Renata di paksa menikah oleh orang tuanya untuk menggantikan Adik Tirinya. Di mana pria tersebut lumpuh dan hampir seluruh tubuhnya bernanah bersamaan keluar aroma busuk.
Enam bulan kemudian suaminya bisa berjalan, tubuhnya sudah tidak lagi bernanah dan mengeluarkan aroma busuk berkat perawatan Renata.
Keluarga dari pihak suaminya sangat senang akan hal itu namun sebulan kemudian suaminya ingin menikah dengan Adik Tirinya. Renata yang sangat kecewa langsung meminta cerai dan pergi meninggalkan suaminya.
Tanpa sengaja dirinya bertemu dengan seorang pria yang sedang terluka parah. Renata yang memiliki hati baik menolongnya hingga pria tersebut sembuh dan mengajaknya untuk menikah.
Apa yang terjadi selanjutnya? Apakah Renata mau menerima pria tersebut atau kembali ke suaminya di mana suaminya menyesali perbuatannya? Ikuti yuk kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sangat Membencinya
"Nenek!" Teriak Veni sambil masih berlari ke arah kamar Mak Lampir.
"Veni! Jika kamu tidak berhenti Ibu akan menghukummu!" Teriak Ibu Vina sambil masih mengejar Veni.
Veni yang masih muda dan energi berlari dengan cepat hingga akhirnya Veni membuka paksa kamar Nenek Lampir. Nenek Lampir yang baru saja tidur langsung terbangun dan menatap Veni dengan tatapan tajam.
"Kenapa kamu mengganggu tidur Nenek?" Tanya Nenek Lampir dengan wajah kesal.
"Nenek, Aku ingin melaporkan ..." Ucapan Veni terpotong oleh teriakan Ibu Vina.
"Veni!" Teriak Ibu Vina dengan wajah kesal sambil memasuki kamar Ibu Mertuanya.
"Tidak Ibu ... tidak Anak ... Sama saja. Kalian ngapain sih?" Tanya Nenek Lampir dengan nada satu oktaf.
"Maaf Bu, Veni ingin meminta uang ke Ibu dan Aku sudah melarangnya tapi Veni tetap memaksa ingin pergi menemui Ibu." Jawab Ibu Vina berbohong.
"Apakah itu benar Veni?" Tanya Nenek Lampir sambil menatap tajam ke arah Veni.
"Ibu bohong, Nek." Jawab Veni sambil meletakkan peti ukuran sedang ke atas meja.
"Apa itu?" Tanya Nenek Lampir penasaran.
"Nenek, Ibu sengaja menyembunyikan uang di dalam peti ini." Jawab Veni sambil membuka peti tersebut.
"Apa?" Tanya Nenek Lampir dengan wajah terlihat kesal.
"Untuk apa kamu menyimpan uang ini?" Tanya Nenek Lampir sambil menatap tajam ke arah menantunya.
"Ibu, menantumu ini mempunyai kesulitan karena itu Aku sengaja menyimpan uang ini." Jawab Ibu Vina dengan wajah yang terlihat pucat pasi.
Hal ini dikarenakan uang yang selama ini di tabung bertahun-tahun pasti akan di ambil paksa oleh Nenek Lampir.
"Tentu saja kamu mempunyai kesulitan karena kamu yang bertanggung jawab memegang seluruh keuangan Keluarga Besar Alexander." Ucap Nenek Lampir.
"Setiap hari di depanku, kamu selalu merengek dan selalu mengeluh di depanku serta di depan suamimu. Tapi ternyata kamu dengan sengaja menyembunyikan uang pribadi." Sambung Nenek Lampir sambil masih menatap tajam ke arah Ibu Veni.
"Veni, uang ini kamu pakai saja untuk mengadakan pesta ulang tahunku. Jika masih ada sisa maka uang ini akan menjadi milikmu." Ucap Nenek Lampir sambil menatap ke arah Veni.
"Terima kasih, Nenek." Ucap Veni sambil tersenyum bahagia.
Berbeda dengan Ibu Vina, di mana Ibu Vina terlihat sangat jelek sambil menatap tajam ke arah putri bungsunya yang terlihat sangat senang mendapatkan rejeki nomplok.
"Kali ini Aku pasti akan membuat pesta ulang tahun Nenek berlangsung sangat meriah." Ucap Veni.
Nenek Lampir hanya menganggukkan kepalanya kemudian mengusir mereka berdua karena dirinya ingin melanjutkan tidur.
Ibu Vina hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar kemudian pergi meninggalkan tersebut sambil menahan amarahnya terhadap Renata dan Veni.
Ibu Vina semakin membenci Veni karena sering menentang dan membantah apa yang dikatakannya. Di tambah dengan kejadian ini membuat Ibu Vina ingin memberikan pelajaran ke Veni.
xxxxxxx
Pesta Ulang Tahun Nenek Lampir
Tidak terasa waktu berlalu dengan cepatnya dan tidak terasa pula nanti sore, Keluarga Besar Alexander akan mengadakan pesta ulang tahun untuk Nenek Lampir.
Pagi-pagi sekali para pelayan sibuk mempersiapkan acara ulang tahun Nenek Lampir. Ada yang membersihkan halaman, ada yang membersihkan semua kamar-kamar dan ada juga ada yang sibuk di dapur.
"Wadah sayur dan wadah ikannya diletakkan di atas meja saja." Ucap Asisten Rahel.
"Baik." Jawab para pelayan dengan serempak.
Kemudian para pelayan meletakkan buah-buahan, daging, ikan, telur dan sayur-sayuran. Tidak berapa lama datang Veni di mana Veni berjalan ke arah Asisten Rahel.
"Nona Veni." Panggil Asisten Rahel.
"Apakah pesananku sudah kamu belikan semuanya?" Tanya Veni sambil menatap satu persatu yang ada di atas meja.
"Sesuai permintaan Nona Veni, buah-buahan, daging, ikan, telur dan sayur-sayuran Saya beli lumayan murah dan hampir dua jam Saya menawarnya." Jawab Asisten Rahel.
"Bagus. Tapi kenapa buah-buahan dan sayur-sayuran tidak segar? Terus kenapa dagingnya bau busuk dan kenapa ikannya hampir mati?" tanya Veni dengan wajah terlihat kesal.
Sambil berbicara Veni menutupi hidungnya dengan tangan kiri dan tangan kanannya dikibas-kibaskan untuk mengurangi aroma busuk.
"Nona Veni, semua yang Aku beli ini karena Nona Veni hanya memberiku uang 1 juta jadi mau tidak mau Saya terpaksa membeli semuanya dengan harga paling murah supaya sesuai dengan yang di catat Nona Veni." Jawab Asisten Rahel.
("Sebenarnya Saya hanya hanya membeli ikan yang hampir mati seharga dua puluh ribu dan sisa uangnya untukku karena sudah satu bulan lebih Aku belum terima gaji. Untuk daging Saya membeli seharga tiga puluh ribu. Sedangkan untuk bahan lainnya Aku pungut dari para penjual di pasar makanya rata-rata pada busuk." Sambung Asisten Rahel yang tidak mungkin mengatakan di depan Veni).
"Oh ya, harga kepiting sangat mahal dan harus menghabiskan uang dua juta untuk membelinya jadi Saya terpaksa tidak membelinya." Ucap Asisten Rahel.
"Dasar bod*h! Kamu sama sekali tidak tahu cara memikirkannya!" Bentak Veni dengan wajah kesal.
"Nona Veni, pesta ini diadakan untuk ulang tahun Nyonya Besar Tua." Ucap Asisten Rahel.
"Jika terlalu hemat, apakah tidak apa-apa?" Tanya Asisten Rahel tanpa mempedulikan bentakan Veni.
Hal ini dikarenakan dirinya sudah terbiasa mendapatkan perlakuan seperti itu di Keluarga Besar Alexander. Asisten Rahel berencana setelah acara ulang tahun Nenek Lampir sudah selesai, dirinya akan pulang kampung dan tidak akan kembali bekerja di keluarga Alexander.
"Apa yang kamu tahu? Orang-orang yang datang di perjamuan hanya orang itu-itu saja. Jadi buatlah hidangan-hidangan ini mewah dengan harga sangat murah." Jawab Veni.
"Cukup membeli dengan harga murah maka Aku akan mendapatkan keuntungan besar. Uang dari hasil keuntungan bisa Aku pakai buat mahar pernikahanku nanti." Sambung Veni.
"Oh ya, siapa saja orang yang datang ke pesta ulang tahun Nenek?" Tanya Veni.
"Ini Nona. Mohon Nona Veni memeriksanya ." Jawab Asisten Rahel sambil memberikan daftar tamu undangan.
Veni langsung menerimanya kemudian membaca satu persatu daftar tamu undangan. Hingga Veni membaca salah satu daftar tamu undangan yang merupakan orang yang sangat dibencinya.
"Kenapa nama Dia ada di dalam daftar tamu undangan? Bukankah orang yang Aku undang adalah orang-orang kaya di kota ini?" Tanya Veni sambil menatap Asisten Rahel dengan tatapan tajam.
Veni sengaja mengundang semua orang kaya agar Veni bisa berkenalan dengan mereka hingga akhirnya Veni bertemu seorang pria kaya kemudian Veni menikah dengan pria kaya tersebut.
Namun pada kenyataannya dua belas pria kaya tersebut tidak ada satupun yang di undang. Hal itulah membuat Veni sangat kesal terhadap Asisten Rahel.