NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Winarsih

Misteri Kematian Winarsih

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Matabatin / Cinta Beda Dunia / Penyeberangan Dunia Lain / Hantu / Tamat
Popularitas:53.1k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Kematian Winarsih sungguh sangat tragis, siapa sebenarnya dalang di balik pembunuhan wanita itu?

Gas baca!
Jangan lupa follow Mak Othor, biar tak ketinggalan updatenya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MKW Bab 19

Malam ini Wati tidak bisa tidur, karena selepas makan malam Winda mengajak dirinya mengobrol di dalam kamar Cantik. Kemungkinan besar Bagas akan pindah ke kota dan mengelola perusahaannya, dia meminta Wati untuk ikut.

Wati akan dijadikan pengasuh Cantik seperti biasanya, karena anak itu seperti tidak mau lepas dari Wati. Winda bahkan menawarkan gaji yang sangat besar untuk wanita itu, asalkan Wati mau mengurus Cantik dengan baik.

Winda juga berkata kalau nanti dia akan jalan-jalan, maka Wati akan ikut bersama dirinya. Dia nantinya akan mendapatkan fasilitas yang baik di kota, karena pengaruh dari Cantik harus bahagia.

Namun, masalahnya dia begitu berat hati kalau harus meninggalkan pak Warto dan juga bu Tarni. Karena jarak yang jauh pasti membuat mereka jarang untuk bertemu, bisa saja mereka bertemu satu tahun sekali. Wati tak mau.

Kalau untuk urusan bi Tuti, Wati tidak begitu khawatir. Walaupun pada kenyataannya wanita itu adalah ibu kandungnya, tetapi rasanya Wati tak bisa dekat begitu saja dengan wanita itu.

Wati malah asik duduk di dekat kolam renang yang ada di belakang rumah, dia duduk sambil memeluk kedua kakinya dan menyandarkan dagunya pada lututnya.

"Kalau misalkan pak Bagas beneran pergi ke kota, terus aku harus ikut ke kota, pasti rasanya menyenangkan hidup di sana. Tapi, masalahnya bagaimana dengan ibu dan juga bapak?"

Wati dilema, dia menghela napas berat sambil menatap air yang begitu jernih di dalam kolam renang. Namun, tiba-tiba saja dia mencium bau yang tidak sedap.

"Bau apa ini?"

Wati mencoba untuk mengendus asal bau tersebut, ternyata bau itu tercium dari arah gudang. Wati langsung membulatkan matanya dengan sempurna, dia teringat akan alat-alat yang pernah dia temukan di gudang.

"Apa mungkin wanita itu sedang melakukan ritual? Ritual apa lagi yang akan dilakukan oleh wanita itu? Memanggil setan?" tanya Wati.

Wati yang merasa penasaran akhirnya melangkahkan kakinya menuju gudang, gudang itu tidak terkunci sama sekali. Makanya Wati bisa masuk begitu saja, alangkah kagetnya Wati ketika dia melihat bi Tuti yang sedang duduk bersila di depan dupa.

Di atas dupa itu terdapat bara api yang menyala, tangan kanannya sedang menaburkan kemenyan. Sedangkan bibirnya nampak komat-kamit, Wati merasa tidak enak hati.

Dia merasa kalau wanita itu akan melakukan hal yang tidak baik, dengan langkah tergesa Wati menghampiri bi Tuti dan menepuk pundak wanita itu. Bi Tuti begitu kaget sekali, dia membuka mata dan menata putrinya dengan tatapan yang begitu sulit untuk diartikan.

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Ibu hanya sedang itu, anu."

"Itu apa? Mau coba manggil setan terus mau meminta setan itu untuk membunuh lagi, hah?" kesal Wati.

"Membunuh? Apa maksudnya membunuh?" tanya Bi Tuti pura-pura tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh anaknya itu.

Walaupun dia sudah menceritakan seluruhnya kalau dia merupakan pemuja setan, walaupun dia sudah mengatakan kalau dirinya sering memberikan tumbal, tetapi dia tidak mau dicap sebagai seorang pembunuh oleh putrinya sendiri.

"Nggak usah berpura-pura, pasti kamu yang sudah membunuh bu Winarsih. Iya, kan?"

Mata bi Tuti langsung melotot mendengar apa yang ditanyakan oleh putrinya itu, dia tidak menyangka kalau putrinya bisa menebak apa yang sudah dia lakukan terhadap majikannya itu.

"Tidak usah berpura-pura lagi, aku sadar dengan apa yang kamu ceritakan terhadapku. Pasti kamu ingin menjadikan aku ratu di rumah ini, makanya kamu membunuh ratunya."

Bi Tuti menunduk mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya, karena apa yang dikatakan oleh putrinya itu adalah benar adanya. Selama ini bi Tuti memang selalu berusaha untuk membuat Winarsih celaka, tetapi wanita itu selalu beruntung.

Namun, dia merasa memiliki kesempatan ketika Bagas meminta istrinya itu untuk tinggal di rumah saja. Dia bisa membunuh Winarsih dengan cepat dan tanpa hambatan.

"Jawab!" teriak Wati tidak sabar karena wanita itu hanya diam saja.

"Bukan begitu, pelankan suara kamu, Nak. Nanti bisa bahaya kalau misalkan ada yang dengar," ujar Bi Tuti.

Wanita itu lalu mengajak Wati untuk duduk, walaupun Wati awalnya tidak mau, tetapi akhirnya dia mau juga karena ingin mendengar penjelasan dari bi Tuti.

"Dengarkan ibu, Nak. Ibu hanya ingin kamu menikah dengan pak Bagas, agar kamu bisa bahagia dan hidup kamu tidak kekurangan. Jadi, ibu sekarang ingin membuat pak Bagas jatuh cinta sama kamu. Ibu ingin membuat ibunya pak Bagas dan juga adiknya setuju kalau misalkan pak Bagas nikah sama kamu," jelas Bi Tuti.

"Aku tidak mau hidup enak dengan jalan pintas, tak perlu kamu melakukan hal seperti itu lagi. Dosa! Bertaubatlah, lagi pula kamu tidak perlu mengkhawatirkan kehidupan aku. Karena aku pasti bisa hidup di jalan yang baik, walaupun mungkin tidak dengan uang yang banyak seperti yang kamu harapkan."

"Nak, ibu melakukan ini semua demi kamu."

"Bukan demi aku, tapi demi obsesi kamu. Bertaubatlah jika kamu memang ingin tetap berdampingan dengan aku, karena aku tidak mau memiliki Ibu yang merupakan pemuja setan."

Wati mencoba bernegosiasi dengan ibunya tersebut, dia berharap kalau ibunya akan sadar dan cepat bertaubat. Dia rela mengakui wanita itu sebagai ibunya, yang terpenting wanita itu mau kembali ke jalan yang benar. Namun, keinginanwati tidak sesuai dengan harapan. Karena reaksi dari bi Tuti tidak seperti yang dia inginkan.

Bi Tuti menggelengkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya itu, karena lepas dari setan yang selama ini dia puja itu tentunya tidak mudah. Ada perjanjian yang harus dilaksanakan di antara keduanya.

"Ibu tidak bisa melakukan hal itu begitu saja," ujar Bi Tuti.

Wati menatap wajah ibu kandungnya itu, walaupun ada kebencian yang begitu dalam pada wanita itu sudah membuangnya, tetapi tetap saja ada rasa iba di dalam hatinya.

Karena walau bagaimanapun juga hubungan darah itu tidak bisa diputuskan dengan apa pun, hubungan darah itu begitu kuat. Tak seperti benang jahit yang bisa diputuskan dengan mudah walaupun tanpa menggunakan gunting.

"Kalau begitu jangan harap aku akan mengakui kamu sebagai ibuku, karena walaupun kamu sudah membuang aku, aku janji akan memaafkan kamu."

"Hah? Beneran kamu bakal maafin Ibu kalau ibu mau bertaubat?"

"Ya, asal kamu mau bertaubat aku akan mau mengakui kamu sebagai ibuku. Aku mau mengajak kamu ke mana saja aku pergi. Aku mau mengurus kamu di masa tua nanti," ujar Wati dengan berat hati.

Bi Tuti berpikir dengan begitu keras, karena jika dia berhenti begitu saja memuja setan, pasti dia yang akan menjadi tumbal berikutnya. Dia akan mati dan justru tidak akan bisa bersama dengan putrinya lagi.

"Kenapa malah diam? Katanya kamu melakukan semua ini demi aku, jangan-jangan bohong lagi?"

Bi Tuti langsung menggelengkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan oleh Wati, karena pada kenyataannya semua yang dilakukan memang untuk Wati.

"Ibu minta waktu," ujar Bi Tuti pada akhirnya.

"Tiga hari, aku beri kamu waktu 3 hari untuk lepas dari jerat setan itu. Kalau tidak, Jangan harap aku mau mengakui kamu sebagai ibuku."

Wati langsung pergi dari gudang itu dengan cepat, lalu dia melangkahkan kakinya menuju kamar Cantik. Tentunya dia takut kalau anak itu akan terbangun, karena dia terlalu lama meninggalkan anak itu.

"Neng Cantik, Bibi harus apa? Kamu tau? Bibi lagi dilema," ujar Wati sambil mengusap pipi Cantik yang sedang terlelap di dalam tidurnya.

Wati merasa anak itu bisa diajak bicara, walaupun pada kenyataannya anak itu hanyalah bayi kecil yang sedang terlelap dalam tidurnya.

"Ya Allah, apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Wati dengan bingung.

1
neni nuraeni
thor lnjut aj dong nanggung ini...pdhl ceritanya bgus bnget
FiaNasa
Oke thor,,slalu ditunggu crtanya ya,semangat thor
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
thor nanggung bngt ini🤣
Cucu Suliani: Ish! Kan' biar penasaran kalau nanti Mak Othor bikin cerita baru lagi🤣
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
FiaNasa
wah cantik malah punya indera ke enam ya,,lanjut dong thor.bon capnya
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
wwiiihhh iseng iseng ngscrol novel yg udah selesai di baca malah berhadiah dapet bon chap🤣 oke aku tunggu update nya lagi😎 terimakasih thor
Komangparwati
wah cantik bsa brkomonikasi dn meliht mhluk gaib seru nieee..
neni nuraeni
wiiiih itu part 2 nya ya thor seru deh baru aja pertma baca udah seru lnjut thor
Shyfa Andira Rahmi
apa Wati anaknya bi Tuti??🤔🤔
Shyfa Andira Rahmi
penyesalan mu tiada guna, n tak akan membuat istrimu kembali😏😏
Shyfa Andira Rahmi
pikirin aja tuuhh nyawerr biduan....
Shyfa Andira Rahmi
kapok luu....sana mending lanjut aja joget2 nya😤
FiaNasa
happy ending,,,trimakasih critanya mak.author...terus semangat,ditunggu kisah2 lainnya
FiaNasa
waduh...size berapa itu 😅😅😅
FiaNasa
kebayang gak ngilunya itu,,habis dijahit dimasukin lagi hiiiii
FiaNasa
coba datangi pak ustad lagi,,biar dikirim doa bersama,,mungkin Winarsih bisa terbebas
FiaNasa
pergilah pada pak ustad lagi mingalah solusi padanya bagas
FiaNasa
pantas saja neng cantik gak pernah mau digendong bi Tuti malah nangis kejer,,ternyata bi Tuti emang jahat
FiaNasa
pasti Wati anak bi Tuti ,,,& bi tutilah yg mungkin jadi dalang pembunuhan Winarsih..mungkin bi Tuti mau nya tempat Winarsih diganti dg anaknya,,yaitu wati
FiaNasa
kenapa sih gak crita saja soal barang² aneh digudang itu,,harusnya crita kan dulu baru ngomong kek gitu,,mendadak ngomong gitu ya mana Bagas percaya,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!