NovelToon NovelToon
I Love You In Every Universe(Belum Bisa Move On).

I Love You In Every Universe(Belum Bisa Move On).

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Snow White

Setelah lima tahun Fatur pergi ke luar negri untuk menghilangkan luka hatinya karena Anggita, kini ia kembali ke Indonesia dan tiba-tiba bertemu lagi dengan perempuan yang sangat ia cintai di masa lalunya. Sampai akhirnya Fatur jatuh cinta lagi untuk yang kedua kalinya kepada Anggita.

Disarankan membaca novel 'Jatuh Cinta Lagi' sebelum membaca novel ini.

Up dari senin sampai sabtu ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Snow White, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terlambat

Sore itu Damar menyuruh Anggita untuk mampir ke proyek yang sedang dikerjakan oleh Fatur. Sebenarnya Anggita tidak ingin pergi ke sana karena takut bertemu dengan Fatur, lelaki yang pernah mewarnai hari-harinya. Pertemuan kemarin saja membuat dirinya merasa bersalah dan tidak bisa fokus bekerja, apalagi jika saat ini mereka berdua harus kembali bertatap muka. Ia takut tidak bisa mengendalikan perasaannya sehingga membuat tangisnya pecah jika bertemu dengan Fatur.

Anggita Nirmala sari perempuan cantik yang berusia 25 tahun adalah seorang pemilik toko kue kecil di kota Bandung. Usaha itu baru dijalankannya kurang lebih 2 tahun lalu saat dirinya pindah dari Jakarta ke Bandung. Toko kue yang dibangun bersama tunangannya Damar. Dua tahun Anggita pindah ke Bandung karena dulunya adalah seorang Kedi dan pada saat umur 20 tahun ia bertemu dengan Fatur.

Selama dua tahun ini Anggita tinggal di Bandung pasca dirinya resign dari pekerjaannya menjadi kedi. Anggita mengikuti Damar yang dipindah tugas ke salah satu kantor polisi di Bandung. Damar 28 tahun adalah seorang polisi, pertemuan antara Anggita dengan Damar adalah hasil campur tangan papanya Damar yang sering bermain golf saat ditemani dengan Anggita, dulu.

Papanya Damar yang merupakan pengusaha di Jakarta sering bermain golf dan suatu hari bertemu dengan Anggita yang saat itu sedang bekerja di shif yang sama. Hubungan Anggita dan Damar sudah mulai serius dari awal dan ternyata ketika Anggita bertemu dengan Fatur dirinya sudah lebih dulu bersama dengan Damar. Namun saat itu hubungan antara Anggita dan Damar sedang tidak biak-baik saja.

Anggita menarik napas panjang saat tunangannya menyuruh dirinya mampir sebentar ke proyek, dengan cepat merapikan make up-nya agar tidak terlihat sendu. Sekuat mungkin Anggita mencoba menguatkan dirinya agar bisa berhadapan dengan Fatur, namun nyatanya saat sampai di sana dirinya tidak menemukan Fatur. Hanya ada Reza, Erik dan beberapa karyawan bangunan saja yang sudah mulai bekerja.

Anggita sempat kebingungan mencari sosok Fatur di sana tapi sayang tidak melihat batang hidungnya sama sekali. Mata indahnya terus menyisir tempat dari sudut ke sudut khawatir jika Fatur muncul di hadapannya secara tiba-tiba dengan perasaan yang tak menentu. Jantungnya masih berdegup kencang tidak karuan. Erik dan Reza hanya bisa memperhatikan gelagat Anggita yang tidak biasa.

Erik sadar jika Anggita sebenarnya sedang mencari sosok Fatur, tapi sayang Anggita tidak tahu jika sahabat baiknya sudah pulang ke Batam. Jujur sebenarnya Erik masih menyimpan rasa kesal dan marah kepada Anggita, di dalam benaknya masih teringat jelas apa yang sudah dilakukan Anggita kepada Fatur. Karena dirinya Fatur harus diasingkan ke luar negri oleh papanya dan tidak diizinkan untuk kembali, karena Anggita juga kehidupan Fatur menjadi hancur berantakan. Cita-citanya, impiannya untuk menjadi seorang arsitek kini sirna sudah.

"Lo sendirian, Git? Damar mana?" tanya Reza saat Anggita baru saja sampai dan menghampiri Reza yang sedang berbicara dengan Erik.

Wajah cantik Anggita masih terlihat kebingungan serta kedua bola matanya terus mencari sosok Fatur.

"Iya gue sendirian. Damar masuk siang jadi gue ke sini sendirian," jawab Anggita singkat yang kini tatapannya tertuju kepada Reza setelah beberapa saat matanya jajan entah kemana.

"Oh. Fatur nggak bisa datang karena dia pulang ke Batam, jadi mulai saat ini Erik yang akan menggantikannya," jelas Reza.

Deg, Anggita terdiam terpaku mendengarnya. Mengapa Fatur bisa pergi secepat itu, apa semua karena pertemuan dengannya kemarin. Sesak! Dada Anggita tiba-tiba saja terasa sesak dan sedih baru saja ia bertemu dengan Fatur lagi dan nyatanya Fatur harus pergi secepat itu. Sekuat mungkin Anggita menahan air matanya agar tidak tumpah di hadapan kedua lelaki itu.

"Ke-ke-kenapa?" tanya Anggita dengan suara yang terdengar mulai parau serta buliran putih memenuhi pelupuk matanya kini.

"Bokap nya sakit," jawab Reza singkat.

Tak ada sepatah kata yang terucap kembali dari mulut perempuan berambut panjang sebahu itu. Apa benar Fatur pergi karena papanya sedang sakit atau karena ingin menghindarinya saja. Sedari tadi Erik sengaja tidak banyak bicara kepada Anggita karena di hatinya masih menyimpan kekecewaan yang mendalam sampai saat ini. Andai saja Anggita bukan rekan bisnisnya saat ini pasti Erik sudah mencacinya sedari tadi, meluapkan kekesalannya yang ia pendam selama hampir lima tahun ini.

"Erik," panggil Anggita menghampiri Erik saat lelaki itu hendak pulang menuju mobilnya.

Lelaki itu menoleh saat namanya dipanggil dan ia melihat Anggita berjalan menghampirinya yang sedang membuka pintu mobilnya, rasa senang tidak dirasakan oleh Erik saat Anggita memanggil dirinya. Terlihat dengan jelas wajah tampan Erik begitu sinis dan terkesan tidak suka saat Anggita menghampirinya. Anggita sadar dengan ekspresi wajah Erik pertanda jika lelaki itu tidak suka jika Anggita menghampirinya.

"Ada apa?" Erik balik bertanya dengan nada jutek dan tatapan sinis saat Anggita sudah menghampirinya.

"Apa benar kalau Fatur pulang ke Batam?" tanya Anggita lagi dengan nada gugup.

"Bukannya tadi lo mendengar apa yang gue ucapkan!" seru Erik masih dengan nada tegas.

Glek, Anggita hanya menelan ludah dan begitu kaget dengan sikap lelaki yang sudah lama dikenalnya itu. Apa Erik masih marah atas apa yang pernah dilakukannya kepada Fatur dulu. Apa Erik belum memaafkan perbuatannya. Anggita masih terdiam dengan sikap sinis Erik kepadanya begitu juga dengan lelaki berkulit putih itu sedari tadi menatap Anggita dengan tatapan sinis. Kini Anggita tidak tahu harus berbicara apa lagi kepada Erik, bertanya tentang Fatur pun tidak akan mungkin, sungguh situasi seperti ini membuat Anggita serba salah.

Sebenarnya Anggita ingin tahu bagaimana tentang Fatur, tapi melihat sikap Erik yang sangat sinis membuatnya mengurungkan niatnya walaupun dirinya sangat ingin mengetahui keadaan Fatur saat ini. Tanpa berpikir dua kali dan dengan penuh keberanian ia bertanya kepada Erik tentang alasan Fatur pulang ke Batam secara tiba-tiba.

"Kenapa dia pulang mendadak ke Batam?" tanya Anggita dengan hati yang gugup dan risau karena sikap Erik.

Mendengar pertanyaan Anggita membuat Erik tertawa ringan terkesan sinis, untuk apa Anggita bertanya lagi soal Fatur kepadanya. Sungguh tidak penting untuk Anggita tahu, dan untuk apa juga Erik memberitahu tentang Fatur kepadanya saat ini. Mereka berdua sudah seperti orang asing yang tidak saling mengenal. Sementara itu Anggita hanya bisa pasrah saat melihat ekspresi wajah Erik yang seakan enggan untuk menjawab akan pertanyaannya.

"Buat apa lo tahu alasan dia pulang ke Batam! Penting gitu buat lo?" tanya Erik jutek.

Glek, bagai ditikam pisau belati hati Anggita begitu sakit dengan ucapan Erik. Memang benar dugaan Anggita jika Erik masih belum bisa memaafkan dirinya atas apa yang dilakukan kepada sahabatnya itu. Mata gadis bermata sedikit oriental itu mendadak berkaca-kaca, mungkin ini adalah hukuman untuknya. Rasa sakit Fatur lebih sakit dari apa yang dirasakan Anggita saat ini.

"Gue hanya ingin tahu," ucap Anggita yang sekarang nada suaranya terdengar sedikit lirih dan buliran air mata mulai memenuhi pelupuk matanya.

"Lo nggak perlu tahu alasan dia pulang ke Batam. Dan buat apa juga lo bertanya soal itu, apa lo lupa dengan apa yang sudah lo perbuat dulu?"

Tentu Anggita tidak akan pernah lupa apa yang dulu ia perbuat kepada Fatur, sampai saat ini dirinya masih terus dihantui rasa bersalahnya kepada Fatur. Sementara itu emosi Erik saat ini mulai meluap saat dirinya mengingat kejadian yang menimpa Fatur. Mungkin ini saatnya Erik menumpahkan rasa amarahnya kepada Anggita. Wajah Erik mulai memerah menampakkan kemurkaannya, sebisa mungkin Erik mencoba menahan amarahnya agar tidak meledak-ledak. Bagaimana juga Anggita adalah seorang perempuan, dan lebih tepatnya perempuan yang sangat dicintai oleh sahabatnya, Fatur.

"Gue hanya mau minta maaf," jelas Anggita yang kini mulai berurai air mata.

"Minta maaf kata lo! Minta maaf for what!" bentak Erik yang saat ini mulai terpancing emosi dan meluapkan amarahnya.

Air mata jatuh ke pipi Anggita dengan cepat gadis cantik itu mengusapnya di tengah-tengah tatapan sinis Erik.

"Lo mau minta maaf soal kejadian lima tahun lalu! Lo mau bilang kalau lo menyesal atas apa yang sudah lo perbuat sama dia! Lo mau bilang kalau lo khilaf!" nada sinis terdengar dari Eri serta kedua bola matanya terlihat hampir menjulur keluar.

Hanya tangis yang bisa Anggita lakukan saat ini, dan ia bisa menerima semua amarah Erik kepadanya karena itu adalah kesalahan terbesarnya. Apa yang sudah dilakukan olehnya telah membuat Fatur frustasi dan hancur.

"Fatur nggak akan pernah kembali lagi ke sini, jadi lo simpan aja permintaan maaf dan rasa bersalah lo. Sampai kapanpun juga Fatur nggak akan pernah memaafkan lo!" kata terakhir Erik sambil masuk ke dalam mobil dan  pergi meninggalkan Anggita sendirian yang masih terdiam mematung tidak bergeming.

Perasaan Fatur malam ini begitu sangat bahagia karena akhirnya bisa berkumpul kembali dengan keluarganya, meskipun sebenarnya Fatur masih merasa ketakutan karena papanya tidak mengetahui keberadaannya di sini. Sudah lama sekali Fatur menginginkan suasana seperti ini.

Sisi begitu bahagia jika adik tercintanya kembali lagi karena pasca kedua orangtuanya berpisah hanya Fatur teman bersandarnya selain mamanya. Apalagi saat mereka harus berpisah lima tahun ini membuat Sisi sangat kesepian. Mengetahui adiknya pulang ke rumah membuat Sisi sangat bahagia bukan main, akhirnya ia bisa melepaskan rasa rindunya selama lima tahun ini.

"Kamu apa kabar di sana? Semua baik-baik saja?" tanya Mili saat mereka bertiga sedang menikmati makan malam dengan menu andalan mamanya yaitu sayur sup ayam, ayam goreng dan kentang balado.

Sebenarnya Fatur jarang sekali makan di rumah, saat kuliah dulu ia lebih sering makan di luar rumah karena Fatur sangat senang mengkonsumsi roti dan susu. Bisa dihitung saat dirinya memakan makanan berat hanya beberapa hari sekali. Lelaki berwajah tampan sering mengkonsumsi makanan siap saji seperti pizza, hamburger, mie instan. Jika Fatur sedang ingin makan nasi cukup dengan sayur sup ayam dan ayam goreng saja.

"Baik, Kak," jawab Fatur singkat tersenyum manis sambil menikmati makan malam yang disediakan oleh mamanya.

"Makan yang banyak di sana kamu jarang menemukan makanan seperti ini, kan?" tambah mamanya sambil terus menuangkan makanan ke atas piring milik Fatur

"Iya, Ma. Aku kangen masakan mama," angguk Fatur sambil tersenyum dengan mata berbinar-binar.

"Maka dari itu makan yang banyak," saran Mili sembari tersenyum sedikit menggoda adiknya.

"Om Yuda kemana, Ma?" tanya Fatur mengalihkan pembicaraan.

Seketika sikap mamanya menjadi gugup dan tersipu malu saat mendengar nama yang disebutkan Fatur tadi. Om Yuda adalah lelaki yang sedang dekat dengan mamanya beberapa tahun ini. Pasca bercerai dengan papanya Fatur tidak lantas membuat mamanya move on dan membuka hati untuk lelaki lain.

Lama menyandang status janda membuat Fatur dan Mili merasa iba kepadanya, dan suatu hari mamanya bertemu dengan Om Yuda yang tidak lain adalah teman masa SMA nya dulu. Merasa nyaman dan mempunyai status yang sama membuat keduanya memutuskan untuk menjalani hubungan yang awalnya sangat diragukan oleh mamanya.

Trauma perceraiannya membuat mamanya menutup diri dan tidak jarang kedua anaknya selalu mendorong mamanya untuk mencari pendamping hidup yang baru. Berkat Fatur dan Mili akhirnya mamanya mau membuka hatinya lagi.

"Sedang tugas di luar kota," jawab mamanya singkat.

"Bagaimana hubungan mama dengannya?"

"Justru itu Mama ingin meminta izin sama kamu, hehe," sela Mili memotong pembicaraan dan sedikit menggoda mamanya.

Izin! Izin apa yang mamanya maksud? Fatur terdiam sesaat saat mendengar ucapan Mili sambil menatap kakaknya keheranan, apa maksud dari ucapan Mili. Meminta izin kepadanya? Untuk apa? Untuk apa Om Yuda meminta izin kepadanya? Beberapa saat Fatur terdiam mencerna ucapan Mili yang belum sepenuhnya terserap ke otaknya.

Dan ups, apa mungkin yang diucapkan oleh kakaknya sama dengan apa yang Fatur pikirkan saat ini. Sementara itu mamanya hanya tersenyum malu-malu mendengar ucapan Mili. Tiba-tiba raut wajah Fatur terlihat bahagia bukan main, senyumnya mengembang bahagia menatap mamanya yang masih terlihat malu menyampaikan kabar bahagia untuk putra bungsunya itu.

"Mama mau menikah?" tanya Fatur kaget dengan tawa ringan yang menandakan jika Fatur bahagia mendengarnya.

"Doakan saja," balas mamanya yang sedari tadi tersenyum manis tersipu malu menatap Fatur.

Ini adalah kabar bahagia yang Fatur dengar selama ini, akhirnya mamanya menemukan seorang pendamping hidupnya. Setelah sekian lama menyendiri dan itu membuat Fatur sangat bahagia dan tenang karena akan ada seseorang yang akan menjaga kakaknya dan mamanya saat dirinya jauh tidak bersama mereka berdua. Setidaknya beban Fatur tidak begitu berat meninggalkan mereka berdua.

"Serius, Ma! Mama nggak bohong, kan!" teriak Fatur  kaget sambil tersenyum menatap mamanya yang masih tersipu malu dan mamanya hanya membalasnya dengan anggukan kecil.

"Aku senang mendengarnya, semoga mama selalu bahagia," ucap Fatur mendoakan kebahagiaan mamanya.

Siapa yang tidak akan bahagia mendengar kabar ini, karena ini yang Fatur tunggu-tunggu sejak dulu.

"Kamu juga sayang," balas mamanya dengan mata yang berbinar-binar.

Sejak Fatur datang mamanya bisa merasakan sesuatu yang terjadi kepada putra bungsunya, Fatur terlihat murung saat baru kembali dari Australia. Memang mamanya tidak tahu jika Fatur baru saja pulang dari Bandung, yang mamanya tahu saat ini putranya baru saja pulang dari Australia. Apa yang membuatnya seperti itu bukan seharusnya putranya begitu bahagia karena bisa kembali lagi berkumpul dengan keluarganya lagi setelah sekian lama.

Setelah menikmati makan malam saat itu juga Fatur kembali ke kamarnya, matanya terus menatap ke arah luar jendela kamarnya dengan tatapan kosong dan pikirannya entah kemana. Hanya Anggita yang memenuhi pikirannya saat ini, di ambang pintu terlihat mamanya sedang menatap dirinya sedari tadi dengan guratan rasa khawatir. Mamanya tahu jika telah terjadi sesuatu kepada Fatur, tanpa berpikir panjang mamanya memutuskan untuk Fatur yang masih melamun.

"Fatur," panggil mamanya dari ambang pintu.

Seketika Fatur menoleh saat namanya dipanggil dan ia melihat mamanya sedang berdiri menatapnya dari ambang pintu dengan senyum manis merekah dan Fatur pun membalas senyuman mamanya itu.

"Mama," kata Fatur sambil menoleh memanggil ketika tahu itu mamanya.

Langkah kecil kaki mamanya mulai menghampiri Fatur yang masih berdiri di dekat jendela.

"Sedang apa kamu?" tanya mamanya basa basi yang sekarang sudah berada di hadapan Fatur.

"Menikmati suasana malam di luar jendela," jelasnya mencari alasan dan hanya tawa ringan yang terlukis di bibir mamanya.

"Mama perhatikan sikap kamu terlihat begitu murung sejak kamu datang. Apa kamu baik-baik saja?" tanya mamanya mulai menginterogasi.

Kenapa mamanya harus bertanya seperti itu, seketika Fatur terdiam sejenak menatap mamanya. Ia ragu untuk memberitahu mamanya kalau dirinya telah bertemu dengan Anggita. Bagaimana reaksi mamanya jika tahu soal ini, tapi Fatur juga tidak bisa bohong kepada mamanya atas apa yang sedang dirasakannya saat ini. Fatur hanya takut jika mamanya akan memberitahu tentang pertemuannya dengan Anggita kepada papanya.

"Aku baik-baik saja, Ma." Fatur mencoba berbohong meyakinkan mamanya yang menatapnya curiga sedari tadi.

Bagaimana juga mamanya tidak boleh tahu tentang ini, tapi mamanya tahu jika anaknya sedang berbohong mungkin karena ada sesuatu yang ia takutkan jika dirinya tahu.

"Mau sampai kapan kamu di sini? Mama harap kamu secepatnya pulang ke Australia karena jika papamu tahu pasti dia akan melarang kamu untuk kembali selamanya."

Itu juga yang Fatur khawatirkan bertemu dengan papanya, secepat mungkin ia harus pergi dari sini.

"Besok lusa aku akan kembali, Ma," timpal Fatur masih dengan wajah bingungnya akan apa yang dilakukannya nanti.

"Bagaimana kabar Anggita?" tanya mamanya to the poin ke inti pertanyaan yang sejak kemarin ingin ditanyakan kepada putranya itu.

Pertanyaan mamanya berhasil membuat Fatur kaget bukan main, bagai disambar petir disiang bolong telinga Fatur mendengarnya. Mengapa tiba-tiba mamanya bertanya tentang Anggita? Apa ia tidak salah mendengar atau mungkin mamanya salah bicara? Mengapa bisa mamanya bertanya soal Anggita kepadanya setelah sekian lama. Mendadak wajah Fatur gugup dan kikuk, terlihat dengan jelas matanya berkaca-kaca. Dan mamanya tahu pasti ada yang sedang disembunyikan oleh putranya itu saat ini, apa itu karena Anggita?

"Mama merasakan kamu telah menyembunyikan sesuatu, apakah itu? Apa mama nggak boleh tahu apa yang sudah membuat kamu murung sejak kamu datang?"

Sepertinya Fatur tidak bisa menyembunyikan apa yang sudah terjadi kepada mamanya, mungkin mamanya bisa merasakan dan tahu atas apa yang terjadi kepadanya. Hatinya memang sedang tidak karuan dan ia sangat bingung sekali akan apa yang harus dilakukannya saat ini. Haruskah ia kembali Ke Bandung untuk menyelesaikan tugasnya? Atau kembali ke Australia? Fatur terdiam sesaat dengan pikiran bercabang yang membuatnya menemui jalan buntu.

Ditatapnya wajah wanita setengah baya dengan lekat dengan tatapan sendu, apa boleh buat sepertinya Fatur harus memberitahu mamanya yang sebenarnya. Apapun yang akan terjadi dan reaksi mamanya ia tidak peduli.

"Sebenarnya aku bukan datang dari Australia, Ma. Tapi aku baru saja dari Bandung menemui Erik di sana," papar Fatur mulai bercerita dengan hati penuh ketakutan dan kekhawatiran.

Tidak ada tanda-tanda reaksi mamanya begitu kaget saat mendengar cerita Fatur. Saat itu mamanya terlihat tenang dan biasa saja, apa mungkin jika mamanya tahu jika Fatur telah menemui Erik? Tapi ia tidak pernah bercerita kepada mamanya untuk menemui Erik.

"Mama bisa menebak kalau kamu pulang ke Indonesia untuk menemui Erik, lalu kenapa kamu pulang ke sini? Kalau saja mama tahu kamu ada di Bandung, pasti mama akan ke sana bersama Mili."

Terlanjur Fatur harus memberitahukan soal Anggita kepada mamanya saat ini juga.

"Aku baru saja bertemu dengan Anggita, Ma," kata Fatur dengan suara agak parau.

Satu nama yang terucap di bibir Fatur seketika membuat mamanya kaget, ternyata ini alasannya mengapa Fatur terlihat murung dan pulang ke Batam.

"Di mana?" mamanya balik bertanya dengan penuh rasa penasaran.

"Di Bandung," jawab Fatur singkat.

Mengapa Fatur tidak terlihat begitu sangat senang akan pertemuannya dengan Anggita? Mengapa ia memilih untuk pulang ke Batam? Apa Fatur belum bisa melupakan kejadian 5 tahun lalu? Itu yang ada di pikiran mamanya saat ini.

"Kami berdua nggak sengaja terlibat proyek pembangunan rumah bersama," sabung Fatur lagi bercerita dengan air mata yang kini menetas jatuh ke pipinya.

Sekuat apapun Fatur menahan agar air matanya, sederas itu juga air mata yang jatuh ke pipinya. Fatur tidak bisa menahan lagi perasaannya begitu sangat berat bagi Fatur untuk mengendalikan rasa emosinya saat mereka bertemu. Begitu berkecamuk di hati Fatur saat mereka berdua harus saling bertatapan.

"Aku nggak tahu kalau dia adalah partner bisnisku, Ma."

"Dan ini alasan kamu pulang? Apa kamu menghindari dia?" tanya mamanya lagi menatap putranya yang kini mulai menangis.

1
🏘⃝Aⁿᵘ Madam 🍇
masih menyimak Thor, smengat ya
rembulan
episode yang sungguh bagus dan menarik
rembulan
kasihan orang tuanya meninggal
rembulan
good cerita
rembulan
apa yang membuat nya menjadi pendiam dan pengecut
rembulan
ya bagus kamu cinta tanah air kita 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!