Pelan- pelan tapi pasti dia akan mengetuk pintu hati gadis itu. Berharap dirinya bisa masuk dan menjadi penghuni disana.
Awalnya hanya berkirim pesan sekarang mereka sudah sering mengobrol lewat telepon. Ingat ungkapan dalam bahasa jawa, Witing tresno jalaran soko kulino? Yang artinya cinta tumbuh karena terbiasa. Nah, ungkapan ini lah yang menjadi pegangan bagi Kenan. Lambat laun dia yakin pasti bisa mendapatkan hati Amartha.
Kling.
💌 Lagi ngapain, Dek?
Sebuah pesan terkirim ke ponsel Amartha. Iya itu dari Kenan pastinya. Amartha yang hampir terlelap karena hari sudah larut malam pun akhirnya mengerjapkan matanya. Dan membuka pesan itu. Senyum terbit dari bibirnya yang merah merona.
Kling.
💌 Lagi tiduran ajah, kenapa, Mas?
Sebuah balasan dari Amartha membuat hati Kenan menghangat. Jari jemarinya kini dengan lihainya menari- nari diatas keypad ponselnya mengetik sesuatu untuk sang pujaan hati.
💌 Boleh telfon sebentar, nggak?
Kling.
💌 Iya boleh.
Dalam hitungan detik ada panggilan telepon masuk ke ponsel Amartha. Amartha lalu menekan tombol hijau untuk menerima panggilan dari pria yang beberapa waktu ini dekat dengannya.
"Halo, Assalamualaikum," sapa pria di seberang telepon.
"Waalaikumsalam, Mas..." jawab Amartha lembut.
"Ganggu kamu ya, Dek?" tanya Kenan basa-basi.
"Nggak Mas, santai ajah,"
"Jumat sore kayaknya aku pulang, Dek..." ucap Kenan
"Oh, naik apa Mas pulangnya?" Amartha balik bertanya kepada pria itu.
"Naik kereta, Dek..." jawab Kenan dengan senyum yang merekah.
"Emmm, hari sabtu bisa katemu, nggak?" sambung Kenan.
"Emmmm, gimana ya? aku bingung," sahut Amartha sambil menggigit bibir bawahnya.
"Bingung kenapa?" Kenan mengerutkan keningnya.
"Iya bingung, soalnya tiap hari kan aku dijemput tuh, pulang juga harus tepat waktu," jelas Amartha.
"Ya...aku main ke rumah kamu lah," ujar pria tampan itu.
"Hah?" Amartha mengerjapkan mata nya beberapa kali. Ia tak menyangka pria itu akan mengatakan hal itu.
"Nggak boleh, ya?" ucap Kenan sedikit kecewa.
"Hmmmm," Amartha berpikir sejenak.
"Kalau nggak boleh nggak apa-apa, lain kali aja kita..."
"Iya Mas, boleh Mas!" ucap Amartha cepat.
"Ya udah malam minggu aku ke rumah kamu ya? sekarang udah malam, lebih baik kamu istirahat, besok sekolah, kan?" senyum terbit dari bibir Kenan.
"Iya, Mas...kalau gitu aku tidur dulu ya, Mas?Assalamualaikum..." kata Amartha sebelum mengakhiri panggilan telepon itu.
"Waalaikumsalam, Amartha" jawab Kenan dengan merekah.
Amartha merutuki dirinya. Berkali- kali dia berguling- guling di tempat tidurnya. Malu pastinya yang dia rasakan saat ini.
Bisa- bisanya dengan cepat nya mulut itu berkata 'boleh'. Sekarang ia hanya mampu menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Amartha tidak tahu keputusannya ini tepat atau tidak. Bagaimana dia harus menghadapi Papahnya ketika Kenan datang ke rumahnya? Begitu banyak kekhawatiran di benak Amartha.
Apa yang dia rasakan ini adalah cinta atau bukan. Tapi yang jelas ketika mendapat pesan dari Kenan atau ketika sedangkan mengobrol lewat telepon dengan pria berkulit putih itu ada debar yang tak bisa ia jelaskan. Apakah ia mulai tertarik dengan pria itu? Entahlah.
Sementara Kenan? Dia bahagia bukan main. Walaupun dia tidak tahu akan ada sosok yang harus dia hadapi ketika akan menemui Amartha, gadis cantik yang telah mencuri hatinya. Ingin rasanya ia berteriak untuk membuang kegugupan yang mendera hatinya saat ini.
...----------------...
Haloha.....netijen yang budiman, nitip klik likenya ya setelah baca karya othor yang lemah lembuuuuttt inih...
lope lope dari cinih 💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 318 Episodes
Comments
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
semangat
2022-01-09
0
Meimei
lanjutkan
2021-12-18
0
Harirekaze Miyamuto
Semangat!
2021-12-17
0