Pasukan Kharisma Jagat 2

“Ini mungkin akan sedikit sakit, tapi percaya sama Ayi ya, kalian akan bisa mengeluarkan karuhun kalian kalau rasanya pundak berat atau kepala sakit.” Ayi sedang mengajar anak-anak kelas dasar, mereka lucu sekali, meski jauh dari ibu dan ayahnya, hanya sesekali dikunjungi, mereka tetap ceria, karena tidak dianggap aneh lagi seperti dunia luarnya.

Ayi duduk bersila, lalu menarik napas dalam dengan kuat, memegang dada dengan tangan kanan sementara tangan kirinya memegang tanah, merek berlatih di lapangan.

“Tarik napas dalam-dalam, lalu keluarkan, lakukan tiga kali, panggil nama karuhun kalian dalam hati, jika kau melihat wajahnya, bilang padanya, KELUAR!” Saat Ayi berkata keluar, terlemparlah Raden dan Panglima, mereka terlihat kesal, tapi itu membuat anak-anak tertawa terbahak-bahak karena dua macan keluar dengan terlempar, Ayi sengaja melakukannya untuk pertunjukan, agar anak-anak terhibur, tapi Raden dan Panglima tak tahu, mereka terkejut tapi langsung paham.

Mereka lalu berjalan ke arah Ayi dan berdiri di samping kanan kirinya, Ayi masih duduk bersila, anak-anak yang tadinya tidak teratur, akhirnya duduk bersila mengelilingi Ayi.

“Yang terpenting dengan karuhun kalian adalah, memberitahunya dengan baik, kalau kita itu adalah tuannya, dengan menarik napas, artinya kalian mencoba untuk tenang, menjernihkan pikiran, jangan ketakutan, khawatir atau marah ya anak-anakku yang baik hatinya.

Kalau sudah tenang, pejamkan mata, panggil karuhun kalian, kalau tidak menunjukan wajahnya dalam kegelapan mata kalian, jangan teriak-teriak dipanggil-panggil, dia tidak budek, dia hanya belum mau saja menuruti perintah, maka kalian ulang lagi, tarik napas 3 kali, tenangkan diri, pejamkan mata lalu panggil lagi, ulang terus dengan santai ya, jangan marah-marah, nanti karuhun kalian juga akan marah, dia merasakan apa yang kalian rasakan, sedih, marah, takut, mereka juga sama kok kayak kalian.

 Saat kalian kaget mereka masuk ke tubuh tuannya, dia juga kaget dengan energi kalian, bisa jadi energi kalian itu harus disesuaikan dengan energinya, kalau masuknya kalian masih kecil begini, mereka harus melemahkan energi juga, karena kalau tidak, mereka bisa mencelakai kalian.”

“Ayi, aku mau tanya, apakah Ayi pernah bertemu dengan anak yang celaka karena karuhunnya?” Abita anak umur 8 tahun bertanya, dia sempat dibilang gila karena bicara sendiri dan bisa mengintip masa depan karena karuhunnya, Abita bahkan seperti Jarni yang sempat minum obat, Ayi mendekati ibu dan ayahnya dengan brosur palsu, dia bilang dia sekolah khusus untuk anak-anak yang mengalami gangguan mental, Ayi sudah menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengelabui orang tua yang sulit melepas anaknya, mereka lebih memilih anaknya dikurung atau malah diberi obat dengan dosis tinggi, itu tidak membuat karuhun mereka pergi, hanya membuat tubuh anaknya kelelahan, karuhun malah akan semakin menguasai tuannya, calon kharisma jagat muda itu, kalau suda dikuasai, karuhun bisa berbuat seenaknya seperti meminta anak itu berbuat jahat, membunuh salah satunya.

Makanya Ayi terpaksa mengelabui orang tua yang sulit melepas anaknya dan tidak percaya hal ghaib.

 Ayi bahkan punya sekolah palsu dengan izin palsu, semua ayi lakukan dengan gendam, menunjukan gedung sekolah dengan anak yang bermasalah lalu sudah kembali hidup normal, padahal itu hanya gedung kosong, jika orang tuanya setuju anak sekolah di sekolah palsu Ayi, maka Ayi akan meminta orang tua untuk menandatangani perjanjian, anak tidak boleh dikunjungi selama setahun penuh, hanya boleh video call atau telepon pada hari-hari tertentu.

Karena waktu setahun biasanya anak-anak sudah mulai bisa mengendalikan karuhunnya atau paham kalau dunia ghaib yang mereka kuasai, tidak boleh dibagi ke dunia luar, karena orang tuanya sudah pasti akan marah atau malah semakin menggila dengan obat-obatan yang malah membuat tubuh anak itu sakit.

Itulah nasib kharisma jagat, mereka kadang bahkan tidak bisa menunjukan jati diri, karena jati diri itu bisa bahaya jika diketahui, mereka harus membantu diam-diam dan diemban banyak beban masalah ghaib yang seolah tak ada habisnya, tapi loyalitas mereka pada status kekharismajagatan itu sungguh tinggi, mereka yang sudah paham tentang jati diri biasanya memegang tegus tugas dari Ayi, ratu mereka, karena mereka tahu, Ayi memimpin untuk kebaikan, tanpa uang dan kekuasaan.

Biasanya setahun saat mereka bertemu orang tuanya, di gedung kosong yang disulap jadi sekolah mental palsu itu, anak-anak sudah berubah menjadi lebih normal, orang tua jadi bahagia melihat anaknya jadi normal, pintar dan rapi, bahkan ada yang jadi sangat jenius.

Seperti Abita yang dapat karuhun dari buyutnya, buyutnya meninggal saat berumur 105 tahun, bahkan kakek dan nenek Abita telah meninggal, tapi buyutnya, ayah dari kakek neneknya masih hidup beberapa tahun lalu, saat meninggal, Abitalah yang dipilih Karuhun untuk meneruskan status kharisma jagat, Abita telah bersama karuhunnya selama 2 tahun, 1 tahun di luar AKJ dan sekarang di dalam AKJ telah satu tahun pula.

“Pernah Abita, ini Raden pelakunya.” Ayi menujuk Raden, Raden yang ditunjuk Ayi langsung mengaum, membuat anak-anak terkejut lalu tertawa lagi, Raden suka bercanda dengan mereka.

“Raden turun terlalu cepat, orang tua anak itu tidak tahu dan paham bagaimana membuat anaknya bisa menerima berkah, Raden juga sebagai karuhun harus melemahkan energinya serendah mungkin, tapi meski sudah merendahkan energi, anak itu tidak kuat, anak itu hampir saja meninggal, hingga akhirnya aku melepas Raden dari tubuh anak itu dan menjadikannya karuhunku, meski umur aku dan anak itu mirip, tapi anak itu tidak siap dan sakit-sakitan.

Menjadi kharisma jagat bukan hal yang mudah, karuhun bisa saja dilepas tapi tidak sembarangan, aku bisa membantu tapi tidak semua kukabulkan, karena jika karuhun kulepas, karuhun itu harus menjadi milikku, karuhun itu adalah jin yang terbiasa punya tuan, dia takkan mau kalau menjadi jin independent.” Perkataan Ayi yang modern, membuat anak-anak tertawa lagi, mereka tahu Ayi sedang bercanda, saat semua orang tertawa, tiba-tiba Abita berteriak dan menunjuk Ayi.

Dari mata, hidung dan telinga Ayi keluar darah yang sangat banyak, Hanif yang kebetulan sedang mengajar di lapangan yang sama, mendengar keributan langsung berlari ke arah Ayi dan memapah Ayi masuk ke aula, Ayi lemas darah begitu banyak keluar dari mata, hidung dang kupingnya.

“Hubungi Dokter Adi di klinik kita, cepat, bilang Ayi sepertinya pecah pembuluh darah!” Hanif berteriak pada cantrik senior yang sedang piket dan bertugas memantau keamanan AKJ dengan berkeliling.

Dokter Adi datang dengan cepat, dia memeriksa keadaan Ayi dan yakin kalau Ayi pecah pembuluh darah.

“Kita harus ke rumah sakit.”

“Tidak perlu, aku perlu ke ruang ghaib, aku akan memulihkan diri di sana, aku tidak mau terdeteksi kalau aku sedang sakit, paham!” Ayi berkata dengan serius, Hanif dan Dokter Adi mengangguk, mereka membawa Ayi masuk ke ruang ghaib, Ayi meminta mereka keluar, Ayi lalu duduk bersila, menatap bejana yang telah dia usahakan.

“Sebentar lagi, sebentar lagi, aku akan bisa mengalahkannya, sebentar lagi, aku harus kuat!” Ayi berkata dengan dirinya sendiri.

Saat dia sedang istirahat, ada yang masuk ke ruangan itu, seorang wanita, dia mendekati Ayi dan berbisik, “Sampai kapan?”

Ayi terbangun dan menunjuk bejana, wanita itu mendekati bejana dan tersenyum.

…

“Aku akan ke rumah Mada membawa Yasa.” Alka berbicara pada kawanan, karena ini sudah menjelang malam Malik tidak juga pulang.

“Kau gila! sudah benar kita gempur saja rumahnya, ngapain kamu ke sana Alka!” Alisha kesal karena semua orang lemah.

“Aku pernah mencelakai orang dan dihukum di persidangan, jangan gegabah, kalau Mada sampai kita celakai dan dia hanya manusia biasa, bukan lawan ghaib, habislah kita!” Alka mengingatkan.

“Ya, kakak mau apa?” Ganding bertanya.

“Aku akan membujuk kak Malik pulang membawa Yasa, dia pasti akan mau, Mada juga tidak punya alasan menahannya. Yasa kau harus menangis yang hebat ya kalau di rumah itu, pokoknya kau harus membuat ayahmu pulang, paham?” Alka berkata, Yasa hanya mengangguk, meski dia mungkin tak benar-benar paham.

“Hati-hati kak, kirimlah pesan pada Adit kalau kau merasa butuh bantuan, kami akan langsung meluncur ke sana.” Ganding mengingatkan Alka, Alka paham dan akhirnya jalan ke rumah Mada.

Alka mengetuk pintu, Mada membukanya.

“Oh, Yasa anak cantik, sini tante gendong.” Mada lalu menarik Yasa yang sedang menangis kencang karena Alka memintanya, dia memberikan isyarat di jalanan tadi dengan ekspresi menangis, Yasa paham maka dia menangis.

Alka mencoba menahan Yasa, tapi Mada mendorongnya, Alka tidak ingin ada keributan, maka dia membiarkannya saja.

“Kau ngapain ke sini!” Malik bertanya, dia ada di meja makan, sedang makan.

“Kak, ayo pulang, Yasa mencarimu, dia mau tidur denganmu sepertinya.” Alka membuat alasan, Yasa tidak menangis lagi karena melihat Malik.

“Tidak, kau bawa Yasa pulang, aku menginap.”

“Kak! Jangan, kau harus pulang! Yasa takkan bisa tidur tanpamu!” Alka bersikeras.

“Oh yasudah, Yasa ditinggal di sini saja, ya kan Malik? Tidur denganku, kau pulang saja.” Mada jadi merajalela.

“Tidak, tidak, Yasa rewel, jadi please, sini kembalikan Yasa.” Alka mengulurkan tangan.

“Yasa mau di sini atau pulang?” Mada bertanya.

Yasa menunjuk Malik, “ Tuh kan, dia mau di sini sama ayahnya, kau pulanglah!” Mada berkata dengan sumringah dan centil.

“Kak!” Alka memohon agar Malik bisa pulang.

“Kau pulanglah, aku dan Yasa akan menginap.” Malik memberikan keputusan yang membuat Alka sungguh ingin marah.

“Nggak bisa! Aku mau kakak dan Yasa pulang! Kak ingat, Kakak Sera pasit mencari kakak, jangan begini, nanti kakak Sera sedih!” Alka mengingatkan Malik.

“Kau pulang, jangan buat keributan!” Malik menarik tangan Alka dan melemparnya keluar, Alka terkejut dia sungguh tak paham, Alka lalu berjalan lemas ke rumah, dia malah kehilangan Yasa.

“Kau mau apa lagi!” Malik berteriak pada Mada, karena tadi Mada mengeluarkan Hpny dari kantung celana, Malik tahu, Mada sedang mengancam, memperlihatkan foto itu, makanya Malik meminta Alka cepat keluar agar Mada tidak melakukannya.

“Aku mau kalian menginap, aku mau tidur bersama kalian,” Mada berkata.

Yasa didudukkan di pangkuan Malik, sementara Mada membereskan kasur karena ingin Yasa tidur dengan nyaman di kasur yang bersih, Malik memeluk Yasa dengan lembut, meski hatinya sangatlah marah, dia tidak merasa pernah seterpojok ini, dia bisa saja menebas leher Mada seketika, tapi dia tak bisa, itu akan membahayakan Ayi dan juga kawanan, bahkan Yasa, semua ada aturannya, kalau Mada hanya manusia biasa, Malik bisa masuk penjara lagi.

Lalu akhirnya Malik hanya bisa pasrah.

_____________________________________

Catatan Penulis :

Pelakor tuh memang jahat ya, meski kadang lelakinya salah karena menuruti pelakor, tapi tetap saja, wanita itu menggoda duluan, seharusnya dia tahu batasan, pernak-pernik dunia memang sebegitu mengerikan.

Kalian ada pengalaman buruk sama pelakor? Yuk doain dia biar tahu rasanya sakit yang dirasakan para istri sah. Jangan lupa coment amiiiin ya, supaya doa kita diijabah. Apa yang kamu tabur, itu yang kamu tuai.

Jangan lupa like, coment dan follow akun Noveltoonku ya.

Jangan lupa untuk follow aku juga di :

IG : @mukakanvas

Tiktok : mukakanvas_horor

Youtube : @mukakanvas