NovelToon NovelToon
Reinkarnasi: Istri Sempurna Sang CEO

Reinkarnasi: Istri Sempurna Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Obsesi / Pelakor jahat
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Julie0813

Di kehidupan sebelumnya, Nayla hidup dalam belenggu Adrian.
Tak ada kebebasan. Tak ada kebahagiaan.
Ia dipaksa menggugurkan kandungannya, lalu dipaksa mendonorkan ginjalnya kepada saudari kembarnya sendiri—Kayla.
Ia meninggal di atas meja operasi, bersimbah darah, dengan mata terbuka penuh penyesalan.

Namun takdir memberinya kesempatan kedua.
Di kehidupan ini, Nayla bersumpah: ia tidak akan jatuh di lubang yang sama.
Ia akan membuka topeng dua manusia berhati busuk—mantan kekasih dan saudari tercintanya.

Namun kali ini... apakah ia bisa menang?
Atau akan ada harga baru yang harus ia bayar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julie0813, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4: Aku Ingin Pergi ke Sekolah

Pintu mobil didorong terbuka dari dalam.

Adrian turun dengan ekspresi dingin yang seperti biasa.

Kancing kemeja putihnya terbuka dua, jas hitam tergantung santai di lengannya yang kekar.

Seorang kepala pelayan segera menyambut, mengambil jas dari lengannya dengan sikap hormat, lalu mengikuti langkahnya menuju ruang tamu.

"Bagaimana keadaannya?"

Suara Adrian tenang, tapi jelas ditujukan untuk Nayla.

"Nona Nayla sejak pagi hanya berada di kamar. Tidak keluar sama sekali," jawab kepala pelayan hati-hati.

"Tidak makan?" Dahi Adrian mengerut.

"Hanya makan sedikit."

"Baik. Kau boleh pergi."

"Ya, Tuan."

Mendengar bahwa Nayla hanya makan sedikit, ekspresi Adrian berubah muram.

Dia tahu Nayla memang punya masalah lambung sejak dulu, dan kondisi seperti ini jelas tidak boleh dibiarkan.

Dengan langkah panjang, Adrian berbalik hendak naik ke lantai dua.

Namun, di saat dia baru mengangkat kepala——

Dia melihat sosok bergaun putih di ujung tangga.

Nayla berdiri di depan anak tangga paling atas.

Jarak mereka hanya terpisah sepuluh anak tangga.

Yang membuat Adrian tertegun adalah——Nayla yang hari ini,berbeda.

Penampilannya kembali rapi seperti dulu.

Raut wajahnya pun tidak lagi terlihat lelah atau kusam.

"Turun dan makan," perintah Adrian.

Namun suaranya terdengar agak serak.

Nayla tak menjawab. Dia hanya menuruti. Melangkahkan kaki perlahan, menuruni satu per satu anak tangga.

Adrian tetap berdiri di tempat. Tatapannya tak lepas dari wajah Nayla.

Hari ini, Nayla terlihat lebih segar. Wajahnya cerah dan manis.

Gaun putih Chanel keluaran terbaru yang melekat di tubuhnya berkilau di bawah cahaya.

Kulitnya putih seperti salju, penampilannya memukau.

Saat langkah terakhir menjejak lantai, Nayla berhenti tepat di depan Adrian.

Dia berpura-pura terkejut, lalu menatap matanya sambil berkata pelan,

"Kenapa? Ada yang aneh?"

Adrian tak menjawab, hanya menatapnya dalam diam.

Nayla menundukkan kepala dengan ekspresi sedikit malu.

"Aku hari ini nggak pakai makeup... kelihatannya aneh, ya?"

Para pembantu yang berada tak jauh dari sana hampir menjatuhkan dagu mereka.

Sejak kemunculan Nayla di atas tangga hingga sekarang, mereka semua menahan diri untuk tidak berbisik-bisik——

Tapi dalam hati mereka gempar bukan main.

Selama ini, beberapa pembantu muda yang menyukai Tuan Adrian merasa Nayla sama sekali tidak pantas berada di sisinya.

Dengan wajah aneh dan gaya berantakan, bagaimana mungkin Nona Nayla pantas menjadi istri Tuan Adrian?

Tapi hari ini…

Nayla turun dengan wajah polos tanpa riasan, dan penampilannya——

Para pembantu: "......"

Ternyata, Nona Nayla bukanlah gadis yang jelek.

Masalahnya hanyalah satu—selera rias dan gayanya benar-benar buruk.

Sementara gadis lain menggunakan makeup untuk mempercantik diri, Nayla justru menggunakan riasan yang memperburuk penampilannya.

Alih-alih menonjolkan kecantikannya, dia malah menyembunyikannya di balik warna-warna yang tak cocok dan gaya yang kacau.

Kini, saat para pelayan melihat wajah Nayla tanpa riasan apa pun, mereka terdiam.

Kulit wajahnya putih bersih, pipinya tampak bersemu merah muda seperti gadis pemalu.

Wajahnya terlihat lembut, manis, dan begitu mudah membuat orang ingin lebih dekat dengannya.

"Makan."

Adrian akhirnya mengalihkan tatapannya, lalu berkata dingin kepada Nayla.

"Iya," jawab Nayla dengan suara pelan.

Dia melangkah kecil menuju meja makan, matanya tenang namun menyimpan sedikit kilatan licik yang nyaris tak terlihat.

Di meja makan, Adrian mulai mengambilkan makanan untuk Nayla.

Kebanyakan daging, hanya sesekali diselingi sayur.

Nayla menatap mangkuknya yang isinya perlahan menumpuk seperti gunung kecil.

Dalam hati, dia mengeluh berkali-kali. Dia memang tidak terlalu suka makan daging,tetapi karena makanan itu diberikan langsung oleh Adrian, dia tidak berani menolak.

Akhirnya dia pun makan dengan terpaksa, tetap berpura-pura seolah menyukainya.

Di kehidupan keduanya ini, pandangan Nayla mulai berubah sedikit demi sedikit.

Kalau dilihat dari sudut pandang baru, Adrian sebenarnya bukan pria yang benar-benar jahat.

Dia memang punya perasaan terhadap Nayla—hanya saja caranya menyampaikan itu… sangat salah.

Kesalahan itulah yang menyebabkan Nayla merasakan penderitaan tanpa akhir di kehidupan sebelumnya.

Itulah sebabnya, dulu Nayla tidak pernah benar-benar bertanya pada dirinya sendiri:

"Apakah aku pernah mencintai Adrian?"

Di kehidupan itu, Nayla terlalu sibuk mengejar cinta pertamanya—Rayyan.

Perhatiannya hanya tertuju pada pria lain, tanpa pernah menyadari siapa yang benar-benar peduli padanya.

Kini, Nayla dengan tenang menghabiskan semua makanan di mangkuknya.

Saat ia mengangkat kepala, dia melihat wajah Adrian menunjukkan sedikit ekspresi puas.

Dia memberanikan diri menatapnya, lalu bertanya pelan:

"Bolehkah aku meminta sesuatu darimu?"

Adrian meletakkan sumpitnya dan menatapnya tajam.

Dia tidak bicara, tapi memberi isyarat agar Nayla melanjutkan.

"Aku... aku ingin pergi ke kampus. Aku ingin kuliah."

Begitu kata-kata itu keluar dari mulutnya, jantung Nayla langsung berdebar kencang.

Meskipun ini kehidupan kedua, dia tetap tidak bisa bersikap santai di hadapan Adrian.

Dia masih takut.

Takut Adrian akan langsung menolak.

Dan saat ini, Nayla belum punya kekuatan untuk melawan.

"Nayla."

Suara Adrian terdengar rendah namun penuh tekanan.

Dia perlahan berdiri dari kursinya, lalu mencondongkan tubuh ke arah Nayla melewati meja makan.

Tangan kirinya terulur, mencengkeram dagu Nayla dengan gerakan yang tegas.

Tatapannya dingin—dan cukup untuk membuat tubuh Nayla menegang tanpa sadar.

1
Duwie Sartika
ni orang suruhannya ga bener...
Aisyah Binti Eddie
susah move on ih...aku suka banget baca kalo bisa mampir di novelku yok aku takut ada kesalahan gpp aku gak paksa
Legato Bluesummers
Ngga bisa move on!
Jul: Makasih udah baca dan komen ya! 🥹🫶🫶🫶Tenang aja, update segera datang 💪😉
total 1 replies
Alea Thya
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
Jul: Terima kasih yaa! Komentarnya bikin aku semangat nulis lagi 😍
Doain aja semoga inspirasinya nggak kabur, biar bisa update cepet~🫶🫶🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!