Di tahun 1523 Syeran adalah seorang Ratu yang memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri, karena dia sadar dia dinikahi oleh sang Raja hanya untuk mencetak keturunan. Tak ada cinta dan hidupnya begitu menderita.
Dia kira semuanya akan berakhir setelah dia meninggal, namun siapa sangka dia justru bertransmigrasi di tahun 2023, Syeran yang hidup dengan miskin dan kemudian dijual oleh sang ayah pada orang paling berpengaruh di kota Servo.
Pernikahan telah terjadi dan kini saatnya penandatanganan kontrak.
"Aku hanya butuh keturunan dari mu, jadi jangan berharap lebih," ucap Zeon dengan suaranya yang terdengar begitu dingin.
Syeran putus asa, bahkan di kehidupannya yang kedua nasibnya tetap sama.
Namun seketika harapan Syeran muncul saat tanpa sadar dia punya kekuatan untuk menghentikan waktu.
"Aku harus merubah surat kontrak itu!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMMW Bab 10 - Malam Yang Panjang
Syeran sudah tidak lagi merasakan dinginnya AC ketika perutnya terisi. Dan kini Syeran telah menghabiskan porsi makanannya sendiri, tapi dia lihat di sebelah sana masih ada satu porsi lain yang tidak disentuh oleh tuan Zeon.
Pikir Syeran makanan itu adalah milik pria tersebut.
Sesaat Syeran terdiam, kedua matanya menatap ke arah makanan itu lalu menunduk.
Diam-diam menelan ludah karena jujur saja dia masih menginginkannya, tapi tak kuasa untuk mempertanyakan kejelasan tentang makanan itu.
"Makan semuanya, malam ini Aku tidak ingin mendengar kata lelah," ucap Zeon tiba-tiba, hingga membuat Syeran merasa merinding saat itu juga.
Ucapan tuan Zeon begitu ambigu, namun anehnya Syeran bisa memahaminya dengan jelas.
Suamiku ingin aku memiliki banyak tenaga, dia tidak ingin aku bicara kata lelah. Batin Syeran.
Tiap kali dia memanggil tuan Zeon dengan sebutan suamiku di dalam hati, Syeran bisa berpikir bahwa semua yang dia terima ini adalah wajar.
Bukan karena pria itu berniat untuk menyakitinya.
Di masa lalu, Syeran terus berpikir buruk tentang raja Lorry, pikiran yang akhirnya membuat dia makin tersiksa sendiri.
Dan kini Syeran sungguh tak ingin mengulangi semua masa itu, karena itulah meski hanya mampu dia ucapkan di dalam hati, dia akan memanggil tuan Zeon dengan sebutan suamiku.
"Terima kasih Tuan," jawab Syeran, perlahan dia menggeser piring kosongnya dan mengganti dengan yang masih berisi.
Setelah membaca doa, dia kembali makan.
Sebelum jam 10 malam Syeran akhirnya selesai, dia telah merasa tenaganya kembali pulih.
Ya Tuhan, inilah saatnya. Batin Syeran.
Namun sebelum menoleh ke arah tuan Zeon entah kenapa rasanya Syeran ingin berteriak lebih dulu, jadi dia hentikan waktu.
Waktu berhenti.
"Arght!!" pekik Syeran, dia segera menutupi tubuhnya menggunakan kedua tangan, berlari ke atas ranjang degan kaki berjinjit dan bersembunyi di balik selimut.
"Pria itu benar-benar keterlaluan, bagaimana bisa tetap membiarkan aku seperti ini saat makan! Aaaaa." Syeran frustasi sendiri.
"Apa lebih baik aku tidur saja? tidak usah ada mallam pertama," gumamnya, namun kemudian langsung sadar bahwa saat dia bangun malam ini pun akan tetap ada.
Syeran memang bisa menghentikan waktu, tapi dia tak benar-benar bisa terbebas dari kenyataan.
"Huh! aku harus menghadapinya. Dia adalah suamiku, suamiku," ucapnya lagi.
Sekarang waktu masih berhenti, namun Syeran rasanya sudah malu sekali saat keluar dari selimut itu. Dia berjalan perlahan hingga berdiri di hadapan tuan Zeon.
"Kenapa aku di sini? nanti dia malah terkejut dan marah, harusnya aku tetap di kursi," gumam Syeran.
Dia lantas berbalik dan kini duduk di kursi makan.
Waktu berjalan. Batin Syeran.
Telah banyak hal yang dilakukan oleh gadis itu, tapi bagi Zeon tidak ada apa-apa.
"Jika sudah selesai, berbaring lah di atas ranjang," titah Zeon.
"Baik Tuan," jawab Syeran patuh, setelah berteriak tadi kini Syeran jadi lebih baik.
Maka dengan hati-hati dia menuju ke ranjang, naik dan berbaring di sana menunggu takdir.
Di saat Syeran telah siap, barulah bangkit dari duduknya. Berdiri tepat di depan ranjang itu dan menanggalkan semua pakaiannya.
"Jangan tutup mata mu," kata Zeon.
Syeran seketika membuka kedua matanya lebar-lebar, melihat satu per satu tatto yang tergambar jelas di tubuh pria itu.
Malam yang panjang akhirnya mereka lalui berdua.