NovelToon NovelToon
HUJAN DI REL KERETA

HUJAN DI REL KERETA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Romantis
Popularitas:807
Nilai: 5
Nama Author: Toekidjo

Hujan deras membasahi batu kerikil dan kayu bantalan rel kereta, sesekali kilatan petir merambat di gelapnya awan.

Senja yang biasanya tampak indah dengan matahari jingganya tergantikan oleh pekatnya awan hitam.

Eris berdiri ditengah rel kereta tanpa mantel hujan, tanpa payung, seluruh pakaiannya basah kuyup sedikit menggigil menahan dingin.

Di Hadapannya berdiri seorang gadis memakai gaun kasual berwarna coklat.

Pakaiannya basah, rambutnya basah, dan dari sorot matanya seperti menyimpan kesedihan yang mendalam, seolah menggambarkan suasana hatinya saat ini.

Wajahnya tertunduk lesu, matanya sembab samar terlihat air mata mengalir di pipi bercampur dengan air hujan yang membasahinya.

“Eris, apapun yang terjadi aku tidak ingin kehilangan kamu” ucap Fatia

Bagaimana kisah lengkapnya?
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Toekidjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SUNSET

Dalam kegugupannya Eris terus berpikir dan berusaha keras harus memulai perkataan dari mana.

Kalau asal ngungkapin perasaan itu gampang, tinggal bilang

 “Aku suka padamu, maukah kamu menjadi kekasihku” Eris berbicara dengan dirinya sendiri didalam hati

Tapi bagaimana merangkainya agar menjadi lebih menarik dan estetik, jadi saat dikenang nantinya akan terngiang selalu.

Mudah diingat

Menarik atau indah

Tidak berbelit-belit

Semua list masukan dari berbagai divisi otak Eris sudah terkumpul, tinggal bagaimana harus meng improvisasi nya.

Satu tarikan nafas sesuai permintaan Eris sudah terlewati, dan belum ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut Eris.

Fatia yang sedari tadi menunggu seakan semakin gelisah dan seolah akan kehilangan kesabaran nya.

Baru saja Fatia menggerakan bibirnya mau bicara, Eris menghentikanya dengan sebuah ciuman yang mendarat tepat di bibirnya, ciuman hangat yang tidak dapat Fatia elak, kemudian bisik lirih di telinganya menggema

“I LOVE YOU” 

Seketika, seluruh tubuhnya tidak bisa digerakan, jantungnya berdetak kencang, nafasnya berat seolah dia berada di ruang hampa udara yang membuat tubuhnya ringan melayang dan terbang

“Fatia..” sebuah suara yang membangunkan Fatia dari dunia entah dimana

“Maukah kamu menjadi kekasihku” ucap Eris lirih 

Fatia yang baru saja tersadar dari kebekuan pikiran tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia di hatinya memeluk erat tubuh Eris dan serasa tidak ingin melepaskan.

“Aku, sudah menunggu sedari tadi. Kenapa kamu lama sekali” bisik Fatia dengan senyum bahagia 

“Hah, apa aku berhasil?” Teriak Eris

“Kamu,.. iiih, merusak suasana” ucap Fatia sembari melepas pelukan dengan ekspresi kesal kemudian menganggukan kepala tanda mengiyakan apa yang Eris tanyakan.

Setelah itu tersenyum malu, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

“Yess!!!!” tak bisa menahan terus tersenyum, Eris hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal

Demikian juga dengan Fatia, terus tersenyum dalam perasaan bahagia.

Matahari semakin tenggelam, sinarnya mulai digantikan gelapnya langit, menandakan waktu beranjak malam.

“Hei, cengar-cengir aja. Uda mau malem ayo pulang” ucap Alfiah

“Iya, ayo” jawab Eris yang sebenarnya enggan untuk beranjak dari tempat itu.

Ekspresi yang sama diraut Fatia, dengan enggan melangkahkan kaki meninggalkan tempat itu.

Karena hari sudah menjelang malam, Eris hanya mengantar Fatia dan Alifah sampai didepan rumah.

“Maaf ya, belum bisa mampir sudah mau malam soalnya. Lain kali pasti mampir” ucap Eris

“Iya, gak apa-apa mas Eris” saut Alfiah

“Terima kasih untuk hari ini” ucap Fatia kearah Eris sambil berbisik

Eris hanya mengangguk sambil tersenyum.

“Jo, yok gas!” Seru Eris kearah Johan

“Ok boss” jawab Johan kemudian memacu motornya

Johan adalah salah satu teman Eris dari kecil, rumahnya agak jauh dibawah kaki bukit, dekat rel kereta.

Pekerjaanya adalah Engineer di PT. PLN

...****************...

“Jo, ngapain duduk diayunan malam-malam” Eris bertanya ke Johan kemudian ikut duduk diayunan

“Lagi pengen aja” jawab Johan

“Besok ada kerjaan kemana?” Tanya Eris lagi

“Belum ada sih, tapi kayaknya ngerjain gardu didaerah kretek. Tapi belum tau pasti jadi apa enggak. Kamu ada kerjaan apa besok” ucap Johan

“Kayaknya seminggu ini aku bakalan di ketanggungan, instalasi baru” ucap Eris sedikit lesu

“Btw, tadi siang seru amat ama Alfiah” ucap Eris

“Ya gitu deh, Alfiah asik orangnya diajak ngobrol” ucap Johan

“Gas aja bro kalau cocok mah” Eris menyemangati

“Gak lah, dia uda punya calon” ucap Johan 

“Masak, aku yang sodaranya kok gak tau” seru Eris

“Meneketehe, kamu sendiri gimana sama Fatia? Tumben-tumbenan doyan ama cewek. Biasanya mau siapa aja ceweknya cuek aja” tanya Johan

“Emang aku kayak gitu ya Jo?, emangnya kelihatan kalau sama Fatia sikapku beda?” Tanya Eris penasaran 

“Iya beda banget, kamu suka ama dia?” Tanya Johan

“Kok tau? Keliatan ya?” Eris terus tanya

 “Au ah, tanya mulu” Johan kesal

“Fatia emang beda dari cewek lain Jo, saat pertama bertemu aku uda langsung kesengsem” ucap Eris

“Gas lah, keburu diambil orang” sahut Johan

“Udah” Eris menjawab cepat

“Seriusan? Gercep yak” Johan berkata sambil tertawa

“Hahaha” mereka berdua tertawa

“Awalnya mau nunggu entar-entaran Jo, tapi dianya uda kasih lampu ijo, masak aku gak gas” ucap Eris

“Udah bener itu, kapan traktir makan-makan” ucap Johan

“Gampang itu mah” sahut Eris

“Btw, jam berapa neh tidur lah besok kerja kita” seru Johan

“Paling jam sembilan nan, yok lah.. aku juga uda lumayan ngantuk” jawab Eris

Mereka berdua melangkah memasuki rumah, yang mana didalam masih banyak teman-teman lain yang sibuk dengan kegiatanya masing-masing.

Ada yang rebahan, nonton tv ada juga yang saling ngobrol.

Eris berjalan memasuki kamar, sedangkan Johan langsung berbaring di karpet depan tv.

Sesampainya didalam kamar, Eris langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Pikiranya berkelana terbang kesana kemari seolah mencari sebuah pintu, pintu yang akan membawanya ke alam mimpi.

“Fatia I LOVE YOU”.. ucapan terkhirnya sebelum tubuhnya terjatuh dari ketinggian yang tiada akhir terus terjatuh seolah tanpa dasar.

...****************...

Satu jam yang lalu dikamar Fatia

Tersenyum, membalik badan kekanan dan kekiri, tersenyum lagi, terus berulang dan berulang lagi.

Sudah sekitar satu jam Fatia melakukan hal itu, pastinya sudah bisa ditebak apa yang sedang dia pikirkan.

Dua puluh lima tahun, perjalanan hidupnya belum pernah ada satu orangpun yang bisa membuatnya merasakan perasaan seperti ini.

“Ternyata cowok seperti Eris lah yang bisa membuat hatiku luluh” gumamnya dalam hati

Ciuman hangat itu selalu terngiang didalam ingatannya, terus berulang dan berulang.

Seperti kaset kusut yang hanya memutar bolak-balik adegan yang sama.

“Oh TUHAN, sampai kapan pikiran ini akan terus terulang dalam ingatanku”  rintih Fatia dalam hati

Hingga terdengar sayup suara lirih menggema

“Fatia I LOVE YOU”

Fatia berusaha mencari sumber suara tersebut, mencari kesegala arah, tapi karena kabut tebal Fatia tidak dapat menemukan siapapun disana.

Dia berdiri ditengah kabut, seolah bumi tempat kakinya berpijak berputar.

Kemudian terlihat samar-samar olehnya sesuatu yang sedang terbang diatas langit, bukan terbang lebih tepat sesuatu yang sedang terjatuh menghujam cepat ke arah tanah.

“BOOMMM!!”... Terdengar suara seperti ledakan saat benda tersebut menghantam tanah

Dari debu yang mengepul dan semakin memudar Fatia dapat melihat samar-samar dua buah sayap melengkung melingkup membentuk sebuah lingkaran, seolah melindungi sesuatu yang ada didalamnya.

Tidak berapa lama, sayap itu terbuka dan mengepak, bergerak maju-mundur perlahan menciptakan hembusan angin dan membuat rambut Fatia berkibar.

Perlahan sepasang sayap tersebut bergerak naik, mengambang diatas tanah.

Kini jelas terlihat dihadapanya seseorang berdiri kedua sayapnya mengepak-ngepak, dengan kaki menggantung tidak menyentuh tanah.

Sesosok pria, dengan baju zirah berwarna emas, di punggungnya terdapat seperti tas berbentuk gulungan panjang ada satu anak panah didalamnya.

Ditangan kirinya memegang sebuah busur besar berwarna emas sepanjang hampir setinggi badanya.

Dengan sayap tetap mengepak, sosok tersebut meraih anak panah dari tas di punggungnya, anak panah tersebut dipasangkan kedalam busur kemudian diarahkan tepat ke dada Fatia.

Fatia terkejut, tidak dapat mengelak karena anak panah melesat dengan cepatnya.

Tepat mengenai jantung Fatia, menusuknya dan berhenti tertancap disana.

Tidak ada rasa sakit yang Fatia rasakan, tidak ada setetes darah pun yang keluar.

Dengan penuh keheranan Fatia beranikan diri menatap kedepan, menatap sosok dihadapanya yang mulai menjajakan kakinya ke atas tanah.

Sebuah senyum terlukis dari bibir sosok tersebut, 

“Eris” teriak Fatia saat samar-samar mengenali sosok dihadapan tersebut.

Anak panah yang menancap didada kiri Fatia perlahan menghilang, melebur diterpa angin.

Demikian juga dengan sosok yang berjalan menghampirinya, sepasang sayapnya perlahan melebur, baju zirah, busur panah semuanya melebur diterpa angin.

Menjadikanya sosok yang benar-benar Fatia kenal

“Eris” ucap Fatia sambil merentangkan kedua tanganya menantikan sebuah pelukan.

Demikianlah ditengah kabut, diatas bumi yang berputar, dua insan terlelap dalam sebuah pelukan.

1
Astarestya
/Sob/
Astarestya
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!