Azzam Syauqi Atharis pria yang dulunya memilik sifat ceria dan jahil berubah menjadi sosok pria dingin setelah tragedi na'as yang terjadi di dalam keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joelisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Setelah makan siang bersama dengan Azzam Letta kembali ke mejanya, di lihatnya Daniel sudah duduk di sana terlihat fokus dengan laptopnya.
Letta pun memulai kembali perkerjaan yang tadi sempat tertunda.
Beberapa saat kemudian tiba-tiba saja seorang pria melewati meja kerjanya dan langsung masuk ke dalam ruangan Azzam tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Letta melongo melihat pria itu.
Itu bukannya yang waktu itu nangis di rumah sakit, bukan?.
"Nggak apa-apa Nyonya. Itu tadi Tuan Leo sepupunya Tuan Azzam."ucap Daniel saat melihat wajah bingung Letta.
Di ruangan Azzam Leo sudah duduk santai di sofa yang tersedia di ruangan itu."Baru berapa hari gue nggak kesini, udah sekretaris baru aja duduk di depan situ. Cantik lagi"goda Leo
"Jaga mata lo, dia tunangan gue!"
" Oh... APA! Tunangan? Sejak kapan lo tunangan,kok gue nggak tau?!"
"Kalau di hitung-hitung udah hampir dua minggu."
"Gila! Lo tunangan nggak ngasih tahu gue? Lo udah mulai main rahasian sama gue zam?"
"Nggak, cuman belom ketemu lo aja."
"Jadi maksud lo kalau gue tadi nggak kesini,sampai lo nikah pun gue nggak bakalan tahu? Kan bisa lewat telpon zam ngasih tahunya." protes Leo.
Azzam hanya mengendikkan bahu, Yang benar saja selama ini yang selalu nelpon duluan itu selalu Leo,Azzam bisa di katakan jarang sekali menelpon nya lebih dulu kecuali dalam keadaan darurat yang mengharuskan pria dingin itu menelpon lebih dulu.
"Terus, bokap gue udah lo kasih tahu,belum?"tanya Leo sedangkan yang ditanya menggelengkan kepala.
"Ya tuhan. Azzam!" Leo berdecak sebal.
"Gue harus kasih tahu Daddy nih sekarang, biar tuh orang cepat balik kesini."
"Emang Om Billy kemana?"
"Bali. Bareng bini nya."
"Nyokap lo?"
"Ya iyalah, nyokap gue! Lo pikir bini bokap gue ada berapa?"Kesal Leo
"Mendingan lo diem deh,gue mau kasih tahu Daddy. Siap-siap lo kena semprot sama Opa Theo."
"Macem-macem lo."
"Biarin,siapa suruh tunangan nggak ngasih tahu."
Azzam tidak memperdulikan Leo dia kembali fokus dengan perkerjaannya, sedangkan Leo malah sibuk berbalas pesan di grub keluarganya. Bahkan si Dea langsung nimbrung di sana.
Dea: Abang dimana?
Leo:Athariz.
Dea: Jangan kemana-mana aku sama Dion nyusul kesana.
Leo: Oke!
Leo terkikik geli."siap-siap lo Zam di serbu adek-adek kesayangan lo!"
*
*
*
Dea dan Dion kini sudah berada di ruangan Azzam,
menatap intens pada lelaki yang lebih tua dari mereka itu. Azzam merasa tiba-tiba saja dia di sidang oleh bocil.
"Bang Azzam kok nggak kasih tahu Dea? Kalau udah tunangan?"
"Bang Leo kira-kira cantik nggak tunangannya bang Azzam?"tanya Dion memotong percakapan.
Ctaak
Bukannya di jawab malah kena jitakan maut dari Leo.
"Adoohh! Kok malah di jitak sih bang?"
"Ngadi-ngadi lo ya! Orang lagi serius lo malah nanya nya kemana. Noh kalau mau tahu ceweknya duduk di luar."
"Tapi pas masuk nggak ada siapa-siapa di luar kecuali bang Daniel." sahut Dea
Tidak tahu saja mereka Azzam sudah antisipasi lebih dulu dengan menyuruh Letta pergi ke ruangan Reno.
Sedangkan Letta saat ini tengah santai di ruangan Reno bahkan di jamu dengan beberapa cemilan oleh Reno, sebenarnya Letta penasaran sama dua adik sepupu kembar Azzam yang tadi di katakan oleh Reno. Tapi ia tidak ingin membuat Azzam marah jika katanya belum saatnya untuk bertemu maka dia akan menurut saja.
Beberapa jam berlalu Letta sampai ketiduran di ruangan itu saking bosannya menunggu,sedangkan Reno dia sudah pergi setelah menyediakan kebutuhan Letta disana. Dia sadar diri tidak mungkin berada di satu ruangan dengan Tunangan boss bisa-bisa digorok lehernya oleh Azzam. Jadi Reno pun memutuskan mengungsi ke tempat lain.
Letta terbangun dari tidurnya jam menunjukkan pukul 16:35. " Ahh, aku ketiduran udah hampir jam lima lagi."
Letta bangkit dan berjalan ke arah pintu setelah membersihkan sisa-sisa bekas cemilan yang dia makan tadi. Dia menyembulkan sedikit kepala di pintu menatap sekeliling,dikira sudah aman dia pun langsung keluar.
"Gimana? Mereka udah pulang?!"
"Udah. Nyonya,udah sekitar satu jam yang lalu."
"Lo kok aku nggak di kasih tahu?"
" Tadi Tuan sudah ke ruangan Reno, tapi katanya Nyonya sedang tidur. Mungkin Tuan tidak tega mau bangunin Nyonya."
Letta menghela nafas di tambah lagi semua perkerjaannya sudah selesai. Sudah pasti Daniel yang mengerjakannya. Membuat Letta jadi merasa tidak enak.
"Sudah bangun?"
Mendengar suara itu Letta langsung menoleh dan mendapati Azzam sudah berdiri tegak di depan meja kerjanya.
"Kamu kok nggak bangunin aku tadi? Tanya Letta
"Nggak apa-apa, kamu kelihatan capek banget tadi." jawab Azzam jujur.
"Tapi kan aku masih banyak kerjaan tadi, malah jadi Daniel kan yang ngerjainnya."sungut Letta
"Tidak apa-apa Nyonya."Sahut Daniel.
"Tuh, kamu denger sendiri dia aja nggak keberatan."
"Tapi kan___"
"Udah, ayo pulang!" potong Azzam ia langsung menarik Letta,tidak lupa pula meraih tas Letta yang tergeletak di atas meja.
"Sini'in tasnya biar aku bawa sendiri."
"Nggak apa-apa biar aku aja."
Letta pun hanya bisa pasrah,tapi di dalam hatinya dia merasa hangat di perlakukan semanis ini oleh Azzam apalagi saat ini Azzam tengah menggandeng tangannya..
"Tidak usah di pikirkan, nanti aku akan kasih Daniel bonus lebih."ucap Azzam.
Sesaat pandangannya mengabur, bayangan orang tuanya yang selalu sibuk dengan bisnis mereka yang jarang meluangkan waktu, apalagi untuk hal-hal kecil semacam ini. Pikirannya terjaga lalu fokus pada Azzam calon suami nya yang seharusnya tidak pernah ada dalam kehidupannya. Tapi, anehnya disini ia duduk dalam perjalanan bersama Azzam, merasa diperhatikan.
Tersentak, Letta menggigit bibir bawahnya. Tidak. Tidak mungkin. Tidak boleh. Dia sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun membangun citra kuat, mandiri. Itu adalah pilihan yang dia buat sendiri penuh pertimbangan. Jauh dari perasaan yang dapat membuatnya rentan.
"Jangan jatuh hanya untuk hal ini, Letta," bisiknya dalam hati, memaksa dirinya untuk menahan setiap emosi yang datang.
Tapi di balik dinding keras yang ia bangun,ada sesuatu yang retak. Sesuatu yang perlahan mengalir kehangatan yang dia tak tahu bagaimana menjelaskan. Itu bukan soal uang, bukan tentang materi, melainkan perhatian kecil yang muncul
begitu saja, tanpa di harapkan. Di situlah untuk sekejap hatinya berdebar lebih cepat.
*
*
*
Billy dan Renata istrinya baru saja tiba di hotel setelah melakukan penerbangan dari jakarta menuju bali. Billy mengaktifkan kembali ponselnya yang sengaja dia matikan sepanjang perjalanan tadi, ketika benda pipih itu di nyalakan berderet notifikasi masuk dari beberapa nomer termasuk nomer telpon putra sulungnya Leo.
***Leo:Dad,ada kabar gembira. Pastikan jantung Daddy aman setelah mendengarnya***.
Billy: Kabar apa Boy? Jangan bikin Daddy penasaran.
Leo:Azzam tunangan Dad,sebentar lagi akan menikah.
Billy: Jangan ngaco kamu, nggak lucu.
Leo: Ya elah, di kasih tahu malah nggak percaya. Ya udah tanya langsung aja sama orangnya.
" Kenapa Dad? Kok wajahnya kaya orang bingung gitu?!" tanya Renata yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Ini, Daddy dapat pesan dari Leo katanya Azzam udah tunangan."jawab Billy
"Bagus dong. Berarti bentar lagi Azzam mau nikah."
"Iya,tapi kok aku nggak tahu Azzam dekat dengan perempuan."
"Kamu macam nggak tahu aja,ponakan kamu itu kan penuh kejutan dan ada aja gebrakannya."
Billy terkekeh, benar juga apa kata istrinya ponakannya itu tidak banyak bicara tapi selalu ada saja kejutannya.
Kembali ke jakarta,Leo saat ini sedang berada di apartemennya. Kenapa tidak pulang ke kediaman wilson jawabannya adalah Leo menghindari dua perusuh di rumah itu yang tak lain adik kembarnya yang selalu saja berulah.
Leo yang baru saja selesai mandi, ia berbaring di atas kasur king size miliknya sambil bermain ponsel tiba-tiba saja ia teringat kejadian tadi siang saat di kafe. Leo pun bangkit lalu mengambil id card milik gadis tadi, memperhatikan wajah gadis itu dengan seksama.
"Sepertinya aku pernah melihatnya sebelumnya,tapi dimana ya?"
tiba-tiba saja dia teringat kejadian beberapa minggu yang lalu.
FLASBACK.
Leo sedang berada di pinggir jalan mobil yang di kendarainya tiba-tiba saja mogok. Karena Leo orang tidak terlalu ambil pusing dia meninggalkan mobilnya begitu saja di pinggir jalan setelah menghubungi asistennya untuk mengurusnya.
Dia pun berjalan menuju halte yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempatnya. Sebuah bus berhenti di depan halte dan sosok seorang gadis berambut pendek sebahu duduk di salah satu bangku yang dekat dengan jendela di dalam bus tersebut.
Gadis itu tidak sengaja melihat pemandangan yang menyakiti hatinya, kekasihnya sedang bermesraan dengan salah satu temannya mereka baru saja keluar dari toko bunga. Gadis yang bersama kekasihnya itu melihat ke arahnya dan dengan sengaja malah mencium kekasihnya di hadapannya seakan memberitahunya bahwa dia sudah kalah.
Setelah bus kembali berjalan gadis itu tertunduk menangis merasakan sesak di dadanya,Leo yang sedang berdiri tak jauh dari gadis itu merasa jiwa ke lelakiannya terpanggil dengan perlahan Leo melangkah mendekati gadis itu dan berdiri di hadapannya.
Ini busnya seperti ala-ala di drama korea itu ya, kalian bayangkanlah sendiri.hehe
Lanjut, saat sudah berada di hadapan gadis itu Leo melepas topi hitamnya lalu memakaikannya ke kepala gadis itu,setelah itu dia kembali melangkah menuju bangku paling belakang.
Setelah bus berhenti,dan sang gadis sudah tidak menangis lagi ,dia baru sadar kalau dia sedang mengenakan topi entah dari siapa dia celingak-celinguk merasa malu dengan keadaan matanya yang sudah sedikit membengkak.
Leo memperhatikannya dari kursi belakang tampak ragu ingin membantu gadis itu kembali,akhirnya ia membantu gadis itu kembali dia melangkah melewatinya setelah sampai di hadapannya Leo dengan gerak cepat meletakkan kacamata hitam miliknya di pangkuan gadis itu dan langsung pergi begitu saja tanpa menoleh sekali pun.
Gadis itu terkejut,ia langsung memakai kacamatanya dan segera turun dari bus berniat mengejar Leo namun Lelaki itu sudah menghilang dari pandangannya.
FLASBACK OF.
Gadis cengeng. Ucap Leo spontan saat mengingat dimana dia pernah melihat gadis itu sebelumnya.
sebuah senyuman terukir di bibirnya, tidak menyangka kalau dia akan bertemu kembali dengan gadis itu.
Dunia benar-benar sempit lirihnya.