NovelToon NovelToon
Terperangkap Dimensi Lain

Terperangkap Dimensi Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Akademi Sihir / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:367
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Rush

Elara dan teman-temannya terlempar ke dimensi lain, dimana mereka memiliki perjanjian yang tidak bisa di tolak karena mereka akan otomatis ke tarik oleh ikatan perjanjian itu itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Orang tua Arsen, Kaelen dan Seraphina, menatap Elara dengan serius. Seraphina melangkah mendekati Elara, menepuk pundak Elara lembut tapi tegas.

“Masuklah, Elara,” ucapnya dengan nada hangat namun penuh wibawa.

Elara melangkah perlahan ke aula, sedikit ragu, tapi tatapannya tetap ceria seperti biasa. Di sampingnya, Arsen tetap berdir tatapannya lurus ke depan, wajahnya datar, tapi aura dinginnya menempel seperti bayangan yang tak bisa dihindari.

Seraphina mengangkat tangan, menarik perhatian semua yang hadir. “Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa dia bisa masuk ke sini? Dia Elara Sheraphine dia adalah bagian keluarga kami, Klan Iblis.”

Seketika, bisikan-bisikan terdengar di seluruh aula. Orang tua murid saling menatap, terkejut, bahkan beberapa murid menahan napas.

Di barisan Luminara, Mira menatap Elara dengan mata melebar. “Serius… Elara bagian Klan Iblis?”

Selena menggigit bibir bawah, jelas kebingungan tapi penasaran. “Gak mungkin…”

Jesika mencondongkan tubuh, berbisik pelan ke Maria. “Ingat waktu dia mengeluarkan cahaya ungu… bukankah itu aura Klan Iblis?”

Maria mengangguk, wajahnya serius. “Tapi… apa iya?”

Di sisi lain, Arsen tetap diam, berdiri dekat Elara. Tatapannya tajam, tapi tidak bergerak sedikit pun. Setiap bisikan dan gerakan Elara bahkan cara ia tersenyum gugup terpantau jelas olehnya. Ada sesuatu yang membuatnya tetap waspada, tapi juga… tertarik, entah ia sendiri tidak ingin mengakuinya.

Elara hanya tersenyum canggung, mengangkat tangan sedikit sebagai salam. “Eh… halo semuanya. Aku Elara… senang bisa berada di sini… walaupun aku masih bingung juga sih, hehehe.”

Beberapa orang tua dan murid menunduk hormat, sebagian lagi masih saling berbisik, mencoba mencerna fakta bahwa seorang gadis manusia biasa yang tampaknya polos dan kocak ternyata sudah menjadi bagian dari Klan Iblis.

Di pojok aula, Dorion menatap Arsen sambil tersenyum kecil. “Heh… sepertinya kamu harus mulai peduli dengan gadis ini, bos.”

Arsen tidak menghiraukan tatapan Dorion, wajahnya datar, tapi matanya tidak lepas dari Elara. Aura yang memancar dari dirinya seperti memberi peringatan halus: “Jangan main-main dengan gadis ini.”

Elara, tanpa sadar, terus tersenyum konyol, membuat seluruh ketegangan di aula terasa sedikit lebih hidup meski semua orang tetap tercengang dengan status barunya sebagai bagian Klan Iblis.

**

Di sudut aula, Mira menghampiri Elara menatap dengan penasaran. “Elara, kamu kenal orang tua Arsen?”

Elara mengangkat bahu santai. “Gak.”

“Tapi mereka tahu kamu bagian dari mereka,” sahut Mira, alisnya terangkat.

Elara menghela napas, sedikit bercanda tapi dengan nada sekenanya. “Mungkin aku anak mereka yang di buang.”

Di samping mereka, Maria menatap ke arah podium dengan kagum. “Eh, jika itu pemimpin Klan Iblis, berarti Arsen pangeran Klan Iblis.”

Jesika menempelkan tangannya di dagu, mata berbinar. “Eh, serius… dia ganteng banget, sumpah. Dia umur 200 tahun tapi masih muda saja ya…”

Maria tersenyum, mencoba menjelaskan. “Ya, sama seperti kita. Mungkin karena kadang mereka juga bisa merubah wajah mereka, kalau di dunia kita operasi plastik.”

Mira mengangguk pelan, masih terpesona. “Sepertinya…”

Mereka menoleh ke arah Selena, yang baru saja pamitan dengan orang tuanya. Joseph Ardan menatap putrinya, serius tapi hangat.

“Kamu yakin menyukai Arsen?” tanya Joseph.

Selena menatap Arsen dari kejauhan, ragu-ragu tapi jujur. “Sepertinya, dia berbeda. Tapi apakah bisa?”

Vera Ardan tersenyum tipis, menepuk bahu putrinya. “Itu kami yang urus. Deketin dia karena dia penerus Klan Iblis.”

Selena tersenyum kecil. “Pasti.”

Setelah orang tuanya pergi, Selena langsung menghampiri teman-temannya. “Elara, berarti kamu akan pindah tempat tinggal?” tanyanya.

Elara mengerutkan dahi, sedikit bingung. “Kenapa?”

Selena menatapnya serius. “Kamu kan bagian Klan Iblis? Lagian pantes saja, gak ada yang masuk Klan Iblis tahun ini, ternyata hanya kamu.”

Maria menimpali, wajahnya serius tapi tenang. “Tapikan Klan Iblis memang jarang dari manusia biasa, kecuali menikah sesama klan. Walau banyak pantangan, harus memilih salah satu klan.”

Elara mengangkat bahu, sedikit tersenyum kaku. “Heh… sepertinya hidupku bakal ribet nih.”

Mira dan Jesika saling bertukar pandang, campuran antara penasaran dan khawatir. Semua sadar, meski Elara tampak santai, statusnya sebagai satu-satunya murid manusia biasa di Klan Iblis bisa membuat hidupnya jauh lebih rumit daripada yang ia kira.

Senja menurunkan cahaya jingga di langit akademi, ketika Nicky dan Marco mendatangi Elara. Aura wibawa mereka membuat suasana langsung terasa serius.

“Elara,” ucap Marco dengan nada tenang tapi tegas, “karena statusmu sudah diumumkan, kau harus pindah ke tempat tinggal Klan Iblis mulai malam ini.”

Elara langsung manyun. “Hah? Malam ini? Gak bisa besok aja gitu, kasih aku waktu buat packing jiwa raga dulu.”

Nicky terkekeh kecil. “Kau memang berbeda. Tapi aturannya jelas, Elara. Kami hanya bisa mengantarmu sampai gerbang Klan Noctyra. Setelah itu, mereka sendiri yang akan menerimamu.”

Mira yang berdiri di samping Elara langsung menatap sahabatnya dengan wajah sedih. “Jadi… kita harus berpisah malam ini?”

Elara langsung memeluk Mira erat-erat. “Miraaaa… kalau aku jadi iblis beneran jangan lupa kirimin aku mie instan di dunia kita, ya!”

Mira terkekeh meski matanya berkaca-kaca. “Bodoh… bahkan di saat kayak gini, mulutmu masih nyeleneh.”

Elara menepuk-nepuk punggung Mira. “Hei, aku gak mau nangis. Kalau nangis, maskara aku nanti luntur. Eh, aku gak pake maskara sih, tapi tetep aja gak mau jelek pas masuk gerbang klan iblis.”

Jesika dan Maria yang ikut mengantar hanya bisa saling pandang, menahan tawa sekaligus merasa iba.

Marco menatap mereka sebentar, lalu menghela napas. “Sudah, waktunya berangkat. Kalau kau menunda, mereka yang di sana bisa menganggapmu tidak menghormati perintah.”

Elara melepaskan pelukannya dari Mira, lalu menunjuk wajah sahabatnya. “Kalau aku gak balik, tolong tulis di batu nisan aku, Elara Sheraphine, cewek biasa yang terseret ke dunia iblis gara-gara portal gak jelas.”

Mira langsung menjitak kepala Elara. “Sialan! Gak usah ngomong yang aneh-aneh!”

Nicky hanya tersenyum kecil, lalu berjalan lebih dulu. “Ayo, Elara. Gerbang Noctyra tidak pernah menunggu lama.”

Dengan berat hati, Elara melangkah pergi. Sesekali ia menoleh ke belakang, melambai-lambaikan tangan ke Mira sambil berseru, “Jangan lupa aku ya! Jangan biarkan Selena rebut tempat tidurku di asrama Veyra, bilang aja udah direservasi selamanya atas nama Elara!”

Mira hanya bisa menatap, senyum getir terlukis di wajahnya.

Sore itu, perjalanan Elara menuju gerbang Klan Noctyra dimulai, ditemani Nicky dan Marco. Aura gelap yang semakin pekat di kejauhan membuat langkah Elara terasa semakin berat meski bibirnya tetap nyerocos, berusaha menutupi rasa takut yang sebenarnya mulai merayap di dalam hatinya.

1
Flynn
Ngakak!
Melanie
Romantis banget!
Android 17
Jlebbbbb!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!