Namaku Inaya, aku baru lulus di sekolah menengah atas. Keseharianku membersihkan rumah, memasak, dan memberi makan ayam. Suatu hari, aku bertemu dengan seorang nenek yang kebingungan mencari kendaraan. Dia meminta bantuanku. Awalnya aku menolak, namun karena kasihan, akupun membantunya. Setelah itu, dia memberiku sebuah gelang. Aku sudah menolak, namun dia kekeh memaksaku menerimanya. Semenjak memakai gelang, kejadian aneh mulai bermunculan.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya Hari ini ialah hari idul fitri. Aku dan keluargaku biasanya ziarah kemakam sang kakek dan nenek. Setelah itu kami pergi berkunjung kerumah nenek atau ibu dari ayahku. Diperjalanan, kecelakaan tak terelakkan terjadi. Aku terbang melayang dan jatuh keaspal. Tubuhku terguling-guling hingga memasuki sebuah empang atau biasa disebut kolam ikan. Aku sempat menatap gelang pemberian nenek tak kukenal, hingga kesadaranku pun hilang. Lalu setelah aku membuka mata kembali, aku berada ditempat asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zakina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 KEPASAR KERAJAAN KUNO (2)
Di sepanjanag perjalanan, tidak ada obrolan. Kami saling memalingkan wajah ke arah lain.
Benerapa jam berlalu, akhirnya kamu sampai di pasar. Kereta melaju memasuki area pasar. Tiba-tiba kereta berhenti mendadak.
Putri Andini dan Putri Irha turun dari kereta.
"Oiii, gembel. Lo ngapain halangi jalan gue," Ucap Putri Andini.
"Kalau jualan itu bukan di jalanan, membahayakan orang-orang berlalu lalang," Ucap Putri Irha.
"Ampuni saya, Putri. Hiks, hiks, tolong ampuni saya," Ucap Seorang wanita paruh baya bertekuk lutut memohon ampun.
"Minggir Lo, gak usah dekat-dekat. Najis tau gak," Ucap Putri Andini. Dia berjalan mundur.
"Sebaiknya bereskan dagangan anda secepatnya! Kereta kami mau lewat!" Perintah Putri Irha.
Ibu paruh bayah itu mulai memungut buah tomat dagangannya.
"Lambat amat sih," Kesal Putri Andini.
"Cambuk ini, bisa Putri gunakan untuk memukul pengemis itu," Ucap Dila, pelayan pribadi Putri Andini.
"Bagus juga," Ucap Putri Andini.
"Sini biar aku yang mulai mukul dia," Ucap Putri Irha menegadah tangan ke arah Putri Andini.
"Nih," Ucap Putri Andini menyerahkan tali cambuk.
"A..mpun, Pu..tri," Ucap Wanita paruh baya dengan mulut bergetar takut. Dia tampak menggendong putra kecilnya.
"Hiks, hiks, hiks," Tangis Anak kecil tersebut.
'Putri Irha berubah sekejam itu? Ini sungguh mustahil?' Batin Putra Mahkota.
'Istriku semakin kejam, sulit buat menakhlukkan hatinya kalau gini,' Batin Pangeran Bobby.
Aku yang penasaran ingin keluar. Ku liat seorang wanita dan anak kecil menangis memohon ampun.
"Sreg."
"HENTIKAN!" Teriakku berlari menahan tali cambuk yang di pegang Putri Irha.
"Apa yang Kau lakukan, hah," Ucap Putri Irha.
"Baiknya Lo minggir, ini urusan kita. Kalau Lo mau ikut mencambuk pengemis itu, tunggu kami selesai dulu," Ucap Putri Andini.
"Aku bilang hentikan! Kenapa kalian sejahat itu pada dia? Apa salah dia pada kalian? Apa tidak ada rasa iba sedikit pun kalian pada Ibu ini? Apa segitu berkuasa-nya kalian hingga menindas orang yang lemah. Harusnya kalian sadar, gimana kalau kalian yang berada di posisi Ibu ini? Apa yang akan kalian lakukan? Pasti kalian juga gak mau kan di perlakukan kayak binatang," Ucapku.
"Maaf," Ucap Putri Irha.
"Liat dia, apa sedikitpun tidak ada rasa kemanusiaan kalian? Dia bahkan bekerja banting tulang untuk sesuap nasi. Kalian orang kaya tidak bakal pernah tau betapa sulitnya bekerja keras. Kalian hanya tau hidup berfoya-foya dan menghamburkan uang orangtua seenaknya, tanpa berpikir betapa susahnya cari uang," Ucapku.
'Kenapa dia berubah? Apa ini trik baru agar aku bersimpatik padanya?' Batin Putra Mahkota Ilyas.
'Putri Khina, kau benar-benar baik hati. Andai bencana itu tidak datang, mungkin sekarang kita sudah menjadi suami-istri,' Batin Pangeran Arjuna.
"Sorry," Ucap Putri Andini merasa bersalah.
"Maaf," Ucap Putri Irha lagi.
"Minta maaf ke Ibu, bukan padaku," Ucapku.
"Maafkan kami, Bu," Ucap Putri Irha dan Andini.
"Tolong maafkan mereka, Bu. Saya janji, ini tidak akan terulang. Tapi ibu juga harus janji untuk berhati-hati, karena dengan dagangan Ibu berhamburan seperti ini, bisa membuat orang terjatuh saat menginjak tomat. Dan ibu juga bakal rugi jika tomat-tomat itu hancur ke injak sama orang-orang," Ucapku.
"Terima kasih sudah membantu saya, Putri," Ucap Wanita itu. Dia mulai memungut satu persatu tomat yang berserakan dijalan.
"Bu, biar aku bantu," Ucapku mengambil satu persatu buat tomat, lalu ku letakkan di dalam keranjang.
"Tidak, Putri. Saya merasa tidak enak hati jika Putri membantu saya lagi," Ucap Wanita itu.
"Tidak apa, sudah kewajiban sesama umat muslim dalam hal tolong-menolong bagi mereka yang kesusahaan atau di timpah masalah," Ucapku.
"Terimah kasih banyak, Putri. Semoga Dewa senantiasa melindungi dan memeberi semua kebahagiaan untukmu," Ucap Wanita itu.
"Maaf, Dewamu yang banyak itu bukan tuhan. Tuhan hanya satu, yaitu Tuhan Allah. Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada tuhan selain Allah," Ucapku tegas.
"HAH!" Orang-orang melongo kaget mendengar ucapanku.
'Mereka segitunya liatin aku. Kayak artis papan saja aku ini, wkwkwk,' Batinku.
Aku menengok kesamping, tak jauh dari sana ku kiat penjual kucing anggora. Aku pun berlari ke arah penjual tersebut.
"Wah-wah, kucingnya imut sekali," Ucapku memeluk kucing anggora bewarna putih dengan mata biru.
"Ini berapa harganya, Pak?" Tanyaku.
"Tiga koin emas, Putri," Ucap Si penjual dengan ramah.
"Oke aku beli," Ucapku melepaskan kucing dan merongoh saku celanaku.
'Dimana uangku? Astaga, aku lupa kalau aku kan enggak punya uang. Terus gimana caraku membayar ini ya?' Batinku bingung.
Tiba-tiba seseorang menyodorkan uang koim emas ke penjual kucing tersebut.
"Biar aku yang bayar!" Ucap Putra Mahkota.
"Biar aku saja," Ucap Pangeran Arjuna.
"Sudah tanggung jawabku membiayai semua kebutuhan putri khina," Ucap Putra Mahkota Ilyas.
"Tanggung jawab? Sejak kapan kau mau bertanggung jawab? Dulu kau selalu bersikap tidak peduli pada putri khina, sekarang kenapa kau berubah pikiran? Apa karena kau kaget melihat cinta pertamamu berubah kejam? Kenapa Sekarang kau baru sadar?" Ucap Pangeran Arjuna penuh ejekan.
"Kalian kalau mau ribut, di sana. Jangan disini, ganggu aja. Kalian juga tidak usah repot-repot bayar, aku bisa menyerahkan perhiasanku ini sebagai alat pembayaran," Ucapku.
"Salam Putra Mahkota. Salam Pangeran kedua. Terima kasih atas kunjugannya. Kucing-kucing ini saya gratiskan. Putri Mahkota boleh mengambil kucing sebanyak yang Tuan Putri inginkan," Ucap Panjual kucing.
"Benarkah? Kalau gitu, aku mau ambil kucing warna putih, kuning, biru, pink dan coklat," Ucapku tersenyum kegirangan.
'Aku tidak pernah melihat dia seimut itu kalau lagi senang. Rasanya dia berbeda dari sebelumnya,' Batin Putra Mahkota.
...Flashback a few years ago :...
Beberapa tahun yang lalu, seorang wanita turun dari kereta. Tatapannya begitu marah.
"PELAYAN! AMBILAKN CAMBUK!" Perintah Putri Khina.
"Ampun, Putri Mahkota," Ucap seorang wanita bersimpuh memohon ampunan.
"Tidak ada kata ampun!" Ucap Putri Khina tersenyum jahat. Dia mulai mencambuk Wanita tersebut.
"Cring."
"Ampun.....Ampun....akhrh," Ucap Wanita itu.
"Hahaha," Tawa Iblis Putri Khina.
"Jangan!" Ucap Putri Irha berlari dan melindungi Wanita itu.
Putri Khina yang melihat itu tetap melanjukkan pukulan cambuknya ke putri Irha.
"PUTRI KHINA!" Teriak Putra Mahkota. Dia langsung menampar wajah Putri Khina.
"Plak."
"Beraninya kau mencambuk wanita yang ku cintai. Akan ku balas setiap cambukan yang kau layangkan ke Putri Irha," Ucap Putra Mahkota. Dia merebut tali cambuk dan mulai mencambuk Putri Khina.
"Arhktt, sakit. Tolong hentikan, aku sedang hamil anakmu," Ucap Putri Khina.
"APA!" Kaget Putra Mahkota. "Kau jangan bohong! Aku tidak pernah menyentuhmu,"
"Aku tidak bohong, kau ingat saat satu bulan yang lalu. Kau mabok dan kita melakukan hubungan suami-istri. Apa kau lupa sama kejadian indah yang kita lewati? Apa kau tidak ingin mengulanginya lagi?" Ucap Putri Khina dengan genit. Dia langsung bergelayut manja di leher Putra Mahkota.
Putra Mahkota mendorong Putri khuna, lalu menarik tangan Putri Irha
"AAAAAA," Teriak Putri Khina dengan mata terpejam takut. Seseorang menahannya dari belakang.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Pangeran Arjuna.
Putri Khina perlahan membuka mata. "Lepas!"
"Tidak akan," Ucap Pangeran Arjuna.
"Lepas!" Berontak Putri Khina. Dia menginjak kaki pangeran Arjuna, lalu beranjak pergi.
...Flashback Ends....