reeva dipaksa menikahi seorang pria dewasa penerus grup naratama, kehidupan reeva berubah 180°, entah kehidupan bagaimana yang akan reeva jalani.
dukung karya saya yah 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ewie_srt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sepuluh
Birru menatap layar ponselnya lama, pesan dari kakeknya membuat birru tertegun.
[kamu bawa istri kamu kerumah!, bisa-bisanya kamu menikah seperti pencuri, tidak ada pemberitaan atau penjelasan ke kakek. Aku harus lihat, perempuan bagaimana yang kamu jadikan istri. Datang malam ini juga!]
Birru menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bagaimana cara ia mengenalkan reeva ke kakeknya. Kakeknya itu mempunyai standart yang cukup tinggi tentang perempuan, untuk fisik birru yakin kalau reeva memenuhi standar kakeknya, namun reeva masih terlalu polos, birru tidak yakin, mampukah gadis kecil itu mengimbangi kakeknya nanti, kakeknya itu juga sedikit unik. Namun bibir birru tersenyum, sepertinya mereka akan cocok, reeva juga sedikit aneh.
Birru memutuskan untuk memberi tahu kepada reeva, dan meminta gadis itu untuk bersiap-siap, ia ingin menelepon gadis itu, tiba-tiba birru tersadar, ia tidak memiliki nomor gadis itu. Birru mendesah berat, ia menyandarkan tubuhnya malas. Bagaimana bisa ia tidak memiliki nomor istrinya sendiri, Akhirnya birru hanya mengirimkan pesan kepada kelly. Meminta wanita itu menolong istrinya mempersiapkan diri.
Ponsel birru kembali berdering, panggilan dari shaira mengganggu fokusnya, pria itu menggulir panggilan itu ke tombol menolak. ia merasa terganggu, tidak ada kesan kasihan atau iba, birru sudah merasa bosan dengan wanita itu. sebuah pesan masuk, birru menatap layar ponselnya, sebuah pesan foto masuk, shaira dengan posisi menggoda, tidur di atas ranjang dengan pakaian yang lumayan terbuka.
[sayang, aku kangen], sebuah caption tersemat di foto itu, birru terlihat tidak perduli, baginya shaira tidak lagi semenarik dulu. Walaupun wanita itu masih tetap cantik, tapi bagi birru kecantikan shaira tak lagi menghipnotisnya. Cukup mahal harga yang birru bayar untuk menikmati kecantikan shaira 2 bulan ini, sebuah apartemen dan sebuah mobil adalah harga yang pantas untuk wanita itu. Bagaimanapun birru cukup tahu cara menghargai barang yang bagus.
Birru menanda tangani sebuah dokumen yang baru diantar ke ruangannya. Rani sekretarisnya masih berdiri di depan mejanya, menunggu.
"saya makan siang di rumah saja, kamu tidak perlu mereservasi restoran untuk saya siang ini" perintah birru terdengar dingin, sang sekretaris hanya mengangguk dan menerima dokumen yang diulurkan birru. Sejujurnya rani, sang sekretaris sedikit terkejut. 3 tahun sudah rani menjadi sekretaris birru, baru kali ini bosnya itu mau makan siang di rumah.
Birru tiba di rumah tepat pukul 2 siang, matanya mencari keberadaan reeva, buk normah yang berada di dapur terlihat terkejut melihat majikannya pulang, kernyitan di keningnya menunjukkan bahwa wanita paruh baya itu heran.
"mana reeva?" tanya birru datar, ia duduk di meja makan, matanya menatap tajam.
"neng reeva belum pulang tuan, tadi jam 11, neng reeva dan nona kelly, katanya mau ke salon" jawab bu normah sopan, birru terlihat mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, namun ia tetap duduk di kursinya tanpa berbicara.
"apakah tuan mau makan siang?" tanya bu normah gugup, takut pertanyaannya mengganggu tuannya. Birru menggelengkan kepala,
"nggak usah, saya masih kenyang, bawakan saja cemilan untuk saya" perintahnya seraya berjalan menuju ke ruang keluarga.
"baik tuan.." sahut bu normah sopan,
"sekalian dengan kopinya yah" teriak birru sebelum menghilang dari ruang makan.
Tergopoh, buk normah ke dapur. Wanita paruh baya itu ingin membuatkan kopi dan menyiapkan beberapa cemilan untuk tuan mudanya itu.
Sementara birru melepaskan jas, melonggarkan dasinya dan duduk dengan posisi setengah tiduran di atas sofa, tangannya meraih remote tv, dan menyalakan. Mencari chanel olahraga, sebelah tangannya membuka ponsel, menelusuri media sosialnya. Televisi ia biarkan tetap menyala, namun matanya lebih fokus menatap layar ponselnya.
Birru nyaris tertidur, matanya sudah terpejam ketika tiba-tiba suara reeva terdengar.
"birru..kamu sudah pulang?" suara itu terdengar jauh, rasa kantuk birru ambyar seketika, pria itu membuka kelopak matanya.
Reeva berdiri di samping sofa tempat birru berbaring, mata pria itu melihat reeva yang tersenyum ke arahnya, birru bangkit dari tidurnya.
"kamu baru pulang?" tanya birru menatap takjub reeva yang terlihat rapi dan wangi, gadis itu duduk di sisi birru di sofa yang sama, terusan berwarna emerald yang mengikuti lekuk tubuhnya, potongan rambut wolf cut reeva terlihat begitu cocok untuknya, kulitnya yang bening, matanya yang besar dipadu hidung mungil dan bibirnya yang sensual, reeva sungguh terlihat sangat cantik.
Birru menelan salivanya beberapa kali, matanya tak lepas memandangi reeva yang tidak menyadari bahwa kecantikannya mengganggu birru.
"aku deg-degan nih" ucap reeva dengan raut cemas namun imutnya, menatap birru yang tiba-tiba memalingkan wajahnya jengah.
"kenapa?" suara birru terdengar parau, suaranya tercekat di tenggorokan. Pria itu berusaha terlihat biasa saja.
"aku takut kakekmu tidak menyukaiku" sambung reeva masih dengan raut wajah cemas dan risaunya.
"alangkah lebih baiknya, jika rania yang menjadi istrimu, kecantikan rania pasti akan membuat kakekmu terpesona, dan pasti akan menyayanginya"
Birru mengerutkan keningnya tak suka, rania memang cantik, namun menurutnya kecantikan rania itu, kecantikan yang biasa saja.
"kamu juga cantik" cetus birru tiba-tiba mengagetkan reeva yang menoleh cepat menatap birru tak percaya, garis senyum terlihat dari bibir reeva.
"hahahaha, terima kasih, candamu membuatku tenang" ujar reeva menatap birru kocak, suara tawanya masih terdengar.
"aku serius.." kata birru singkat, namun terdengar tulus, mata reeva membelalak tak percaya, ia menatap mata birru dalam, seperti ingin meminta jawaban jujur dari birru. Birru yang menyadari bahwa ia kelepasan omong, namun ia tidak berencana untuk menarik ucapannya kembali.
"kamu cantik dengan caramu sendiri, dengan aura yang kamu miliki, kecantikanmu tidak kalah dengan kecantikan yang di miliki kakakmu"
Mata reeva mengerjap bahagia, tanpa ia sadari pipinya merona merah, dan itu membuat birru, lagi-lagi terpana menatap gadis kecilnya itu.
Bersambung...