Jessica Collins sangat bahagia ketika di nikahi oleh seorang duda tampan dan kaya raya, namun kebahagiaannya sirna saat mengetahui tujuan pria itu menikahinya hanya karena ia mirip dengan istri pertamanya dan rupanya pria itu tak benar-benar menyukainya.
"Apa di saat menyentuhku, kau sedang membayangkan istrimu yang lain ?"
Sungguh Jessica sangat sakit hati haruskah ia bertahan atau justru pergi menjauh di saat mengetahui dirinya sedang mengandung janin pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~10. Sikap pelayan yang aneh
"Ka-kau membuatku terkejut." ucap Jessica saat seorang pelayan tiba-tiba muncul di hadapannya.
Pelayan itu nampak menatap lekat gadis itu bahkan sampai tak berkedip dan itu membuat Jessica tiba-tiba merinding apalagi lampu penerangan di sekitarnya yang sangat minim.
"Ke-kenapa menatapku seperti itu ?" tanya Jessica kemudian, namun wanita itu tak kunjung menjawabnya dan justru mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya seakan sedang melihat sesuatu. Apa pelayan tersebut tak bisa berbicara atau mendengar?
"Mr Jason sedang menunggu anda di meja makan." ucap wanita paruh baya itu dengan nada dingin.
"Kau bisa berbicara ?" Jessica nampak menatap heran pelayan itu yang rupanya tak sesuai dugaannya.
"Silakan nona !!" pelayan itu langsung menunjukkan jalan tanpa berniat menanggapi perkataan gadis itu.
"Aneh." gumam Jessica seraya mengikuti langkah wanita tersebut.
Beberapa saat kemudian Jessica telah sampai di meja makan yang rupanya tak berada jauh dari tempatnya tadi, banyaknya lorong yang saling berhubungan membuatnya bingung apalagi ini pertama kalinya ia menginjakkan kakinya di rumah ini.
Melihat kedatangan Jessica, Mr Jason nampak mengulas senyumnya. Sepertinya pria itu baru selesai membersihkan dirinya dan terlihat begitu tampan di mata Jessica hingga membuatnya sampai tak berkedip menatapnya.
Sepertinya gadis itu sudah benar-benar terjerat pesona duda tampan tersebut yang memang pesonanya semakin bersinar di usianya yang semakin matang.
"Duduklah, kamu pasti laparkan !!" ucapnya seraya memberikan kode pada pelayannya agar menarik kursi untuk gadis itu.
"Terima kasih." ucap Jessica pada sang pelayan setelah ia menghempaskan bobot tubuhnya di sana, namun pelayan itu hanya mengangguk kecil dengan wajah datarnya. Benar-benar tak ramah, pikir Jessica.
Kemudian mereka segera menyantap berbagai makanan yang terhidang di atas meja. "Di sini sangat sepi, apa biasanya kamu selalu makan sendiri ?" tanya Jessica ingin tahu dengan keseharian pria yang baru saja menyatakan ingin menikahnya itu dan sekarang mereka resmi menjadi pasangan kekasih.
Entah apa kata orang tuanya nanti jika mengetahui ia menjalin hubungan dengan seorang pria yang jauh lebih dewasa.m darinya.
"Hm." Mr Jason hanya mengangguk kecil menanggapi perkataan gadis itu.
"Tapi jika kamu pindah ke sini, maka rumah ini takkan sepi." imbuh pria itu lagi.
"Pin-pindah? sekarang ?" ulang Jessica memastikan.
Mr Jason nampak mengulas senyumnya lalu mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan gadis itu yang berada di atas meja. "Hm, jika kamu mau pintu rumah ini akan selalu terbuka untukmu." ucapnya meyakinkan.
"Ta-tapi kita belum menikah, jadi bagaimana bisa kita tinggal bersama dalam satu atap ?" timpal gadis itu.
"Maka dari itu menikahlah denganku !!" balas Mr Jason dengan bersungguh-sungguh lantas mencium punggung tangan gadis itu dan itu membuat sang pelayan yang berdiri tak jauh dari sana nampak sedikit melebarkan matanya.
"Kita baru saja dekat jadi mana mungkin secepat itu menikah, paling tidak kita harus saling mengenal lebih jauh baru bisa memutuskan." timpal Jessica, sungguh ia masih belum yakin jika pria yang sedang duduk di hadapannya itu juga memiliki perasaan yang sama sepertinya.
Menyadari sang kepala pelayan masih berdiri tak jauh darinya, Mr Jason segera mengangkat tangannya memberikan kode agar wanita paruh baya itu segera meninggalkan mereka.
Dengan membungkukkan sedikit badannya lantas wanita itu segera pergi tanpa sepatah katapun dan itu membuat Jessica nampak heran dengan interaksi mereka.
"Maka dari itu mari kita saling mengenal lebih jauh." ucap Mr Jason melanjutkan.
"Tentu saja." Jessica langsung bersemangat, sungguh ia ingin tahu lebih jauh tentang pria itu yang selama ini di tutupi dari publik.
"Ngomong-ngomong apa benar tentang statusmu selama ini yang beredar di publik, karena aku tidak mungkin menikah atau berhubungan dengan seorang pria beristri ?" tanya Jessica to the point dan itu membuat Mr Jason langsung mengulas senyumnya.
"Kamu khawatir akan hal itu ?" timpalnya kemudian.
"Tentu saja." Jessica langsung mengangguk yakin.
Kemudian pria itu segera merogoh dompetnya lantas mengeluarkan sebuah identitas dirinya. "Kau bisa memeriksanya !!" ucapnya seraya mengulurkannya pada gadis itu.
Jessica segera mengambil lalu mengamatinya dan di sana tertera status pria itu yang memang seorang duda. "Ini asli ?" tanya Jessica kemudian dan sontak membuat Mr Jason tertawa lebar.
"Jadi kau meragukan tata administrasi di negara ini ?" ucapnya kemudian.
"Maaf, becanda." Jessica langsung tersenyum nyengir dan jauh dalam lubuk hatinya ada kelegaan di sana karena pria itu benar-benar sedang tak terikat pernikahan dengan wanita manapun.
"Aku boleh bertanya lagi ?" imbuh Jessica lagi.
"Silakan !!"
"Di-di mana mantan istrimu ?" tanya gadis itu dan seketika merubah raut wajah pria di hadapannya tersebut.
Mr Jason nampak berdehem kecil, lantas kembali membuka suaranya. "Bukankah jika sudah menjadi mantan tak perlu di bahas lagi ?" ucapnya menanggapi dan itu membuat Jessica terdiam seketika.
"Mulai hari ini kamu adalah masa depanku jadi mari berbicara tentang masa depan kita saja, bukan hal lain yang kurang begitu penting." imbuh pria itu lagi dengan suara tegasnya.
Jessica mengangguk kecil dan menyetujui pendapat pria itu meskipun ia juga sangat penasaran dengan mantan istri pria itu. Apa dia masih hidup atau sudah tiada? namun sepertinya pria di hadapannya itu enggan untuk membicarakannya, mungkin saja butuh waktu pikirnya.
"Ya, tentu saja." sahut Jessica kemudian.
"Cepat habiskan makananmu setelah itu aku akan mengantarmu pulang atau kamu ingin menginap di sini ?" ucap Mr Jason di tengah kunyahannya yang langsung membuat Jessica menggeleng cepat.
"Aku pulang saja." ucapnya kemudian, sungguh kejadian di ruang baca tadi masih membuat sekujur tubuhnya merinding tak karuan akibat ulah pria itu, apalagi harus menginap bisa-bisa ia ikutan khilaf dan melakukan hal lebih jauh lagi.
Lagi-lagi Mr Jason mengulas senyumnya. "Baiklah kalau begitu." ucapnya kemudian.
Beberapa saat kemudian Jessica yang baru selesai menghabiskan makanannya tiba-tiba merasakan geli di kakinya dan saat melihat apa yang terjadi gadis itu langsung berteriak lantas berlari ke arah Mr Jason.
"Ke-kenapa dia bisa berkeliaran di sini ?" ucapnya saat melihat Leon sang harimau yang berada tak jauh darinya itu.
Mr Jason terkekeh sekaligus gemas menatap gadis yang saat ini berada di pangkuannya sembari memeluk tubuhnya. "Mungkin dia ingin memberikan salam sebelum kamu pulang." ucapnya menanggapi.
"Ta-tapi dia hewan buas apa kamu tidak khawatir jika dia akan menggigit ?" Jessica mengingatkan.
"Leon sejak lahir sudah berada di sini dan aku yakin dia takkan melakukan itu, ya dia takkan melakukan itu." terang Mr Jason seraya menatap ke arah harimau tersebut.
"Tapi tetap saja aku takut." keukeh Jessica tak mau tahu, karena ia tak ingin menjadi santapannya.
Mr Jason langsung memanggil pelayannya. "Bi, bawa Leon kembali ke kandangnya !!" perintahnya kemudian lalu mengajak Jessica segera pergi dari sana.
"Ayo pergi dari sini Leon, kamu bisa melakukannya nanti." ucap pelayan tersebut dan Jessica yang sedang melangkahkan kakinya menjauh dari sana langsung berbalik badan saat mendengar perkataan pelayan tersebut.
Pandangan mereka nampak bertemu bahkan harimau tersebut juga terlihat menatapnya dan itu membuat Jessica langsung menelan ludahnya.
Entah kenapa ia merasa ada yang aneh dengan tatapan pelayan tersebut. "Melakukannya nanti, memang mau melakukan apa ?" gumamnya tak mengerti.
keren karya tulis mu k🤗🤗🤗