bagaimana jadinya jika putri seorang pengedar narkoba terpaksa harus bersembunyi dipesantren karna bandar narkoba terobsesi kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 10
Risa bernafas lega ketika anak buah berneto tidak lagi mengejarnya.kini dia berjalan diatas teretoar dengan tatapan kosong dibawa terik matahari yang membuat keringat didahinya berjatuhan.
Sebuah mobil hitam sport berhenti tepat disampingnya,kaca mobil turun secara perlahan terlihat seorang perempuan melepas kacamata hitamnya dan menatap Risa dengan tatapan penuh selidik.
" Oh my God kamu Risa kan"
" Maaf anda salah orang"ucapnya lalu berjalan menjauhi mobil tersebut.namun langkahnya sia sia karna mobil itu berjalan pelan danmengekor dibelakang nya.
" Hahahaha aKu tidak mungkin salah orang,kenapa tiba tiba pakaian mu berubah seperti ini"ucapanya sambil melihat Risa yang kini memakai hijab penampilanya berbeda dengan penampilan sebelumnya,
" Lalu kemana mobilmu"
" Sudahlah Sisca aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni mu" ucap Risa yang semakin mempercepat langkah kakinya.
" Hey kemana Risa yang dulu,yang sombong nya minta ampun,oh mygod jangan bilang kalau orang tua kamu bangkrut,hahhha pantas aja sekarang kamu bau matahari"
" Melihat ada gang sempit ,Risa segera berlari masuk kegang sempit tersebut sehingga mobil Sisca tidak bisa mengikuti nya lagi.
" Sialan,awas aja Lo Risa kalau gue ketemu lagi sama lo gue bakal permalukan Lo"umpatnya
Sementara dipesantren Al mukmin ustadzah Halimah merasa gelisah menunggu Risa yang tak kunjung kembali kepondok.
Terhitung sudah lima jam lamanya Risa pergi ketokoh kain dan belum kembali.padahal jarak antara pesantren dan tokoh kain langanan ustadzah Halimah dekat.
Ustadzah Halimah pun segera mengabari Gus zai karena merasa khawatir.namun tidak ada balasan dari pesan yang dikirim oleh ustadzah halima untuk gus Zai.
Akhirnya ia memutuskan untuk kerumah kiai Jaffar
" Assalamualaikum"
" Waalaikum salam"
" Ini pak Kiai tadi pagi saya menyuruh Risa untuk pergi mengambil kain dipasar tapi sampai sekarang dia belum kembali saya merasa khawatir pak Kiai"
" Palingan anak itu keluyuran,nda usah dikhawatirkan ustadzah" ucap ummi Fatimah dengan ketus.
Kiai jaffar menatap istrinya dengan tatapan tajam.
" Kamu sudah tanya Zai belum?"
" Saya sudah mengirim pesan pak Kiai namun tidak ada balasan"
" Mungkin Zai sedang mengajar makanya ia menonaktifkan hpnya"
" Itu Zai " tunjuk ummi fatimah
"Assalamualaikum"
" Waalaikum salam"
" Ada apa ustadzah halimah datang kemari"
" Saya khawatir sama istri kamu Zai,aku tadi nyuruh dia ketokoh kain sampai sekarang dia belum kembali"
" Coba kamu telfon Zai" ucap kiai Jaffar.
" Tapi dia tidak punya handphone Abi"
"Suami macam apa kamu Zai,kenapa kamu tidak membelikan handphone untuk istri kamu sedangkan kamu cukup mampu untuk membeli Kanya"
" Maaf Abi"
" Abi jangan marahin anak kita Abi,mungkin anak itu sedang keluyuran tidak jelas diluaran sana kita kan ngak pernah tau anak itu asal usulnya seperti apa ,jadi jangan heran jika hal seperti itu terjadi"
. " Sekarang cari istri kamu sekarang juga"
Gus Zai pun segera bergegas mencari Risa.
" Hufft dasar perempuan itu bikind repot saja,kemana aku harus mencarinya"
Gus Zai naik kemobilnya dan menyalakan mesin mobilnya dan menjalankannya secara perlahan.
Sementara Risa semakin jauh dari kawasan pesatren karna menghindari Sisca.
" Astaga aku sekarang dimana"
Risa pun berjalan kearah jalan raya dan memutuskan menunggu angkot.
Dengan trik matahari yang menyilaukan matanya .namun tiba tiba mobil berhenti didepan nya yang ternyata mobil Gus Zai.
" Astaga aku cari kamu kemana mana"
Risa yang melihat kedatangan Gus Zai bersorak riang gembira akhirnya ia bisa segera kembali kepondok.
Risa langsung membuka pintu mobil Gus Zai dan duduk disamping kursi kemudi tanpa disuruh.
" Makasih ya Gus sudah repot repot menjemput ku"
Gus Zai memutar bola matanya malas.
" Kalau nggak disuruh Abi aku juga malas mencari kamu"
" Gus tolong anterin aku kealamat ini aku mau ambil beberapa kain pesanan ustadzah Halimah"
" Baiklah,aku nganterin kamu karna ustadzah halimah bukan karna kamu"
" Iya iya Gus"
Disepanjang perjalanan.risa menatap Gus Zai dengan tatapan yang sulit diartikan.
" Gus makanan kesukaan kamu apa?"tanya Risa
" Hmm ngapain nanya nanya"jawabnya ketus
" Mau tau aja Gus aku kan istri kamu meskipun hanya sementara,"
" Gus pernah ngak makan makanan Jepang"
" Pernah waktu itu aku dikirimin Ning Salwa"
Seketika mood Risa menjadi buruk mendengar nama Ning Salwa.
" Isi otaknya cuma ada Ning Salwa" batinya
" Kalau makanan kesukaan ku aku suka jenis makanan berkuah pedas Gus apalagi kalau lagi hujan hujan itu rasanya sedap sekali"
" Aku nggak nanya"
" Ia aku tau setidaknya kamu tau sedikit tentang aku Gus"
Risa akhirnya diam dan tidak berbicara lagi dia begitu sangat kesal dengan Gus Zai yang dingin ya kayak kulkas 5 pintu.
Sesampainya Dipondok ustadzah halimah yang sedari tadi menunggu Risa karna merasa khawatir akhirnya merasa lega melihat kedatangannya dengan Gus Zai,ia pun langsung memeluk Risa.
" Risa kamu ngak apa apa"
" Ia Alhamdulillah ustadzah aku tidak apa apa" ucapnya karna baru saja ia hampir tertangkap oleh berneto.
" Syukurlah aku merasa khawatir sekali sama kamu"
" Aku nggak apa apa kok ustadzah,sudah peluknya aku bau sinar matahari"
Ustadzah Halimah pun melepaskan pelukannya.
" Ia oh kamu bau asem banget " ucapnya bercanda.
" Tapi aku masih cantik kan ustadzah"
" Masya Allah kamu masih cantik kok kayak berbi"
" Masa sih ustadzah,oh ia ini kain ustadzah"
" Oh sini makasih ya Sekarang kamu istirahat saja dulu"
" Serius ustadzah"
" Ia hari ustadzah kasih kamu libur setengah hari"
" Yeaayyy"
" Kalau begitu ustadzah kembali kebutik dulu ya"
" Ia ustadzah bay bay"
" Assalamualaikum Risa"
"Hihihi waalaikum salam ustadzah"
Risa pun masuk kerumah pak Kiai jafafar untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah berlari.
"Risa" pangil kiai jaffar
" Risa kamu dari mana saja"
" Maaf Abi aku tadi kesasar jadi aku agak terlambat pulang nya"
"Lain kali kamu hati hati kalau perlu suruh saja Zai mengantarmu agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi"
" Ia Abi maaf"
" Kalau begitu Risa istirahat dikamar dulu ya"
" Nyusahin orang aja" ucap ummi fatimah ketus.
Namun ucapanya tidak sekalipun digubris oleh Risa ,dia tetap berjalan menuju kearah kamarnya.bagibya apapun yang dikatakan oleh ummi Fatimah hanya sebuah angin yang berlalu begitu saja.
Sedangkan Gus Zai tidak kelihatan batang hidungnya sedari tadi.entah kemana perginya laki laki itu
Risa menghelai nafas beratnya jika mengingat suaminya itu,selalu ada rasa nyaman ketika berada didekat nya dan rasa sakit ketika dia menyebut nama Ning Salwa didepanya.
Apakah dia sudah jatuh cinta kepada Gus Zai?
Jika itu terjadi semuanya akan semakin sulit untuknya.
Risa menghempaskan tubuhnya diatas kasur empuknya,ia menatap langit langit kamar nya sambil membayangkan wajah Gus Zai yang terlihat begitu tampan saat sedang fokus menyetir mobilnya.
Tanpa ia sadari sebuah senyuman terukir diwajahnya.
Ketika ia menyadari ia sedang membayangkan wajah Gus Zai dengan cepat Risa menutup wajahnya dengan kedua tangan nya.
" Bodoh jangan sampai kamu memikirkan sikulkas itu"
semoga si salwa tul maut ke buka kebusuk an nya
udh gak sabar nih
baca dari episode 1-23 dan pas baca episode 4-23 banjir air mata karena sedih jadi risa
ning salwa masih ngarep suami orang aja kasian risa