NovelToon NovelToon
Dua Akad Satu Cinta

Dua Akad Satu Cinta

Status: tamat
Genre:Angst / Poligami / Penyesalan Suami / Konflik etika / Tamat
Popularitas:342.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: mama reni

Tiga Tahun berumah tangga, Amanda merasa bahwa pernikahannya benar-benar bahagia, tapi semua berubah saat ia bertemu Yuni, sahabat lamanya.

Pertemuan dengan Yuni, membawa Amanda pergi ke rumah tempat Yuni tinggal, dimana dia bisa melihat foto pernikahan Yuni yang bersama dengan pria yang Amanda panggil suami.

Ternyata Yuni sudah menikah lima tahun dengan suaminya, hancur, Amanda menyadari bahwa dia ternyata adalah madu dari sahabatnya sendiri, apakah yang akan Amanda lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh

Malam ini mungkin menjadi malam terakhir Amanda bersama suaminya Azka. Dia tak mau lebih lama lagi dibohongi. Tadi sore dia tahu sang suami pergi jalan-jalan dengan putranya Nathan. Dia tak mau mengganggu sehingga bersikap pura-pura tak tahu.

Amanda sadar, jika dia adalah orang ketiga dalam rumah tangga sahabatnya. Walau semua dia lakukan karena ketidak tahuan. Azka yang telah membohongi dirinya. Malam ini ia akan melayani suaminya untuk terakhir kalinya. Akan dibuatnya perpisahan mereka menjadi perpisahan terindah.

Amanda berdiri lama di depan meja makan. Tangannya sibuk menata piring, tapi pikirannya melayang entah ke mana. Aroma masakan memenuhi ruangan, ayam panggang madu kesukaan Azka, sup jagung hangat, dan tumis sayur sederhana serta dendeng balado. Semua tersaji rapi, seperti malam-malam sebelumnya, tapi malam ini terasa berbeda.

Setiap gerakannya mengandung arti. Pisau yang menyiapkan potongan lemon, sendok yang meratakan saus di atas daging, hingga lipatan serbet di atas piring, semuanya seperti ucapan selamat tinggal yang tak terucap.

“Setidaknya biar dia pulang dengan senyum,” bisik Amanda lirih.

Ketika suara mobil terdengar di luar, jantungnya berdegup pelan tapi pasti. Azka masuk dengan langkah santai, wajahnya tampak lelah tapi tersenyum hangat.

“Wah, wangi banget. Ada acara apa, Sayang?” tanya Azka sambil mencium pipi Amanda. Kali ini dia tak menolak seperti belakangan ini.

Azka jadi tersenyum lega, karena berpikir istrinya sudah tak marah lagi. Ia tampak menarik napas lega.

Amanda hanya tersenyum kecil. “Nggak ada acara apa-apa, Mas. Cuma pengin masak yang enak malam ini. Rasanya sudah cukup lama tak menyiapkan makan malam untuk Mas."

Mereka makan dalam diam. Sesekali Azka memuji masakannya, dan Amanda membalas dengan senyum lembut. Tapi di balik senyum itu, hatinya sudah hancur berkeping. Ia menatap wajah pria di depannya, lelaki yang pernah ia cintai sepenuh hati, sekaligus yang membuatnya merasa paling bodoh di dunia.

Usai makan, Amanda membereskan meja seperti biasa, lalu mendekati suaminya yang sedang duduk di ruang tamu. Ia menatapnya lama, seolah berusaha menghafal setiap garis wajah itu untuk terakhir kalinya.

“Mas ….” Suaranya pelan tapi tegas.

Azka menoleh. “Hmm?”

Amanda tersenyum tipis, lalu menggenggam tangan suaminya. “Malam ini … aku cuma mau jadi istri yang paling Mas cintai. Sekali ini saja. Setelah itu, aku nggak janji besok kita masih seperti ini.”

Azka menatapnya heran, tapi belum sempat bertanya, Amanda sudah lebih dulu menariknya ke kamar.

Malam ini, Amanda bercinta dengan Azka bukan karena berharap, tapi karena ingin mengakhiri. Setiap sentuhan, setiap pelukan, adalah ucapan selamat tinggal yang tidak diucapkan. Tidak ada kemarahan, hanya kepasrahan yang indah sekaligus menyakitkan.

Dan ketika Azka tertidur dengan tenang di sampingnya setelah pergulatan mereka, Amanda memandang wajah itu untuk terakhir kali. Ia mengusap lembut rambut suaminya, menahan air mata yang akhirnya jatuh juga.

“Terima kasih sudah pernah mencintaiku, memanjakan aku, meratukan aku, meski dengan cara yang salah,” bisiknya.

Amanda memandangi wajah suaminya sekali lagi. Pria yang dulu sangat dia cintai, dan kalau boleh jujur hingga detik ini cinta itu masih ada. Karena cintanya yang besar itulah, akhirnya dia memilih mundur. Takut jika terlalu lama bersama membuat ia egois dan tak mau melepaskan padahal Azka bukan miliknya saja.

Aku tidak marah, aku tidak benci, aku hanya ingin jauh. Ingin selesai. Apakah kamu kehilanganku? Tidak. Aku sudah lebih dulu kehilangan kamu. Bukan aku yang meninggalkanmu. Kamu yang membuatku mengambil keputusan ini. Sikapmu menghentikan perjuanganku. Kamu telah begitu lama membohongiku. Aku capek, aku lelah. Percuma, seterang apa pun cahaya yang aku bawa, bila yang ku terangi orang buta, tetap saja tak akan pernah terlihat.

 Percuma menjadi pelangi bagi orang buta warna. Aku telah memberimu kesempatan untuk jujur, tapi semakin hari aku melihat kamu semakin larut dengan kebohonganmu. Lebih baik kita berpisah, ini jalan terbaik agar kita tak saling menyakiti lebih dalam. Terima kasih atas semua yang kamu berikan padaku, Mas. Terima kasih atas cinta sekaligus luka yang kau berikan.

Pagi telah menjelang, sinar matahari menembus tirai kamar, jatuh lembut ke wajah Amanda. Ia sudah bangun sejak subuh, menatap Azka yang masih terlelap di sebelahnya. Ada ketenangan di sana, tapi juga perih yang menyelinap pelan.

Ia bangkit perlahan, beranjak ke dapur, menyiapkan kopi dan roti panggang kesukaan suaminya. Semua dilakukan seperti biasa, seolah tak ada yang akan berubah. Saat Azka keluar dari kamar sambil mengucek mata, aroma kopi langsung menyambutnya.

“Pagi, Sayang,” sapa Azka sambil tersenyum kecil.

“Pagi, Mas,” jawab Amanda lembut, menoleh sebentar sebelum menuang kopi ke cangkir.

Azka menatap istrinya yang tampak tenang dan manis pagi itu. Tidak ada lagi nada dingin di suaranya, tidak ada tatapan tajam seperti beberapa hari terakhir. Ia bahkan sempat berpikir, mungkin badai di antara mereka sudah benar-benar berlalu.

“Wah, tumben banget nih, dibuatin sarapan. Kayaknya suasana hati kamu udah membaik, Sayang!” seru Azka sambil duduk di meja makan, mengambil seteguk kopi.

Amanda tersenyum. “Aku pikir … udah saatnya berhenti marah. Capek juga terus ribut sama hal yang nggak pernah selesai. Lagi pula beberapa hari ini aku bukan marah hanya kecewa.”

Azka tertawa kecil, nadanya lega. “Iya, aku juga pengin semuanya balik kayak dulu lagi. Sayang, nanti saat IUD kamu dilepas, kita akan buat anak yang banyak," ucap Azka sambil tersenyum menggoda.

Dia masih terbayang pelayanan Amanda tadi malam. Istrinya kembali bergairah dan melayani dirinya dengan sepenuh hati.

Amanda hanya tersenyum samar. Di dalam hatinya, kata-kata itu terdengar seperti pisau tumpul yang perlahan menyayat. Kayak dulu lagi … Kalimat yang indah, tapi tak mungkin terjadi.

“Eh, kamu nggak siap-siap kerja?” tanya Azka saat melihat Amanda masih mengenakan daster, rambutnya dikuncir seadanya.

Amanda menoleh sebentar, lalu menjawab tenang, “Hari ini aku minta libur, Mas. Mau di rumah aja. Sekalian nyiapin diri untuk makan malam nanti.”

“Aku juga tak sabar ingin makan malam denganmu, Sayang. Rasanya sudah lama kita tak melakukan itu."

Amanda menatap suaminya lama, senyumnya lembut tapi matanya berkaca-kaca. “Aku pengin malam ini spesial, Mas. Biar bisa jadi kenangan buat kita berdua.”

Azka tampak terkejut, tapi kemudian tersenyum hangat. Ia bangkit, memeluk Amanda dari belakang. "Terima kasih, Sayang. Aku pasti akan selalu mengingat kenangan kita.”

Amanda menahan napas. Pelukan itu terasa hangat, tapi juga berat. Ia menatap ke luar jendela, menahan air mata yang hampir jatuh.

“Aku juga pasti akan selalu mengingat kenangan malam ini, Mas," ucap Amanda dengan suara lirih.

1
Sugiharti Rusli
tidak harus menunggu bertahun-tahun kalo memang sudah ada yang bisa menerima kamu apa adanya dengan masa lalu kamu kan,,,
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya.🙏

Hai Kak, Baca juga di novel ku yang berjudul "TABIR SEORANG ISTRI"_on going, atau "PARTING SMILE"_The End, Biar lebih mudah boleh langsung klik profil ku ya, Terimakasih 🙏
total 1 replies
Sugiharti Rusli
karena bagaimanapun kamu juga butuh seseorang disamping kamu sekarang, toh Azka juga sudah mengikhlaskan kalo kamu berbahagia walo bukan dengannya
Sugiharti Rusli
walo masih ada sisa" luka lama, tapi kamu memang harus segera move on Manda
cinta semu
dah tamat ...tapi bener q suka cerita ny ...g terlalu panjang ...tapi cukup ngena di hati♥️♥️love sekebon thor
Mama Reni: 😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
Sugiharti Rusli
entah akan sampai berapa lama dia bertahan nanti yah, karena pasti tumornya akan semakin menyebar juga kan
Sugiharti Rusli
yah memang sedari dulu si Azka memang sangat keras kepala yah, bisa jadi tuh penyakit menyerang bagian kepalanya
Sugiharti Rusli
ada yang aneh deh sama pertanyaan si Azka, kan sewaktu kemaren Yuni bertanya dia pingsan di mana sudah diberitahu siapa yang sudah membawanya ke rumah sakit
Sugiharti Rusli
entahlah sekarang harus bersimpati sama siapa yah, karena kalo melihat apa yang lakukan memang dia sangat menutup diri tentang sakitnya, bahkan dulu saat masih menikah dengan Amanda
Sugiharti Rusli
karena kalo menunggu kejujurannya sepertinya sampai dia menutup mata ga akan keluar tuh pengakuan
Sugiharti Rusli
yah mungkin memang harus seperti itu Yun kamu tahunya tentang kondisi si Azka
Sugiharti Rusli
pada akhirnya nanti malah sakit semua tanpa ada yang mau berhati besar menerima takdir masing"
Sugiharti Rusli
dan si Yuni juga sudah sadar ga ada harapan lagi dengan suaminya, malah terus memupuk kebencian semakin dalam
Sugiharti Rusli
hadeh Ka pembelaan kamu terhadap pertolongan si Amanda kemaren malah jadi bensin buat si Yuni maki" kembali Amanda
Sugiharti Rusli
karena pada akhirnya kamu hanya memiliki status di atas kertas dan sampai kapanpun bukan hati si Azka,,,
Sugiharti Rusli
sepertinya kamu memang harus berhenti berharap Yun, mengalah bukan kalah kan toh kamu masih memiliki sebagian dari diri si Azka dalam wujud Nathan
Sugiharti Rusli
seandainya kamu tahu Yun kalo suami kamu sedang sekarat sekarang
Sugiharti Rusli
entah apa nanti yang akan si Yuni pikirkan tentang sakitnya si Azka yang pasti akan ditutupi hanya pusing
Sugiharti Rusli
apalagi tentang penyakitnya yang sangat serius, padahal kalo keluarganya lebih awal tahu mungkin akan terpukul, tapi bisa kasih dukungan kan
Sugiharti Rusli
sepertinya memang sudah karakter yah si Azka tuh selalu menunda-nunda sesuatu
Sugiharti Rusli
entah nanti apa dia langsung yang mengabari atau pihak rumah sakit, apalagi pentakit Azka sangat serius
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!