NovelToon NovelToon
Topeng Kemiskinan - Rahasia Sang Putri Yang Terkhianati

Topeng Kemiskinan - Rahasia Sang Putri Yang Terkhianati

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kim Yuna

Anatasya menyembunyikan identitasnya sebagai putri bungsu keluarga konglomerat dari suaminya. Ia membantu Adrian membuka perusahaan. Tapi siapa sangka ternyata Adrian tidak pernah mencintai Anatasya, dia bahkan jijik dengan bau amis yang melekat pada tubuh istrinya.

Suatu hari, Adrian menceraikan Anatasya dan mengungkapkan bahwa dia memiliki pacar, yaitu Clara, seorang wanita kaya dan cantik yang merupakan adik sepupu dari keluarga Santoso.

Anatasya merasa hancur dan terhina. Tasya akan membuat orang yang menyakiti nya membayar mahal dibantu oleh ketiga abangnya. Damian, Julian dan Rafael.

Ketiga Abangnya tidak akan membiarkan adik bungsu mereka terluka.

Bagaimana reaksi Adrian dan keluarga nya setelah mengetahui jika wanita yang selama ini mereka hina adalah putri konglomerat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Menjadi Wanita Kuat

Rafael berdiri di hadapan Clara, matanya menyiratkan amarah yang tertahan.

"Kamu suruh Paman datang ke rumah minta tiket konser, waktu nggak dikasih dia memarahi adikku dan memukul kakakku. Aku masih belum selesai denganmu," desis Rafael, suaranya rendah dan mengancam.

"Kamu malah menggunakan nama sepupu untuk menipu orang," lanjutnya, nada bicaranya semakin meninggi.

"Kamu bilang tiket konser ini Pak Rafael yang kasih sendiri." ucap Adrian pada Clara.

"Nggak," jawab Clara cepat, wajahnya pucat pasi.

"Aku kasih?" Rafael menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan sinis. "Kamu memang anak haram, pantas!" Rafael mengangkat tangannya hendak menampar Clara, namun sebuah tangan lain dengan sigap menahannya.

"Pak Rafael, saya mohon maaf soal tiket konser ini," ujar Adrian dengan nada dibuat-buat penuh penyesalan.

"Bisakah Anda memberikan kesempatan untuk Pratama Group yang baru berkembang selama tiga tahun ini, tapi sudah mencapai puncak kesuksesan? Sebenarnya, saya selalu ingin bekerja sama dengan keluarga Santoso," cerocos Adrian tanpa malu sedikit pun.

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipi Adrian. "Saya paling benci dengan orang yang tidak tahu terima kasih dan siapa penolongnya!" bentak Rafael geram.

"Dengar baik-baik, selama ada aku, keluarga Santoso tidak akan pernah bekerja sama dengan Pratama Group!" tegas Rafael, membuat Adrian seketika pucat dan panik.

Tiba-tiba, sosok anggun muncul di tengah ketegangan. Anatasya berdiri di ambang pintu, kehadirannya sontak membuat semua mata tertuju padanya.

"Begini saja," ucap Rafael, mengalihkan pandangannya pada Anatasya. "Aku kasih kamu kesempatan, asal kamu berlutut dan membuatnya memaafkanmu. Aku akan mempertimbangkan untuk berbicara dengan Kak Demian dan kerja sama dengan Pratama Group. Bagaimana?" Rafael menunjuk Anatasya dengan dagunya.

"Kak, yang tadi di atas panggung ternyata bukan Kak Clara," gumam Winda di antara mereka, menyadari kemiripan Anatasya dengan Clara namun dengan aura yang berbeda.

"Kamu... putri keluarga Santoso?" tanya Adrian terbata-bata, menatap Anatasya dengan keterkejutan yang mendalam.

"Adrian, baru sebentar kita tidak bertemu, sudah tidak mengenalku lagi?" ucap Anatasya dengan senyum tipis. Perlahan, tangannya terangkat membuka topeng yang menutupi sebagian wajahnya.

Seketika, ketiga orang yang menyaksikan terpaku dalam keterkejutan. Clara membelalakkan mata tak percaya, Adrian terdiam dengan ekspresi kaget, dan Adrian... kehilangan keseimbangan, tubuhnya limbung dan jatuh terduduk di lantai. Identitas asli Anatasya yang selama ini disembunyikan akhirnya terungkap di tengah situasi yang penuh ketegangan ini.

"Tasya, kok kamu?" Adrian masih belum bisa menyembunyikan keterkejutannya, matanya memandang Anatasya dengan nanar.

"Kaget, ya?" jawab Anatasya dengan nada tenang namun menusuk. "Aku sudah bilang di depan pintu kalau Kak Rafael mengundangku."

"Mana mungkin? Itu tidak mungkin!" sergah Adrian dengan nada tidak percaya, menggelengkan kepalanya seolah menolak kenyataan.

"Apa yang tidak mungkin?" tanya Anatasya sinis. "Kamu hanya berusaha menjilat orang berkuasa dan terus menghinaku. Adrian, kamu memang memuakkan."

"Kamu sialan! Berani menghinaku!" Adrian menunjuk Anatasya dengan jari telunjuknya, wajahnya memerah karena marah dan malu.

"Satpam!" seru Anatasya dengan suara lantang. Seketika, beberapa orang berbadan tegap keluar dari ruangan lain.

"Usir pria ini! Dua wanita ini juga!" perintah Anatasya dengan tegas, menunjuk Adrian dan kedua wanita yang bersamanya.

"Lepaskan aku!" teriak Clara panik, berusaha memberontak dari cengkeraman satpam.

"Ayahku Jerry Santoso! Kalian tidak bisa melakukan ini padaku!" pekik Clara lagi, mencoba menggunakan nama besar ayahnya untuk mengintimidasi. Kemudian, matanya beralih penuh amarah kepada Anatasya. "Siapa kamu sebenarnya?" tanyanya dengan nada menuduh.

"Menurutmu?" jawab Anatasya singkat, menyunggingkan senyum tipis yang penuh arti.

Clara masih berusaha menolak kenyataan bahwa Anatasya adalah putri keluarga Santoso. Dalam benaknya, ini pasti sebuah kesalahan atau tipuan belaka. Ia bersikeras bahwa Anatasya hanyalah seorang wanita biasa yang mencoba mendekati Rafael untuk keuntungan pribadi. Kebencian dan rasa iri membutakan logikanya.

"Jalan!" perintah salah satu satpam dengan kasar. Adrian, Clara, dan Winda diseret paksa keluar dari tempat itu.

"Sialan! Hari ini kami jadi sibuk gara-gara kalian!" gerutu seorang pria berwibawa yang tampak seperti atasan para satpam, seraya melayangkan tendangan ke arah punggung Adrian yang tersungkur.

"Cepat pergi! Susah sekali mencari uang dengan tenang," tambahnya dengan nada kesal, mengusir Adrian, Clara, dan Winda dari properti tersebut. Pintu tertutup rapat di belakang mereka, meninggalkan ketiganya dalam kekalahan dan rasa malu yang mendalam.

Adrian mengepalkan tangannya erat, giginya bergemeletuk menahan amarah dan rasa dipermalukan. Debu jalanan terasa pahit di mulutnya. Clara masih terisak pelan di sampingnya, sementara Winda menatap kosong gerbang megah yang baru saja mengusir mereka.

"Kita tidak bisa membiarkan ini," desis Adrian, suaranya rendah dan penuh tekad. "Pasti ada sesuatu yang salah. Anatasya... Santoso? Tidak mungkin."

Clara mendongak, matanya sembab. "Tapi mereka bilang..."

"Mereka bisa saja berbohong!" potong Adrian sengit. "Atau wanita itu... dia pasti punya rencana. Dia menjerat Rafael, lalu sekarang dia mengaku-ngaku sebagai putri keluarga kaya itu. Aku tidak percaya!"

Winda akhirnya bersuara, nadanya lebih tenang namun menyimpan kekhawatiran. "Tapi Kak, bagaimana jika benar? Keluarga Santoso... mereka bukan orang sembarangan."

"Itulah kenapa aku harus mencari tahu!" Adrian menegaskan sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya. "Aku akan membuktikan bahwa dia penipu. Aku akan membuka kedoknya di depan Rafael dan semua orang."

Setelah sambungan telepon terputus, Adrian menatap Clara dan Winda dengan sorot mata penuh keyakinan yang dipaksakan. "Kita tidak akan menyerah begitu saja. Kita akan mencari tahu siapa sebenarnya Anatasya Santoso ini. Dan kita akan membuat mereka menyesal telah memperlakukan kita seperti ini."

Namun, di balik tekadnya yang membara, terselip secercah keraguan yang mulai menggerogoti hatinya. Bagaimana jika semua ini benar? Bagaimana jika Anatasya memang bagian dari keluarga Santoso? Apa yang bisa mereka lakukan melawan kekuatan dan pengaruh sebesar itu? Rasa takut mulai menyusup di antara amarah dan kebencian yang selama ini mendominasi benaknya.

Meskipun begitu, Adrian berusaha keras untuk mengabaikan keraguan itu, membiarkan dendam menjadi bahan bakar untuk rencananya. Dia tidak akan mundur. Dia akan membuktikan bahwa Clara benar, bahwa Anatasya hanyalah seorang wanita biasa yang penuh tipu muslihat. Dan dia akan memastikan Rafael melihat kebenaran itu.

***

Sementara di dalam, Rafael menghampiri adiknya.

"Kamu tidak apa-apa sya?"

"Aku tidak apa-apa kak." jawab Anatasya.

"Kamu harus berhati-hati, Adrian pasti tidak akan tinggal diam mengetahui kebenaran ini."

"Iyah aku tahu kak, tenang aja. Adikmu ini tidak seperti dulu yang berharap bisa menemukan cinta sejati lewat penyamaran dan mengemis cinta pada laki-laki yang tidak menghargai usaha nya. Adikmu yang sekarang ini wanita kuat. Aku sudah belajar banyak dari masa lalu. Aku tidak akan membiarkan seseorang merendahkan aku lagi. Apalagi mengusik ketenangan keluarga kita." ucapnya penuh tekad.

Rafael mengangguk bangga menatap adiknya. "Itu baru adikku. Aku senang melihatmu tumbuh menjadi wanita yang lebih kuat dan berani. Tapi ingat, Sya, jangan pernah ragu untuk meminta bantuan jika Adrian atau siapapun mencoba mengusikmu atau keluarga kita. Kita akan selalu ada untukmu."

Anatasya tersenyum tulus. "Terima kasih, Kak. Aku tahu itu. Kekuatan keluarga adalah segalanya bagiku sekarang." Matanya kemudian memancarkan keyakinan. "Adrian boleh saja merencanakan apapun, tapi aku tidak akan gentar. Aku akan menghadapinya dengan kepala tegak dan melindungi apa yang menjadi milikku."

1
Heny
Duh clra gk malu y sok kenal sok akrab
Heny
Knp clara dan anastasya gk saling knl y
Heny
Baru kaya dkt sdh sombong
Ma Em
Clara tdk ada kapok2 nya sdh minta maaf malah skrg bertambah gila mau membuat Tasya menderita , siap2 saja Clara pasti hidupmu akan hancur dan untuk bu Jamilah dan Adrian sekarang kamu baru sadar dan baru tau bahwa Tasya adalah anak seorang pengusaha sukses Adrian menyesalkan karena sdh membuang berlian hanya untuk kerikil yg tajam pasti akan menusukmu Adrian
Ma Em
Thor kapan waktunya Adrian dan keluarganya tau bahwa Anatasya adalah putrinya Santoso, mau tau reaksi Adrian dan keluarganya begitu juga dgn Clara dan usaha si Adrian bangkrut agar si Andin dan ibunya yg sombong itu merasakan hdp nya susah lagi.
Ma Em
Kenapa sih Anatasya sama ibunya Adrian ditampar kok diam saja Ana itu bkn sabar tapi kamu terlalu bodoh jadi orang masa setiap di buly sama keluarga Adrian dan selalu dihina Ana diam saja tdk melawan heran saja ada orang dihina ditampar biasa saja , coba tunjukan Ana pada Adrian dan Clara bahwa kamu benar putri bungsu santoso kayanya punya empat kakak yg sangat menyayangi Anatasya tapi waktu Ana dihina dan tampar kok tdk ada yg belain , jadi ga seru karakter si Anatasya nya terlalu lemah
Ma Em
Thor maaf up nya yg banyak lagi seru2nya habis , ga sabar mau tau Adrian dan keluarganya hancur.
Ma Em
Fans apaan begitu fanatik hanya membahayakan orang saja .
Ma Em
Adrian pasti menyesal karena sdh menyakiti dan menyia nyiakan putri dari keluarga Santoso malah memuja muja si anak haram dari keluarga Santoso si Clara, si Adrian sdh salah pilih berlian yg sdh ada digenggaman malah Adrian lepaskan dan di tukar dgn tembaga
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novelku berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih. /Joyful/
total 1 replies
Ma Em
Thor tambah dong bab nya lagi seru banget ingin melihat reaksi tiga orang ini Adrian, Winda dan Clara setelah tau kalau Tasya adalah putri bungsu pak Santoso ditunggu thor upnya lagi.
Ma Em
Clara ngaku2 adik Rafael padahal teman2 Rafael sdh tau adik Rafael adalah Tasya bakalan malu tuh si Clara yg pede banget ngaku dari keluarga Santoso apalagi si Adrian dan si Winda kalau tau Tasya putri bungsu Santoso bakal pingsan dia.
Ma Em
Adrian dan keluarganya menghina Anatasya kok ga berhenti2 hina Tasya coba tunjukan sama kamu Tasya bahwa kamu putrinya tuan Santoso bungkam tuh mulut si Clara yg cuma anak selingkuhan saja kok bangga juga sama si Adrian sama keluarganya agar si Adrian menyesal karena sdh membuang berlian dan ngambil yg imitasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!