Perselingkuhan Berakhir Penyesalan

Perselingkuhan Berakhir Penyesalan

Bab 1 Kenyataan Pahit

Erlangga Saputra adalah seorang pengusaha kaya raya yang harus menelan pil pahit, setelah mengetahui wanita yang Ia cintai dan sudah membersamai nya selama sepuluh tahun terakhir nyatanya di vonis tidak bisa memberinya keturunan. Erlangga dilema, Ia tidak tau apa yang harus Ia lakukan. Sementara di lain pihak sang Ibu yang memang sudah berusia lanjut dan juga sakit sakitan, sangat ingin sekali mempunyai cucu sebelum tutup usia.

Bukan hanya itu, Ia bingung apa yang harus Ia katakan pada wanitanya itu. Cintanya begitu besar pada Istrinya. Sebenarnya Erlangga tidak begitu peduli walaupun tidak bisa memiliki anak langsung dari rahim Istrinya, toh mereka bisa mengadopsi anak dari panti asuhan. Tapi masalahnya kenapa baru sekarang ide itu muncul, kenapa bukan dari dulu.

Apa yang bisa Ia jadikan alasan agar Istri dan Ibunya bisa menerima semua rencananya.

" Erlangga, bagaimana hasil pemeriksaan rutin yang kalian jalani berdua, apa sudah ada kabar baik. " Tanya Bu Aminah, Ibu dari Erlangga Saputra.

" Uhuk, uhuk. "

Erlangga yang sedang menikmati makan malamnya langsung terbatuk batuk ketika mendengar pertanyaan Ibunya. Dengan cepat Kanaya menyodorkan segelas air pada suaminya.

" Sayang, hati-hati dong kalau makan, masa iya Ibu tanya gitu saja Mas jadi tersedak gini. " Protes Kanaya karena rasa cemas yang Ia rasakan.

Selera makannya tiba-tiba hilang setelah tersedak, akhirnya Erlangga pun menyudahi makan malamnya.

" Ibu, Erlangga ke atas dulu ya, ada yang harus Erlangga kerjakan. " Pamit Erlangga pada sang Ibu.

Pria itu beralih pamit pada Istrinya

" sayang, lanjutkan saja makannya, Mas mau kekamar duluan ya. " Erlangga mengelus kepala Kanaya dengan penuh kasih sayang.

Kanaya tersenyum dan mengangguk, lalu kemudian melanjutkan makan malamnya.

" Naya, ada apa dengan suami mu. Masa iya Ibu tanya begitu saja Dia sampai tersedak begitu. Apa jangan jangan Dia sudah tau hasil dari pemeriksaan kalian. Apa kamu tidak tau apa apa soal itu. "

Kanaya segera menyudahi makan malamnya dan meneguk air putih di hadapannya, Ia tersenyum pada wanita di depannya.

" Entahlah Ibu, tapi Kanaya belum mengetahui masalah itu. Soalnya Kanaya langsung ke butik setelah dari klinik Mas Dimas, coba nanti Naya tanya Mas Erlangga dulu ya, siapa tau Dia sudah mendapatkan hasilnya. "

Ibu Aminah mengangguk meskipun jujur Ia kecewa karena sampai detik ini pun harapannya belum juga terwujud.

Sementara Kanaya merapikan meja makan dan mencuci semua alat alat yang kotor bekas Ia memasak tadi. Setelah bersih Ia memilih naik menyusul suaminya yang sudah lebih dulu naik ke peraduan mereka itu.

Ia tersenyum melihat suaminya masih sibuk dengan laptopnya.

" Secangkir kopi untuk mu sayang,untuk pangeran ku. " Ucap Kanaya seraya meletakkan kopi kesukaan suaminya itu.

Erlangga tersenyum dan meraih tangan Kanaya, mengalungkannya di lehernya.

" Ada apa sayang, apa ada masalah. " Tanya Kanaya mencium rambut dan leher suaminya dari belakang.

Ahhh hmmm, racau Erlangga menerima perlakuan Istri tercintanya. Kanaya kembali memijit pelipis suaminya agar Pria itu merasa nyaman dan benar saja, Erlangga memejamkan mata, dirinya merasa lebih rileks, apalagi kepalanya Ia sandarkan pada dua benda kembar nan kenyal milik sang Istri.

" Sayang, apa aku boleh tanya sesuatu. " Tanya Kanaya pelan dan hati-hati.

" Emm. " Jawab Erlangga yang masih menikmati pijatan lembut tangan Istrinya.

Kanaya menghela nafas sebelum mengutarakan apa yang menjadi alasan keingin tahuannya itu.

" Apa Mas sudah mengambil hasil pemeriksaan kita kemarin dan bagaimana hasilnya. "

Lama Erlangga terdiam sebelum akhirnya Ia membuka mata dan langsung menghadiahi ciuman di bibir merah Istrinya.

Kanaya terkejut mendapatkan serangan mendadak dari suaminya, Erlangga bahkan menarik pelan tubuh Naya hingga duduk di pangkuannya.

Kanaya yang sebelumnya terkejut kini membalas ciuman panas suaminya, mereka salin menukar saliva hingga keduanya hampir kehabisan oksigen.

Hmmmmpptt ahhh, Kanaya mengambil oksigen sebanyak-banyaknya ketika pagutan mereka terlepas.

" Ada apa sayang, katakan padaku. Apapun hasilnya InsyaAllah aku akan tetap menerimanya. Apa hasilnya bagus atau di antara kita ada yang bermasalah. "Tanya Kanaya penuh selidik.

Erlangga berdiri dan menarik tangan Istrinya ke ranjang, Ia mulai membuka satu persatu kancing baju tidur Kanaya hingga menampakkan gunung kembar yang sedari tadi membuatnya nyaman.

" Beautifull. " Erlangga berdecak kagum melihat dua bongkahan kembar itu.

Meskipun sudah memasuki tiga puluh tahun namun benda kesukaannya itu masih nampak indah, mungkin karena hanya dirinya yang menikmati keindahan disana setiap malamnya jadi masih nampak indah. Erlangga menyembunyikan wajahnya disana, menikmati aroma tubuh sang Istri yang membuatnya selalu candu.

" Sayang, Mas belum jawab pertanyaan ku dan juga Ibu. Gimana hasil tesnya. "

Erlangga melepaskan baju tidurnya, sesuatu di bawah sana sudah meronta- ronta ingin keluar dari dalam sangkarnya.

" Maaf sayang, tapi Mas belum tau. Mas belum menemui Dimas, mungkin besok Mas akan menemuinya. " Jawab Erlangga.

Kanaya menarik nafas berat, matanya mulai berkaca- kaca. Ia kecewa pada suaminya karena suaminya ternyata membohonginya.

Sebelum naik ke kamar, Kanaya sudah menghubungi Dimas dan menanyakan hasil tes yang mereka lakukan. Dimas tidak mengatakan hasilnya secara detail, namun Dokter tampan itu mengatakan kalau hasilnya sudah Ia berikan pada suaminya.

" Sayang, kamu kenapa. Apa aku melakukan salah padamu. " Tanya Erlangga yang langsung cemas melihat raut wajah Istrinya.

Kanaya menggeleng pelan, Ia mencoba mengatur emosinya agar tidak terjadi perdebatan di antara mereka.

" Tidak apa apa sayang, Aku hanya rindu ingin punya momongan. Aku ingin ada benih yang tumbuh di rahim ini, Aku ingin jadi Istri yang sempurna. Bisa hamil dan melahirkan, bisa memberi kebahagiaan di rumah ini. " Jawab Kanaya kemudian

Akhirnya cairan bening jatuh juga dari sudut matanya, Ia tak mampu lagi menahan agar tidak turun.

" Husttt sayang, jangan menangis. Please, kamu kan tau kalau Mas tidak suka melihatmu menangis, lalu kenapa kamu menangis lagi sayang. " Erlangga menarik tubuh Istrinya mendekapnya dalam pelukan.

Ia segera mengusap air matanya yang juga tiba-tiba jatuh tanpa bisa di komando, Ia takut Istrinya melihatnya dan semakin curiga padanya.

" Ya Tuhan, kenapa Engkau uji kami dengan ujian yang begitu berat seperti saat ini. Hamba tidak tega melihatnya sakit hati, apalagi kalau sampai Ia tahu bahwa rahim nyalah yang bermasalah. Ya Tuhan, ampunilah dosa kami kalau dosa itu yang menjadi penghambat rezeki besar yang Engkau turunkan untuk kami dan sekiranya Engkau berkenan, hembuskanlah roh Suci di dalam rahim Istri tercinta hamba ini. Hamba tau tidak ada yang tidak mungkin kalau Engkau sudah berkehendak, hamba rela umur hamba berkurang asalkan Engkau menghadirkan kebahagiaan untuk kedua wanita yang Hamba cintai ini, Hamba mohon Ya Allah. " Jerit Erlangga dalam hati.

Ia benar-benar berharap ada keajaiban yang di berikan sang pemilik kehidupan kepada mereka saat ini, agar Ia selalu bisa melihat senyum kebahagiaan di wajah kedua wanita yang sangat Ia sayangi itu.

Terpopuler

Comments

Al^Grizzly🐨

Al^Grizzly🐨

hahh..aneh ya..sampai 10 tahun belum ada tanda hamil...ngapain saja selama 10 tahun itu?
kalau sibuk kerja...kan ada waktu libur buat anak...keluarga itu punya batas waktu dalam menanti kehamilan istri...seperti nnti 5 tahun baru mau punya anak...hal yg aneh..sudah 10 tahun belum punya anak...hmmm..terserah authornya.

2024-05-04

0

𝐀⃝🥀🦆͜͡🅣🅡🅘🅐ᴳ𝐑🍁🤎 ❣️ˢ⍣⃟

𝐀⃝🥀🦆͜͡🅣🅡🅘🅐ᴳ𝐑🍁🤎 ❣️ˢ⍣⃟

jujur lebih baik daripada nanti ada kesalahpahaman ...Erlangga pasti g tega mau bilang hasilnya tidak bagus ke Kanaya

2024-01-24

1

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

katakan dengan sejujurnya saja biar kanaya juga tau kondisi dirinya saat ini

2024-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2 Melakukan Kewajiban
3 Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4 Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5 Bab 5 Ke luar Kota
6 Bab 6 Kebingungan Angga
7 Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8 Bab 8 Awal Malapetaka
9 Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10 Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11 Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12 Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13 Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14 Bab 14 Pulang Kampung
15 Bab 15 Mulai Berbohong
16 Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17 Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18 Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19 Bab 19 Pingsan
20 Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21 Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22 Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23 Bab 23 Positif Hamil
24 Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25 Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26 Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27 Bab 27 Terlambat Ke kantor
28 Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29 Bab 29 Frustasi
30 Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31 Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Tambah Kacau
33 Bab 33 Rencana Istri Muda
34 Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35 Bab 35 Singa
36 Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37 Bab 37 Angga Frustasi
38 Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39 Bab 39 Jatah Terakhir
40 Bab 40 Talak Karena Amarah
41 Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42 Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43 Bab 43 Menanggung Malu
44 Bab 44 Kedatangan Kevin
45 Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46 Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47 Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48 Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49 Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50 Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51 Bab 51 Baby Twins
52 Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53 Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54 Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55 Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56 Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57 Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58 Bab 58 Kemarahan Asma
59 Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60 Bab 60 Menculik Sang Mafia
61 Bab 61 Aksi Leony
62 Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63 Bab 63 Kebingungan Asma
64 Bab 64 Kegilaan Albert
65 Bab 65 Janji Albert
66 Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67 Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68 Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69 Bab 69 Siasat Robert
70 Bab 70 Mengingat Semuanya
71 Bab 71 Syarat yang Sulit
72 Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73 Bab 73 Memaksakan Jodoh
74 Bab 74 Melumpuhkan Robert
75 Bab 75 Tidak Sah
76 Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77 Bab 77 Aku Lebih Berhak
78 Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79 Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80 Bab 80 Saran Asma
81 Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82 Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83 Bab 83 Siasat Sean
84 Bab 84 Menemui Albert
85 Bab 85 Selamat Karena Notif
86 Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87 Bab 87
88 Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89 Bab 89 Tuduhan Erlangga
90 Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91 Bab 91 Sidang Putusan
92 Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93 Bab 93 Ketakutan Susi
94 Bab 94 Gagal Kabur
95 Bab 95 Pembatalan kerja sama
96 Bab 96 Mencari Alasan
97 Bab 97 Ancaman Asma
98 Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99 Bab 99 Salah Faham
100 Bab 100 Calon Suami
101 Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102 Bab 102 Lamaran Sean
103 Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104 Bab 104 Persiapan Pernikahan
105 Bab 105 Pulang Kampung
106 Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107 Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108 Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109 Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110 Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111 Bab 111 Menenangkan Diri
112 Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113 Bab 113 Membantu Susi
114 Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115 Bab 115. Mari Kita Bercerai
116 Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117 Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118 Bab 118 Ketakutan Asma
119 Bab 119 Kabar duka
120 Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121 Bab 121 Junior Otw
122 Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123 Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124 Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125 Bab. 125 Ancaman Miska
126 Bab 126 Kabar Baik
127 Bab 127. Tidak tau tempat
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Pengajuan Syarat
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Kenyataan Pahit
2
Bab 2 Melakukan Kewajiban
3
Bab 3 Mencari Jawaban Sendiri
4
Bab 4 Mungkin Belum Waktunya
5
Bab 5 Ke luar Kota
6
Bab 6 Kebingungan Angga
7
Bab 7 Ucapan Adalah Do'a
8
Bab 8 Awal Malapetaka
9
Bab 9 Drama Di Balik Malapetaka
10
Bab 10 Mencari Jalan Keluar
11
Bab 11 Pokus Yang Mulai Bercabang
12
Bab 12 Perdebatan Ibu dan Anak
13
Bab 13 Berharap Ada Keajaiban
14
Bab 14 Pulang Kampung
15
Bab 15 Mulai Berbohong
16
Bab 16 Dukungan Dari Bu Aminah
17
Bab 17 Pil Ketamat Pemberian Umi
18
Bab 18 Paksaan Dari Sang Ibu
19
Bab 19 Pingsan
20
Bab 20 Masuk Rumah Sakit
21
Bab 21 Mulai Tidak Peduli
22
Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
23
Bab 23 Positif Hamil
24
Bab 24 Berita Baik dan Buruk
25
Bab 25 Mencoba Kuat Demi Baby Twins
26
Bab 26 Apa Masih Pantas Di rindukan
27
Bab 27 Terlambat Ke kantor
28
Bab 28 Tanda Tangan Persetujuan
29
Bab 29 Frustasi
30
Bab 30 Aku dan Dia Berbeda
31
Bab 31 Di Larikan Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Tambah Kacau
33
Bab 33 Rencana Istri Muda
34
Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
35
Bab 35 Singa
36
Bab 36 Pilihan Yang Sulit
37
Bab 37 Angga Frustasi
38
Bab 38 Pembicaraan Mengenai Status
39
Bab 39 Jatah Terakhir
40
Bab 40 Talak Karena Amarah
41
Bab 41 Kekecewaan Seorang Ibu
42
Bab 42 Kehilangan Kerja Sama Lagi
43
Bab 43 Menanggung Malu
44
Bab 44 Kedatangan Kevin
45
Bab 45 Mencari Keberadaan Kanaya
46
Bab 46 Tidak Bisa Di Pertahankan
47
Bab 47 Menyalahkan Ibu Mertua
48
Bab 48 Wanita Di Masa Lalu
49
Bab 49 Ramuan Penyubur Kandungan
50
Bab 50 Penyakit Aneh Angga
51
Bab 51 Baby Twins
52
Bab 52 Mengetahui Kebenaran
53
Bab 53 Menyusul Ke Bogor
54
Bab 54 Usahakan Cepat Hamil
55
Bab 55 Abidzar Dan Adiba
56
Bab 56 Penyelamatan Baby Twins
57
Bab 57 Kiriman Paket Misterius
58
Bab 58 Kemarahan Asma
59
Bab 59 Tragedi Sepuluh Tahun Silam
60
Bab 60 Menculik Sang Mafia
61
Bab 61 Aksi Leony
62
Bab 62 Lionel Adriano Siregar
63
Bab 63 Kebingungan Asma
64
Bab 64 Kegilaan Albert
65
Bab 65 Janji Albert
66
Bab 66 Di Ikuti Umi Aminah
67
Bab 67 Sulit Untuk Hamil
68
Bab 68 Terkuaknya Sebuah Rahasia
69
Bab 69 Siasat Robert
70
Bab 70 Mengingat Semuanya
71
Bab 71 Syarat yang Sulit
72
Bab 72 Menantu yang di Sia- siakan
73
Bab 73 Memaksakan Jodoh
74
Bab 74 Melumpuhkan Robert
75
Bab 75 Tidak Sah
76
Bab 76 Bagaikan Langit dan Bumi
77
Bab 77 Aku Lebih Berhak
78
Bab 78 Perdebatan Angga dan Sang Istri
79
Bab 79 Memperbaiki Keadaan
80
Bab 80 Saran Asma
81
Bab 81 Syarat Yang Tidak Menguntungkan
82
Bab 82 Menunggu Jawaban Kanaya
83
Bab 83 Siasat Sean
84
Bab 84 Menemui Albert
85
Bab 85 Selamat Karena Notif
86
Bab 86 Bangun Bersama Pria Tak di Kenal
87
Bab 87
88
Bab 88 Pembantu Buat Bu Aminah
89
Bab 89 Tuduhan Erlangga
90
Bab 90 Sidang Hak Asuh Anak
91
Bab 91 Sidang Putusan
92
Bab 92 Tidak Sadarkan Diri
93
Bab 93 Ketakutan Susi
94
Bab 94 Gagal Kabur
95
Bab 95 Pembatalan kerja sama
96
Bab 96 Mencari Alasan
97
Bab 97 Ancaman Asma
98
Bab 98 Apakah Sudah Terlambat
99
Bab 99 Salah Faham
100
Bab 100 Calon Suami
101
Bab 101 Datanglah Ke Rumah
102
Bab 102 Lamaran Sean
103
Bab 103 Diam Di Kira Sakit
104
Bab 104 Persiapan Pernikahan
105
Bab 105 Pulang Kampung
106
Bab 106 Di Labrak Istri Dari Kekasih Gelap
107
Bab 107 Jodoh Adalah Cerminan Diri
108
Bab 108 Pertengkaran Dua rumah tangga
109
Bab 109 Tidak Akan Memperpanjang Masalah
110
Bab 110 Khawatir untuk yang pertama kali
111
Bab 111 Menenangkan Diri
112
Bab 112 Ungkapan Cinta Arman
113
Bab 113 Membantu Susi
114
Bab 114 Surat Dari Rumah Sakit
115
Bab 115. Mari Kita Bercerai
116
Bab 116 Meminta Dukungan mertua
117
Bab 117 Mengikhlaskan Lebih Baik
118
Bab 118 Ketakutan Asma
119
Bab 119 Kabar duka
120
Bab 120 Tidak Perlu mencari yang salah
121
Bab 121 Junior Otw
122
Bab 122 Bekerja tanpa syarat
123
Bab 123 Berdamai dengan masa lalu
124
Bab 124 Ucapan Sinis Karyawan hotel
125
Bab. 125 Ancaman Miska
126
Bab 126 Kabar Baik
127
Bab 127. Tidak tau tempat
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Pengajuan Syarat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!