Selena datang terlambat pada hari pertama masuk sekolah, Selena bertemu dengan ketos, Selena meminta ketos itu untuk tidak menghukum Selena. Selena bisa bernafas lega, karena terbebas dengan mudah. Tapi semua bayangan selena hancur ketika nama selena dipanggil menggunakan speaker sekolah. Cerita Selena pun dimula
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dreamalfs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
Selena menggeleng tidak setuju. “Selena gak mau Bun.” dengan jelas Selena menolak untuk bertemu dengan keluarga Alexander.
“Harus mau!” tegas Bunda Selena.
Karena kesal dengan Bundanya serta kakaknya, Selena pergi dengan menghentak hentakan kakinya. Selena membuka pintu kamarnya. Selena langsung merebahkan tubuhnya dikasur empuk miliknya.
Selena membuka ponselnya, Selena mengecek apakah ada pesan masuk kedalam ponselnya. Ternyata diponselnya masih banyak pesan yang belum dibaca Selena.
Selena membuka pesannnya kepada Auzi
Selena: Auzi gue mau minta saran
Auzi: Apa?
Selena: Tapi lo jangan kaget.
Auzi: Emang apaan dah?
Selena: Cara kabur dari rumah itu gimana Zi?
Auzi: What! jangan ngadi ngadi lo
Auzi: Kenapa mau kabur dari rumah? Selena gomesh?
Selena: Bisa bisanya lo bercanda diwaktu yang gak tepat begini
Auzi: Kok bernada sih?
Auzi: Cerita dengan runtut dan jelas dong, cerita sini cerita.
Selena: Gue mau dijodohin
Selena: Disaat umur gue aja masih 16 Tahun.
Selena: Gimana dong?
Auzi: Ha! Kok bisa?
Auzi: Dijodohin sama om om? atau sama siapa?
Selena: Kalo gue dijodohin sama om om mending gue pergi aja langsung dari rumah
Auzi: Jadi dijodohin sama siapa Selena Gomesh?
Selena: Sama salah satu kakel dari sekolah kita.
Auzi: gak apa apa lah kalo sama sepantara
Selena: Gak apa apa gimana? gue mau dijodohin zi
Auzi: Iya tau, dijodohin doang gak apa apa kan?
Auzi: Selagi itu bukan om om
Selena: Ih tapi kan, ah sudahlah gak ada perubahannya kalau masih ngechat lo
Auzi: Yaudah.
Selena meletakan ponselnya disamping tubuhnya, Selena sedikit kecewa dengan balasan Auzi.
“Pendapat lo bikin gue bisa gila zi.” gumam Selena.
Selena membalikan tubuhnya, “Tau ah harus bagaimana lagi aku?”
Belum selesai memikirkan cara agar tidak dijodohkan, pintu kamar Auzi sudah diketuk dari luar. Selena langsung melihat kearah jam dinding, ternyata waktunya sudah dekat sekali dengan waktu perjodohan.
“Lena itu pangeran lo udah dateng sama keluarganya.” suara kakak laki laki Selena terdegar begitu keras.
Selena langsung bangun, Selena mengusap kasar rambutnya “aduh gimana nih?” gumam Selena merasa tertekan. Selena muter muter dikamarnya, karena sedang berpikiran bagaimana caranya menghindari perjodohan ini.
Tiba tiba Selena berpikiran untuk keluar melalui jendela kamarnya. Selena langsung mendekat kearah jendela, Selena membuka jendela. Selena menatap kearah bawah, sebenarnya didalam hati Selena merasa takut kalau nanti Selena terjun dan tulangnya patah bagaimana?. Tapi kalau gak kabur Selena pasti merasa awkard dengan Viano, ‘tidak tidak gue harus terjun.’ batin Selena.
Selena melangkahkan satu kakinya keluar kejendela. Selena turun dari pavilion dulu. Setelah dirasa tidak terlalu tinggi dari tanah Selena langsung terjun bebas.
“Semoga gak apa apa deh.” gumam Selena dan langsung meloncat dari pavilion.
Bagas sudah membuka pintu kamar Selena, Bagas yang melihat jendela kamar Selena terbuka dan tidak ada raga Selena langsung panik.
“Selena jangan kabur lo!” teriak Bagas.
Lena yang sudah mendarat ketanah, merasa kesakitan dibagian pinggangnya, Lena tidak akan melakukan seperti ini, cukup kali ini, Selena sudah trauma.
“Aduh sakit ya?” tiba tiba dari arah belakang tubuh Selena terdengar suara yang cukup familiar ditelinga Selena.
‘Kayak kenal suara itu.’ batin Selena.
Suara itu sangat familiar sekali ditelinga Selena, Selena menengok kebelakang memastikan sesuatu. Dibelakang tubuh Selena sudah ada tubuh tegap milik Viano. Viano menatap heran Selena.
“Mau kabur?” Viano to the point sekali.
Otak Selena masih ngehank, dan dengan polosnya Selena mengangguk menjawab pertanyaan Viano. Viano menatap Selena semakin tajam, Bagas datang dari arah belakang dan segera membantu Selena untuk berdiri sekaligus mengomeli Selena.
“Lo langsung kena azab nih, gak pernah nepatin janji sih. Mau jadi kaya Vania?” tanya Bagas dengan nada sedikit kesal.
Ekspresi Selena yang sudah kesal dengan kedatangan Bagas langsung berubah menjadi sangat kesal, nama yang tidak mau didengar Selena tiba tiba mencuat begitu saja.
Disana Viano bingung, bukannya Vania itu nama kepanjangan dari Selena? atau jangan jangan ada yang disembunyiin keluarga yang akan menjadi keluarganya Viano juga?.
“Jangan nyebut nama itu didepan gue lagi!” Selena sudah kesal sekali.
‘Fiks ada rahasia besar yang belum gue tau.’ batin Viano.
“Elonya aja bandel, jadinya kesebutkan nama itu. udah sono masuk udah ditunggu.” perintah dari Bagas.
Selena mengusap gaun kotornya, gara gara terjun gaun yang bersih dan cantik jadi langsung berubah kotor. Selena menatap Viano dengan malas, Selena lagsung melangkah terlebih dahulu meninggalkan Viano.
Setelah sampai diruang tamu, Selena langsung memasang senyum penuh kepalsuan.
“Halo paman dan tante.” Selena menyapa dengan senyum menggembang.
Mama Viano tersenyum, “mulai sekarang jangan panggil tante. Panggil aja mama.” perintah dari mama Viano.
Selena mengangguk setuju, padahal dalam hati tidak mungkin juga Selena bakal terus memanggil mama Viano dengan sebutan mama.
Diruang tamu, juga ada papa Viano dan papa Selena yang baru pulang dari Spanyol.
‘Papa udah pulang? kenapa mama gak ngasih kabar sih?’ batin Selena menggerutu.
“Kami disini mau meminta kejelasan soal pertunangan.” ucap tuan Alexander.
Kalo dilihat lihat Alexander papa Viano, ternyata ganteng juga cool dan berwibawa banget kelihatannya.
‘Cih kejelasan, nanti juga tuh siketos jahat bakal nolak pertunangan ini.’ batin Selena sudah senang.
Selena sudah tau pasti Viano akan menolak, disekolahkan Selena tukang membuat masalah dan suka debat dengan Viano, dan pasti Viano mempunyai tipe cewek yang suka diatur karena Viano adalah ketos. Kalau Viano bertunangan dengan Selena pasti satu sekolahan akan geger.
“Saya ikut anak anak saja, kalau anak anak setuju maka akan diadakan pertunangan itu.” usul dari papa Hua.
“Gimana nak Viano?” Papa Hua bertanya.
Viano menatap Selena, tapi yang ditatap masih sibuk makan cemilan diatas meja.
“Jawab aja gak mau, kalo gak mau juga gak apa apa kok kak. Lagian malah untung.” ucap Selena.
Mendengar perkataan itu semua yang ada disana menatap Selena tajam, Papa Selena menatap putrinya dengan tajam, memberitahu Selena untuk diam saja.
Yang lain memelototi Selena tapi tidak dengan Viano, Viano tetap tenang. Viano kembali menatap Selena.
“Saya sih terima. Tapi gimana dengan Selena?” jawab Viano. Jawaban Viano itu langsung membuat Selena tersedak cemilan.
“Hah. Lu gak bercandakan!” Tanya Selena kepada Viano dengan nada sedikit membentak.
Bunda Selena langsung mengenggam tangan putrinya, “Selena yang sopan.” ucap Bunda Selena.
Selena menatap Bundanya dengan tatapan sedih, “bun tapi Selena gak mau.”
Papa Hua menatap putrinya, “Selena yang tenang.” pengucapan Papa Hua tegas.
Selena menahan emosinya, tidak mungkin Selena memberontak didepan papanya. Papanya pasti nanti akan marah besar.
\~\~\~\~\~\~\~\~
Terimakasih sudah membaca ini, walaupun mungkin gaje dan kurang menarik.
IG: griliyy