Terpaksa Menikah Karena Salah Paham

Sudah dua minggu ini hari-hari andini berlalu dengan tidak tenang dan selalu dalam kerinduan kepada ayah nya. Ia tinggal bertetanggaan dengan orangtuanya, tapi ia tidak bisa bertemu walau sebentar saja.

tapi masih untung Ibu Annis bisa menemui nya secara dian-diam, contoh nya seperti saat ini.

"Ibu mohon Nak!, tolong temui lah Ayah mu, " ucap Ibu Annis memohon pada putrinya.

"Andini takun buk, Ayah kembali menolak kedatangan Andini, " balas nya.

Bukan nya Andini tidak mau tapi beberapa hari yang lalu, ia sudah mendatangi Ayah nya, dan dia pun di tolak.

Jangan kan bicara melihat dia saja Ayahnya pun tidak mau. jadi Andini takut bila ingin datang lagi.

Dengan hati yang kecewa, Ibu Annis pun pulang, ibu meninggal kan rumah itu kembali pulang ke rumah nya.

"Apa tidak kamu coba saja lagi!, " ucap Kaizal memberi saran.

"Aku takut Ayah kembali menolak ku, " balas Andini, tapi dalam hati nya dia sangat ingin mencoba nya lagi.

"Tapi kan, sebentar lagi adik mu akan menikah apa kau tidak ingin menghadiri pernikahan nya, " lanjut Kaizal lagi tetap membujuk Andini.

"Gak kai, " ucap nya menolak.

"Terserah kau saja lah. ucap nya membiar kan apa mau Andini.

"Sudah aku pergi dulu ya, " pamit Kaizal, berpamitan, mbuat Andini merasa heran.

"Memang nya, kau mau kemana?, " tanya Andini pula, membuatvKaizal menghentikan langkah nya.

"Aku Tidak kemana-mana!, hanya jalan-jalan saja, " jawab nya cuek, setelah itu ia melanjutkan langgkah nya.

"Memangnya dia mau kemana malam-malan begini, " ucap nya bicara sendiri.

"Ah biarkan saja lah, " ucap nya lagi tidak ambil puing.

"Bagai mana? apa semua nya baik-baik saja?, " tanya Kaizal pada seseorang.

"Semua nya baik tuan!, kecuali satu, " jawab Derkan Asisten sekaligus kepercayaan Kaizal.

"Apa maksud mu kecuali?, " tanya Kaizal lagi.

"Ahir-ahir ini, nona di ikuti oleh orang suruhan Tuan besar tuan, " jawab Derkan.

Kaizal berpikir sejenak lalu ia kembali bertanya pada Derkan?. " Apa dia berniat mencelakai instri ku. "

"Tidak tuan!, mereka hanya mengikuti nya saja, " jawab Daren, apa adanya.

Kalau gitu biar kan saja!, tapi ingat tetap perhatikan jangan sampai Andini kenapa-napa" lanjut nya, memerintahkan asisten nya.

"Baik tuan, " patuh Daren.

Selesai menemui Asisten nya, Kaizal bergi kesuatu tenpat. Di perjalanan ia singgah di minimarket untuk membeli beberapa sembako.

Setelah selesai, Kaizal kembali melanjutkan perjalanan nya, hanya beberapa menit saja ia sudah tiba di tempat tujuan nya.

Tok tok tok

Kaizal mengetok pintu nya, tak berapa lama keluar lah wanita paruh baya yang bernama Bik Darsih.

"Aden, mari den masuk, " ajak wanita itu.

"Tidak Bik!, aku hanya mengantarkan ini, " balas Kaizal, memolak ajakan wanita paruh baya itu.

"Terima kasih Den, " Wanita itu menerima pemberian Kaizal, lalu menatap nya.

"Kalau Aden masih membenci Bibik!, Aden tidak perlu lagi membelikan bibik belanjaan seperti ini, dan mengirim kan bibik uang, " ucap wanita paruh baya itu menatap Kaizal sedih.

"Lalu, kalau aku tidak memberikan nya pada Bibik,! siapa yang lagi yang memberikan nya, " balas nya.

Sebenarnya ia membenci Wanita itu, tapi entah mengapa ia tidak bisa mengabaikan nya. Terlebih lagi saat ia mengingat, wanita itulah yang merawat dan membesarkan nya.

"Sebenarnya, aku juga mau nya begitu Bik!, tapi aku tidak bisa!, apa lagi saat aku merindukan Mami!, aku selalu teringat Bibik, " balas nya tak kalah sedih.

"Lalu, mengapa Aden tidak bisa memaafkan Bibik?, " tanya Bik Darsih.

Kaizal diam, ia tidak tau harus menjawab apa, jujur ia memang membenci Bik Darsihi, saat ia mengingat kejadian itu, tapi ia disisi lain ia juga menyayangi Bik Darsih, karna dari dulu Bik Darsih lah yang merawat nya ya walaupun Mami nya juga merewat nya.

"Sudah lah Bik, aku pamit dulu, " ucap nya pamit, tidak jadi menjawab pertanyaan Bik Darsih.

Samoai di mobil nya, Kaizal kangsung melaju dengan cepat. Ia pun langsung menuju klup malam.

Sampai di klup. Ia hanya diam di dalam mobil nya, entah mengapa ia ragu saatningin keluar, Sampai tiba-tiba ia teringat pada Andini. Lalu ia menjalankan mobil nya memutar balik pulang kerumah nya.

Kaizal kembali melaju dengan ke cepatan tingi. Tak berapa lama ia pun sampai di rumah nya, keluar dari mobil, ia langsung masuk kedalam rumah.

Cklek

Suara pintu yang terbuka.

Andini yang mendengar suara pintunya terbuka pun menoleh. Melihat Suami nya masuk ia pun mengurung kan niat mya yang ingin tidur, lalu kembali duduk.

"Kaizal ada apa?, ada apa kau masuk kekamar ku?, " tanya Andini heran melihat Suami nya.

Tanpa menjawab, Kaizal langsung mendekati Istri nya, lalu memeluk nya.

Entah mengapa, setelah memeluk Andini, Kaizal merasa tenamg, semua kesedihan dan ke marahan nya hilang.

"Ada apa Kai, " tanya Andini lagi.

"Tidak ada, aku hanya ingin memelukmu, " jawab nya tidak mau jujur.

Ahir nya Andini membiarkan saja Kaizal memeluk nya, karna dari cara Kaizal memeluknya Andini sudah tau kalau Suaminya itu pasti ada masalah, hanya tidak mau saja bercerita padanya.

Setelah merasa tenang Kaizal melepaskan pelukan nya. Ia menatap Andini sementar.

"Makasih, " ucap nya, setelah itu ia keluar dari kamar Andini.

"Dia kenapa sih, " gumam Andini melihatbpunggung Kaizal yang berjalan keluar dari kamar nya.

"Huh!

Kaizal membuang besar nafas nya, lalu memegang jantung nya yang sudah deg-degan.

"Apa yang kau lakukan Kaizal?, " tanyanya pada dirinya sendiri, lalu ia berjalan menjauh dari kamar Andini.

Di rumah Ayah Raja.

"Yah, Ibuk mohon, tolong maafkan lah dia, dan berikan lah dia maaf mu agar dia bisa datang ke pernikahan Adik nya, " ucap ibu Annis , meminta pada suami nya,

"Tidak bisa Buk, apa kau tidak lihat dia sudah mencoreng nama baik. jawab Ayah Raja.

"Tapi dia sudah menjelaskan nya, kalau itu semua hanya salah paham, " balas ibu Annis, mengingat kan Suami Nya.

Ayah Raja terdiam, mendengar ucapan istrinya, karna Andini dan Kaizal memang sudah datang menemui nya, dan menjelaskan semuanya.

Tapi tetap saja ia tak mau menerima permintaan maaf dari putri dan menantu nya.

"Apa hanya karna malu!, Ayah rela kehilangan Anak sendiri!, ingat kita cuma punya dua anak, " tegas Ibu Annis sedikit membentak, ia mengingat kan suami nya.

"Itu dulu, sekarang hanya satu!, " ucap Ayah tak kalah tegas, balik membentak istrinya.

Ayah menatap Ibu Annis dengan tajam, karna ia tidak suka dengan ucapan istrinya.

Ibu Annis yang mendapat tatapan dari Suaminya pun menunduk. sejujurnya ia tidak berani bicara seperti itu bada suami nya, tapi entah mengapa kali ini ia mendapat keberanian, bicara begitu pada suami nya.

Tolong dukung krya mak ya 🙏🙏🙏🙏

Seperti like komen favorit dan vote nya 🙏🙏🙏😘😘😘

Love you 💞💞💞💞💓💓💓💓💓💓💓💓