Kairos Lim, aktor papan atas yang terpaksa menghadapi badai terbesar dalam hidupnya ketika kabar kehamilan mantan kekasihnya bocor ke media sosial. Reputasinya runtuh dalam semalam. Kontrak iklan dibatalkan, dan publik menjatuhkan tanpa ampun. Terjebak antara membela diri atau menerima tanggung jawab yang belum tentu miliknya. Ia harus memilih menyelamatkan karirnya atau memperbaiki hidup seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan untuk ditinggalkan
Berat untuk Hanna meninggalkan kediaman Kairos, akan tetapi ia tidak punya keberanian untuk menentang perintah Tuan Lim. Salah satu orang penting negara dan dihormati hampir seluruh masyarakat negeri Ginseng.
Hanna mendorong pelan pintu gerbang berbahan kayu milik orang tuanya. Ia senyum kikuk mendapati sang appa berdiri seraya bersedekap dada. Sorot mata tajam menghilangkan keberanian Hanna untuk tidak bersuara.
"Appa sudah tahukan kemana Hanna pergi, jadi tidak perlu Hanna jelaskan," ucap Hanna dan melewati appanya begitu saja.
"Appa melarangmu karena banyak alasan Hanna. Bukankah dulu appa mendukung hubunganmu dengan Kairos? Appa hanya ingin kamu aman. Cinta bisa menghancurkan segalanya."
"Tapi di situasi seperti ini oppa membutuhkan dukungan ...."
"Memberikan dukungan tanpa bertemu adalah jalan terbaik dari maraknya media tentangmu dan dirinya."
"Iya," lirihnya dan memasuki rumah. Kali ini ia berpapasan dengan eomma yang baru saja menuruni anak tangga.
"Eomma sudah menyiapkan makan malam untukmu. Ayo makan setelah itu istirahat. Bukannya kamu ada jadwal ke Kanada?"
"Hanna hampir lupa Eomma."
"Tidak apa-apa Sayang, namanya juga sedang banyak pikiran." Wanita paruh baya itu tersenyum hangat. Dia tahu putrinya sangat penurut jika berbicara penuh kelembutan.
Sebenarnya perjalanan Shin Hanna ke Kanada selain pekerjaan, dia akan tinggal untuk beberapa bulan ke depan di rumah oppanya. Mungkin dengan begitu bisa menjauhkan Hanna dari terseretnya kasus Kairos yang semakin besar saja.
***
Aura damai yang selalu terpancar di apartemen Kairos, kini berubah mencekam. Keheningan sudah menemani beberapa saat lalu usai makan malam tanpa ada pembicaraan.
Hanya satu orang yang sangat Kairos takuti sekaligus dia hormati. Yaitu Tuan Lim, orang tua angkat sekaligus orang paling berjasa dalam hidupnya. Takut dibuang, Kairos berusaha keras menjadi orang berguna dan membanggakan Tuan Lim. Menciptakan karakter lain pada dirinya demi mendapatkan cinta siapapun, bahkan ia hampir kehilangan identitas aslinya andai saja tidak ada Hanna dan Minho di sisinya.
"Seharusnya Kai tidak membuat kekacauan di saat pemilu semakin dekat, Appa. Kai berjanji akan menyelesaikan semuanya dengan cepat."
"Appa memberimu waktu sepekan untuk membersihkan nama juga menstabilkan saham perusahaan, jika tidak kamu akan menerima saksi dari kesalahanmu," ujar Tuan Lim dan meninggalkan Kairos tanpa bertanya apakah keadaan putra angkatnya itu baik-baik saja.
Padahal jelas ada luka di wajah Kairos akan tetapi Tuan Lim seolah tidak melihatnya.
"Kai."
"Hm."
"Sepertinya mama nona Sena benar-benar melaporkan kamu ke pihak berwajib."
"Aku yang akan mengurus semuanya," jawab Kairos dan beranjak dari tempatnya terpaku saat appanya datang.
Waktu yang diberikan oleh appanya, juga kerugian yang diciptakan scandal tersebut mendesak Kairos antara tetap di jalan yang benar, atau melakukan hal sedikit tidak waras demi keamanan dirinya sendiri.
Pria itu mendial nomor yang sudah lama tidak dihubunginya.
"Apa kabar Tuan Lim, sepertinya ada hal yang sangat mendesak sehingga aktor terkenal seperti anda menelepon di luar jam kerja."
"Kamu sudah tahu apa tujuan saya. Katakan apa yang kamu inginkan agar surat perintah penangkapannya tidak turun!"
"Jabatan yang lebih tinggi."
"Terkabulkan."
Kairos memutus sambungan teleponnya. Berkat menjadi putra angkat seorang politikus, ia mempunyai banyak relasi di mana-mana. Dua tahun lalu dia selalu menggunakannya demi melindungi mantan kekasihnya, dan sekarang dia kembali memanfaatkan para oknum demi melawan mantan kekasihnya.
"Kai, pihak SE mengatakan bahwa pengajuan dari keluarga Han Sena ditolak karena kurangnya bukti."
"Baguslah." Kairos tersenyum, memang memiliki relasi sangatlah berguna di situasi genting seperti ini.
***
Tidak mempunyai kontrak kerjasama dengan brand manapun, atau jadwa syuting drama yang ditunggu-tunggu para pengemar, bukan berarti Kairos tidak sibuk. Pria itu sibuk mengurus saham di balik layar juga berusaha memperbaiki namanya tanpa melibatkan media dan berhati-hati dalam melangkah.
Ini semua karena ketakutannya dibuang oleh Tuan Lim. Padahal jika dibuang ia tidak akan sengsara sebab mempunyai cukup dana dan beberapa saham di tempat lain.
Namun, entah mengapa Kairos begitu takut. Takut seseorang yang membantunya keluar dari neraka dan memperkenalkan dunia yang sebenarnya, menyayangi orang lain selain dirinya. Padahal usianya sudah 29 tahun.
Kali ini langkah kaki Kairos membawanya ke tempat pemakaman. Di tangannya terdapat buket bunga kesukaan mantan kekasihnya. Ia berdiri cukup lama, memandangi pusaran tanah dengan nisan bertuliskan nama seseorang yang pernah singgah dihatinya.
Sehari pun, Kairos tidak memiliki kebencian pada Han Sena, meski ia pernah dimanfaatkan karena cintanya yang begitu besar.
"Maaf aku datang terlambat Sena," lirihnya, berjongkok meletakkan buket yang dia bawa. "Seharusnya malam itu aku mengulurkan tangan dan membantumu bangkit. Menyuruhmu bertahan bukan menyerah," lanjutnya.
"Harusnya aku bertanya siapa pria yang telah menghamilimu dan membalaskan apa yang kamu rasakan, bukan pergi begitu saja."
"Han Sena, tolong jika menghukumku, hukum aku dengan cara lain, jangan melalui karir. Beri aku petunjuk, aku tahu kamu tidak menginginkan hal ini terjadi bukan? Andai kamu masih ada, mungkin kamu orang pertama yang akan membelaku."
"Kai, sebentar lagi seseorang akan datang. Kita harus pergi," ujar sang manajer mengingatkan.
Kairos mengangguk, perlahan tapi pasti meninggalkan pusaran tersebut. Tanpa menyadari ada yang memotret dirinya saat berkunjung ke makam Han Sena.
Secepat wabah menyebar, berita tentang kunjungan Kairos ke pemakaman masuk media sosial. Komentar-komentar terbagi menjadi dua golongan. Dia yang melihat dengan kebencian, dan dia yang melihat dari kebenaran.
Lanjut nanti, komen dan like nya jangan lupa🥰