𝐏𝐞𝐫𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐧𝐚𝐲𝐚 𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐡𝐚𝐫𝐦𝐨𝐧𝐢𝐬 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚, 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠, 𝐄𝐫𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐩𝐮𝐭𝐫𝐚 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐭𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐥𝐚𝐤 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐧𝐲𝐚, 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐝𝐢𝐚𝐠𝐧𝐨𝐬𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Mencari Jalan Keluar
Angga baru mengingat kalau dari semalam Ia belum menyentuh ponselnya sama sekali, dengan cepat Ia mencari benda pipih itu yang ternyata dalam keadaan mati total karena yang punya lupa mengisi daya.
" Ya mati, pantes saja nggak ada suara apapun. " Gumam Angga.
Ia langsung menghubungkan ke pengisian daya, sambil menunggu ponselnya bisa di nyalakan Angga membersihkan kamarnya yang masih berantakan. Mengganti seprei dengan yang baru, merasa cukup dirinya langsung menyalakan ponselnya.
Alangkah terkejutnya Ia ketika melihat banyaknya panggilan tak terjawab dari Kanaya dan juga beberapa pesan di aplikasi hijaunya.
" Ya Allah sayang, apa kamu tidak tidur semalaman. " Gumam Angga ketika melihat waktu pengiriman pesan yang Ia terima itu.
Angga duduk di pinggir ranjang, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Kali ini Ia benar-benar gusar, bingung dengan apa yang harus Ia lakukan.
Cintanya pada Kanaya begitu besar, namun saat ini Ia sudah menghianati kesucian cinta itu dengan merampas masa depan wanita lain.
" Sayang, maafkan Mas karena sudah menghianati cinta kita, menghianati kepercayaan mu. Apa kamu masih tetap akan mencintai Mas kalau kamu tahu apa yang sudah Mas lakukan sekarang ini. "
Angga meraih benda pipih itu lagi dan menghubungi Kanaya. Tak berselang lama wajah cantik Istrinya itu sudah terpampang indah di depan layar ponselnya.
Hati Angga berdenyut ketika melihat penampilan Istrinya.
" Sayang, kenapa dengan wajahmu. " Tanya Angga pelan.
Kanaya ternyata masih memakai perlengkapan sholatnya, Ia tertidur di atas sajadah setelah menunaikan kewajibannya. Wanita berusia tiga puluh tahun itu terbangun karena ponsel yang masih Ia gengam di tangannya bergetar.
" Alhamdulillah Mas, apa Mas baik- baik saja disana. Bagaimana keadaan Mas sekarang. " Bukannya menjawab pertanyaan Angga suaminya Ia malah bersyukur karena bisa melihat suaminya dalam keadaan baik baik saja.
Angga bisa melihat wajah sembab Istrinya dari balik layar ponselnya.
" Sayang, kamu belum jawab pertanyaan Mas. Kenapa wajahmu sembab, apa ada masalah disana atau kamu tidak tidur semalaman. " Tanya Angga kemudian.
Kanaya menggeleng pelan, Ia tidak ingin suaminya khawatir, apalagi kalau tau dirinya memang semalaman sulit untuk memejamkan mata, Ia baru bisa tidur setelah sholat subuh itupun sambil duduk bersandar pada sisi ranjang.
" Nggak Mas, aku tidur kok. "
Angga tau kalau Istrinya itu sedang berbohong, dan itu semakin membuat hatinya sakit seperti tertusuk seribu jarum.
" Mas kapan pulang, apa pekerjaannya disana masih lama. "
Angga bingung harus menjawab apa, pekerjaannya disini tidak ada sama sekali, hanya saja Ia masih belum bisa memutuskan bisa pulang cepat atau tidak. Karena Angga masih harus mengurus kekacauan yang Ia buat disini.
Usai menelpon Kanaya, Angga turun ke lantai bawah. Perutnya merasakan lapar dan sejak tadi cacing di perutnya sudah berdisco ria minta jatah.
" Assalamu'alaikum Bi. " Sapa Angga pada asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di rumah besar itu.
" Waalaikum salam Pak Angga, mau sarapan ? biar Bibi siapkan dulu. " Tawar Bi Dewi.
Angga mengangguk karena memang perutnya sudah terasa perih. Angga menatap sekeliling tidak ada siapapun disana.
" Bi, Tante sama Mang Usman kemana ? Asma juga tidak turun, apa Dia sudah sarapan Bi ?. "
Arhan memang tadi meninggalkan Asma di sofa ruang tengah karena Ia baru teringat kalau dari semalam Ia tidak memegang ponselnya.
" Kalau Amang biasa Pak, bekerja di pabrik. Kalau Tante mungkin masih di kamarnya, dan kalau Asma tadi sepertinya Dia juga masuk kamar. Tadi Bibi tawarkan makan tapi Dianya nggak mau. " Jawab Bibi sambil menata sarapan di atas meja.
Angga menatap Bi Dewi sebentar dan kembali melanjutkan sarapannya.
" Bi, tolong buatkan sarapan untuk Asma ya, biar Aku antar ke kamarnya !."
Bibi pun melaksanakan apa yang di minta majikannya.
" Ini Pak, biar Bibi saja yang bawa ke kamar. "
Angga mengangguk karena Ia juga tidak tau kamar gadis itu, Ia berjalan mengekor di belakang Bibi.
Bibi membuka pintu kamar namun sepertinya terkunci, mereka kemudian bergantian mengetuk pintu namun tidak ada jawaban sama sekali.
Angga mulai khawatir apalagi setelah Bibi Dewi mengatakan kemungkinan besar Asma melakukan tindakan bunuh diri, mengingat bagaimana kondisi Asma saat ini.
" Asma, kamu di dalam kan. Buka pintunya, atau Kakak dobrak pintunya. "
Angga sengaja mengatakan itu agar Asma membuka pintu, namun tetap saja tidak ada jawaban.
" Bi, ambilkan kunci duplikatnya cepat. "
Bibi masih tak bergeming dan melaksanakan perintah Angga.
" Bi, Bibi dengar nggak. Ambilkan kunci duplikat. "
Bibi akhirnya menjawab bahwa dirinya tidak tau menau soal kunci duplikat rumah itu.
" Maaf Pak, tapi Bibi nggak tau dimana tempat menyimpan kunci duplikat itu, bukan hanya itu saja, Bibi malah nggak tau kalau semua kunci pintu rumah ini ada duplikatnya. " Jawab Bibi jujur.
Angga berlari mengetuk pintu kamar Tantenya.
" Tante buka pintunya. "
Lili yang lagi bahagia mendapatkan transferan dari seseorang dalam jumlah besar, akhirnya keluar dengan langkah malas.
" Ada apa sih Bi, kamu lagi Angga. Ganggu orang lagi santai saja, ada masalah apalagi yang kamu buat, kenapa suka sekali bikin ribut. " Protes Lili.
" Tan, kunci duplikat mana. Angga harus membuka pintu kamarnya Asma karena sejak tadi di ketuk nggak ada jawaban. "
Lili menunjuk tempat menaruh kunci duplikat
" Tuh sono di laci, ambil sendiri. " Jawab Lili
Tanpa menunggu lama, Angga dan juga Bi Dewi segera mengambil kunci dan langsung membuka pintu kamar Asma, keduanya bisa bernafas lega karena wanita itu ternyata tidak apa- apa. Ia hanya duduk di lantai dengan wajah di sembunyikan di kedua lututnya.
" Asma bangun, ini Bibi bawakan sarapan. Apa mau Bibi suapin. " Tanya Bi Dewi.
Karena tidak ada pergerakan sama sekali akhirnya Angga tidak bisa tinggal diam, Ia mengangkat tubuh Asma dan meletakkannya dengan pelan di atas ranjang.
" Bi, berikan sarapannya. "
Bi Dewi mengangguk, Ia membawa sarapan Asma dan mencoba menyuapi wanita yang sepertinya tidak punya semangat hidup lagi.
Asma menggeleng berulang kali, Ia tidak ingin makan untuk saat ini. Angga yang melihat itu di buat bingung.
" Bi, bisa tinggalkan kami berdua. " Pinta Angga, Bibi pun mengangguk dan melangkah keluar.
Asma mencoba turun dan ikut berlari keluar, Ia tidak mau berada satu kamar dengan Angga, namun jalannya di tahan oleh Angga tentunya.
" Ucapan ku sebelumnya masih berlaku Asma, Aku tidak main- main. Aku bisa saja mengulang hal seperti malam tadi, kalau kamu tidak menurut. Apa kamu juga ingin. " Bisik Angga tepat di depan wajah Asma.
Tubuh Asma bergetar, sungguh Ia tidak ingin melakukannya lagi.
" Baiklah, sekarang kamu sarapan setelah itu kita pikirkan bagaimana kelanjutan masalah ini. "
Asma memaksakan diri untuk memakan sarapan yang ada di depannya meskipun terasa susah untuk di telan.
Siang hari semua berkumpul di ruang tengah termasuk Amang Usmam yang pulang karena permintaan Angga.
" Amang, bagaimana menurut Amang. Apa Angga bawa saja Asma ke Jakarta. "
Amang Usman yang sebenarnya sejak awal tidak ingin ikut campur hanya bisa menyerahkan semua keputusan kepada keponakannya itu.
" Amang mah terserah kamu saja Nak Angga, toh baik atau pun buruk semua keputusan kamu yang tanggung. "
Asma tidak setuju, Ia tidak mau ikut ke Jakarta. Bagaimana kalau sampai Istri dari Angga sampai tau tentang hubungan mereka, Ia tidak mau menyakiti sesama wanita, biarlah dia yang mengalah.
" Bagus dong kalau kamu bawa Asma ke Jakarta, tapi tunggu dulu. Jangan sampai niatmu membawa Dia ke Jakarta hanya untuk di sia- siakan saja. Tante ingin kamu menunjukkan itikad baik mu, kalau perlu kamu ceritakan pada Istrimu tentang semua yang terjadi dan minta ijinlah padanya untuk menikahi Asma. Bagaimana kalau semua yang kalian lakukan itu meninggalkan jejak, maksud Tante, bagaimana kalau ponakan Tante ternyata hamil, bukankah Dia akan malu karena hamil tanpa suami. "
Artis gagal mulai beraksi, wajah serius tapi dalam hati Ia tertawa bahagia. Siang itu terjadi perdebatan yang alot karena Asma tetap bersikeras tidak ingin ikut bersama Angga.
lah klu ansk orang KAYAAAAA MASAKAN NYA VARIATIF BISA MASAK APA AJA DR NEGARA MANA AJA!!!! KRN MEREKA BIASA MAKAN DI RESTO 2 MAHAL YG SEKALI MAKAN BISA HBS JUTAAN!! .. KLU MAKANAN DIATAS ITU UTK KELAS BABUUUUUU UTK KELAS ORG MISKIN BIN KERE.