NovelToon NovelToon
The Runway Home

The Runway Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yayalifeupdate

Setelah menaklukan dunia mode internasional, Xanara kembali ke tanah air. Bukan karena rindu tapi karena ekspansi bisnis. Tapi pulang kadang lebih rumit dari pergi. Apalagi saat ia bertemu dengan seorang pria yang memesankan jas untuk pernikahannya yang akhirnya tak pernah terjadi. Tunangannya berselingkuh. Hatinya remuk. Dan perlahan, Xanara lah yang menjahit ulang kepercayaannya. Cinta memang tidak pernah dijahit rapi. Tapi mungkin, untuk pertama kalinya Xanara siap memakainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suara Diujung Malam

Hujan tipis membasahikaca jendela kamar Xanara. Jam hamir menunjukan tengah malam ketika ponselnya berdering. Dan seperti biasa, nama ‘Harvey’ muncul di layar ponselnya, yang mmebuat jantung Xanara seolah naik ke tenggorokan.

“Belum tidur?” – Harvey

“Belum, banyak sketsa yang belum selesai” – Xanara

“Kalau aku bilang, aku telepon kamu cuma buat dengar suara kamu, kamu percaya?” – Harvey

Xanara tersenyum kecil meski ia tahu Harvey tak bisa melihatnya.

“Kamu selalu punya cara buat aku berhenti kerja” – Xanara

“Kalau gak ganggu, nanti ada yang curi perhatian kamu” – Harvey

Nada bicara Harvey terdengar berat, hampir seperti bisikan.

“Kamu sadar gak, aku sudah lama gak bisa tidur nyenyak. Tiap malam yang kebayang cuma kamu, cara kamu nunduk waktu gambar pola, atau bibir kamu yang waktu menjelaskan detail desain” – Harvey

“Bahaya kalau semua klien seperti kamu” – Xanara

“tenang saja, aku cuma satu, dan cuma mau kamu” – Harvey

Keheningan menggantung, dan hanya napas mereka yang terdengar.

“Kamu lagi pakai apa?” – Harvey

“Baju rumah biasa” – Xanara

“Penasaran, sepertinya aku harus lihat langsung” – Harvey

“Malam-malam begini?” – Xanara

“Kalau aku bilang iya?” – Harvey

Jantung berdetak tak beraturan. Harvey memang tak mengatakan hal-hal vulgar, tapi intonasinya cukup membuat tubuh Xanara panas dingin.

“Tidur Xanara, besok jangan kaget kalau aku tiba-tiba muncul” – Harvey

“Datang saja, gak usah cari alasan” – Xanara

Sambungan telepon terputus, tapi panas yang ditinggalkan percakapan itu bertahan ditubuh Xanara.

Pagi ini, butik Xanara ramai dari biasanya. Bukan karena banyak klien, tapi karena para pegawai membicarakan hal yang sama, yaitu gosip.

“Katanya, tunangan Pak Harvey itu lagi di luar kota. Tapi kemarin dia kelihatan nongkrong lama di depan butik kita”

“Mungkin urusan kerja”

“Kerja? Lihat saja cara memandang Bu Xanara”

Xanara pura-pura sibuk, tapi telinganga menangkap semua. Ia baru saja mengambil gulungan kain ketika pintu butik terbuka dan Harvey masuk ke dalam. Pakaiannya casual, tapi tatapannya sama sekali tidak santai.

Dia berjalan langsung kearah Xanara, tanpa menghiraukan orang-orang yang memperhatikan.

“Pagi, ada waktu buat aku” Tanya Harvey.

“Buat kamu? Ada” jawab Xanara.

Senyum tipis Xanara tak pernah lepas dari wajah Harvey, dia berdiri cukup dekat membuat jarak diantara mereka hampir tidak ada.

“Bagus. Soalnya aku gak suka dengar gosip aneh-aneh tentang kamu diluar sana”

Xanara mengerjapkan matanya.

“Kamu datang hanya untuk itu?” Tanya Xanara.

“Aku datang untuk menunjukan siapa yang aku mau, supaya gak ada salah paham”

Tangan Harvey singgah di punggung Xanara sekilas, tapi cukup lama untuk membuat darahnya mengalir deras. Mata mereka bertemu, dan tatapan itu seperti ada sesuatu yang tak lagi bisa mereka pura-purakan.

Xanara berusaha tetap tenang, meski semua mata di butik memandangi mereka.

Harvey tersenyum tipis seolah tahu betul bahwa tindakannya akan memicu bisik-bisik sepanjang hari.

“Kita keluar sebentar, aku tunggu di mobil” Ucap Harvey.

Harvey pergi begitu saja, meninggalkan aroma parfumnya yang masih menempel di udara. Pegawai butik saling pandang, seakan baru saja menonton adegan dari drama yang tak pernah mereka bayangkan akan terjadi di dunia nyata.

Xanara menunggu beberapa menit sebelum akhirnya menyusul. Diluar hujan tipis, dan mobil Harvey terparkir di pinggir jalan. Begitu masuk, pintu langsung terkunci otomatis.

“Jadi, mau kemana?” Tanya Xanara

“Tidak penting kemana, yang penting aku bebas bisa ngobrol sama kamu tanpa penonton”

Mobil melaju perlahanmelewati jalanan kota yang masih basah. Lampu-lampu jalan memantul di kaca, menciptakan suasana remang yang nyaris intim.

“Tentang telepon semalam” ucap Harvey terputus.

“Apa?”

“Aku gak bercanda waktu aku bilang kepikiran kamu terus”

Harvey menoleh sebentar, menatap mata Xanara seperti sedang menilai reaksi di wajahnya.

“Dan sekarang, setelah lihat kamu lagi, ternyata lebih parah”

Xanara membuang pandangannya, mencoba menahan senyum yang nyaris muncul.

“Kamu sering ngomong begini ke semua perempuan?” Tanya Xanara.

“Semua orang? Gak, cuma kamu. Dan gak akan pernah berhenti”

Mobil akhirnya berhenti disebuah café kecil yang lampunya temaram. Hanya ada beberapa meja yang terisi, mereka duduk di sudut, jauh dari keramaian.

“Aku tahu semua orang sedang membicarakan kita. Tapi aku gak peduli, justru akum au mereka tahu” ucap Harvey.

“Tahu apa?”

“Kalau aku gak akan pernah lepasin kamu”

Kata-kata itu membuat udara diantara mereka jadi lebih panas dari pada kopi yang baru saja disajikan. Xanara menatap Harvey, mencoba membaca matanya, mata yang kali ini tidak menyembunyikan apapun.

“Kalau kamu terus begini, aku bisa keterusan” ucap Xanara.

“Bagus, karena aku juga gak mau berhenti”

Percakapan itu berlanjut, sampai café hampir tutup. Saat mengantar Xanara pulang, hujan turun lagi bahkan lebih deras dari sebelumnya. Begitu sampai di depan rumahnya, Harvey tak langsung melepas Xanara pergi.

“Kamuy akin mau masuk sendirian? Aku bisa temani kamu sampai kamu tidur lewat telepon, kalau kamu mau” ucap Harvey.

Xanara tertawa kecil dan menggeleng lalu hendak membuka pintu namun Harvey menahan tangan Xanara.

“Jangan telepon aku mala mini, Harvey” Ucap Xanara

“Kalau aku kangen”

“Tahan, supaya besok lebih parah”

Xanara benar-benar keluar dari mobil Harvey dan menutup pintu. Tapi bahkan suara hujan tak culup keras untuk menutupi degup jantungnya yang berantakan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!