Perselingkuhan Berakhir Penyesalan
Erlangga Saputra adalah seorang pengusaha kaya raya yang harus menelan pil pahit, setelah mengetahui wanita yang Ia cintai dan sudah membersamai nya selama sepuluh tahun terakhir nyatanya di vonis tidak bisa memberinya keturunan. Erlangga dilema, Ia tidak tau apa yang harus Ia lakukan. Sementara di lain pihak sang Ibu yang memang sudah berusia lanjut dan juga sakit sakitan, sangat ingin sekali mempunyai cucu sebelum tutup usia.
Bukan hanya itu, Ia bingung apa yang harus Ia katakan pada wanitanya itu. Cintanya begitu besar pada Istrinya. Sebenarnya Erlangga tidak begitu peduli walaupun tidak bisa memiliki anak langsung dari rahim Istrinya, toh mereka bisa mengadopsi anak dari panti asuhan. Tapi masalahnya kenapa baru sekarang ide itu muncul, kenapa bukan dari dulu.
Apa yang bisa Ia jadikan alasan agar Istri dan Ibunya bisa menerima semua rencananya.
" Erlangga, bagaimana hasil pemeriksaan rutin yang kalian jalani berdua, apa sudah ada kabar baik. " Tanya Bu Aminah, Ibu dari Erlangga Saputra.
" Uhuk, uhuk. "
Erlangga yang sedang menikmati makan malamnya langsung terbatuk batuk ketika mendengar pertanyaan Ibunya. Dengan cepat Kanaya menyodorkan segelas air pada suaminya.
" Sayang, hati-hati dong kalau makan, masa iya Ibu tanya gitu saja Mas jadi tersedak gini. " Protes Kanaya karena rasa cemas yang Ia rasakan.
Selera makannya tiba-tiba hilang setelah tersedak, akhirnya Erlangga pun menyudahi makan malamnya.
" Ibu, Erlangga ke atas dulu ya, ada yang harus Erlangga kerjakan. " Pamit Erlangga pada sang Ibu.
Pria itu beralih pamit pada Istrinya
" sayang, lanjutkan saja makannya, Mas mau kekamar duluan ya. " Erlangga mengelus kepala Kanaya dengan penuh kasih sayang.
Kanaya tersenyum dan mengangguk, lalu kemudian melanjutkan makan malamnya.
" Naya, ada apa dengan suami mu. Masa iya Ibu tanya begitu saja Dia sampai tersedak begitu. Apa jangan jangan Dia sudah tau hasil dari pemeriksaan kalian. Apa kamu tidak tau apa apa soal itu. "
Kanaya segera menyudahi makan malamnya dan meneguk air putih di hadapannya, Ia tersenyum pada wanita di depannya.
" Entahlah Ibu, tapi Kanaya belum mengetahui masalah itu. Soalnya Kanaya langsung ke butik setelah dari klinik Mas Dimas, coba nanti Naya tanya Mas Erlangga dulu ya, siapa tau Dia sudah mendapatkan hasilnya. "
Ibu Aminah mengangguk meskipun jujur Ia kecewa karena sampai detik ini pun harapannya belum juga terwujud.
Sementara Kanaya merapikan meja makan dan mencuci semua alat alat yang kotor bekas Ia memasak tadi. Setelah bersih Ia memilih naik menyusul suaminya yang sudah lebih dulu naik ke peraduan mereka itu.
Ia tersenyum melihat suaminya masih sibuk dengan laptopnya.
" Secangkir kopi untuk mu sayang,untuk pangeran ku. " Ucap Kanaya seraya meletakkan kopi kesukaan suaminya itu.
Erlangga tersenyum dan meraih tangan Kanaya, mengalungkannya di lehernya.
" Ada apa sayang, apa ada masalah. " Tanya Kanaya mencium rambut dan leher suaminya dari belakang.
Ahhh hmmm, racau Erlangga menerima perlakuan Istri tercintanya. Kanaya kembali memijit pelipis suaminya agar Pria itu merasa nyaman dan benar saja, Erlangga memejamkan mata, dirinya merasa lebih rileks, apalagi kepalanya Ia sandarkan pada dua benda kembar nan kenyal milik sang Istri.
" Sayang, apa aku boleh tanya sesuatu. " Tanya Kanaya pelan dan hati-hati.
" Emm. " Jawab Erlangga yang masih menikmati pijatan lembut tangan Istrinya.
Kanaya menghela nafas sebelum mengutarakan apa yang menjadi alasan keingin tahuannya itu.
" Apa Mas sudah mengambil hasil pemeriksaan kita kemarin dan bagaimana hasilnya. "
Lama Erlangga terdiam sebelum akhirnya Ia membuka mata dan langsung menghadiahi ciuman di bibir merah Istrinya.
Kanaya terkejut mendapatkan serangan mendadak dari suaminya, Erlangga bahkan menarik pelan tubuh Naya hingga duduk di pangkuannya.
Kanaya yang sebelumnya terkejut kini membalas ciuman panas suaminya, mereka salin menukar saliva hingga keduanya hampir kehabisan oksigen.
Hmmmmpptt ahhh, Kanaya mengambil oksigen sebanyak-banyaknya ketika pagutan mereka terlepas.
" Ada apa sayang, katakan padaku. Apapun hasilnya InsyaAllah aku akan tetap menerimanya. Apa hasilnya bagus atau di antara kita ada yang bermasalah. "Tanya Kanaya penuh selidik.
Erlangga berdiri dan menarik tangan Istrinya ke ranjang, Ia mulai membuka satu persatu kancing baju tidur Kanaya hingga menampakkan gunung kembar yang sedari tadi membuatnya nyaman.
" Beautifull. " Erlangga berdecak kagum melihat dua bongkahan kembar itu.
Meskipun sudah memasuki tiga puluh tahun namun benda kesukaannya itu masih nampak indah, mungkin karena hanya dirinya yang menikmati keindahan disana setiap malamnya jadi masih nampak indah. Erlangga menyembunyikan wajahnya disana, menikmati aroma tubuh sang Istri yang membuatnya selalu candu.
" Sayang, Mas belum jawab pertanyaan ku dan juga Ibu. Gimana hasil tesnya. "
Erlangga melepaskan baju tidurnya, sesuatu di bawah sana sudah meronta- ronta ingin keluar dari dalam sangkarnya.
" Maaf sayang, tapi Mas belum tau. Mas belum menemui Dimas, mungkin besok Mas akan menemuinya. " Jawab Erlangga.
Kanaya menarik nafas berat, matanya mulai berkaca- kaca. Ia kecewa pada suaminya karena suaminya ternyata membohonginya.
Sebelum naik ke kamar, Kanaya sudah menghubungi Dimas dan menanyakan hasil tes yang mereka lakukan. Dimas tidak mengatakan hasilnya secara detail, namun Dokter tampan itu mengatakan kalau hasilnya sudah Ia berikan pada suaminya.
" Sayang, kamu kenapa. Apa aku melakukan salah padamu. " Tanya Erlangga yang langsung cemas melihat raut wajah Istrinya.
Kanaya menggeleng pelan, Ia mencoba mengatur emosinya agar tidak terjadi perdebatan di antara mereka.
" Tidak apa apa sayang, Aku hanya rindu ingin punya momongan. Aku ingin ada benih yang tumbuh di rahim ini, Aku ingin jadi Istri yang sempurna. Bisa hamil dan melahirkan, bisa memberi kebahagiaan di rumah ini. " Jawab Kanaya kemudian
Akhirnya cairan bening jatuh juga dari sudut matanya, Ia tak mampu lagi menahan agar tidak turun.
" Husttt sayang, jangan menangis. Please, kamu kan tau kalau Mas tidak suka melihatmu menangis, lalu kenapa kamu menangis lagi sayang. " Erlangga menarik tubuh Istrinya mendekapnya dalam pelukan.
Ia segera mengusap air matanya yang juga tiba-tiba jatuh tanpa bisa di komando, Ia takut Istrinya melihatnya dan semakin curiga padanya.
" Ya Tuhan, kenapa Engkau uji kami dengan ujian yang begitu berat seperti saat ini. Hamba tidak tega melihatnya sakit hati, apalagi kalau sampai Ia tahu bahwa rahim nyalah yang bermasalah. Ya Tuhan, ampunilah dosa kami kalau dosa itu yang menjadi penghambat rezeki besar yang Engkau turunkan untuk kami dan sekiranya Engkau berkenan, hembuskanlah roh Suci di dalam rahim Istri tercinta hamba ini. Hamba tau tidak ada yang tidak mungkin kalau Engkau sudah berkehendak, hamba rela umur hamba berkurang asalkan Engkau menghadirkan kebahagiaan untuk kedua wanita yang Hamba cintai ini, Hamba mohon Ya Allah. " Jerit Erlangga dalam hati.
Ia benar-benar berharap ada keajaiban yang di berikan sang pemilik kehidupan kepada mereka saat ini, agar Ia selalu bisa melihat senyum kebahagiaan di wajah kedua wanita yang sangat Ia sayangi itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Al^Grizzly🐨
hahh..aneh ya..sampai 10 tahun belum ada tanda hamil...ngapain saja selama 10 tahun itu?
kalau sibuk kerja...kan ada waktu libur buat anak...keluarga itu punya batas waktu dalam menanti kehamilan istri...seperti nnti 5 tahun baru mau punya anak...hal yg aneh..sudah 10 tahun belum punya anak...hmmm..terserah authornya.
2024-05-04
0
𝐀⃝🥀🦆͜͡𝐓𝐑𝐈'ᴳ🤎ᴳ𝐑᭄ˢ⍣⃟ₛ👻ᴸ
jujur lebih baik daripada nanti ada kesalahpahaman ...Erlangga pasti g tega mau bilang hasilnya tidak bagus ke Kanaya
2024-01-24
1
🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸
katakan dengan sejujurnya saja biar kanaya juga tau kondisi dirinya saat ini
2024-01-22
0