NovelToon NovelToon
Kirana Gadis Indigo

Kirana Gadis Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Kirana, seorang siswi SMA dengan kemampuan indigo, hidup seperti remaja pada umumnya—suka cokelat panas, benci PR Matematika, dan punya dua sahabat konyol yang selalu ikut terlibat dalam urusannya: Nila si skeptis dan Diriya si penakut akut. Namun hidup Kirana tidak pernah benar-benar normal sejak kecil, karena ia bisa melihat dan berkomunikasi dengan arwah yang tak terlihat oleh orang lain.

Saat sebuah arwah guru musik muncul di ruang seni, meminta bantuan agar suaranya didengar, Kirana terlibat dalam misi pertamanya: membantu roh yang terjebak. Namun kejadian itu hanyalah awal dari segalanya.

Setiap malam, Kirana menerima isyarat gaib. Tangga utara, lorong belakang, hingga ruang bawah tanah menyimpan misteri dan kisah tragis para arwah yang belum tenang. Dengan bantuan sahabat-sahabatnya yang kadang justru menambah kekacauan, Kirana harus menyelesaikan satu demi satu teka-teki, bertemu roh baik dan jahat, bahkan melawan makhluk penjaga batas dunia yang menyeramkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Setelah penggalian malam itu, Kirana dan kelompoknya tidak bisa tidur tenang. Pita rambut yang berlumur darah dan surat merah itu menghantui pikiran mereka. Tapi yang paling mengganggu adalah satu kalimat terakhir yang seolah menjadi kutukan:

"Aditya Surya belum mati. Dia kembali… dalam wujud yang tak kalian kenal."

 

Pagi berikutnya, di sekolah

Sekolah mendadak ramai oleh isu perpindahan kepala yayasan. Guru-guru berbisik tentang seseorang baru yang akan mengelola program sejarah dan warisan budaya sekolah.

“Nggak mungkin kebetulan,” ujar Diriya. “Kita baru gali masa lalu, eh sekarang tiba-tiba ada tokoh dari masa lalu yang muncul dengan wajah baru?”

Di lorong guru, mereka mencuri pandang ke arah ruang rapat. Seorang pria setengah baya berjas rapi berdiri di depan papan, sedang memperkenalkan diri pada para guru. Ia tersenyum, namun sorot matanya tajam dan terlalu dingin.

“Namanya... Pak Adrian Surya,” bisik Kezia. “Katanya, dia lulusan luar negeri, punya ketertarikan pada benda-benda kuno.”

Kirana dan Radit saling berpandangan.

"Adrian Surya. Terlalu mirip. Terlalu mencurigakan." pikir mereka berdua

 

Sore itu, kembali ke toko antik

Jalu menunjukkan lembar dokumen dari koran lama yang ia temukan di perpustakaan kota. Di situ tertulis:

 “Aditya Surya—pengusaha barang antik misterius, menghilang sejak tahun 2000 setelah dikaitkan dengan kematian tiga siswi SMA Pradipta.”

Tapi yang paling mengejutkan adalah foto kecil di pojok koran: wajah Aditya dua dekade lalu, sangat mirip dengan pria yang pagi tadi memperkenalkan diri sebagai Adrian.

“Dia... menyamar,” gumam Nila.

“Dia kembali... dan dia ingin sesuatu dari kita,” ucap Kirana.

 

Malam hari, Kirana bermimpi lagi

Ia berdiri di halaman sekolah tua. Di kejauhan, ketiga arwah gadis itu berdiri, kali ini dengan wajah tenang.

“Dia... akan datang padamu,” ujar Anindya.

“Dia ingin menghapus sisa jejak kami,” bisik Liana.

“Tapi kami akan melindungimu,” tambah Mira. “Asalkan kamu tak mundur.”

Kirana terbangun dengan napas tersengal. Di tangannya entah bagaimana ada sobekan kertas tua dari surat kabar yang sama yang dibaca Jalu tadi. Tapi halaman itu tidak pernah ia pegang secara fisik.

 

Hari berikutnya, pertemuan tak terduga

Di perpustakaan sekolah, Kirana bertemu langsung dengan Pak Adrian. Ia tersenyum, hangat namun tak menyentuh mata.

“Kamu Kirana, ya? Siswa cerdas yang suka sejarah?” ujarnya pelan. “Aku dengar kamu sering ke toko antik.”

Kirana menahan napas. "Saya hanya... tertarik pada kisah masa lalu."

Pak Adrian menatap lurus padanya. Lalu, ia mencondongkan tubuh dan berbisik:

“Berhentilah menggali... kalau kau ingin tetap hidup sebagai bagian dari masa depan.”

Pak Adrian masih berdiri di depannya, senyumnya membeku seperti ukiran patung kuno yang nyaris menyeramkan. Ucapan terakhirnya mengendap di udara dan terngiang di telinga Kirana.

“Berhentilah menggali... kalau kau ingin tetap hidup sebagai bagian dari masa depan.”

Kirana mengangkat dagunya pelan. Untuk pertama kalinya sejak semua ini dimulai, dia tidak merasa takut. Suasana mencekam itu justru membakar nyali di dalam dirinya. Ia membalas tatapan pria itu dengan ketenangan yang tak dibuat-buat.

“Terima kasih atas peringatannya, Pak,” katanya dengan nada datar tapi tajam. “Tapi saya lebih takut kalau saya mati tanpa tahu apa-apa. Jadi… saya akan terus menggali.”

Pak Adrian menatap Kirana sejenak, lalu tersenyum tipis. “Kamu gadis yang keras kepala.”

Kirana membalas dengan senyum kecil. “Saya mewarisi itu dari buku sejarah. Mereka bilang, yang menulis ulang sejarah biasanya orang gila... atau pemberani.”

 

Siang harinya, di kantin sekolah

Untuk menghilangkan ketegangan, mereka berkumpul kembali: Kirana, Kezia, Nila, Diriya, Radit, dan Jalu.

“Berani banget kamu tadi,” kata Kezia sambil menepuk punggung Kirana. “Aku kira kamu bakal pingsan atau minimal nyiprat air suci ke mukanya.”

“Serius deh, kita kayak lagi main RPG," celetuk Jalu. "Kirana sekarang udah upgrade kelas jadi 'Pendekar Anti Hantu.'"

Semua tertawa. Tapi tawa itu tidak lama, karena tiba-tiba...

“Kreeeek...”

Laci meja di bawah tempat duduk Kirana terbuka sendiri. Dari dalamnya keluar boneka kecil berpakaian kimono... berjalan dengan dua kaki mungilnya. Jalan. Sendiri.

“HUAAAA!” jerit Nila, langsung lompat ke pangkuan Jalu yang tidak siap menahan berat badan temannya dan justru jatuh ke belakang. Suara piring pecah menambah kekacauan.

“Duh maaf, maaf! Boneka Jepang!” teriak Kezia panik.

Kirana, yang masih duduk santai, justru mengangkat boneka itu dan memutarnya.

“Ada tulisan di punggungnya,” katanya. “'Selamat datang di permainan baru kami.'”

“Permainan... apa lagi?” gumam Radit. “Ini horor kok makin absurd, ya.”

“Seram-seram kocak,” celetuk Diriya. “Bisa jadi genre baru.”

 

Malam itu, kembali ke toko antik

Kirana berdiri di ruang bawah tanah, kini sendirian. Ia menyalakan lilin-lilin yang mulai membentuk pola aneh lingkaran dengan tiga garis menyilang.

Tiba-tiba, dari dinding, bayangan Mira, Anindya, dan Liana muncul. Kali ini wajah mereka tidak menderita seperti dulu.

“Kami menyukaimu, Kirana,” kata Mira. “Kamu tak hanya ingin tahu... kamu berani. Dan kamu tidak lupa tertawa meski dikepung rasa takut.”

Anindya tertawa kecil. “Bahkan kami pun sudah lama tidak tertawa seperti hari ini. Lihat tuh, Nila melayang ke udara cuma karena boneka.”

“Permainan belum selesai,” bisik Liana. “Aditya atau Adrian punya rencana lebih besar. Dan kamu harus siap... sebelum waktu habis.”

Bayangan mereka memudar.

Kirana mendesah panjang. “Kalau ini permainan, baiklah. Tapi kali ini, aku juga ikut menetapkan aturannya.”

Pagi itu, udara sekolah terasa berbeda. Dingin dan berat. Kirana duduk di kelas, masih memikirkan pesan para arwah semalam.

“Permainan belum selesai,” bisik Liana. “Aditya atau Adrian punya rencana lebih besar. Dan kamu harus siap... sebelum waktu habis.”

"Kirana kamu kenapa?" tanya Nia heran

“Aditya atau Adrian punya rencana lebih besar.” jawab Kirana pada semua

"Sepertinya dia tau semua tentang kita" ujar Radith

Belummm sempat yang lain bicara

tiba-tiba, pengeras suara sekolah menyala.

“Perhatian.... untuk semua siswa kelas 11. Hari ini akan diadakan program eksplorasi sejarah lokal. Kegiatan wajib. Berkumpul di aula pukul sembilan.”

Kirana dan teman-temannya saling melirik.

“Eksplorasi sejarah?” gumam Kezia.

“Aku sudah punya firasat jelek,” ucap Diriya lirih

"Sepertinya orang itu memiliki rencana lain untuk kita" ujar Diriya lagi

"Saat disana jangan berjauhan" pesan Kirana lalu mereka pergi menuju aula pertemuan.

Bersambung

1
Husein
kereeennnn 👍👍
Tiara Bella
wow author kesana kemari bawa cerita seru....semangat ya
MARQUES
cerita sangat bagus kalau bs lanjutkan terus pertualangan Kirana tanpa ada cinta cintaan thor biar cerita ny makin menarik trus untuk di baca sekian saran saya thor 🙏😄
Cindy
lanjut kak
mustika ikha
penasaran thor kelanjutannya, /Determined//Determined//Determined//Determined/
Tiara Bella
takut bacanya tp penasaran hehehhee.....
Tiara Bella
berasa lg nnton sinetron sh....
Wulan Sari
ayo lanjut lagi anak indigo mengatasi apa lagi semangat 💪 Thor 👍
Wulan Sari
critanya menarik membuat kadang terbayang sendiri gimana kalau kenyataan🙂
semangat Thor berkarya itu tidak mudah salam sehat selalu ya Thor 💪👍❤️🙂🙏
Tiara Bella
jantung Aman pemirsah.....wkwkwkkww
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Cindy
lanjut kak
RA
ceritanya seru, lanjutttt dan semangat
RA
semangat
Sribundanya Gifran
lanjut
mustika ikha
berasa ikut ke dalam cerita dengan cerita yg menakutkan diikuti suara musik horor atau gamelan yg mistis, thor ceritanya menakutkan tapi membuat penasaran, jd lanjutkan/Joyful/
Wulan Sari
semangat Kirana kamu pasti bisa menyesuaikan semua keseimbangan dunia ayoooo, ....
lanjutkan Thor semangat 💪 salam sehat selalu 👍❤️🙂🙏
Wulan Sari
seru lanjutkan Thor semangat 💪👍 trimakasih 🙏
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!