Menyesal?
Itulah yang dirasakan oleh Denis Arkana pria berumur 27 tahun yang menjabat sebagai CEO di perusahaan nomor 1 di Asia.
Tapi itu semua hanya tinggal nama saja karena baru saja dikhianati oleh sahabat dan kekasihnya sendiri. Apa lagi ia dituduh sebagai tersangka pembunuh ibu kandungnya sendiri dan dijatuhi hukuman mati.
Denis sangat menyesal saat akan menjalani hukuman mati mengingat kelakuannya selama ini karena sudah durhaka kepads ibunya. Jika saja ia diberi kesempatan kedua maka ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatam itu.
Apakah ia akan diberi kesempatan kedua untuk mengubah takdirnya?? Ikuti kisah penuh konfliknya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HeavenGirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAD | BAB 10
Sandro dan Arsen menelan saliva dengan susah mendengar ucapan Denis barusan. Ucapannya itu bermakna jangan ikut campur urusan pribadiku jika kalian masih ingin hidup.
Keduanya diam tak ada yang berani berbicara lagi takut membuat Denis semakin emosi, apa lagi mereka tahu kalau Denis paling tidak suka dengan yang namanya keributan.
"Buat janji dengan pemilik bangunan besok" ucap Denis setelah beberapa saat.
"Bukannya lusa bos?" tanya Sandro.
"No. Aku ingin besok bertemu dengan pemilik bangunan lokasi keempat" tegas Denis tak mau dibantah.
"Oke bos" jawab Sandro menyanggupi permintaan Denis.
Denis tak berkata apa-apa dan segera berlalu pergi meninggalkan sandro dan Arsen yang melihatnya dengan diam tak berani bertanya.
"Bocah mata empat aku pulang dulu ya" ucap Sandro.
"Kamu pulang dengan apa?" tanya Arsen.
"Motor. Kenapa mau nebeng?" tanya Sandro dengan selidik.
"Kalau boleh" jawab Arsen sambil terkekeh menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ckk!! Katanya owner tapi masa tidak bawa kendaraan" ketus Sandro dengan sinis.
"Motor aku mogok tadi pagi jadi aku tidak pakai" jelas Arsen memberitahu alasannya.
"Ya sudah ayo cepat sebelum aku tinggalin kamu" dengus Sandro sambil berlalu keluar.
Arsen dengan cepat mengambil tas kuliahnya tak lupa mematikan lampu dan mengunci pintu ruang kerjanya. Sedangkan cafenya sudah ditutup oleh karyawannya menyisakan pintu utama yang belum dikunci.
~ Rumah Arkana ~
Setibanya di rumah Denis bergegas masuk ke dalam rumah dan disambut oleh Amira yang masih menunggunya di ruang tengah.
"Kamu sudah pulang nak" ucap Amira dengan suara lembut.
"Kenapa mama belum tidur?" tanya Denis.
"Mama nungguin kamu nak. Takutnya kamu pulang butuh sesuatu" ucap Amira sambil tersenyum manis.
#Flashback On
Brak.............
Bunyi pintu yang terbuka dengan kasar membuat Amira terjaga dari tidurnya, saat Denis datang dan menendang pintu dengan kuat hingga lobang.
"Deni.......s" lirih Amira dengan tubuh bergetar.
"Bagus ya kamu enak-enakan tidur dan tidak menyiapkan makan malam buatku!" bentak Denis dengan suara tinggi.
"Mama sudah membuatkan makan malam untukmu Denis" ucap Amira dengan cepat.
"Hey wanita tua! Apa kamu pikir aku bisa makan makanan dingin kamu itu?" tanya Denis dengan suara tinggi.
"Maafkan mam......a nak. Mama hangatkan dulu ya makanannya" lirih Amira dengan tubuh bergetar.
"Cepat sana jangan pakai lama. Kamu mau buat aku mati kelaparan" teriak Denis.
Amira segera pergi ke dapur dan memanaskan makan malam buat Denis sebelum anaknya kembali marah. Selesai menghangatkan makan malam Amira segera menghidangkan di meja makan.
Dengan tak tahu terima kasih Denis memakan makanan itu dengan lahap, tak perduli dengan mamanya yang berdiri di sampingnya sedari tadi.
"Mulai sekarang kamu dilarang tidur sebelum aku pulang" perintah Denis dengan tatapan tajam.
"Baik nak" jawab Amira dengan patuh.
"Awas kalau aku pulang kamu sudah tidur. Aku tidak akan segan-segan mengunci kamu dikamar mandi" ancam Denis sambil berlalu pergi dari meja makan.
#Flashback off
Denis mengingat kembali ucapan yang pernah ia lontarkan kepada sang mama dan dari situ ia tahu, kalau selama ini Amira tidak akan tidur sebelum dia pulang.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
"Mulai detik ini mama jangan nungguin aku pulang lagi" ucap Denis setelah beberapa saat terdiam.
"Kenapa?" tanya Amira dengan bingung.
"Aku tahu mama capek seharian dan butuh istirahat yang cukup buat kerja besok. Aku tidak ingin mama sampai jatuh sakit, karena nahan lelah dan ngantuk nungguin aku pulang setiap malam" papar Denis sambil memeluk Amira.
Tes..............
Air mata Amira jatuh saat mendengar ucapan anaknya yang memikirkan dirinya. Padahal selama ini Denis tidak pernah memikirkannya lagi saat ia duduk di bangku SMP.
"Terima kasih.........hiks hiks hiks.........mama sangat menyayangimu nak" ucap Amira sambil menangis sesegukan.
Denis memeluk mamanya membiarkan Amira menangis dalam pelukannya. Air matanya yang sempat jatuh buru-buru ia hapus agar Amira tak tahu jika ia juga sedang menangis.
Setelah beberapa saat Amira segera pergi ke kamarnya untuk beristirahat, karena waktu sudah menunjukkan pukul 24:00 tepat.
Sedangkan Denis ia berdiri didepan jendela kamarnya, sambil menatap pemandangan malam diluar sana menikmati udara malam yang sangat dingin malam ini.
Denis mengingat semua kejadian yang terjadi di kehidupan sebelumnya dan ia mulai merencanakan perubahan hidupnya dengan ingatan masa depan yang masih ia ingat.
"Aku harus dapat tanah dan bangunan itu besok bagaimana pun caranya karena lokasi tempat itu akan sangat strategis untuk membangun perusahaan disana" ucap Denis yang tahu jika 3 tahun lagi lokasi itu akan bernilai fantastik.
Ia masih ingat jika didekat lokasi bangunan itu akan dibangun mall terbesar di Jakarta dimana pusat perbelanjaan terbesar di Asia akan dibangun disana.
"Jika prediksi aku tidak salah maka perusahaan yang akan aku bangun akan semakin dikenal orang karena lokasinya yang sangat strategis" gumam Denis.
Denis berniat akan membangun perusahaan investasi dengan uang yang selama ini ia simpan. Dan saat usahanya sudah berjalan maka ia akan merambat ke dunia konstruksi.
Semua rencana untuk masa depannya sudah ia siapkan dengan rapi dan terstruktur dalam otaknya. Beruntung dia memiliki kecerdasan rata-rata dalam dunia bisnis dan investasi.
~ As Cafe ~
Sesuai keinginan Denis kemarin, akhirnya hari ia ia bertemu dengan pemilik bangunan di lokasi keempat di cafe milik Arsen.
Denis ditemani oleh Arsen dan Sandro menemui pemilik bangunan yang akan mereka beli yaitu Arif Handoko bersama putranya.
"Aku tidak menyangka jika mantan ketua geng Ular Cobra ingin membeli bangunanku" ucap Arif dengan suara tegas.
Meski Arif Handoko hanya seorang pengusaha kuliner, tapi ia sangat mengetahui sosok di depannya yang sedang berpangku kaki dan menatapnya dengan tatapan dingin dan tajam.
"Ternyata aku sangat populer ya" ucap Denis sambil tersenyum menyeringai.
Arsen melotot mendengar ucapan Denis barusan karena yang ia tahu kalau Denis itu sangat terkenal dengan kekejamannya membantai musuh-musuhnya, apa lagi ia dikenal ketua geng termuda saat itu.
"Jadi apa bisa kita mulai dengan pembicaraan kita" potong Rangga anak Arif Handoko yang sedari tadi diam.
"Silahkan" ucap Denis dengan suara dingin.
Denis lalu berbicara mengenai bangunan milik Arif Handoko yang ingin ia beli. Arif sendiri tidak keberatan siapa saja yang membeli bangunan itu asalkan harga yang ia tawarkan bisa diterima oleh pembeli.
"Deal" ucap Denis dan Arif serentak sambil berjabat tangan.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Akhirnya setelah 2 jam membahas pembelian bangunan itu keduanya sama-sama menemukan kesepakatan yang saling menguntungkan.
Denis berhasil mendapatkan bangunan dan tanah itu dengan harga normal di pasaran dan yang pasti semua surat-surat bangunan dan tanah itu lengkap dan legal.
"Kalau begitu besok kita ketemu di kantor pengacaraku untuk menandatangani perjanjian balik nama tuan Arkana" ucap Rangga dengan sopan.
"Baik tuan muda Handoko kami akan ke sana besok" balas Denis dengan suara dingin.
"Baiklah. Kalau begitu kami pamit undur diri tuan Arkana" ucap Arif dengan suara berwibawa.
"Iya tuan Handoko"
Sandro lalu mengantar Arif Handoko bersama putranya menuju ke depan cafe. Sedangkan Denis ia tersenyum sangat tipis karena berhasil mendapatkan apa yang ia mau.
Akhirnya satu persatu rencanaku akan dimulai, batin Denis sambil tersenyum smirk.
"Bos" panggil Arsen.
"Arsen kamu cari data mengenai perusahaan pinjaman yang terkenal saat ini" perintah Denis dengan suara dingin.
"Apa hanya di kota ini atau juga di kota lain bos?" tanya Arsen.
"Sortir semua perusahaan pinjaman di Indonesia dari yang terbesar hingga terkecil. Pisahkan perusahaan yang tidak mempunyai nilai investasi yang baik dengan perusahaan yang punya nilai investasi buruk" papar Denis menjelaskan.
"Baik bos"
Tak berselang lama Sandro kembali masuk ke dalam ruang kerja Arsen dengan napas ngos-ngosan, karena berlari dari bawah sana.
"Bo......s" panggil Sandro dengan napas satu-satu.
"Heemm" deham Denis sambil menatap Sandro dengan tatapan tajam.
"Dibawah ada Kenzo bersama anggota yang yang lain mencari bos"
"Akhirnya kamu datang juga! Hehehe" ucap Denis sambil terkekeh.
Denis berlalu pergi diikuti Sandro dan Arsen yang penasaran apa yang akan dikatakan Kenzo dibawah sana.
Sampai dibawah Ketiganya bergegas menuju meja Kenzo yang berada paling ujung jauh dari para pengunjung cafe.
"Dude apa kabar" ucap Kenzo sambil memeluk Denis dengan akrab seakan sudah lama mereka tak bertemu.
Ckk!! Manusia rubah kamu Kenzo, batin Sandro dengan tatapan tajam melihat Kenzo.
"Jadi ternyata benar gosip yang anak-anak bilang kalau kamu punya teman baru dude" ucap Kenzo sambil tersenyum smirk melihat ke belakang Denis.
"Memangnya ada yang salah jika aku berteman dengan dia" balas Denis dengan suara dingin dengan tatapan datar.
"Tidak dude. Aku hanya penasaran saja kenapa kamu mau berteman dengan si cupu itu"
"ARSEN! Namanya Arsen bukan si cupu" potong Sandro dengan tatapan tajam dan suara tegas.
"Oh ternyata Sandro juga ikut bersamamu ya dude" ejek Kenzo sambil menatap Sandro dengan sinis.
Sandro mengepal kedua tangannya, ingin sekali menghajar wajah pas-pasan Kenzo yang tidak bisa ditandingi dengan wajah tampan milik Denis tapi ia tahan.
"Ada apa kamu mencariku?" tanya Denis mengalihkan pembicaraan sambil duduk berpangku kaki di seberang meja.
"Ada seseorang yang ingin berkenalan denganmu dude. Jadi aku dengan baik hati membantunya untuk bertemu denganmu dude" ucap Kenzo dengan percaya diri.
"Aku tahu kamu pasti menyukainya" tambahnya lagi.
Tak............tak........tak...............
Bunyi heels bergema membuat Sandro dan lainnya menoleh ke arah suara dan melihat seorang model yang terkenal saat ini sedang menuju ke arah mereka.
Jangan bilang ini maksud bos semalam, batin Sandro dengan kaget sambil menatap Denis.
Denis sendiri terkekeh melihat raut wajah Sandro yang sudah bisa menebak ucapannya semalam, mengenai Kenzo dan apa yang akan ia lakukan saat ini.
"Damt it! Berengsek kamu Kenzo bisanya memakai cara kotor seperti itu" gumam Sandro dengan mata berkilat tajam ingin membunuh Kenzo.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
To be continue.............
sekali dikeluarkan dr maxssimo family, maka selamanya bgtu