jamZay darmawangsa keluarga terkaya di kotanya. Seorang Zay membenci para wanita terkenal, Apa lagi wanita cantik, yang memiliki banyak pesona. Bagi Zay, wanita cantik dan kaya akan banyak mempermainkan pria dan akan menjadikan pria sebuah pion atau ATM berjalan, dan untuk mereka pamerkan pada teman-temannya. Namun siapa sangka seorang Zay begitu benci dengan satu nama, dimana hingga sekarang pria itu begitu membencinya atas semua penghinaan yang iya terima dimasalalu.
Yuk mari ikuti kisahnya.
Follow IG : admiensyauqie
Follow Tiktok: Uqiee1280
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqie AlHaq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 10
"Masih ingat pulang kamu!" Sungut mamah Sita, ketika melihat putrinya memasuki rumah bersama sang suami.
Lilian hanya cengengesan, dia memberi kecupan sayang pada sang mamah dan pelukan manjanya, senjata ampun untuk membuat sang mamah tidak marah lagi.
"Apa mamah tau, aku pulang karena papah bilang mamah sakit karena merindukanku" bohong Lian, sedangkan tuan Damar yang mendengar itu hanya menggeleng, sepertinya drama anak dan mamah itu akan dimulai.
"Mamah sangat paham betul siapa kamu Lian, dasar anak ini, sudah sana istirahat dan tidak perlu lagi kembali kekantor, biarkan Riana yang mengerjakan, nanti malam bersiap dan berdandan dengan cantik, karena akan ada tamu yang akan makan malam disini, jadi kita sebagai tuan rumah harus menyambut tamu kita dengan hormat."
"Siapa?" Tanya Lilian dengan menyelidik, dia menatap mamahnya dengan tatapan curiga.
"Hanya teman lama, bukan siapa-siapa, jadi jangan cari alasan untuk kabur!" Ancam sang mamah, Lilian hanya mengedikan bahunya dan berlalu dari sana, sedangkan tuan Damar hanya diam saja sambil meminum teh yang di sediakan sang istri.
"Papah sudah bertemu putra Darmawangsa, dia sepertinya sopan" ujar tuan Damar pada sang istri yang duduk dihadapannya, membayangkan pertemanan tadi bersama Zay, tuan Damar cukup setuju dengan pilihan istrinya.
"Mamah tidak pernah bertemu, tapi mamah yakin saja ingin menjodohkan keduanya, karena didikan Moana pasti baik" timpal nyonya Sita.
"Terserah mamah saja, papah akan istirahat sejenak" Tuan Damar berlalu dari sana meninggalkan sang istri yang tengah membantu para naninya menyiapkan makan malam, nyonya Sita ingin memastikan sendiri hidangan yang akan dia siapkan untuk keluarga sahabatnya itu, apa lagi kali ada kaitannya tentang putrinya.
Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 18:00 itu artinya satu jam lagi akan makan malam, Lian yang masih mengantuk sebenarnya malas ingin ikut menemui tamu orang tuanya, namun ketika mengingat ancaman sang mamah mau tidak mau dia hanya mau.
"Ah,,, ada apa dengan mamah, kenapa memintaku memakai baju seperti," Lilian memutar-mutar tubuhnya didepan cermin,, cantik, tapi wanita itu tidak suka memakai gaun, namun jika tidak dituruti pasti mamahnya akan terus mengomel dan pasti akan mengatai dirinya pembangkang.
Sedangkan di lantai satu, bell pintu berbunyi, tamu yang diundang oleh tuan rumah pun mulai datang, "Selamat malam Jeng" sapa nyonya Moana pada nyonya Sita yang berdiri didepan pintu.
"Malam juga Jeng, mari silahkan masuk..." Nyonya Sita mempersilahkan tamunya untuk masuk, tidak lupa nyonya Sita menutup kembali pintu depan, "Kita langsung keruangan makan saja yuk, karena sudah waktunya makan malam, baru setelah ini kita bisa mengobrol," ajak Nyonya Sita.
Mereka semua berjalan beriringan menuju ruang makan, disana sudah ada tuan Damar yang menyambut mereka, Zay sekilas Menatap pada seluruh orang yang ada disana, pandangannya bertemu dengan tuan Damar, yang juga tengah tersenyum padanya, "Apa ini rumah tuan Damar Nugroho" batin Zay, pria itu jadi teringat dengan perkataan Rey yang mengatakan dirinya adalah calon menantu tuan Damar, "ck ternyata ini yang Rey maksud, kurang ajar sekali Rey tidak memberitahuku siapa klien tadi itu, awas aja besok!" Jengkel Zay,
"Dengarkan aku dulu, klien kita tadi itu adalah tuan Damar_"
"Iya gua udah paham Rey, bahkan kami sudah merencanakan kerja sama dengan tuan damar tadi" potong Zay cepat, hingga Rey berdecak, karena bosnya ini hobi sekali memotong perkataan dirinya.
"Nak Zay sudah sebesar ini ya, pantas saja jeng Moana ingin segera menjodohkan putra satu-satunya" Zay terkejut, ini semua karena mengingat dirinya yang tidak mau mendengarkan penjelasan Rey tadi, kali ini dia menyesal telah memotong perkataan Rey.
"Kita sama Jeng, sama-sama memikirkan nasib putra dan putri kita" timpal nyonya Moana, mereka terkekeh bersama, sedangkan tuan Darmawangsa dan Nugroho sesekali ikut menimpali Obrolan para istri mereka.
"Sebentar, aku tinggal dulu ya Jeng, mau memanggil putriku"
Who knows
Gurih gurih.. nyoooyyy
ya Ampuunn bisa di gorok kau sm Zaylangkung ..😠😡
Duhh ada yg nolong Jeny gak ya..
Emangg gedegg lihat yang bening2 langsungg hajarr, jadi degdegan gini ya. Kasihan Jenny kalau sampai jatuh kepelukan Ashoka sang Casanova, Otorr bantu Jenyy.. Dia yang berbuat dia juga yang marahh😫